PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setiap tahun lebih dari 12 juta anak di negara berkembang meninggal dunia
menargetkan yakni tahun 2015 diharapkan angka kematian bayi adalah 23 per
1000 Kelahiran Hidup (KH) dan untuk angka kematian Balita adalah 32 per
dari program badan kesehatan dunia WHO dan UNICEF diperkenalkan tahun
anak 0-5 tahun yang masih tinggi dengan kisaran 75%-50% dari kelahiran
lainya. Dengan tujuan untuk menekan angka kesakita dan kematian anak
dan negara-negara dengan angka kematian anak 0-5 tahun yang masih tinggi
1
yakni kisaran 75%-50% dari kelahiran hidup turun menjadi 60 % - 40% dari
Indonesia yaitu 34 bayi per 1000 kelahiran hidup (KH), 400/hari atau 17/jam.
Dan Angka Kematian Balita (AKABA), yaitu 44 Balita per 1000 KH, 529/ hari
atau 22/jam. Penyebab kematian bayi 0-11 bulan disebabkan diare 31,4% dan
DBD 6,8% campak 5,8%. Kematian bayi dan Balita tesebut diatas disebabkan
Keluarga, 2011).
tahun 1996 dan Pelaksanaanya di mulai tahun 1997 dengan nama Manajemen
menjelaskan secara rinci penanganan penyakit yang banyak terjadi pada bayi
diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan
kematian bayi dan Balita serta menekan morbiditas dan mortalitas untuk
2
Hingga akhir tahun 2009, penerapan MTBS telah mencakup 33 Provinsi,
MTBS, sudah ada tenaga kesehatan terlatih tetapi sarana dan prasarana belum
siap, aplikasi ilmu tentang MTBS yang di peroleh selama pelatihan tidak
Keluarga, 2011).
Menurut data laporan rutin yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Provinsi
2010, jumlah Puskesmas yang melaksanakan MTBS hingga akhir tahun 2009
MTBS) pada minimal 60% dari jumlah kunjungan Balita sakit di Puskesmas
Maluku untuk AKB 49 per 1000 kelahiran hidup dan AKABA 71 per 1000
Barat peringkat kedua dan Sulawesi Barat pada peringkat pertama angka
kematian bayi dan Balita yang masih tinggi yaitu AKB 72 per 1000 kelahiran
hidup dan AKABA 96 per 1000 kelahiran hidup. Kematian tersebut 60%
3
dari beberapa penyakit yang menyerang bayi dan Balita (Profil Kesehatan
pada tahun 2004 di 3 Kabupaten / Kota yaitu pada Kabupaten Maluku Tengah,
hingga tahun 2011 berpariasi di tiap Kabupaten / Kota menekan anka kematian
berbatas laut Seram, Selatan berbatas laut Banda, Timur berbatas laut Arafuru,
dibatasi oleh laut. Luas wilayah + 20.656.894 km² (luas darat + 5.779.123
km². Luas laut + 14.877.771 km²), memiliki iklim laut tropis, jumlah penduduk
petani, nelayan, PNS dan swasta, terdapat 8 Kecamatan 136 Desa, 321 Dusun,
Perawat dan 40 tenaga Perawat yang telah dilatih MTBS. Program MTBS
telah diterapkan di Kabupaten Seram Bagian Timur sejak tahun 2006 (Dinas
Tahun 2005 sebelum penerapan MTBS angka kematian bayi 14 per 1000
kelahiran hidup dan angka kematian Balita 23 per 1000 kelahiran hidup,
sedangkan setelah penerapan MTBS data tahun 2011 didapat angka kematian
bayi 17 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian Balita 25 per 1000
4
terjadi peningkatan angka kematian bayi dan Balita (Dinas Kesehatan
yang masih kurang / belum merata, karena rentang kendali geografis kepulauan
yang dibatasi oleh lautan dan pulau-pulau yang sulit untuk dijangkau,
2010).
bayi dan Balita bukan saja satu jenis penyakit, tetapi sering disertai dengan
5
hampir sama. Sehingga itu membuat kesulitan bagi petugas karena harus
pelayanan pada bayi dan Balita tersebut. Oleh sebab itu perlu penanganan
manfaat yang besar, upaya pendekatan MTBS ini tergolong lengkap karena
yang sering menyebabkan kematian pada bayi dan Balita (Direktorat Jenderal
Sakit di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan, hasil yang terlihat
adalah membuat contoh case management dari sisi ruangan, alur pelayanan,
6
Penelitian Suge dkk (2009) ditemukan 83% petugas MTBS tidak
Samarinda 70% petugas MTBS tidak memberi nasehat tentang Perawatan anak
proses manajerial penerapan proses manajemen kasus MTBS, antara lain dalam
B. Rumusan Masalah
Provinsi Maluku dan lebih khusus lagi Kabupaten Seram Bagian Timur
merupakan masalah yang harus segera diatasi. Salah satu pendekatan yang
7
Dari uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan pertanyaan peneliti
Maluku”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
8
2. Bagi Puskesmas.
Hasil penelitian ini sebagai data dan bahan evaluasi serta mendapat
pelatihannya.
Hasil penelitian ini menjadi masukan dan data tambahan bagi peneliti
MTBS.