Disusun Oleh :
Universitas Garut
2022
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Industri Musik/Recording di
Indonesia” Dengan tepat waktu. Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kelompok kami pun
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 5
1.3 TUJUAN PENELITIAN 5
1.4 MANFAAT PENELITIAN 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 PENGARUH MUSIK PADA BUDAYA YANG ADA DI INDONESIA 6
2.2 INDUSTRI MUSIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA 8
2.3 INOVASI MUSIK/RECORDING YANG ADA DI INDONESIA 9
BAB III 11
PENUTUP 11
3.1 KESIMPULAN 11
3.2 SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Industri musik merupakan industri kultural yang mana di dalamnya terdapat dua
unsur yaitu unsur seni dan unsur industri. Industri rekaman yaitu merekam suara
penyanyi dan musisi ke dalam piringan hitam (1960-pertengahan 1970-an) dan pita
suara kaset (mulai 1973). Tujuan utama industri musik rekaman adalah keuntungan.
Sejarah industri musik di Indonesia dapat dilihat dari tahun 1950-an. Beberapa jenis
musik yang berkembang adalah musik jazz, rock, dan pop. Ketika itu banyak pemuda
Indonesia lebih menyukai lagu-lagu yang berasal dari Amerika Serikat yang didengar
dari radio-radio luar negeri atau melalui film-film luar negeri yang masuk ke
Indonesia. Hal itu mengakibatkan lagu-lagu daerah tidak diminati oleh masyarakat
Indonesia.
Theodore K.S dalam bukunya yang berjudul Rock n Roll Industri Musik Indonesia
dari Analog ke Digital membagi periode sejarah industri musik Indonesia menjadi
tiga periode, periode pertama tahun 1950-1970 sebagai masa Piringan Hitam, periode
kedua berkisar antara tahun 1970 hingga akhir 1980-an yang menjadi era Kaset, dan
tahun 1990 hingga sekarang menjadii era revolusi digital.
PEMBAHASAN
Dalam perspektif kebudayaan, musik sebagai bagian unsur kesenian dari kebudayaan
tidak bisa lepas dari realitas sosial dinamika kehidupan yang berkembang di
masyarakat bersangkutan. Sebagai seni, musik tidak lepas dari kehidupan. Bahkan
nilai-nilai intrinsik dari sebuah karya musik (lagu) pada skala tertentu merupakan
pencerminan yang merepresentasikan gambaran kondisi sosio-kultural yang terkait
dengan bidang-bidang kehidupan lainnya, termasuk ketahanan budaya suatu bangsa.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa musik mempunyai peran dan pengaruh
sangat penting dalam kehidupan manusia, termasuk di bidang kehidupan politik.
Sebagaimana tercatat bahwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak lepas dari
peran musik didalamnya. Para seniman pejuang ini dengan spirit kesenimanannya
ikut mengawal jalannya perjuangan bangsa lewat lagu-lagunya bernuansa heroik dan
patriotik. Adalah saatnya bagi kita untuk merenungkan kembali dan memaknai peran
dan fungsi musik tidak sekadar hiburan semata, tapi juga bagaimana
mengintegrasikannya dalam karya besar kehidupan kemanusiaan dan kebudayaan.
Sebuah peristiwa budaya yang awalnya dianggap peristiwa budaya semata menjadi
gerakan kebudayaan yang membawa pengaruh pada pergeseran orentasi nilai dan
gaya hidup yang akhirnya berimplikasi terhadap kehidupan sosial politik. Sementara
kita sendiri sudah keasyikan terbuai oleh ekstasi kesadaran semu budaya popular
yang mengalir dalam denyut nadi musik pop Indonesia.
Seperti dikatakan Ali Moertopo dalam buku Strategi Kebudayaan, bahwa manusia
sebagai inti kebudayaan merupakan sumber dari berbagai kekuatan-kekuatan dalam
sejarah. Di mana kebudayaan merupakan perwujudan dari segenap hasil pikiran
kemauan serta perasaan manusia dalam rangka perkembangan kepribadiannya. Untuk
mewujudkan semua itu dibutuhkan adanya strategi sebagai kekuatan yang berkenaan
dengan pendayagunaan segala sumber daya suatu masyarakat, suatu bangsa.
Sejarah awal industri musik Indonesia dirintis oleh Sujoso Karsono yang akrab
dipanggil Mas Yos. Kecintaannya pada musik membuat beliau mendirikan The
Indonesian Music Company Limited tanggal 17 Mei 195123 yang dikenal sebagai
label Irama.
Piringan hitam pertama yang dirilis Irama Records adalah album Sarinande (1956)
karya The Progressif, band beraliran jazz yang digawangi oleh Nick Mamahit (piano).
Tahun 1961, Irama Records merilis Semalam di Malaya karya Orkes Studio Djakarta.
Rilisan itu sekaligus menandai piringan hitam stereo pertama di Indonesia. Musisi-
musisi ternama saat itu, seperti Bing Slamet dan Sam Saimun, tak luput digandeng
Irama Records.
Tahun 1988 memulai era baru industri musik, piringan compact disc berformat digital
mulai muncul di pasaran. Lebih dari 100 judul CD yang berisi lagu-lagu Indonesia
dengan berbagai jenis aliran musik. Pop, rock, dangdut hingga keroncong di jual
belikan di toko-toko kaset seluruh Indonesia. Nirwana Records merupakan label yang
mengawali penjualan CD pada akhir tahun 198 yang berisi lagu-lagu populer seperti
Kebyar Kebyar dan Madu Dan Racun.
Tape mulai populer tahun 1950-an. Perkembangan tape recorder ini membawa
perubahan yang pesat dalam membuat musik. Proses edit yang menjadi lebih mudah,
pemberian efek fade in dan fade out bisa dilakukan. Jika sebelumnya seorang artis
harus membawakan lagu dengan sempurna saat direkam, dengan adanya tape
recording, proses penambalan dan edit yang lebih mudah, berbagai kesalahan dapat
diperbaiki dengan mudah.
2.3.2 Multitrack Recording
Mulai tahun 1980-an teknologi digital recording mulai berkembang. Tahun 1984
Sony memperkenalkan Compact Disk CD yang berbentuk seperti cakram kecil
dengan lubang ditengahnya. Ide dari pembuatan CD ini adalah merampingkan bentuk
media penyimpan musik populer selama ini yaitu kaset yang dirasa terlalu besar.
Disamping itu pengenalan CD ini juga bertujuan untuk membuat kualitas audio yang
dihasilkan menjadi lebih baik selain kepraktisan dalam penyimpanan.
Lahirnya CD kemudian diikuti oleh lahirnya VCD dan DVD yang dapat menyimpan
bentuk visual bergerak selain dapat menyimpan bentuk audio.
Perkembangan teknologi dari masa ke masa tidak dapat dipungkiri memberi dampak.
Di satu sisi perkembangan teknologi pemutar musik kesempatan bagi tersebarnya
produk-produk musik secara luas kepada penikmatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN