Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dalam Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

Clara Vincensia br Barus, clrvbrs@gmail.com

LATAR BELAKANG

Kesehatan dan keselamatan kerja sangatlah penting. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya kesehatan. Istilah “Keselamatan dan kesehatan kerja” dapat dipandang memunyai dua
sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah
(scientific approach) dan di sisi lain memunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu
program yang memunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja
dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau
memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan,
maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi
potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.

Terjadinya kesalahan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar. Dalam asuhan
keperawatan, yang menjadi taruhannya adalah nyawa pasien. Jika terjadi kesalahan dalam
asuhan keperawatan, maka akan menimbulakan dampak yang besar baik kepada klien / pasien
maupun kepada perawat sendiri. Nah, maka perlu melaksanakan dan menerapkan konsep K3
baik dalam asuhan keperawatan maupun pekerjaan lainnya. Dengan melaksanakan dan
menerapkan konsep K3, tepatnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam asuham keperawatan,
maka akan tercipta lingkungan kerja yang aman dan efektif. Maka diperlukan penerapan K3
dalam asuhan keperawatan.

Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat
harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin
dalam perilaku perawat.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan
fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik
dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan
pendidik. Maka dari itu, perawat juga berperan dalam menereapkan K3 dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.

METODE

Metode yang dilakukan dalam penulisan ini adalah dengan cara pengumpulan data. Data
dikumpulkan dengan cara mereview beberapa karya. Sampel diambil sebanyak 10, dengan
menarik kesimpulan dari setiap referensi, dan menuangkannya dalam tulisan ini. Sehingga dapat
diketahui peran erawat serta penerapan k3 dalam keperawatan.

HASIL

Keperawatan merupakan suatukegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,


kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. yang memberikan asuhan
keperawatan adalah seorang perawat. Dimana perawat merupakan seorang yang telah lulus
pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan
secara holistic dan professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban
memenuhi kebutuhan biopsikososiospiritual klien/perawat. Dalam pemberian asuhan
keperawatan, seorang perawat harus menerapkan konsep K3, yaitu sehat, kesehatan kerja, risiko
dan hazard. Dalam hal ini, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang penting dalam
pemberian asuhan keperawatan. Kesehatan kerja itu bersifat medis, dengan sasarannya adalah
manusia atau pekerja. Nah dalam asuhan keperawatan juga demikian, kesehatan kerja juga dapat
memengaruhi kesehatan perawat, dan jika kesehatan kerja perawat terganggu, maka akan
merugikan klien/pasien serta merugikan perawat itu sendiri. Taruhannya adalah nyawa pasien ,
dan juhga perawat tersebut mendapat kerugian yang dapat berupa kehilangan pekerjaan, bahkan
bisa dibawa ke jalur hukum oleh keluarga klien/pasien.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan
dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur
dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.Dalam pemberian asuhan keperawatan, seporang perawat itu berperan penting.

PEMBAHASAN

Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menurut Sedarmayanti, Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah pengawasan terhadap orang
lain, mesin, material dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami
cedera. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi. Menurut Sumakmur, kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja
beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun
sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
terhadap penyakit-penyakit umum.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 432 tahun 2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja
dengan cara pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

Tujuan K3

Adapun tujuan umum dari K3 adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Menurut Kurniawidjaja, berikut berupa perincian tujuan K3:

1. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan
produktif.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancer.
3. Meningkatkan derjat kesehatan para petugas.

Ruang Lingkup K3

Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan
hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung jawab atas
keberhasilan usaha hyperkes.

Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada kebijaksanaan perusahaan dalam
hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah tenaga kesehatan yang
dipekerjakan dalam perusahaan.

Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time di perusahaan, maka fungsinya
adalah :

1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja hiperkes di perusahaan

2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk administrasi kesehatan kerja.

3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan pengobatan.

4. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan perusahaan.

5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah disetujui.

6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha menindaklanjuti sesuai


wewenang yang diberikan kepadanya.

7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor pekerjaan dan
melaporkan kepada dokter perusahaan.

8. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai kemampuan yang
ada.

9. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.

10. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah sebagai salah
satu dari segi kegiatannya.

11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang dilayani.

12. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.

13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.

14. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.


15. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan

16. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan

17. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka pimpinan paramedis
hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan semua usaha perawatan hiperkes.

Menurut Jane A. Le R.N dalam bukunya The New Nurse in Industry, beberapa fungsi specific
dari perawat hiperkes adalah :

1. Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan perusahaan/ industry dalam membuat program dan
pengolahan pelayanan hiperkes yang mana bertujuan memberikan pemeliharaan / perawatan
kesehatan yang sebaik mungkin kepada tenaga kerja

2. Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk penyakit -penyakit atau korban
kecelakaan baik akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja bedasarkan petunjuk- petunjuk
kesehatan yang ada.

3. Mengawasi pengangkutan si sakit korban kecelakaan ke rumah sakit , klinik atau ke kantor
dokter untuk mendapatkan perawatan / pengobatan lebih lanjut

4. Melakukan referral kesehatan dan pencanaan kelanjutan perawatan dan follow up dengan
rumah sakit atau klinik spesialis yang ada

5. Mengembangkan dan memelihara system record dan report kesehatan dan keselamatan yang
sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan

6. Mengembangkan dan memperbarui policy dan prosedur servis perawatan

7. Membantu program physical examination (pemeriksaan fisik) dapatkan data-data keterangan-


keterangan mengenai kesehatan dan pekerjaan. Lakukan referral yang tepat dan berikan suatu
rekomendasi mengenai hasil yang positif.

8. Memberi nasehat pada tenaga kerja yang mendapat kesukaran dan jadilaj perantara untuk
membantu menyelesaikan persoalan baik emosional maupun personal.
9. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang baik,dan memberikan motivasi
untuk memperbaiki praktek-praktek kesehatan.

10. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan dengan obyektif dan menetapkan
program Health Promotion, Maintenance and Restoration

11. Kerjasama dengan tim hiperkes atau kesehatan kerja dalam mencari jalan bagaimana untuk
peningkatan pengawasan terhadap lingkungan kerja dan pengawasan kesehatan yang terus
menerus terhadap karyawan yang terpapar dengan bahan-bahan yang dapat membahayakan
kesehatannya.

12. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja yang ada
dalam menjalankan praktek-praktek perawatan dan pengobatan dalam bidang hiperkes ini.

13. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program perawatan dan aktifitas perawatan
lainnya demi untuk kelayakan dan memenuhi kebutuhan serta efisiensi.

14. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat) seperti ikatan paramedic hiperkes,
dan sebagainya.

15. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan dan penting adalah mengikuti
kemajuan dan perkembangan professional (continues education).

PENUTUP

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting bagi Perawat. Dimana K3 bertujuan
untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya
dari risiko akibat faktoryang merugikan kesehatan, da penempatan serta pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Sedangkan Perawat berprofesi sebagai pemberi Asuhan Keperawatan kepada klien/pasien.
Dengan adanya K3, maka perawat dapat melalukan tugasnya dengan baik dan benar. Tidak
merugikan klien/pasien dan dirinya sendiri juga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anggeria, Elis.2017.Konsep Dasar K3:Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko dan Hazard dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan. www.id.scribd.com (diakses 30 Oktober 2020)
2. Hidayah, Aep Nurul.2019.Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
www.wordpress.com (diakses pada 1 November 2020)
3. Indarwati, Retno, S,Kep.Ns.2018.Asuhan Keperawatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. www.fdokumen.com (diakses 30 Oktober 2020)
4. Mujiyono, dkk.2013.K3 LH & Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC.
5. Nahrowy.2012.Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) “Fungsi dan Tugas Perwat dalam
K3”. www.wordpress.com. (diakses pada 1 November 2020)
6. Rusli, Patimah.Fungsi Perawat dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
www.academia.edu (diakses pada 2 November 2020)
7. Simamora, R. H. (2018). Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima pasien
berbasis komunikasi efektif: SBAR. Medan: USUpress.
8. Simamora, R. H. (2019). Buku ajar pelaksanaan identifikasi pasien. Uwais Inspirasi
Indonesia.
9. Ulty.2020.Konsep Dasar k3 dalam Keperawatan. www.lancangkuning.com (diakses 30
September 2020)
10. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai