Anda di halaman 1dari 2

5.

persiapan perjalanan pada masa pandemic COVID-19

Secara umum untuk persiapan perjalanan pada masa pandemi covid-19 :

1. Mengikuti protokol kesehatan


Menurut KMK Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang protokol kesehatan bagi
masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian
corona virus disease 2019 (covid-19), protokol kesehatan :
- Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga
dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui
status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila menggunakan
masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
- Bagi anak berumur > 2 tahun, memakai masker saat memerlukan keluar rumah
untuk mencegah penularan
- Anak umur < 2tahun tidak dianjurkan menggunakan masker, berhati-hati memilih
APD yang tidak menimbulkan risiko tercekik/terseadak/kesulitan napas.
- Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu
menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih
(yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
- Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit
sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko
penyakit
2. Jika melakukan perjalanan dari luar negeri selama 14 hari terakhir, protokol yang harus
diikuti :
Menurut surat edaran nomor 8 tahun 2021 tentang protokol kesehatan perjalanan
internasional pada masa COVID-19
Seluruh pelaku perjalanan internasional, baik yang berstatus WNI maupun WNA harus
mengikuti ketentuan/persyaratan sebagai berikut:
a. Mematuhi ketentuan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah
b. Menunjukan hasil negatif melalui tes RT-PCR di negara asal yang sampelnya diambil
dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan dan dilampirkan
pada saat pemeriksaan kesehatan atau e-HAC Internasional Indonesia
c. Pada saat kedatangan, dilakukan tes ulang RT-PCR bagi pelaku perjalanan
internasional dan diwajibkan menjalani karantina berpusat selama 5x24 jam
d. Dalam hal kepala perwakilan asing dan keluarga yang bertugas di Indonesia dapat
melakukan karantina mandiri di kediaman masing-masing selama 5x24 jam
e. Dalam hal hasi pemeriksaan ulang RT-PCR pada saat kedatangan menunjukan hasil
positif maka dilakukan perawatan RS bagi WNI dengan biaya ditanggung oleh
pemerintah dan bagi WNA dengan biaya ditanggung mandiri
f. Setelah dilakukan karantina 5x24 jam terhitung sejak kedatangan, bagi WNI dan
WNA dilakukan pemeriksaan ulang RT-PCR

3. Menentukan tempat tujuan wisata yang aman


Faktor kesehatan menjadi aspek yang harus dipertimbangkan, sebaiknya memilih
destinasi wisata yang berada di wilayah zona hijau. Selain itu juga pilih destinasi wisata
yang sudah memiliki sertifikasi Cleanliness, Healthy, Safety and Environment
Sustainability (CHSE) yang dikeluarkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf)
4. Membawa perlengkapan kebersihan dan kesehatan pribadi
5. Memeriksa kondisi tubuh sebelum berpergian
diantaranya memeriksakan gigi dan mulut, gula darah, dan lain-lain

sumber :
 Keputusan Mentri Kesehatan : Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020
 Surat Tugas Penanganan COVID-19 : Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2021
 KEMENKES : Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemic COVID-19

- Tantangan, Hambatan dan Potensi Medical Tourism di Indonesia


Berdasarkan SQU Medical Journal ada 5 faktor yang membuat orang-orang memilih
untuk berobat ke luar negeri. 5 faktor tersebut ialah :
 biaya terjangkau
 kemudahan mendapatkan perawatan
 ketersediaan jenis perawatan
 perawatan medis bisa diterima
 alasan tambahan.
Berdasarkan faktor tersebut indonesia memerlukan banyak pembenahan dan
peningkatan, termasuk juga dalam peningkatan SDM dan fasilitas yang ditawarkan
selain itu perlu adanya dukungan penuh pemerintah dalam upaya pengembangan
medical tourism di Indonesia.
Tantangan lainnya :
meningkatkan kualitas layanan secara holistik di semua aspek kesehatan,
termasuk faktor yang dinilai pasien seperti penghargaan, kenyamanan, ketertiban,
tanggung jawab, dan profesionalisme agar dapat menyamai layanan kesehatan di
luar negeri, serta merebut kembali kepercayaan masyarakat dalam menikmati
kepuasan dan kehebatan layanan kesehatan di Indonesia

Sumber :
 SQU Medical Journal
 Medical Tourism as a Hospital Marketing Strategy: Narrative Review by Peter Rusli

Anda mungkin juga menyukai