Anda di halaman 1dari 6

1. B.

Bagaimana penerapan Etika, Norma, Disiplin, dan Hukum dalam bidang pelayanan di
Rumah Sakit saudara berikan dengan contoh konkrit

- Penerapan etika dalam bidang pelayanan di rumah sakit harus sesuai dengan prinsip
dasar etika kesehatan seperti:
1. Autonomi ( menghormati hak-hak pasien).
Contoh: Pasien berhak menentukan tindakan-tindakan baru dapat dilakukan atas
persetujuan dirinya.
2. Beneficience(Tindakan yang bertujuan untuk kebaikan pasien).
Contoh: Dokter memberi obat gatal tetapi mempunyai efek yang lain, maka dokter
harus mempertimbangkan secara cermat atas tindakannya tersebut.
3. Non-Maleficience (Menghindari tindakan yang merugikan pasien).
Contoh:Dokter memberikan tindakan pembedahan tetapi kondisi pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan pembedahan, sehingga pembedahan ditunda
terlebih dahulu.
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
Contoh: Seorang dokter yang menangani pasien menjaga setiap data informasi yang
dimiliki dari pasien tersebut, baik itu nama, alamat, panyakit yang diderita, dan
sebagainya.
5. Justice (Adil)
Contoh: Seorang dokter tidak boleh diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kesehatan antara pasien kelas III dan pasien VVIP.
- Penerapan Hukum di Rumah sakit harus Sesuai dengan UU No 36 tahun 2009 tentang
kesehatan dan UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Contoh: Dokter memberikan pelayanan terbaik terhadap pasien di rumah sakit
dengan pertimbangan risiko dan keselamatan pasien sesuai dengan standar
prosedur pelayanan di rumah sakit.
- Penerapan Disiplin di Rumah sakit harus sesuai dengan keputusan KKI nomor
17/KKI/KEP/VIII/2006 tentang pedoman penegakan disiplin profesi kedoktera, sehingga
seorang dokter menghindari 28 bentuk pelanggaran disiplin kedokteran.
Contoh: Dokter harus memberikan tindakan di rumah sakit secara kompeten dan
harus sesuai dengan kompetensinya , seperti dokter umum di IGD melakukan
penanganan syok pada pasien anak di IGD lalu merujuknya ke spesialis anak untuk
tatalaksana selanjutnya.
- Penerapan norma di Rumah sakit harus sesuai dengan etika, hukum, dan disiplin
kedokteran yang sudah diatur dalam undang-undang
Contoh : Dokter harus sehat terlebih dahulu secara jasmani dan rohani dan
memberikan pengobatan yang sesuai terhadap pasien tanpa melihat latar belakang
pasien.

Pengertian Analisis Beban Kerja


Workload analysis atau analisis beban kerja adalah suatu cara yang digunakan oleh setiap
perusahaan agar bisa menghitung beban kerja. Itu artinya, beban kerja akan dihitung dengan
berdasarkan suatu posisi pekerjaan.

Selain itu, analisis ini dilakukan agar bisa menentukan berapa orang pekerja yang dibutuhkan
oleh perusahaan.

Analisis beban kerja adalah serangkaian proses yang dilakukan dengan cara menghitung
beban kerja yang berhubungan dengan waktu penyelesaian pekerjaan di dalam posisi tertentu.

Dengan berdasarkan proses perhitungan ini, nantinya perusahaan bisa langsung menentukan
waktu kerja dan jumlah sumber daya manusia yang diperlukan untuk melakukan suatu
pekerjaan secara lebih maksimal.

Manfaat Analisis Beban Kerja

Dengan melakukan analisis beban kerja, maka pihak perusahaan nantinya bisa menentukan
posisi, jumlah, dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan jabatan di dalam suatu
pekerjaan.

Selain itu, terdapat berbagai manfaat lain yang bisa diperoleh pihak perusahaan bila mampu
melakukan analisis beban kerja dengan baik, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Sebagai patokan dalam menentukan berapa banyak jumlah tenaga kerja yang akan
ditempatkan ataupun di rekrut oleh tim HR.

Sebagai patokan perusahaan untuk mempertimbangkan hal yang terkait dengan mengurangi
ataupun menambah jumlah pekerja di dalam suatu unit kerja.

Sebagai patokan bagi para pekerja agar bisa mengetahui jenjang karir dan juga kesempatan
untuk berkembang di dalam perusahaan tersebut.

Agar bisa mendukung sempurnanya struktur organisasi perusahaan

Sebagai suatu dasar dalam membuat SOP yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan,
tugas, dan juga jabatan di dalam suatu perusahaan.
Untuk bisa menentukan keperluan pengembangan dalam diri setiap pekerja.

Faktor Analisis Beban Kerja

Menghitung beban kerja bisa dilakukan oleh perusahaan secara maksimal jika
mempertimbangkan berbagai faktor. Beberapa faktor analisis beban kerja adalah sebagai
berikut:

1. Jam Kerja Efektif

Beban kerja dan jam kerja efektif akan saling berhubungan antara yang satu dan yang
lainnya. Jam kerja efektif bisa menjadi indikator utama dalam melakukan analisis beban
kerja.

Dengan memperhatikan jam kerja efektif dari setiap individu, divisi, dan juga unit kerja
terbesar, maka perusahaan nantinya bisa melihat rincian hari kerja secara lebih efektif lagi.

2. Waktu Kerja

Yang dimaksud waktu kerja dalam hal ini adalah lamanya waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan serangkaian proses pekerjaan. Pihak perusahaan harus bisa menetapkan
jumlah waktu kerja dengan baik. Sehingga, perhitungan analisis beban kerja bisa dilakukan
dengan tepat.

3. Volume Kerja

Beberapa hal yang termasuk dalam volume kerja adalah jumlah dari beban yang diterima
oleh setiap pekerja dalam suatu perusahaan.

Volume kerja adalah suatu variabel yang tidak tetap di dalam perhitungan analisis beban
kerja, karena jumlah volume kerja karyawan memiliki perbedaan yang besar antara yang satu
dengan yang lainnya. Untuk itu, volume kerja bisa menjadi faktor yang sangat penting
didalam proses analisis tersebut.

4. Beban Kerja
Faktor penting dalam menghitung analisis beban kerja adalah beban kerja itu sendiri. Pihak
perusahaan harus bisa menghitung beban kerja per waktu dan juga volume kerja. Sehingga,
bentuk analisis dan perhitungannya bisa dilakukan secara tepat.

Metode Perhitungan Analisis Beban Kerja

Terdapat berbagai metode analisis beban kerja yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
Berbagai metode analisis beban kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode Pertanyaan

Metode pertanyaan adalah suatu metode yang mana pihak perusahaan bisa membuat susunan
dan juga daftar pertanyaan. Nantinya, pertanyaan ini akan ditanyakan ketika melakukan
analisa beban kerja.

Bentuk pertanyaan bisa berbentuk pertanyaan terbuka yang didalamnya berisi detail tugas
dari pihak yang menganalisis beban kerjanya.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan cara mewawancarai setiap pekerja.
Tujuannya adalah agar bisa mengetahui beban kerja yang diberikan oleh setiap individu.

3. Metode Observasi

Metode observasi akan membantu perusahaan dalam melihat apakah individu tersebut dirasa
tepat dalam menempati suatu jabatan tertentu. Selain itu, perusahaan juga bisa melakukan
pertimbangan jabatan dan bagaimana individu tersebut bisa melakukan pekerjaannya dengan
baik.

Cara ini cukup sering dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan beban kerja secara lebih
cepat.

Pendekatan Analisis Beban Kerja

Terdapat berbagai jenis pendekatan yang berasal dari berbagai perspektif dalam melakukan
analisis beban kerja. Beberapa pendekatanya adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Administratif

Pendekatan administratif bisa dilakukan dengan mudah. Pihak perusahaan hanya harus
melakukan analisis agar bisa mendapatkan hal yang sifatnya administratif. Umumnya, hal
tersebut sudah sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan.

2. Pendekatan Organisasi

Pendekatan organisasi dilakukan dengan pertimbangan sudut pandang organisasi. Itu artinya,
perusahaan bisa memperhatikan bagaimana suatu organisasi terbentuk dari suatu sistem yang
di dalamnya saling berkoordinasi dalam tingkat satuan kerja atau dalam tingkat individu.

Dengan begitu, maka perusahaan bisa mendapatkan data prosedur kerja secara jelas. Selain
itu, perusahaan juga nantinya bisa melihat hubungan yang terjalin antar organisasi dan
pekerjaan yang terdapat di dalamnya, serta para karyawan yang memiliki peran penting di
dalam perusahaan.

3. Pendekatan Analisis Jabatan

Pendekatan ini dilakukan agar bisa melihat kondisi para pekerja terkait tanggung jawab
menjalankan suatu jabatan tertentu.

Dengan begitu, maka perusahaan bisa memperoleh informasi terkait suatu jabatan, seperti
tugas, identitas, dan beban kerja dari suatu jabatan pekerja. Selain itu, pendekatan ini juga
akan membantu perusahaan dalam melakukan analisis beban kerja secara lebih komprehensif.

Cara Menghitung Analisis Beban Kerja

Sebelum menghitung analisis beban kerja, perusahaan harus mengetahui jam kerja efektif
dari setiap karyawan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 175/PMK.01/2016 yang di dalamnya menjelaskan bahwa jam kerja efektif dari setiap
pekerja setiap harinya adalah adalah 6 jam 25 menit (6,416 jam).

Jumlah jam efektif ini diperoleh dengan cara mengurangi waktu yang digunakan untuk
kebutuhan karyawan lain, seperti istirahat makan dan waktu ke kamar mandi.
Setelah itu, perusahaan harus menghitung isi kerja karyawan. Untuk melakukannya, pihak
perusahaan bisa mengelola setiap data yang diperoleh dari unit pelaksana dengan
menggunakan rumus berikut ini:

Isi Kerja = Beban Kerja X Waktu.

Bila sudah menghitung isi kerja, maka bisa dilanjutkan dengan menjumlahkannya agar bisa
memperoleh isi kerja jabatan dan juga isi kerja unit dengan satuan orang jam atau yang biasa
disebut dengan OJ.

Terdapat setidaknya empat waktu kerja yang dinilai efektif, yakni perhari, perminggu,
perbulan atau pertahun. Perhitungan waktu dari keempat waktu kerja efektif tersebut adalah
sebagai berikut:

Per hari = 1 hari x 6,416 jam =385 menit

Per minggu = 5 hari x 6,416 jam =32,08 jam = 1.924,8 menit

Per bulan = 20 hari x 6,416 jam =128,32 jam = 7.699,2 menit

Per tahun = 240 hari x 6,416 jam =1.539,84 jam = 92.390,4 menit

Anda mungkin juga menyukai