Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AHU AC SENTRAL


DI THE MAJ NUSA DUA

Oleh

BINTANG WAHYU JATI


1715223065

PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BALI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan peradaban manusia telah memacu peningkatan kebutuhan
dan keinginan baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan
ini menimbulkan tantangan untuk dapat memenuhi keinginan tersebut dengan cara
meningkatkan kemampuan menyediakan dan menghasilkannya peningkatan
kemampuan penyediaan atau produksi barang merupakan usaha yang harus
dilakuakan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan
efesien. Usaha ini dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan
demi menjamin kelangsungan perusahaan.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efesien,
dikembangkanlah pemikiran dan pengkajian untuk mendapatkan cara-cara yang
lebih baik. Tujuannya adalah untuk mengahasilkan pengeluaran yang optimal,
sehingga dapat untuk mencapai sasaran secara tepat dalam waktu, jumlah, mutu
dengan biaya yang efesien dengan memanfaatkan factor-faktor produksi. Factor
produksi yang dimaksud meliputi tenaga manusia ( men ), bahan ( material ), dana
( money ), serta mesin dan peralatan ( machines ) kekurangan salah satu factor
produksi dapat menggangu proses produksi, artinya kelancaran proses produk
dapat terhambat bila salah satu factor produksi mengalami kerusakan.
Said ( 1980 ) Fachrurozi ( 2002 ) menyatakan bahwa mesin-mesin produksi
merupakan factor produksi yang berfungsi mengkonfersi bahan baku menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat pengubah energi
yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasiomal dan matematis.
Kebutuhan produktifitas yang lebih tinggi serta meningkatkannya keluaran mesin
pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan otomatisasi. Hal
ini pada gilirannya memperbesar kebuthan akan fungsi
pemeliharaan( maintenance ) mesin-mesin tersebut, selain karena mesin-mesin
tersebut cenderung terus mengalami kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau
perbaikan.
Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap
fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan
adalah untuk mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak
produk akhir. jadi, dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/ peralatan pabrik
diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka waktu
tertentu yang direncanakan tercapai.
Perawatan atau pememliharaan mesin tentu saja membutuhkan biaya. Biaya
ini meliputi nilai rawatan yang disimpan dan digunakan, biaya pekerja langsung,
segala macam pekerja tidak langsung, dan pekerja yang disubkontrakan. Oleh
sebab itu diperlukan suatu pengaturan yang baik sehingga pelaksanaan kegiatan
perawatan diharapkan dapat membantu memaksimalkan perbedaan antara biaya
variable yang dikeluarkan oleh pabrik dan hasil penjualan yang diperoleh dari
menjual produk sehingga keuntungan dapat tatap diperoleh. Ini merupakan fungsi
utama dari manajemen pemeliharaan ( Wallay,1987 ).
Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin
produksi, tetap saja banyak industri/ pabrik berskala besar maupun kecil yang
mengabaikannya. Ini dikarenakan industri/pabrik tersebut hanya memandang dari
segi biaya dan waktu jangka pendek yang akan dikeluarkan untuk melakukan
kegiatan pemeliharaan, tanpa mempertimbangkan kerugian yang mungkin akan
diderita apabila pemeliharaan mesin tidak dilakukan. Oleh karena itu, studi
manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi ini perlu dilakuakan untuk
mengetahui besar perhatian pabrik dalam menerapkan system manajemen
pemeliharaan mesinnya.

Anda mungkin juga menyukai