Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENYULUHAN ISPA, DBD DAN DIARE

A. PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran


pernapasan akut yang meliputi saluran pernapasan bagian atas, seperti rinitis,
faringitis, dan otitis serta saluran pernapasan bagian bawah, seperti laringitis,
bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia yang dapat berlangsung selama 14 hari.
Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut.
Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta
organ seperti sinus, ruang telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2008).
Infeksi Saluran pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak. Infeksi Saluran Pernapasan Atas disebabkan oleh beberapa
golongan kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari
300 macam. Sekitar 90-95% penyebab ISPA pada saluran pernafasan bagian
atas adalah virus. Di negara berkembang, ISPA pada saluran pernafasan
bagian bawah terutama pneumonia disebabkan oleh bakteri dari genus
streptokokus, haemofilus, pneumokokus, bordetella dan korinebakterium,
sedang di negara maju ISPA pada saluran pernafasan bagian bawah
disebabkan oleh virus, miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus dan
herpesvirus.

ISPA dapat diklasifikasikan dalam golongan ringan, sedang, dan berat.


Gejala ISPA meliputi gejala- gejala yang menyerang sistem pernapasan pada
umumnya serta gejala-gejala sistemik, seperti batuk (berdahak atau tidak),
sesak napas, retraksi sela iga, dan demam. Pada balita dan orang tua, sesak
berkepanjangan dapat menyebabkan sianosis. ISPA merupakan suatu air
borne disease, yaitu penyakit yang menular lewat udara.
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung
meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya
dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya
hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk di
Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang
penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Nyamuk aedes aegypty
banyak berkembang biak di tempat- tempat yang tergenang air sehingga
penyakit DBD banyak terdapat di musim penghujan dan daerah- daerah
perkotaan dan pemukiman kumuh. Biasanya penyakit ini menyerang pada pagi
hari dan sore hari. Prevalensi penyakit DBD lebih banyak terjadi pada anak usia
sekolah, dan penyakit ini termasuk penyakit menular melalui gigitan nyamuk dari
penderita kepada orang yang sakit.
Penyakit diare hingga saat ini menjadi masalah di Indonesia. Berbagai
upaya penanganan baik secara medik maupun upaya perubahan tingkah laku
denganmelakukan pendidikan kesehatan secara terus menerus. Namun upaya-
upaya tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan setiap tahun.
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor
yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air
bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan ( pembuangan
tinja yang tidakhigienis ), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek,
penyiapan makanankurang matang dan penyimpanan makanan masak pada
suhu kamar yang tidaksemestinya. Banyak faktor yang secara langsung maupun
tidak langsung menjadi pendorong terjadinya diare yaitu faktor agen, penjamu,
lingkungan dan perilaku. Faktorlingkungan merupakan faktor yang paling
dominan

Penyuluhan ISPA, DBD dan DIARE di masyarakat merupakan bagian dari


program ISPA, DBD dan DIARE yang dilakukan oleh pemegang program ISPA,
DBD dan DIARE dan bekerjasama dengan pembina kelurahan di wilayah kerja
UPT. Puskesmas Bugul Kidul. Program ini bertujuan memberikan pendidikan
dan pengetahuan tentang cara penanggulangan penyakit khususnya ISPA, DBD
dan DIARE.

B. LATAR BELAKANG
ISPA, DBD dan DIARE merupakan penyakit yang sering ditemukan di
Puskesmas Bugul Kidul. Tidak semua masyarakat mengetahui apa itu ISPA
DBD dan DIARE, penyebab, pengobatan medis, serta pencegahannya.
Kebersihan lingkungan, perilaku hidup sehat serta Perubahan cuaca yang tidak
menentu juga menjadi salah satu faktor risiko terjangkitnya ISPA DBD dan
DIARE sehingga jumlah penderita ISPA DBD dan DIARE dapat meningkat.
Beberapa hal yang melatar belakangi program ini antara lain,masih
banyaknya penderita ISPA DBD dan DIARE di wilayah Kecamatan Bugul Kidul.
kegiatan lintas sektoral terlaksana dengan lancar karena terorganisir dengan
baik di kelurahan-kelurahan wilayah puskesmas Bugul Kidul, pengetahuan dan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada msyarakat berpotensi
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang sangat berharga bagi negara.
Sehingga penyuluhan tentang ISPA DBD dan DIARE perlu dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam mengatasi
masalah ISPA DIARE dan DBD melalui pola hidup bersih dan sehat serta
pemberantasan sarang nyamuk dengan cara memantu jentik nyamuk 1 minggu
sekali untuk menurunkan angka kesakitan Demam Berdarah,dan menjadi
penggerak hidup sehat dan bersih di rumah, dan lingkungannya.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan derajat kesehatan masyarakat secara
optimal.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pengertian, tanda gejala,
cara penularan, serta cara mengatasi penyakit ISPA, DBD dan DIARE;
b) Tercapainya Penurunan Angka Kesakitan akibat ISPA, DBD dan DIARE;
c) Masyarakat mau berperan aktif dalam pencegahan penyakit ISPA, DBD
dan DIARE.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan penyuluhan ISPA, DBD dan DIARE di masyarakat adalah
memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengenal, tanda gejala,
cara penularan, serta cara mengatasi penyakit ISPA, DBD dan DIARE.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Penyuluhan ISPA, DBD dan DIARE dilakukan dengan metode penyuluhan
dan Tanya jawab, dengan menggunakan media lefleat.
F. SASARAN
Sasaran penyuluhan ISPA, DBD dan DIARE adalah masyarakat pada 6
kelurahan di wilayah UPT. Puskesmas Bugul Kidul.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal penyuluhan ISPA, DBD dan DIARE di 6 kelurahan wilayah puskesmas
Bugul Kidul :
1. Kelurahan Blandongan : tgl 11 mei 2022
2. Kelurahan Tapaan : tgl 21 mei 2022
3. Kelurahan Kepel : tgl 25 mei 2022
4. Kelurahan Krampyangan : tgl 24 mei 2022
5. Kelurahan Bakalan : tgl 15 juni 2022
6. Kelurahan Bugul Kidul : tgl juni 2022

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengukur pemahaman
peserta tentang materi yang sudah diberikan dengan cara memberikan
pertanyaan seputar materi yang sudah diberikan. Pelaporan pelaksanaan
kegiatan diserahkan kepada Kepala Puskesmas setelah seluruh proses
pelaksanaan kegiatan selesai dilaksanakan dan dicatat dengan baik.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan dilakukan dengan membuat
notulensi kegiatan, dan evaluasi kegiatan dilakukan setelah seluruh kegiatan
selesai dilaksanakan.

Kepala UPT. Puskesmas Bugul Kidul Pemegang Program ISPA


Kota Pasuruan

dr. ANDINI MAULIDAH CHYNTIA DEWI HUSNUL HOTIMAH


NIP. 19871103 201903 2 003 NIP. 19880527202012 2 013
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
………………………………………………

A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
F. SASARAN
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Kepala UPT Puskesmas Bugul Kidul Penanggung Jawab Program


Kota Pasuruan

Nama Nama
Pangkat Pangkat
NIP NIP

Anda mungkin juga menyukai