Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kelamin atau Venereal Diseases (VD) sudah lama dikenal dan
beberapa diantaranya sangat populer di Indonesia. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan perkembangan peradaban masyarakat, banyak ditemukan
penyakit baru sehingga istilah tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Sexually Transmitted Diseases (STD).
Sejak tahun 2008, istilah STD mulai berubah menjadi Infeksi Menular Seksual
(IMS) atau Sexually Transmitted Infection (STI), agar dapat menjangkau pasien
atau penderita yang asimtomatik.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan invasi
organisme virus, bakteri, jamur, dan parasit yang sebagian besar menular melalui
hubungan seksual. 2 Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah
kesehatan masyarakat pada sebagian besar wilayah dunia. Menurut WHO tahun
2012, terdapat 357 juta kasus baru IMS di dunia dengan perkiraan 1 juta kasus
baru setiap harinya.3 Di Amerika Serikat, data dari Center for Disease Control
and Prevention (CDC) tercatat ada lebih dari 19,7 juta kasus baru IMS setiap
tahunnya. Pada tahun 2016, di Indonesia terdapat 61.000 kasus IMS, sedangkan
di kota Bandung pada tahun 2012 terdapat 1.419 kasus. Salah satu jenis IMS yang
merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh negara termasuk Indonesia
adalah kondiloma akuminata.
Kondiloma akuminata (KA) merupakan salah satu infeksi menular seksual
(IMS) yang menjadi masalah kesehatan di seluruh negara terutama negara-negara
berkembang. Kondiloma akuminata jika di artikan kedalam bahasa Yunani akan
memiliki arti yang khas terhadap penyakit ini. Kondiloma yang memiliki arti
“tumor bulat” dan akuminata yang memiliki arti “titik yang tajam” dimana jika di
gabungkan akan memiliki arti tumor bulat yang dipermukaannya tampak jelas
seperti kumpulan kutil yang tidak memiliki permukaan yang rata, jika
disimpulkan memiliki arti adanya kutil di sekitar kelamin. Kondiloma akuminata
biasanya asimptomatik, namun tergantung pada ukuran dan lokasinya. Gejala
yang timbul dapat berupa gatal, keluar darah, kemerahan dan dispareunia.
Kondiloma akuminata atau genital warts atau yang lebih dikenal masyarakat
awam sebagai kutil kelamin adalah salah satu penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh virus Human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan
hiperplasia pada mukosa dan kulit perineum. Pada >95% kasus yang ditemukan
pada penderita disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 11, namun dapat juga
disebabkan HPV yang berisiko tinggi menjadi ganas seperti HPV 16 dan 18.
Adanya kontak seksual menjadi faktor risiko terjadinya infeksi HPV, dan risiko
akan meningkat dengan banyaknya jumlah partner seksual.
Penyakit ini dijumpai pada usia produktif terutama pada orang dewasa.
Diperkirakan bahwa 30% sampai 50% orang dewasa aktif seksual terinfeksi oleh
HPV. Kebanyakan individu yang aktif seksual terinfeksi HPV subklinis dan
asimptomatik. Kondiloma akuminata dapat menyerang semua bangsa dimana
frekwensi antara laki-laki dan perempuan adalah sama. (Faharuddin A, 2004).
Transmisi HPV dapat terjadi melalui kontak seksual langsung, genitogenital,
orogenital dan anogenital. Persalinan pada ibu dengan kutil anogenital dapat
menularkan HPV pada neonatus yang menyebabkan kutil extragenital dan
papillomatosis laryngeal pada anak. (Androphy E, 2008).
Kondiloma akuminata dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti
kanker serviks, kanker genital lain seperti kanker vulva vagina atau anus, infeksi
HIV dan komplikasi selama kehamilan dan persalinan karena KA selama
kehamilan dapat terus membesar di daerah dinding vagina dan menyebabkan
sulitnya proses persalinan. Faktor risiko lain yang juga berperan adalah kegiatan
seksual pada usia yang lebih muda, adanya riwayat infeksi menular seksual, dan
kebiasaan merokok yang berperan dalam infeksi HPV yang persisten.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pada lesi yang meragukan
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti dermatopatologi (biopsi), pap
smear, deteksi HPV DNA, dan pemeriksaan serologis. (N Lacey, 2010).
Tujuan utama pengobatan menghilangkan lesinya. Terapi yang tersedia tidak
mengeradikasi infeksi HPV. Pemilihan terapi bergantung pada kemampuan
pasien, sumber daya yang tersedia dan pengalaman yang dimiliki oleh penyedia
layanan kesehatan. Tidak ada terapi yang lebih superior dibandingkan yang
lainnya dan belum ada satu terapi yang ideal untuk semua pasien dengan
kondiloma akuminata. (Setiati S, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kondiloma Akuminata?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan
Kondiloma Akuminata
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari makalah ini diharapkan menambah informasi mengenai Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Kondiloma Akuminata.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Hasil dari makalah ini diharapkan menambah wawasan mengenai Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Kondiloma Akuminata.
1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil dari makalah ini diharapkan meningkatkan pengetahuan tenaga
kesehatan mengenai Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kondiloma
Akuminata
1.4.4 Bagi Penulis
Hasil dari makalah ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kondiloma Akuminata

Anda mungkin juga menyukai