PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Kampus PENS Raya ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 60111 Mata Kuliah : Rekayasa Perangkat Lunak Dosen : Nailussa’ada Kelas : 2 D3 IT - LA Sifat : Terbuka Durasi Waktu/Jam : 100 Menit, 13.00 – 14.40 Hari/Tgl : Senin, 13 Juni 2022 Pelaksanaan
NAMA : DEATRI NARI RATIH
NRP : 3120521002 2 D3 TEKNIK INFORMATIKA PSDKU - LA 1. Mc Call Quality : menjelaskan tentang factor kualitas perangkat lunak
- Faktor pengoperasian produk Kebenaran, Keandalan, Efisiensi, Integritas,
Kegunaan. - Faktor revisi produk Maintainability, Flexibility, Testability. - Faktor transisi produk Portabilitas, Reusabilitas, Interoperabilitas. 2. versi dari produk baru dengan fitur yang sangat sederhana tetapi mampu memberikan hasil maksimum tentang pengetahuan konsumen secara mudah. 3. Software testing merupakan salah satu bagian penting dan sering digunakan dalam pengembangan dari suatu software. Dengan adanya software testing, software engineer mampu mengenali error atau kecacatan yang ada dari suatu software. Secara umum, sifat-sifat ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana komponen atau spesifikasi sistem sedang diuji: - Awalnya mengumpulkan persyaratan yang dapat digunakan untuk memandu desainnya untuk pengembangan. - Harus merespon dengan benar untuk semua variasi data input. - Harus melakukan tugasnya di bawah batas waktu. - Setelah instalasi, dapat dengan mudah dijalankan di lingkungan yang dimaksud. - Dapat mencapai hasil yang diinginkan yang dibutuhkan oleh stakeholder. Fase-fase pada Software Testing:
- Requirement analysis : Analisis persyaratan adalah langkah pertama dimana
pengujian siklus dimulai dengan tinjauan umum persyaratan user. Tujuan dari requirement analysis adalah untuk memahami persyaratan yang penting untuk pengujian sebuah produk. - Test Case Design and Development : Langkah ini digunakan untuk menemukan apa saja persyaratan komponen yang diperlukan. Spesifikasi desain diuji dan diperiksa dan membuat tinjauan atau review dari test spesifikasi. - Test Execution : Pada tahap ini, melakukan peninjauan pada kode atau program yang ada. Melakukan eksekusi program, evaluasi tes dan memberikan hasil dari simulasi yang dilakukan. - Test Closure : Tahap ini menghasilkan ringkasan dari testing yang telah dilakukan dan menyiapkan dokumentasi dari suatu proyek atau software. - Test Process Analysis : Ringkasan akan dianalisis untuk meningkatkan kinerja dari suatu aplikasi dengan menggunakan teknologi baru atau menambahkan fitur- fitur tambahan yang diperlukan Level pada Software Testing : 1. Unit Testing : Unit Testing adalah bagian terkecil yang dapat diuji dari seluruh aplikasi. Tujuannya untuk memberikan sepotong kode yang harus memenuhi persyaratan. 2. Integration Testing : Dalam integration testing, kode akan dibagi menjadi beberapa segmen dan diuji sebagai kelompok. Tugas utama integration testing adalah untuk menganalisis parameter seperti persyaratan fungsional, persyaratan kinerja dan persyaratan keandalan yang ditempatkan pada item desain utama. 3. Function Testing : Function Testing dapat disebut sebagai black-box testing. Dalam function testing, pengujian dilakukan dengan memberikan input yang valid, dan hasilnya dari diamati. 4. System Testing : Ini dianggap sebagai jenis pengujian yang lebih terbatas, system testing berusaha mendeteksi segala cacat dalam unit perangkat lunak yang terintegrasi bersama. 5. Acceptance testing: dikenal juga sebagai pengujian penerimaan operasional atau pengujian penerimaan lapangan karena dijalankan dengan mengikuti prosedur tes penerimaan yang telah ditentukan untuk mengarahkan pengguna tentang data mana yang akan digunakan setelah mengikuti prosedur langkah demi langkah. 6. Regression testing: pada regression testing, aplikasi yang dikembangkan akan diuji dan menganalisis error atau penyimpangan yang ada ketika perubahan dibuat di program baru. 4. Metode untuk melihat bagaimana seseorang mengambil sikap / berperilaku akan konflik yang terjadi yang melibatkan dirinya. ada lima perilaku Thomas-Kilmann Model ketika seseorang mengalami konflik yaitu: 1. Kompetisi (Competing) Kompetisi adalah kombinasi dari asertif dan un-kooperatif. Posisi ini menunjukkan seseorang yang mengutamakan dirinya sendiri lebih besar di banding mengutamakan kepentingan orang lain. Di posisi ini seseorang akan menggunakan segala kekuatan, kemampuan dan sumber daya yang ada untuk mempertahankan posisinya dan meraih kemenangan. 2. Akomodasi (Accomodating) Akomodasi adalah kombinasi dari un-asertif dan kooperatif. Dalam posisi ini, seseorang mengorbankan kepentingan dirinya untuk memenuhi kepentingan dan keinginan orang lain. Pada posisi ini, seseorang mengalah walaupun sebenarnya ia ingin hal yang lebih baik. 3. Menghindar (Avoiding) Menghindar adalah un-asertif dan un-kooperatif. Orang di posisi ini tidak memperjuangkan keinginannya sendiri maupun orang lain. Intinya, dia tidak mau terlibat dalam konflik. Di tahap awal orang pada posisi ini menggunakan diplomasi untuk menunda isu yang dibahas beberapa saat. Kemudian ia akan menghindar dan pergi di saat yang tepat. 4. Kolaborasi (Collaborating) Kolaborasi adalah posisi asertif dan kolaboratif. Ini adalah lawan dari menghindar. Posisi ini membutuhkan usaha bersama dari kedua belah pihak yang terlibat konflik untuk menemukan apa yang menjadi dasar bersama terlebih dahulu untuk menemukan posisi yang lebih menguntungkan bagi keduanya. Bisa jadi di dalam prosesnya terjadi ketidaksetujuan. Namun, pada akhirnya akan ditemukan hal yang lebih baik bagi keduanya. Ini membutuhkan kesabaran dan kesadaran untuk menghormati pihak lain tanpa mengorbankan kepentingannya sendiri. Inilah kondisi yang ingin dicapai kebanyakann orang saat menghadapi konflik. 5. Kompromi (Compromising) Kompromi ada di posisi tengah antara Kolaborasi dan Menghindar. Pada posisi terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. Namun, tidak semua keinginan terpenuhi, ada hal yang dikorbankan demi pihak lain. Pihak lain juga mengalami kondisi yang sama. Ada konsesi yang ditawarkan dan diterima oleh masing- masing pihak. Setiap dari kita mempunyai kapasitas untuk dapat menggunakan lima Thomas- Kilmann Model di atas. Tidak ada gaya yang ideal dan terbaik untuk menghadapi konflik yang kita temui. Belajar memahami ke lima gaya ini akan memudahkan kita untuk menggunakannya di saat yang tepat saat konflik terjadi.
5. Aesthetic and Minimalist Design
Desain layout yang baik haruslah nyaman dipandang dengan menggunakan kontras warna yang baik, posisi yang sesuai dan serasi. Dengan desain yang minimalis dan dipadukan dengan whitespace (jarak antar elemen) yang sesuai akan membuat aplikasi terlihat elegan.
Help user Recognize, Diagnose and Recover from Errors
Desain yang baik dan nyaman tentu belum lengkap tanpa adanya penanganan error bila terjadi. Saat error terjadi, aplikasi seharusnya tidak hanya memberikan pesan error namun juga memberikan solusi.
Help and Documentation
Harapan user menggunakan sistem atau aplikasi tentunya dapat menyelesaikan masalah dan pekerjaannya. Untuk membantu mereka dalam menyelesaikan masalah atau pekerjaannya kita perlu diberikan fitur bantuan dan dokumentasi dari kemungkinan kesalahan dalam penggunaan.
Pendekatan sederhana untuk SEO: Bagaimana memahami dasar-dasar optimasi mesin pencari dengan cara yang sederhana dan praktis melalui jalur penemuan non-spesialis untuk semua orang