Anda di halaman 1dari 4

FOGGING FOKUS DBD

No. : KA/BRG/JBG/UKM/DB/10
Dokumen
No. Revisi : 0
KA
Tgl Terbit : 3/1/2022
Halaman : 1/4
UPT dr.Andri Suharyono, M.KP
Puskesmas Pembina
Bareng NIP.196612052001121001

a. Pendahuluan
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau
menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau
"bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan
penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala
dari demam dengue adalah demam, sakit kepala, kulit kemerahan yang tampak seperti
campak, dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat
berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah
demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran
yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan
darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan
tekanan darah rendah yang berbahaya.
Berbagai metode dan usaha pemberantasan telah banyak dilakukan pemerintah
dan masyarakat. Pemberantasan penyakit DBD pada dasarnya secara umum dilakukan
dengan pendekatan dan metode pemberantasan penyakit menular lainnya. Hanya yang
menjadi catatan kita, sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah dan obat
untuk membasmi virus ini. Pemberantasan penyakit DBD pada akhirnya dilaksanakan
terutama dengan memberantas nyamuk penularnya.
Fogging adalah penyemprotan insektisida secara pengkabutan, biasanya dilakukan
di wilayah yang ada penderita DBD untuk membunuh semua nyamuk. Sebenarnya
tindakan ini ditujukan untuk membunuh nyamuk yang diduga telah menggigit seorang
penderita DBD agar tida menularkan pada orang lain. Fogging atau pengkabutan menjadi
salah satu metode yang sering digunakan dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD.
Pada metode ini, suatu lokasi disemprot dengan insektisida menggunakan mesin. Fogging
focus merupakan kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang dilaksanakan
dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk DBD. Tujuan penanggulangan fokus
dilaksanakan untuk membatasi penularan DBD dan mencegah KLB di lokasi tempat
tinggal penderita DBD dan rumah/bangunan sekitarnya serta tempat-tempat umum yang
berpotensi menjadi sumber penularan (Depkes, 2005)..
Pelaksanaan kegiatan fogging DBD di wilayah Puskesmas Bareng pelaksanaannya
sesuai dengan visi UPT Puskesmas Bareng yaitu mewujudkan masyarakat Kecamatan
Bareng yang mandiri hidup sehat menuju kabupaten Jombang yang berkarakter dan
berdaya saing sesuai dengan tata nilai UPT Puskesmas Bareng yang telah ditetapkan
yaitu: Profesional, disiplin, azas legalitas, jaminan mutu dan akuntabel.

b. Latar Belakang
fogging focus hanya merupakan upaya pemberantasan nyamuk bukan upaya
pencegahan sehingga akan dilaksanakan fogging apabila terdapat kasus DBD dan
memenuhi kriteria fogging. Upaya pencegahan terhadap kasus DBD yakni 3M (menguras,
menututp, mengubur) inilah yang dilupakan masyarakat desa banyakyang berpersepsi
tentang fogging focus.menghilangkan DBD Padahal pada berdampak besar pada
kesehatan mereka. Lifestyle merekalah yang selama ini Bermasalah. salah satu
contohnya adalah membuang sampah sembarangan. Selain itu, selama 1 tahun terkahir
kasus DBD wilayah Puskesmas Bareng Mengalami peningkatan
Dari hasil PE DBD positif tahun 2021 di Wilayah Puskesmas Bareng telah
dilakukan Fogging focus DBD kenyataannya lifestyle merekalah yang mendatangkan
DBD didesa tersebut. Dari survey petugaa di wilayahpuskesmas Bareng terdapat
beberapa masalah kesehatan yang kelihatannya sepele namun. Dengan demikian sangat
perlu diperlukan acuhan dalam pelaksanaannya.

c. Tujuan umum dan tujuan khusus


- Tujuan Umum :
Memberantas penyakit demam berdarah salah satunya dilakukan fogging focus
DBD
- Tujuan Khusus :
1. Membunuh Nyamuk dewasa

d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


No Kegiatan pokok Rincian kegiatan
1 Fogging fokus DBD 1. Petugas menyiapkan data sasaran yang akan di fogging
2. Petugas berkoordinasidengan desa setempat untuk
melakukan pengasapan
3. Petugas penyemprot dilakukan petugas Puskesmas atau
petugas harian lepas yang terlatih
4. Petugas fogging melakukan pengasapan dengan cara :
a. Petugas memakai APD Petugas mencampurkan
insectisida dengan dosis yang telah ditentukan
denganpelarut (solar) dengan menggunakan gelas
takar dan dicampur rata
b. Petugas fogging Memasukkan racun dan pelarut
dalam mesin Fogging
c. Petugas fogging Memasukkan bahan bakar ke dalam
2
mesin fogging
d. Petugas Fogging memastikan BBM dan insectisida
yan dilarutkan masuk di tangki senfog dan
memastikan menutup dengan rapat
e. Petugas Fogging memastikan bagian-bagian mesin
seperti pipa larutan,, tabung pengasap dan
busiterpasang dengan benar seta mengencangkan
mur dan baut
f. Petugas fogging menghidupkan mesin fogging
dengan memompa dan mengatur tombol kran
g. Petugas Puskesmas beserta perangkat desa
Memastiklan pengguni rumah tidak ada didalam
rumah
h. Petugas Puskesmas ,Ketua RT, Tokmas, staff desa
atau kader mendampingi petugas dalam kegiatan
penyemprotan
i. Petugas Fogging melakukan pengasapan dari rumah
penderita DBD kemudian memutar sampai radius
200m.
j. Petugas memastikan tidakada BBM dan racun di
dalam mesin setelah pengasapan selesai
k. Petugas Puskesmas melakukan evaluasi setelah
pengasapan/fogging selesai dilaksanakan
l. Dokumentasi
m. Pencatatan dan pelaporan

e. Cara melaksanakan kegiatan

Kegiatan Pelaksana
No Lintas program Lintas sektor
pokok program
1 Fogging - Mempersiapkan - Bidan desa RT/Rw/ Kasun sebagai
Fokus DBD sasaran membantu pengkoordinasi
- Menyiapkan pelaksanaan pelaksanaan Fogging
BBM, Racun fogging focus DBD di
serta alat wilayahnya
Fogging

f. Sasaran
Rumah dan lingkungan radius 200 meter dari Penderita DBD
3
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fogging Fokus DBD
1 ( bila ada kasus)            

h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi kegiatan pemberian setelah fogging selesai dianggap berhasil bila
nyamuk dewasa mati, tidak ada keracunan baik orang maupun hewan.

i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Hasil kegiatan dari desa di laporkan ke puskesmas setelah di validasi oleh
puskesmas kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan kabupate setiap kali kegiatann.

Ditetapkan di Jombang
pada tanggal 3 Januari 2022

Kepala UPT Puskesmas Bareng,

dr. ANDRI SUHARYONO, M.KP


Pembina
NIP. 196612052001121001

Anda mungkin juga menyukai