Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CEDERA KEPALA

Untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan (daring)

Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB1)

Yang dibina oleh Maria Diah Ciptaningtyas, M.Kep.,Sp.MB

Oleh:

Wahyu Artyningsih (P17212215033)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SIROSIS HEPATIS

Pokok Bahasan : cedera kepala


Sasaran : Keluarga dan Pasien
Hari/ Tanggal : 25-10-2021
Waktu : 09.00
Tempat : Rumah masing-masing

A. Tujuan Intruksional Umum


Pada akhirnya proses penyuluhan pasien dan keluarga mampu memahami materi tentang
penanganan cedera kepala .
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat
a. Menjelaskan definisi cedera kepala
b. Menjelaskan klasifikasi cedera kepala
c. Menjelaskan tanda dan gejala cedera kepala
d. Menjelaskan cara penanganan cedera kepala

C. Sasaran
Keluarga dan pasien
D. Materi Terlampir
1. Definisi cedera kepala
2. Klasifikasi cedera kepala
3. Tanda dan gejala cedera kepala
4. Penanganan cedera kepala
E. Metode
Ceramah Tanya jawab
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran


1. 5 Menit Pembukaan Salam pembuka Menjawab salam
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan
1. Definisi Cedera Memperhatikan
kepala
2. klasifikasi Cedera
kepala
3. tanda dan gejala
Cedera kepala
4. Penanganan
Cedera kepala

3. 10 menit Evaluasi
Memberikan kesempatan untuk Bertanya dan mendengar
bertanya Meminta audience jawaban
menjelaskan tentang materi Menjelaskan materi
Cedera kepala
4. 5 menit Terminasi
Mengucapkan terima kasih atas Memperhatikan
perhatian yang diberikan Menjawab salam
Mengucapkan salam

H. Evaluasi
a. Menjelaskan definisi Cedera kepala
b. Menjelaskan klasifikasi cedera kepala
c. Menjelaskan tanda dan gejala cedera kepala
d. Menjelaskan cara penanganan cedera kepala
MATERI PENYULUHAN

A. DEFINISI CEDERA KEPALA


Cedera kepala terjadi akibat adanya pukulan atau benturan secara mendadak yang mengenai kepala
dan dapat disertai peningkatan tekanan intrakranial tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.
Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tengkorak maupun otak yang dapat terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas (Takatelide, Kumaat, & Malara, 2017). Cedera kepala adalah gangguan fungsi
normal otak yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran, gangguan fungsi tubuh,
gangguan emosional dan tingkah laku (Manurung, 2018).

B. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA


Penilaian cedera kepala dapat dinilai menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) (Tim

Pusbankes, 2018)

1. Berdasarkan keparahan cedera :

a) Cedera Kepala Ringan (CKR)

1) Tidak ada fraktur tengkorak

2) Tidak ada kontusio serebri, hematom

3) GCS 13-15

4) Dapat terjadi kehilangan kesadaran tapi <30 menit

b) Cedera Kepala Sedang (CKS)

1.Kehilangan kesadaran
2.Muntah
3.GCS 9-12
4. Dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan (bingung)

c) Cedera Kepala Berat (CKB)

1) GCS 3-8
2) Hilang kesadaran >24 jam
3) Adanya kontusio serebri, laserasi/hematom intrakranial
Tabel 2.1: Klasifikasi Cedera Kepala

Jenis Pemeriksaan Nilai

Respon buka mata (Eye)

- Spontan 4

- Terhadap suara 3

- Terhadap nyeri 2

- Tidak ada respon 1

Respon Verbal (Verbal)

- Berorientasi baik 5

- Berbicara mengacau (bingung) 4

- Kata-kata tidak teratur 3

- Suara tidak jelas 2

- Tidak ada respon 1

Respon motorik terbaik (Motorik)


6
- Ikut perintah
- Melokalisir nyeri 5

- Fleksi normal (menarik anggota yang 4


dirangsang)

- Fleksi abnormal (dekortikasi) 3

- Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2

- Tidak ada respon 1

Sumber: (Tim Pusbankes, 2018)


Macam-macam tingkat kesadaran (Tim Pusbankes, 2018):

1. Composmentis (normal)

a. Sadar penuh

b. Dapat dirangsang oleh rangsangan : nyeri, bunyi atau gerak

c. Tanda-tanda: sadar, merasa mengantuk atau sampaitertidur. Jika tidur dapat disadarkan

dengan memberikan rangsangan.


2. Apatis (acuh tak acuh)

a. Acuh

b. Lama untuk menjawab terhadap rangsangan yang diberikan.

c. Tanda-tanda: sadar tapi tidak kooperatif.

3. Somnolent (ngantuk)

a. Keadaan ngantuk

b. Dapat dirangsang dengan rangsangan: dibangunkan atau dirangsang nyeri.

c. Tanda-tanda: sadar tapi kadang tertidur, susah dibangunkan, kooperatif dan mampu

menangkis rangsangan nyeri.

4. Dellirium (mengigau)

a. Penurunan kesadaran disertai peningkatan yang abnormal

b. Dapat dirangsang dengan rangsangan nyeri

c. Tanda-tanda: gaduh, gelisah, kacau, teriak-teriak, disorientasi.

5. Koma/sopor (tidak sadar)

a. Keadaan tidak sadarkan diri

b. Tidak dapat dibangunkan bahkan dengan diberikan rangsangan yang kuat.

c. Tanda-tanda: tidak adanya jawaban terhadap rangsangan yang diberikan.

C. TANDA DAN GEJALA CEDERA KEPALA

Menurut SDKI (2017) tanda dan gejalanya , diantara lain :


1. Gejala subjektif : sakit kepala
2. Gejala objektif :
a) Tekanan darah meningkat dengan tekanan nadi (pulse pressure) melebar
b) Bradikardi
c) Pola nafas irreguler
d) Tingkat kesadaran menurun
e) Respon pupil melambat atau tidak sama
f) Refleks neurologis terganggu
g) Gelisah
h) Agitasi
i) Muntah (tanpa disertai mual)
j) Tampak lesu / lemah
k) Fungsi kognitif terganggu
l) Tekanan intrakranial (TIK) > 20 mmHg
m) Papiledema
n) Postur deserebrasi (ekstensi)

D. CARA PENANGANAN CEDERA KEPALA


Beberapa penatalaksaan pada pasien cedera kepala (Tim Pusbankes, 2018):

Penatalaksanaan cedera kepala ringan

 Observasi atau dirawat di Rumah Sakit

1. CT scan tidak ada


2. CT scan abnormal
3. Semua cedera tembus
4. Riwayat hilang kesadaran
5. Kesadaran menurun
6. Sakit kepala sedang-berat
7. Intoksikasi alcohol/obat-obatan
8. Fraktur tengkorak
9. Rhinorea/otorea
10. Tidak ada keluarga dirumah
11. Amnesia

 Rawat jalan

Jika pasien tidak memenuhi kriteria rawat INAP. Maka, berikan pengertian kemungkinan

kembali ke RS jika memburuk dan berikan lembar observasi

Lembar observasi : berisi mengenai kewaspadaan baik keluarga maupun penderita cedera

kepala ringan. Apabila dijumpai gejala-gejala dibawah ini maka penderita harus segera dibawa

ke RS:

1. Mengantuk berat atau sulit dibangunkan


2. Mual dan muntah
3. Kejang
4. Perdarahan atau keluar cairan dari hidung dan telinga
5. Sakit kepala hebat
6. Kelemahan pada lengan atau tungkai
7. Bingung atau perubahan tingkah laku
8. Gangguan penglihatan
9. Denyut nadi sangat lambat atau sangat cepat
10. Pernafasan tidak teratur
Daftar Rujukan

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan NAnda NIC NOC (1 ed.).
Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.

Takatelide, F. W., Kumaat, L. T., & Malara, R. T. (2017). Pengaruh Terapi Oksigenasi Nasal Prong
terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof.
Dr. R. D. Kondou Manado. e-Jurnal Keperawatan, 5(1).
Afrianti, Utami, G. T., & Utami, S. (2015). Efektifitas Mendengarkan Asmaul Husna Terhadap Penurunan
Nyeri Kepala Pada Pasien Cidera Kepala. Jurnal Kedokteran, 1-6.
Atmadja, A. S. (2016). Indikasi Pembedahan Pada Trauma Kapitis. Jurnal Ilmu Kedokteran, 1-5.
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri. Jurnal Fakultas Kedokteran, 1-7.

Awaloei, A. C., Mallo, N. T., & Tomuka , D. (2016). Gambaran Cedera Kepala Yang Menyebabkan
Kematian Dibagian Forensik Dan Medikolegal Rsup Prof Dr.R.D Kandou Periode Juni 2015-
Juli2016. Jurnal E-Clinic, 1-5.
Desmawati. (2013). Sistem Hematologi & Imunologi : Asuhan Keperawatan Umum & Maternitas
Dilengkapi Dengan Latihan Soal-Soal. Jakarta: Penerbit In Media.
Hariyani, V., & Budiyono, M. (2012). Asuhan Keperawatan Dengan Cedera Kepala Berat.
Jurnal Keperawatan, 1-10.
Innez Karunia Mustikarani 1 , Yunita Wulandari 2 , Zeni Dwi Setyowati 3 , Nur Rakhmawati
4, 2017, Kombinasi Guided Imagery And Music (GIM) Dan Relaksasi Autogenik
Terhadap Nyeri Pada Cedera Kepala.
Nursalam. (2016). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Putri, C. M., Rahayu, & Sidharta, B. (2016). Hubungan Antara Cedera Kepala Dan Terjadinya Vertigo Di
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Jurnal Fakultas Kedokteran, 1-6.
Rawis, L. M., Lalenoh, C. D., & Kumaat, T. L. (2016). Profil Pasien Cidera Kepala Sedang Dan Berat Yang
Dirawat Di Icu Dan Hcu.Jurnal E-Clinic, 1-8.
Ristanto, R., Indra, R. M., Poeranto, S., & Setyorini, I. (2016). Akurasi Revised Trauma Score Sebagian
Prediktor Mortality Pasien Cidera Kepala . 76- 90.
Ristanto, R., Indra , R Pueranto , S ., & Styorini, I. (2017). Akuransi Reviset Trauma Score Sebagai
Predikator Murtality pasien Cidera Kepala. Jurnal Fakultas Kedokteran, 1-15.
Wahyuni, Nurul Sri. 2016. Dokumentasi Keperawatan Ponorogo: UNMUH Ponorogo Press.
Yesi Pusparini, 2017, Pengaruh Guide Imagery Terhadap Nyeri Kepala Pasien CKR, Volume XI Nomor 1.
Januari 2017.

Anda mungkin juga menyukai