Anda di halaman 1dari 19

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa adalah rumah sakit Kesdam

Jaya dibawah naungan Kodam Jaya. Nama Moh Ridwan meuraksa diambil

dari salah seorang perwira Kesehatan Tentara dari resimen VI Brigade Kian

Santang/ Siliwangi 21. Terletak di Jalan Raya Taman Mini 1 No. 4 Kelurahan

Pinang Ranti Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Didirikan pada tanggal 25

Mei 1972 dan disahkan nama Moh Ridwan Meuraksa sebagai nama Rumkit

pada 26 Oktober 1974. Rumah sakit Ridwan merupakan salah satu rumah

sakit TNI tipe B, dengan luas tanah 26.958 m² dan luas bangunan 20.515 m².

Bangunan Rumah sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa terdiri dari 5 lantai

dengan 4 lantai untuk ruang pelayanan Rumah sakit dan 1 lantai teratas

digunakan untuk pelayanan ambulan darurat udara. Rumah sakit ini melayani

pasien tidak hanya saja untuk pelayanan prajurit TNI dan keluarganya tetapi

diperuntukan juga untuk pasien umum dan BPJS. Rumah sakit Tk. II Moh

Ridwan Meuraksa memberikan pelayanan Kesehatan yang berkualitas,

sehingga menjadi pilihan utama prajurit dan PNS beserta keluarganya serta

masyarakat umum disekitarnya.

Rumah sakit Tk.II Moh Ridwan Meuraksa memiliki beberapa pelayanan

medis yaitu Instalasi Gawat Darurat, rawat inap yang terdiri dari kelas VVIP,

VIP, kelas 1, kelas II, kelas III dan Dokmil dengan kapasitas 217 TT, rawat

jalan terdiri dari 14 poliklinik, medical Check up, hemodialisa, rehab medik.

67
Instalasi Rawat Inap yang terdiri dari 12 ruangan yang terdapat di Lantai

1 untuk perawatan ICU dan ICCU dan ruang rawat inap di lantai 3 dan 4.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan 6 ruang rawat inap yang terdapat di

lantai 3 dan lantai 4. Ruang rawat inap yang dipilih yaitu Ruang Lavender,

Sakura, Anyelir, Asoka, Katleya, dan Pui Sudarto dimana pada tiap-tiap

ruangan tersebut diasumsikan memiliki kecenderungan karakteristik yang

sama yang memiliki 24 tempat tidur dan juga terdiri dari perawatan kelas 1,

kelas 2 dan kelas 3 pada masing-masing ruangan.

Saat penentuan untuk menjadi kelompok kontrol dan kelompok

intervensi, peneliti mengambil untuk kelompok intervensi 3 ruang yaitu ruang

Lavender, ruang Asoka dan Ruang Sakura, yang ketiganya merupakan ruang

perawatan laki-laki dan dari jumlah BOR memiliki jumlah yang lebih banyak

dibandingkan ruang Katleya, Pui Sudarto dan Anyelir. Dengan asumsi bahwa

beban kerja di ketiga ruang yang terpilih menjadi kelompok intervensi

memiliki beban kerja yang lebih tinggi sehingga kemungkinan memerlukan

perhatian yang lebih saat ini.

5.2 Hasil Univariat

Tujuan analisis univariat ini adalah untuk menggambarkan karakteristik

perawat yang terdapat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan

Meuraksa Tahun 2022.

68
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin, Status Perkawinan,
Pendidikan, Status Kepegawaian, dan Ruang/Unit Kerja
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa
Tahun 2022 (n = 34;35)
Kontrol Perlakuan
Variabel
Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 2 5,9 5 14,3
Perempuan 32 94,1 30 85,7
Status Perkawinan
Belum Kawin 13 38,2 9 25,7
Kawin 19 55,9 26 74,3
Cerai 2 5,9 0 0
Pendidikan Terakhir
DIII 26 76,5 22 62,9
S1/Ners 8 23,5 13 37,1
Status Kepegawaian
PNS 14 41,2 12 34,3
Non PNS 20 58,8 23 65,7
Ruang/Unit Kerja
Lavender 0 0 11 31,4
Sakura 0 0 12 34,3
Asoka 0 0 12 34,3
Anyelir 11 32,4 0 0
Katleya 12 35,2 0 0
Pui Sudarto 11 32,4 0 0
Jumlah 34 100,0 35 100,0

Dari hasil tabel 5.1 menjelaskan deskripsi statistik karakteristik responden

pada kelompok kontrol dengan jumlah 34 responden. Proporsi responden

berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa laki-laki sebanyak 2 (5,9%) responden

dan perempuan sebanyak 32 (94,1%) responden. Proporsi responden berdasarkan

berdasarkan status perkawinan, diketahui bahawa belum kawin sebanyak 13

(38,2%) responden, kawin sebanyak 19 (55,9%) responden, dan cerai sebanyak 2

(5,9%) responden. Proporsi responden berdasarkan berdasarkan pendidikan

terakhir, DIII sebanyak 26 (76,5%) responden dan S1/Ners sebanyak 8 (23,5%)

responden. Proporsi responden berdasarkan berdasarkan status kepegawaian, PNS

69
sebanyak 14 (41,2%) responden dan Non PNS sebanyak 20 (58,8%) responden.

Proporsi responden berdasarkan berdasarkan ruang/unit kerja, Lavender sebanyak

0 (0,0%) responden, Sakura sebanyak 0 (0,0%) responden, Asoka sebanyak 0

(0,0%) responden, Anyelir sebanyak 11 (32,4%) responden, Katleya sebanyak 12

(35,2%) responden, dan Pui Sudarto sebanyak 11 (32,4%) responden.

Dari hasil tabel 5.1 menjelaskan deskripsi statistik karakteristik responden

pada kelompok intervensi dengan jumlah 35 responden. Proporsi responden

berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa laki-laki sebanyak 5 (14,3%)

responden dan perempuan sebanyak 30 (85,7%) responden. Proporsi responden

berdasarkan berdasarkan status perkawinan, diketahui bahawa belum kawin

sebanyak 9 (25,7%) responden, kawin sebanyak 26 (74,3%) responden, dan cerai

sebanyak 0 (0,0%) responden. Proporsi responden berdasarkan berdasarkan

pendidikan terakhir, DIII sebanyak 22 (62,9%) responden dan S1/Ners sebanyak

13 (37,1%) responden. Proporsi responden berdasarkan berdasarkan status

kepegawaian, PNS sebanyak 12 (34,3%) responden dan Non PNS sebanyak 23

(65,7%) responden. Proporsi responden berdasarkan berdasarkan ruang/unit kerja,

Lavender sebanyak 11 (31,4%) responden, Sakura sebanyak 12 (34,3%)

responden, Asoka sebanyak 12 (34,3%) responden, Anyelir sebanyak 0 (0,0%)

responden, Katleya sebanyak 0 (0,0%) responden, dan Pui Sudarto sebanyak 0

(0,0%) responden.

70
Tabel 5.2
Deskriptif Analisis Berdasarkan Usia dan Masa Kerja Perawat
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa Tahun
2022 (n = 34;35)
95% CI Mean
Variabel N Mean SD Min-Mak
Mean Bawah Mean Atas
Usia
Kontrol 34 34,3 10,3 22-54 30,7 37,9
Intervensi 35 33,0 6,5 23-49 30,8 35,3
Masa Kerja
Kontrol 34 10,7 10,0 1-33 7,3 14,2
Intervensi 35 8,9 8,3 1-28 6,7 11,1

Dari hasil tabel 5.2 menjelaskan deskripsi statistik karakteristik responden

berdasarkan usia dan masa kerja pada kelompok kontrol dan intervensi dengan

jumlah 34 dan 35 responden. Deskripsi responden berdasarkan usia pada

kelompok kontrol diketahui usia rata-rata 34,3 tahun (SD=10,3), usia termuda

adalah 22 tahun dan usia tertua adalah 54 tahun. Sedangkan deskripsi responden

berdasarkan usia pada kelompok intervensi diketahui usia rata-rata 33,0 tahun

(SD=6,5), usia termuda adalah 23 tahun dan usia tertua adalah 49 tahun.

Dari hasil tabel 5.2 menjelaskan deskripsi statistik karakteristik responden

berdasarkan masa kerja dan masa kerja pada kelompok kontrol dan intervensi

dengan jumlah 34 dan 35 responden. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja

pada kelompok kontrol diketahui masa kerja rata-rata 10,7 tahun (SD=10,0), 1

tahun untuk masa kerja tersingkat dan 33 tahun untuk masa kerja terlama.

Sedangkan deskripsi responden berdasarkan masa kerja pada kelompok intervensi

diketahui masa kerja rata-rata 8,9 tahun (SD=8,3), masa kerja tersingkat adalah 1

tahun dan masa kerja terlama adalah 28 tahun.

71
5.3 Hasil Bivariat Pre - Post

5.3.1 Uji Normalitas Data

Test Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov / Shapiro-Wilk) –


Kelompok Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kinerja Dokumentasi
0,110 69 0,038 0,941 69 0,003
Askep (Pre Test)
Kinerja Dokumentasi
0,173 69 0,000 0,906 69 0,000
Askep (Post Test)
a. Lilliefors Significance Correction

Untuk variabel kinerja pada kelompok kontrol berdasarkan nilai Sig. (p value)

pada uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan p value pre test dan post test sebesar

0,200 dan 0,200 (p > 0,05), sehingga disimpulkan data berdistribusi normal maka

analisis dengan menggunakan uji t paired (parametrik) dapat dilakukan.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Motivasi Dokumentasi Askep
0,213 34 0,000 0,743 34 0,000
(Pre Test) – Kontrol
Motivasi Dokumentasi Askep
0,218 34 0,000 0,857 34 0,000
(Post Test) – Kontrol
a. Lilliefors Significance Correction

Untuk variabel motivasi pada kelompok kontrol berdasarkan nilai Sig. (p value)

pada uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan p value pre test dan post test sebesar

0,000 dan 0,000 (p < 0,05), sehingga disimpulkan data tidak berdistribusi normal

maka digunakan padanan analisis dari uji t paired (parametrik) yaitu uji Wilcoxon

(non parametrik).

72
Test Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov / Shapiro-Wilk) –
Kelompok Intervensi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kinerja Dokumentasi Askep
0,167 35 0,015 0,925 35 0,020
(Pre Test) – Intervensi
Kinerja Dokumentasi Askep
0,160 35 0,024 0,907 35 0,006
(Post Test) – Intervensi
a. Lilliefors Significance Correction

Untuk variabel kinerja pada kelompok intervensi berdasarkan nilai Sig. (p value)

pada uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan p value pre test dan post test sebesar

0,015 dan 0,024 (p < 0,05), sehingga disimpulkan data tidak berdistribusi normal

maka digunakan padanan analisis dari uji t paired (parametrik) yaitu uji Wilcoxon

(non parametrik).

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Motivasi Dokumentasi
0,178 35 0,006 0,941 35 0,061
Askep (Pre Test) - Intervensi
Motivasi Dokumentasi
Askep (Post Test) – 0,207 35 0,001 0,925 35 0,019
Intervensi
a. Lilliefors Significance Correction

Untuk variabel motivasi pada kelompok intervensi berdasarkan nilai Sig. (p value)

pada uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan p value pre test dan post test sebesar

0,006 dan 0,001 (p < 0,05), sehingga disimpulkan data tidak berdistribusi normal

maka digunakan padanan analisis dari uji t paired (parametrik) yaitu uji Wilcoxon

(non parametrik).

73
5.3.2 Uji Beda Pre – Post

Analisa bivariat menjelaskan ada atau tidak nya untuk pengaruh supervisi

kepala ruangan Model 4S terhadap kinerja dan motivasi perawat dalam

melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RS

Tk. II Moh Ridwan Meuraksa Tahun 2022, dengan memaparkan ada tidak nya

perbedaan nilai sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi berupa supervisi

kepala ruangan.

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji T paired jika data

berdistribusi normal dan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test jika data

tidak berdistribusi normal. Uji ini digunakan untuk menganalisis hasil-hasil

pengamatan yang berpasangan (pre – post) untuk melihat apakah berbeda atau

tidak.

1. Kinerja Kelompok Kontrol (Pre – Post) – Uji T Paired

Tabel 5.3
Analisis Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah (Post-Test) pada Kelompok Kontrol
terhadap Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa Tahun 2022 (n = 34)
Kinerja (Kontrol) N Mean S.D. Min Max |t| Sig. (2-tailed)
Kinerja Dokumentasi Askep
34 86,09 8,11 75 105
(PreTest)
7,102 0,000
Kinerja Dokumentasi Askep
34 98,03 4,94 87 109
(Post Test)
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa pada kelompok

kontrol skor rata-rata kinerja pre-test sebesar 86,09 dan kinerja post-test sebesar

98,03. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, kinerja post test lebih tinggi

dibandingkan dengan kinerja pre test. Nilai p (p value) sebesar 0,000 (p < 0,05)

74
maka Ho ditolak, artinya pada kelompok kontrol terdapat perbedaan yang

signifikan antara kinerja pre test dan kinerja post test.

Kinerja (Kontrol)
120.0

98.03
100.0
86.09
80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
Kinerja Dokumentasi Askep (Pre Test) Kinerja Dokumentasi Askep (Post Test)

Gambar 5.1 Rata-Rata Kinerja Pre Test dan Kinerja Post Test pada Kelompok Kontrol

2. Motivasi Kelompok Kontrol (Pre – Post) – Uji Wilcoxon

Tabel 5.4
Analisis Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah (Post-Test) pada Kelompok Kontrol
terhadap Motivasi Perawat dalam Melaksanakan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa Tahun 2022 (n = 34)
Motivasi (Kontrol) N Mean S.D. Min Max |Z| Sig. (2-tailed)
Motivasi Dokumentasi
34 40,50 7,00 33 60
Askep (PreTest)
0,122 0,903
Motivasi Dokumentasi
34 39,06 1,95 37 43
Askep (Post Test)
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa pada kelompok

kontrol skor rata-rata motivasi pre-test sebesar 40,50 dan motivasi post-test

sebesar 39,06. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, motivasi post test sedikit lebih

rendah dibandingkan dengan motivasi pre test. Nilai p (p value) sebesar 0,903 (p

75
> 0,05) maka Ho diterima, artinya pada kelompok kontrol tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara motivasi pre test dan motivasi post test.

Motivasi (Kontrol)
50.0
45.0
40.50 39.06
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Motivasi Dokumentasi Askep (Pre Test) Motivasi Dokumentasi Askep (Post Test)

Gambar 5.2 Rata-Rata Motivasi Pre Test dan Motivasi Post Test pada Kelompok Kontrol

3. Kinerja Kelompok Intervensi (Pre – Post) – Uji Wilcoxon

Tabel 5.5
Analisis Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah (Post-Test) pada Kelompok
Intervensi terhadap Kinerja Perawat dalam Melaksanakan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa Tahun 2022 (n = 35)
Sig. (2-
Kinerja (Intervensi) N Mean S.D. Min Max |Z|
tailed)
Kinerja Dokumentasi
35 85,17 7,06 74 105
Askep (PreTest)
5,162 0,000
Kinerja Dokumentasi
35 118,31 4,54 104 125
Askep (Post Test)
Berdasarkan Tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa pada kelompok

intervensi skor rata-rata kinerja pre-test sebesar 85,17 dan kinerja post-test sebesar

118,31. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, kinerja post test lebih tinggi

dibandingkan dengan kinerja pre test. Nilai p (p value) sebesar 0,000 (p < 0,05)

76
maka Ho ditolak, artinya pada kelompok intervensi terdapat perbedaan yang

signifikan anatara kinerja pre test dan kinerja post test.

Kinerja (Intervensi)
140.0
118.31
120.0

100.0
85.17
80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
Kinerja Dokumentasi Askep (Pre Test) Kinerja Dokumentasi Askep (Post Test)

Gambar 5.3 Rata-Rata Kinerja Pre Test dan Kinerja Post Test pada Kelompok Intervensi

4. Motivasi Kelompok Intervensi (Pre – Post) – Uji Wilcoxon

Tabel 5.6
Analisis Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah (Post-Test) pada Kelompok
Intervensi terhadap Motivasi Perawat dalam Melaksanakan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa Tahun 2022 (n = 35)
Sig. (2-
Motivasi (Intervensi) N Mean S.D. Min Max |Z|
tailed)
Motivasi Dokumentasi
35 38,94 3,07 33 46
Askep (PreTest)
5,168 0,000
Motivasi Dokumentasi
35 49,11 1,51 46 52
Askep (Post Test)
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa pada kelompok

intervensi skor rata-rata motivasi pre-test sebesar 38,94 dan motivasi post-test

sebesar 49,11. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, motivasi post test lebih tinggi

dibandingkan dengan motivasi pre test. Nilai p (p value) sebesar 0,000 (p < 0,05)

77
maka Ho ditolak, artinya pada kelompok intervensi terdapat perbedaan yang

signifikan antara motivasi pre test dan motivasi post test.

Motivasi (Intervensi)
49.11
50.0
45.0
38.94
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Motivasi Dokumentasi Askep (Pre Test) Motivasi Dokumentasi Askep (Post Test)

Gambar 5.4 Rata-Rata Motivasi Pre Test dan Motivasi Post Test pada Kelompok

Intervensi

5.4 Hasil Bivariat Kontrol - Intervensi

5.4.1 Uji Normalitas Data

Test Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov / Shapiro-Wilk)

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Perlakuan
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kinerja Dokumentasi Kontrol 0,125 34 0,200* 0,942 34 0,069
Askep (Pre Test) Intervensi 0,167 35 0,015 0,925 35 0,020
Motivasi Dokumentasi Kontrol 0,213 34 0,000 0,743 34 0,000
Askep (Pre Test) Intervensi 0,178 35 0,006 0,941 35 0,061
Kinerja Dokumentasi Kontrol 0,105 34 0,200* 0,976 34 0,654
Askep (Post Test) Intervensi 0,160 35 0,024 0,907 35 0,006
Motivasi Dokumentasi Kontrol 0,218 34 0,000 0,857 34 0,000
Askep (Post Test) Intervensi 0,207 35 0,001 0,925 35 0,019
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

78
Berdasarkan nilai Sig. (p value) pada uji Kolmogorov-Smirnov diatas, tidak

terdapat variabel yang kedua perlakuannya berdistribusi normal: salah satunya

berdistribusi normal atau keduanya tidak berdistribusi normal, sehingga

disimpulkan data tidak berdistribusi normal maka digunakan padanan analisis dari

uji t independent (parametrik) yaitu uji Mann Whitney (non parametrik).

5.4.2 Uji Beda Kontrol – Intervensi

Analisa bivariat menjelaskan ada atau tidak nya pengaruh supervisi kepala

ruangan Model 4S terhadap kinerja dan motivasi perawat dalam melaksanakan

pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RS Tk. II Moh

Ridwan Meuraksa Tahun 2022, dengan memaparkan ada tidak nya perbedaan

nilai antara kelompok kontrol (tidak dilakukan supervisi kepala ruangan) dan

kelompok intervensi (mendapatkan intervensi berupa supervisi kepala ruangan).

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji T Independen jika

data berdistribusi normal dan menggunakan uji Mann Whitney jika data tidak

berdistribusi normal. Uji ini digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan

yang tidak berpasangan (intervensi – kontrol) untuk melihat apakah berbeda atau

tidak.

1. Kinerja Pre Test (Kontrol – Intervensi) – Uji Mann Whitney

Tabel 5.7
Analisis Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Intervensi pada Kinerja
Pre Test di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa
Tahun 2022 (n = 34;35)
Kinerja Dokumentasi Askep (PreTest) N Mean S.D. Min Max |Z| Sig. (2-tailed)
Kontrol 34 86,09 8,11 75 105
0,403 0,687
Intervensi 35 85,17 7,06 74 105

79
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa skor rata-rata kinerja

pre-test pada kelompok kontrol sebesar 86,09 dan kelompok intervensi sebesar

85,17. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, tidak terdapat perbedaan antara

kelompok kontrol dengan kelompok intervensi pada kinerja pre test Nilai p (p

value) sebesar 0,687 (p > 0,05) maka Ho diterima, artinya pada kinerja pre test

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi.

Kinerja Dokumentasi Askep (Pre Test)


100.0
90.0 86.09 85.17
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Kontrol Intervensi

Gambar 5.5 Rata-Rata Kelompok Kontrol dan Intervensi pada Kinerja Pre Test

2. Kinerja Post Test (Kontrol – Intervensi) – Uji Mann Whitney

Tabel 5.8
Analisis Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Intervensi Data Kinerja
Post Test di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa
Tahun 2022 (n = 69)
Kinerja Dokumentasi Askep
N Mean S.D. Min Max |Z| Sig. (2-tailed)
(Post Test)
Kontrol 34 98,03 4,94 87 109
7,096 0,000
Intervensi 35 118,31 4,54 104 125
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat diketahui bahwa skor rata-rata kinerja

post-test pada kelompok kontrol sebesar 98,03 dan kelompok intervensi sebesar

80
118,31. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, terdapat perbedaan antara kelompok

kontrol dengan kelompok intervensi pada kinerja post test nilai p (p value) sebesar

0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak, artinya pada kinerja post test terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Kinerja Dokumentasi Askep (Post Test)


140.0
118.31
120.0
98.03
100.0

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
Kontrol Intervensi

Gambar 5.6 Rata-Rata Kelompok Kontrol dan Intervensi pada Kinerja Post Test

3. Motivasi Pre Test (Kontrol – Intervensi) – Uji Mann Whitney

Tabel 5.9
Analisis Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Intervensi Data Motivasi
Pre Test di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa
Tahun 2022 (n = 69)
Motivasi Dokumentasi
N Mean S.D. Min Max |Z| Sig. (2-tailed)
Askep (PreTest)
Kontrol 34 40,50 7,00 33 60
0,079 0,937
Intervensi 35 38,94 3,07 33 46
Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat diketahui bahwa skor rata-rata motivasi

pre-test pada kelompok kontrol sebesar 40,50 dan kelompok intervensi sebesar

38,94. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, tidak terdapat perbedaan antara

kelompok kontrol dengan kelompok intervensi pada motivasi pre-test Nilai p (p

value) sebesar 0,937 (p > 0,05) maka Ho diterima, artinya pada motivasi pre-test

81
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi.

Motivasi Dokumentasi Askep (Pre Test)


45.0
40.50
38.94
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Kontrol Intervensi

Gambar 5.7 Rata-Rata Kelompok Kontrol dan Intervensi pada Motivasi Pre Test

4. Motivasi Post Test (Kontrol – Intervensi) – Uji Mann Whitney

Tabel 5.10
Analisis Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Intervensi Data Motivasi
Post Test di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Moh Ridwan Meuraksa
Tahun 2022 (n = 69)
Motivasi Dokumentasi
N Mean S.D. Min Max |Z| Sig. (2-tailed)
Askep (Post Test)
Kontrol 34 39,06 1,95 37 43
7,185 0,000
Intervensi 35 49,11 1,51 46 52
Berdasarkan Tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa skor rata-rata

motivasi post-test pada kelompok kontrol sebesar 39,06 dan kelompok intervensi

sebesar 49,11. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, terdapat perbedaan antara

kelompok kontrol dengan kelompok intervensi pada motivasi post-test nilai p (p

value) sebesar 0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak, artinya pada motivasi post-test

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi.

82
Motivasi Dokumentasi Askep (Post Test)
60.0
49.11
50.0
39.06
40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
Kontrol Intervensi

Gambar 5.8 Rata-Rata Kelompok Kontrol dan Intervensi pada Motivasi Post Test

Pada hasil pre dan post test dari setiap variable kinerja pertanyaan yang diberikan

rata-rata terendah yaitu terdapat pada pengkajian pertanyaan nomor 4 dan

diagnosa keperawatan nomor 7 yang didapatkan nilai 50 % pada pre test dan 58%

pada post test di kedua pertanyaan tersebut. Sehingga dapat di artikan untuk

pembimbingan supervisi lanjutan pada kedua hal tersebut.

Pada hasil pre dan post test dari setiap variable kinerja dari pertanyaan yang

diberikan rata-rata terendah yaitu pada pengkajian pertanyaan nomor 4 dan

diagnosa keperawatan nomor 7 yang didapatkan nilai 60 % pada pre test dan 82%

pada post test di kedua pertanyaan tersebut. Sehingga dapat di artikan untuk

pembimbingan supervisi lanjutan pada kedua hal tersebut.

Dari Analisa di atas bahwa dapat disimpulkan:

1. Rata-rata usia perawat adalah 33,6 tahun. Berdasarkan jenis kelamin

didominasi oleh perempuan. Pendidikan terakhir terbanyak yaitu pada level

Diploma III. Untuk masa kerja berdasarkan hasil di dapatkan rata-rata masa

kerja 9,8 tahun.

83
2. Ada pengaruh supervisi kepala ruangan model 4S terhadap kinerja dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana di Instalasi Rawat

Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa pada kelompok intervensi sebelum

dan setelah dilakukan intervensi dengan nilai P 0,000

3. Ada pengaruh supervisi kepala ruangan model 4S terhadap motivasi dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana Instalasi Rawat

Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa pada kelompok intervensi sebelum

dan setelah dilakukan intervensi dengan nilai P 0,000

4. Ada pengaruh supervisi kepala ruangan model 4S terhadap kinerja

pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana Instalasi Rawat

Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa terhadap kelompok intervensi dan

kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi dengan nilai P 0,000

5. Ada pengaruh supervisi kepala ruangan model 4S terhadap motivasi

pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana Instalasi Rawat

Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa terhadap kelompok intervensi dan

kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi dengan nilai P 0,000

6. Ada pengaruh supervisi kepala ruangan model 4S terhadap kinerja

pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana di Instalasi Rawat

Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa terhadap kelompok kontrol sebelum

dan setelah dilakukan intervensi dengan nilai P 0,000

7. Tidak terdapat perbedaan pengaruh supervisi kepala ruangan model 4S

terhadap kinerja pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana di

Instalasi Rawat Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa terhadap kelompok

intervensi dan kelompok kontrol sebelum dilakukan intervensi dengan nilai P

84
0,687

8. Tidak terdapat perbedaan supervisi kepala ruangan model 4S terhadap

motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana di

Instalasi Rawat Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa terhadap kelompok

intervensi dan kelompok kontrol sebelum dilakukan intervensi dengan nilai P

0,937

9. Tidak ada pengaruh supervisi kepala ruangan model 4S terhadap motivasi

pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana di Instalasi Rawat

Inap RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa terhadap kelompok kontrol sebelum

dan setelah dilakukan intervensi dengan nilai P 0,903

10. Diperlukan supervisi lebih lanjut pada pengkajian dan dokumentasi

keperawatan yang di dapatkan hali nilai 60% pada pre test dan 82% pada post

test pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan

hasil 50% pada pre test dan 58% pada post test.

85

Anda mungkin juga menyukai