Timur Provinsi Maluku. Penyajian data dalam bentuk analisis univariat yang
31 Agustus 2012. Adapun besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini 40
Sakit (MTBS) dengan teknik total sampling rancangan penelitian survey diskriktif
yaitu data penelitian diambil dalam satu kali pertemuan tanpa dilakukan follow up
selanjutnya.
kuesioner dan observasi penerapan MTBS, peneliti dibantu oleh 2 orang asisten
penelitian dimaksud.
55
A. Hasil penelitian
2003. Letak geografis; Utara berbatas laut Seram, Selatan berbatas laut
Tengah. Terdiri dari pulau-pulau, yang dibatasi oleh laut. Luas wilayah +
20.656.894 km² (luas darat + 5.779.123 km². Luas laut + 14.877.771 km²),
memiliki iklim laut tropis, jumlah penduduk 99.065 jiwa tahun 2011.
Puskesmas Polin, Pustu Teor, Pustu Belis, Pustu Pulau Paran, Pustu Air
56
Kasar, Pustu Dawan, Pustu Dai, Pustu Mida dan Pustu Kilkoda. Untuk
Pustu dapat dijangkau dengan transfortasi darat atau jalan kaki melewati
Kecamatan Wakate lokasi Puskesmas Tamer Timur dan Pustu teor waktu
tempuh sekitar 9 jam perjalanan laut dari Ibu Kota Kabupaten (Kota
Bula/Kecamatan Bula).
2. Karakteristik responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Masa Kerja, Status Kepegawaian di Kabupaten Seram Bagian Timur
Provinsi Maluku
Karakteristik Kategori Jumlah Persen
(n) (%)
Umur 20-30 Tahun 10 25
31-40 Tahun 22 55
> 40 Tahun 8 20
Total 40 100
Jenis Kelamin Laki-laki 14 35
Perempuan 26 65
Total 40 100
Tingkat Pendidikan SPK 15 37.5
DIII.Keperawatan 20 50
S1 Keperawatan 1 2,5
S1 Keperawatan + Ners 4 10
Total 40 100
Masa Kerja 0 – 5 Tahun 1 2,5
5 – 10 Tahun 12 30
> 10 Tahun 27 67,5
Total 40 100
Status Kepegawaian PNS 40 100
Total 40 100
Sumber : data primer 2012
57
Tabel 5.2 Menunjukkan bahwa dari 40 responden mayoritas kelompok
a. Pengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkatan Pengetahuan
Responden Tentang MTBS di Kabupaten Seram Bagian Timur
Provinsi.Maluku
Pengetahuan Jumlah Persen
(n) (%)
Baik 15 37,5
Cukup 19 47,5
Kurang 6 15
Total 40 100
Sumber : data primer 2012
58
responden dengan presentase 37,5%, serta responden yang
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Responden Tentang MTBS
No. Benar Salah Ʃ
Item Pertanyaan Pengetahuan
n % n % n %
1. Urutan langkah-langkah dalam kegiatan MTBS 29 72,5 11 27,5 40 100
2. Yang tidak termasuk tanda bahaya umum 26 65 14 35 40 100
3. Klasifikasi anak umur 2,5 thn dengan keluhan 28 70 12 30 40 100
batuk,sesak,RR 40x/menit
4. Klasifikasi anak dengan keluhan berak encer, 30 75 10 25 40 100
gelisah, kelopk mata cekung, cubitan perut kembali
dengan segera
5. Klasifikasi bayi dengan keluhan demam 3 hri yang 29 72,5 11 27,5 40 100
lalu, pilek, mata merah, suhu 37,9º
6. Bila seorang ibu membawa anaknya ke Puskesmas 26 65 14 35 40 100
tindakan yang pertama dilakukan sesuai MTBS
7. Pengobatan yang tidak sesuai MTBS 25 62,5 15 37,5 40 100
8. Antibiotik pilihan pertama MTBS 36 90 4 10 40 100
9. Tindakan yang tepat utk kasus nomor 3 diatas 31 77,5 9 22,5 40 100
10. Tindakan yang tepat untuk kasus nomor 4 diatas 34 85 6 15 40 100
11. Tindakan yang tepat unutk kasus nomor 5 diatas 31 77,5 9 22,5 40 100
12. Dosis kotrimoksasol untuk Balita 3-<5 thn 31 77,5 9 22,5 40 100
13. Nasihat yang diberikan untuk kunjungan ulang 29 72,5 11 27,5 40 100
sesuai kasus nomor 3 diatas
14. Nasihat yang diberikan kapan harus kembali pada 29 72,5 11 27,5 40 100
ksus nomor 4
15. Nasihat yang diberikan kepada ibu dengan kasus 18 45 22 55 40 100
nomor 5
16. Komunikasi yang baik dalam memberikan nasihat 29 72,5 11 27,5 40 100
pada ibu
17. Pernyataan yang tidak tepat tentang penggunaan 30 75 10 25 40 100
kelambu untuk pencegahan malaria
18. Nasihat yang diberikan kepada ibu kapan harus 20 50 20 50 40 100
kembali
Sumber : data primer 2012
59
MTBS) dan sedikit responden 15 responden (38%) menjawab benar
penyakit anaknya).
b. Sikap
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkatan Sikap Responden
Tentang MTBS di Kabupaten Seram Bagian Timur
Provinsi Maluku
Sikap Jumlah Persen
(n) (%)
Baik 13 32,5
Cukup 14 35
Kurang 13 13
Total 40 100
Sumber : data primer 2012
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Responden Tentang MTBS
No SS S TS STS ∑
Item Pertanyaan Sikap
n % N % n % n % n %
1 Saya menganggap bahwa 12 30 13 32,5 14 35 1 2,5 40 100
MTBS sangat tepat
60
4 Saya merasa penting sekali 6 15 19 47,5 14 35 1 2,5 40 100
untuk melakukan tindakan
sesuai klasifikasi penyakit
yang diderita Balita
61
c. Penerapan
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkatan Penerapan MTBS
Responden di Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku
Penerapan Jumlah Persen
(n) (%)
Ya diterapkan 13 32,5
Tidak diterapkan 27 67,5
Total 40 100
Sumber : data primer 2012
presentase 32,5%.
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Observasi Penerapan MTBS
Ya Tidak
No. Item Observasi Penerapan diterapkan diterapkan Ʃ
n % n % n %
1. Sebelum melakukan pengobatan Perawat
memberi penjelasan terlebih dahulu 20 50 20 50 40 100
kepada ibu anaknya yang sakit
2. Perawat melakukan penilaian dan
klasifikasi penyakit Balita sebelum 19 47,5 21 52,5 40 100
melakukan pengobatan atau merujuk
3. Perawat melakukan penilaian dan
20 50 20 50 40 100
klasifikasi bayi muda dan Balita
4. Perawat melakukan penilaian tanda bahaya
19 47,5 21 52,5 40 100
umum
5. Perawat menanyakan empat keluhan utama
19 47,5 21 52,5 40 100
pada anaknya
6. Perawat memberikan dosis obat antibiotik
kotrimoksasol (pilihan pertama) yang tepat 32 80 8 20 40 100
sesuai dengan golongan umur
7. Perawat melakukan tindakan sesuai
25 62,5 15 32,5 40 100
dengan tatalaksana MTBS
62
8. Perawat memeriksa status imunisasi 22 55 18 45 40 100
9. Perawat memeriksa pemberian vitamin A 21 52,5 19 47,5 40 100
10. Perawat melakukan pengobatan sesuai
23 57,5 17 42,5 40 100
dengan tatalaksana MTBS
11. Perawat mengajarkan kepada ibu cara
19 47,5 21 52,5 40 100
pemberian obat oral dirumah
12. Perawat memberikan demonstrasi cara
19 47,5 21 52,5 40 100
pemberian obat dengan benar
13. Perawat mengevaluasi kembali apakah ibu
sudah mengerti dan mengajukan 17 42,5 23 57,5 40 100
pertanyaan
14. Perawat menasehati ibu agar
melaksanakan kunjungan ulang
16 40 24 60 40 100
pengobatan bila anaknya tidak ada
perubahan
15. Perawat melakukan konseling bagi ibu
tentang pemberian makanan bagi anak 15 37,5 25 62,5 40 100
sakit maupun sehat
Sumber : Data primer, 2011
63
B. Pembahasan
37,5%.
64
Pembahasan pengetahuan menunjukan mayoritas responden
klasifikasi MTBS maupun konseling dalam MTBS. Hal ini erat kaitanya
responden (10%),
pengelola program MTBS yang rendah yaitu hanya sekali pelatihannya per
tiap petugas sehingga materi-materi pelatihan MTBS yang didapat bisa saja
diintensifkan paling kurang sebulan atau tiga bulan sekali dengan petugas
yang sama agar betul-betul materi pelatihan MTBS yang diperoleh dapat
diserap dengan baik. Dengan hasil tersebut tergambar bahwa makin tinggi
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa,
65
cenderung mendapatkan latihan-latihan tugas-tugas dan aktivitas yang
(recall) sesuatu yang spesifik dari bahan yang dipelajari. Kemudian menurut
dini pnemoni adalah cukup (70%), dan lainya memiliki pengetahuan baik
66
(30%), hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan untuk tenaga kesehatan
fisik terutama panca indera, pengalaman belajar, perhatian, bakat, minat dan
67
inteligensi. Sedangkan faktor eksternal meliputi; lingkungan, masyarakat,
jelas pada penelitian ini bahwa mayoritas responden bersikap cukup tentang
MTBS 35,5%.
bahwa MTBS sangat tepat) sangat setujuh 12 (30%) dan setujuh 13 (32,5%)
yang saya obati sembuh) sangat setujuh 7 responden (17,5%) dan setujuh 18
responden (20%).
68
(pertanyaan Saya merasa konseling bagi ibu kurang penting karena yang
pengobatan MTBS (77,5%) dan masih rendah sikap positifnya sangat tidak
setujuh dan tidak setujuh untuk konseling dalam MTBS (45%). Hal ini erat
kaitanya dengan masa kerja, usia maupun pengetahuan tentang MTBS turut
data yang ada sebahagian besar responden mempunyai masa kerja yang
sudah lama dan usia yang sangat matang, kedewasaan serta kematangan
69
dan mengobati anak sakit dirumah serta masalah pemberian makanan
dan Ajzen (1975) yang dikutip oleh Djamaludin Ancok (1985) bahwa salah
dimilikinya. Pendapat ini juga diperkuat dengan teori bahwa sikap tidak
Sikap seseorang dapat diamati oleh orang lain dalam bentuk prilaku, suatu
sikap adalah respon terhadap sesuatu baik dalam cara yang positif maupun
70
melaksanakan program MTBS dengan baik dan benar pula (Pedoman
Indonesia, 2010).
positif (65%) dan hanya sebagian kecil yang menunjukkan sikap negatif
71
acuan standar pelaksanaan program MTBS dan 13 responden (32,5%)
dahulu kepada ibu anaknya yang sakit, Perawat melakukan penilaian dan
72
mengerti dan mengajukan pertanyaan), 16 responden (40%) item nomor 16
(80%) dan observasi yang paling rendah diterapkan responden item nomor
sakit dalam MTBS maupun konseling MTBS belum diterapkan dengan tepat
pengetahuan akan bersifat langgeng dari pada yang tidak didasari oleh
Menurut Warner dan Defleur dalam Azwar (2003) Sikap seseorang dapat
diamati oleh orang lain dalam bentuk prilaku atau tindakan. Pendapat ini
73
diperkuat menurut Smet Bart (1994) tindakan atau penerapan, merupakan
bentuk wujud nyata dari pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude) yang
telah dimiliki. Pendapat ini diperkuat juga dengan Peneliti (Suge dkk, 2009)
menurut standar MTBS karena sikap petugas 65% dalam kategori kurang .
70% petugas MTBS tidak mengisi KNI (kartu nasehat ibu) dan ibu Balita
pelatihan MTBS telah mereka ikuti 1 kali dan menjadi Perawat pemeggang
MTBS, kartu nasehat ibu sarana obat-obatan kadang kehabisan. Begitu juga
74
pekerjaan tidak dalam konsentrasi yang utuh dalam penerapan MTBS,
kendala dan hambatan yang ada ini termasuk masalah yang dihadapi dalam
penerapan MTBS.
kebijakan instansi dan cakupan MTBS. Hal ini sejalan dengan teori WHO
C. Keterbatasan Penelitian
75
observasi dilakukan beberapa kali agar mengetahui kemampuan masing-
kondisi alam gelombang laut, angin, musim timur, panca roba, pada bulan
Juni, Juli, Agustus dan september. Penelitian dilaksanakan di bulan Juli s/d
76