KELOMPOK : 5
Jumlah
Negeri/Kelurahan
RT RW
Negeri Latuhalat 32 14
Negeri Seilale 10 3
Negeri Nusaniwe 16 4
Negeri Amahusu 23 8
Kelurahan Nusaniwe 22 7
Kelurahan Benteng 39 8
Kelurahan Wainitu 27 6
Kelurahan Kudamati 43 7
Negeri Urimessing 38 8
Kelurahan Mangga Dua 10 4
Kelurahan Urimessing 14 4
Kelurahan Waihaong 14 4
Kelurahan Silale 12 4
Jumlah 300 81
Sumber : BPS Kec. Nusaniwe Dalam Angka 2021
Luas
Negeri/Kelurahan
(Km²)
Negeri Latuhalat 13,00
Negeri Seilale 2,41
Negeri Nusaniwe 16,00
Negeri Amahusu 8,00
Kelurahan Nusaniwe 0,16
Kelurahan Benteng 0,87
Kelurahan Wainitu 0,30
Kelurahan Kudamati 0,67
Negeri Urimessing 46,16
Kelurahan Mangga Dua 0,18
Kelurahan Urimessing 0,27
Kelurahan Waihaong 0,15
Kelurahan Silale 0,18
Kecamatan Nusaniwe 88,35
Pariwisata
Kota Ambon mempunyai potensi yang dapat
dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, ini dapat dilihat
di Kecamatan Nusaniwe yang memiliki karakteristik khas
karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan,
perbukitan dan laut. Hal ini menjadikan Kecamatan
Nusaniwe sebagai daya tarik Wisata Bahari di Kota Ambon
yang dapat dikunjungi oleh wisatawan lokal bahkan
mancanegara sekaligus dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi pembangunan dan perekonomian bagi
masyarakat lokal.
Perikanan
Kecamatan Nusaniwe memiliki potensi perikanan dan
kelautan yang cukup menjanjikan di Kota Ambon yaitu
sebagai penyedia lapangan kerja karena terdapat Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) yang merupakan tempat penjualan ikan
hasil tangkapan nelayan di Kota Ambon. PPI ini terdapat di
dusun Eri.
Pendidikan dan Kesehatan
Kecamatan Nusaniwe juga menjadi pusat kesehatan dan
pendidikan di Kota Ambon. Terdapat beberapa rumah sakit
besar di kecamatan ini yaitu RS Latumeten dan RSUD
Haulussy yang merupakan rumah sakit rujukan untuk
wilayah Ambon dan sekitarnya serta pada bidang pendidikan,
Kecamatan Nusaniwe juga memiliki beberapa perguruan
tinggi yaitu UKIM (Universitas Kristen Indonesia Maluku),
Poltekkes Maluku, dan Kampus PGSD yang bisa menjadi
pilihan untuk masyarakat di Maluku dan sekitarnya untuk
datang melanjutkan pendidikan di Kecamatan Nusaniwe.
PROSES URBANISASI
FAKTOR-FAKTOR URBANISASI
Berdasarkan berbagai penelitian oleh berbagai ahli, mengenai faktor-
faktor yang mendorong arus penduduk dari pedesaan ke perkotaan,
PBB menekankan tiga faktor di bawah ini (Hauser, 1985) :
1. Tingkat pendapatan perorangan meningkat. Pada Kecamatan
Nusaniwe tingkat pendapatan perorangan meningkat dapat dilihat
dari rumah-rumah penduduk yang sudah layak ditinggal dan
memiliki bangunan yang mewah, memiliki kendaraan pribadi
seperti mobil dan motor pribadi. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendapatan perorangan pada
Kelurahan Kuda Mati meningkat.
2. Pertambahan pendapatan cenderung dibelanjakan terutama untuk
barang-barang bukan pertanian. Pada Kecamatan Nusaniwe
pendapatannya cenderung dibelanjakan untuk barang-barang
seperti mobil angkutan untuk menambah penghasilan masyarakat
dan menjual bensin.
3. Produksi dan konsumsi lebih berdaya guna di perkotaan.
Penelitian PBB itu juga mengambil kesimpulan mengenai faktor-
fakor yang mempengaruhi laju urbanisasi. Faktor-faktor ini adalah
(Hauser, 1985) :
Ruang Hidup
Ruang hidup adalah tempat dimana makhluk hidup beraktivitas
di atasnya dan suatu hal yang berkaitan dengan ketersediaan lahan.
Untuk dapat menentukan atau mengetahui ruang hidup pada suatu
wilayah, bisa dihitung dengan membandingkan ketersediaan lahan
pada suatu wilayah dibagi dengan standar Kebutuhan Luas
Minimum Bangunan dan Lahan untuk Rumah Sederhana Sehat
standar Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Pemukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor: 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, yaitu 9m² per jiwa.
Ketersediaan Lahan ( m 2 )
Ruang Hidup=
9 m ²/ jiwa
= 9.816.666 m².
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
Kecamatan Nusaniwe memiliki luas lahan khususnya ruang
hidup yang masih bisa dimanfaatkan sebesar 9.816.666 m2.
= 964,867
m²/jiwa