Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Budi Setiawan

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041175042

Tanggal Lahir : 24 Maret 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4567 / Perilaku Konsumen

Kode/Nama Program Studi : 54 / Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 41 / Purwokerto

Hari/TanggalUAS THE : 13 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Budi Setiawan

NIM : 041175042

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4567 / Perilaku Konsumen

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen

UPBJJ-UT : Purwokerto

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas
akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal
dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya
yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian
hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Purbalingga,13 Desember 2020

Yang membuat pernyataan

Budi Setiawan
NASKAH UAS - THE

UJIAN AKHIR SEMESTER - TAKE HOME EXAM

UNIVERSITAS TERBUKA

SEMESTER 2020/21.1

PERILAKU KONSUMEN - EKMA4567


Saat ini bisnis kedai kopi atau coffee shop menjadi salah satu bisnis yang sangat
menjanjikan. Hal ini dikarenakan berkembangnya tren minum kopi di kedai kopi atau hang
out di kafe. Minum kopi kini tidak hanya identik dengan kegiatan yang dilakukan oleh
kaum bapak saja, anak muda pun menjadikan kegiatan minum kopi sebagai sebuah lifestyle
dan sebagai sarana menunjukkan eksistensi mereka. Prospek kedai kopi sangat bagus,
tahun ini akan terus menjamur, kenaikannya bisa 10 sampai 15 persen. Jumlah kedai kopi
di Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat tiga kali lipat dari 1.083 outlet di 2016
menjadi 3.000 outlet pada akhir 2019.

Pada tahun 2015, International Coffee Organization (ICO) merilis data pertumbuhan
jumlah peminum kopi di Indonesia, yaitu sebesar 8%, lebih besar daripada pertumbuhan
dunia yang hanya mencapai 6%. Menurut Jacobs Suchard – peneliti konsumen kopi asal
Italia - terdapat perbedaan antara pehobi kopi dan penyuka kopi. Pehobi kopi adalah
konsumen yang mementingkan ritual. Mereka menampilkan suatu sikap yang menekankan
pentingnya nilai energik kopi dan sinergi dengan ritual mengkonsumsi kopi. Bagi mereka
cangkir kopi adalah simbol dari terulangnya ritme sehari-hari. Selain itu, mereka melihat
bagi kenikmatan dan rasa kopi terletak pada ritualnya itu. Segmen ini mencapai 22 persen
dari pasar.

Penyuka kopi adalah konsumen yang benar-benar kopi-oriented. Mereka sangat


mementingkan efek stimulasi dari kopi (mereka melihat dan memiliki pengalaman
mengkonsumsi kopi sebagai tonik untuk fisik dan psikis). Nilai itu sebanding dengan nilai
bersosialisasi yang melekat ketika seseorang mengkonsumsi kopi. Segmen ini paling besar
atau sekitar 47 persen dari populasi konsumen kopi sehingga merek sering disebut sebagai
target pasar inti.

Selain dua segmen tadi, ada segmen lain, yakni segmen konsumen yang sadar tentang
kesehatan. Konsumen ini besarnya sama dengan konsumen yang menganggap bahwa ritual
penting atau sebesar 22 persen dari konsumen kopi. Mereka ini ditandai dengan
kecenderungan untuk mengkonsumsi kopi tanpa kafein. Sikap mereka, bagaimanapun,
masih menunjukkan godaan terhadap normal, kopi non-kafein. Ini adalah target pasar yang
terdiri dari baik orang muda dan orang dewasa setengah baya yang tinggal di kota-kota
lebih besar.

Kelompok keempat adalah konsumen kopi bermasalah. Kelompok konsumen ini memang
tidak besar, yakni hanya 9 persen. Mereka menunjukkan sikap yang sangat negatif
terhadap konsumsi kopi normal; mereka tidak sepakat pada pendapat bahwa bahwa
mengonsumsi merangsang dan meningkatkan kualitas energik. Jadi kalapun mengonsumsi
kopi, mereka memilih kopi instan.

Bagi pedagang warung kopi, membidik konsumen memang memerlukan usaha tersendiri.
Gaya meracik kopi misalnya, menjadi pembeda antara kopi yang ditawarkan di café-café.
Terdapat kafe yang menawarkan gaya racik kopi tradisional seperti kopi hitam atau kopi susu
yang diseduh tanpa menggunakan mesin kopi. Misalnya di warung kopi Kong Djie, kopi
diseduh dengan cara jadul ala Belitung. Kopi susunya juga diracik menggunakan susu kental
manis yang merupakan cara membuat kopi susu di wilayah Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Metode seduh ala Asia lainnya adalah kopi drip ala Vietnam. Cara menikmati
kopi ala dripping ini juga cukup terkenal di Indonesia. Adapula kafe yang menawarkan kopi
yang diracik menggunakan mesin espresso, dan menghasilkan kopi-kopi ala Eropa seperti
Espresso, Ammericano, Latte, Macchiato, dan sebagainya.

Selain menghasilkan kopi yang memiliki cita rasa khas, biasanya kedai kopi juga
berlomba untuk menyedikan fasilitas yang diminati oleh kawula muda. Mulai dari
tempatnya yang memiliki tema tertentu, spot foto yang Instagramable, WiFi gratis sampai
dengan varian makanannya. Hal itulah yang membuat kedai kopi menjadi sebuah pilihan
tempat hang out anak muda. Penelitian yang dilakukan Salendra (2014) memperlihatkan
bahwa media aktualisasi diri remaja saat ini adalah budaya nongkrong di kafe atau kedai
kopi. Bentuk aktualisasi diri remaja yang dilakukan saat berada di kafe atau kedai kopi
dapat berupa macam-macam hal, salah satunya dengan mengupdate status atau foto di
berbagai media sosial mereka sehingga akan diketahui oleh banyak orang.

Beberapa kedai kopi mengkhususkan diri menawarkan kopi take away. Kedai kopi seperti
ini tidak menawarkan tempat hang out. Jenis kedai kopi seperti ini sebenarnya sudah ada
sebelum masa pandemi Covid 19, namun dengan pandemi covid 19, jenis kafe seperti
semakin marak. Jenis kafe ini semakin berkembang seiring dengan banyak platform
ssharing economy seperti Grab Food atau Gofood yang memudahkan konsumen memesan
kopi melalui aplikasi tanpa harus ke lokasi.

Seiring dengan menjamurnya kafe-kafe tersebut, pilihan konsumen terhadap jenis dan
pengalaman minum kopi menjadi semakin luas. Pilihan secakir kopi saat ini menjadi
sangat beragam baik dari sisi teknik sedu maupun pilihan bijih kopi. Pilihan bijih kopi
menjadi sangat bervariasi, tak lepas dari peran Indonesia yang menjadi salah satu
penghasil biji kopi terbaik di dunia. Berbagai cita rasa biji kopi dari Kopi Aceh Gayo dari
Aceh, hingga Kopi Wamena Papua memiliki keunikan tersendiri.

SOAL !!

1. Dari abstraksi di atas :

a. Jelaskan bagaimana kebutuhan konsumen dapat digunakan sebagai dasar dalam


melakukan segmentasi dan positioning! Berikan contoh produk yang penggunaan
kebutuhan konsumen sebagai positioning! Gunakan konsep kebutuhan utilitarian dan
ekspresif dalam menjawab pertanyaan anda!
b. Dengan menggunakan kasus di atas, buatlah analisa segmentasi kafe di Indonesia
berdasar aspek kebutuhan konsumen! Uraikan karakteristik dari segmen tersebut!

2. Buatlah analisa tentang pengetahuan produk yang akan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian kopi pada kasus di atas!

a. Uraikan aspek pengetahuan produk yang ada pada kasus di atas dan bagaimana
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen!
b. Uraikan aspek pengetahuan pembelian dan bagaimana pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian konsumen!
3. Dari abstraksi di atas
a. Misalnya anda adalah pemilik kafe yang ingin menargetkan konsumen muda, buatlah
analisis kelompok acuan seperti apa yang akan mempengaruhi pembelian kopi di kafe.
b. Uraikan bagaiamana kelompok acuan dapat mempengaruhi konsumen yang anda
targetkan!

4. Bandingkan tahap-tahap pengambilan keputusan yang dialami konsumen untuk


pembelian segelas kopi dan pembelian arloji!

JAWABAN !!

1. Dari abstraksi diatas


a. Kebutuhan konsumen dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan
segmentasi dan positioning karena sebuah segmen pasar memiliki kebutuhan yang
unik, oleh karena itu perusahan dapat mengembangkan sebuah konsep produk
yang berfokus untuk memenuhi kebutuhan segmen tersebut, sehingga keinginan
segmen tersebut dapat terpenuhi.
Contoh produk yang menggunakan kebutuhan konsumen sebagai positioning
adalah Shampo Tresemme. Di zaman sekarang banyak masyarakat yang membutuhkan
perawatan pada rambut rontok. Yang mana shampo Tresemme hadir dengan komposisi
dan vitamin untuk menjaga rambut agar tidak mudah rontok. Deengan demikian
perusahaan Shampo Tresemme sudah menggunakan kebutuhan konsumen sebagai
positioning.
b. Analisis segmentasi kafe di Indonesia berdasar aspek kebutuhan konsumen :
 Pehobi kopi, adalah mereka yang menjadikan secangkir kopi adalah simbol
dari terulangnya ritme sehari-hari.
 Penyuka kopi, adalah meeka yang benar-benar kopi-oriented, mereka sangat
mementingkan efek stimulasi dari kopi.
 Konsumen yang sadar kesehatan, adalah mereka yang mengkonsumsi kopi
non-kafein
 Konsumen kopi bermasalah, adalah mereka yang lebih memilih untuk
mengkonsumsi kopi instan

2. Buatlah analisa tentang pengetahuan produk yang akan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian kopi pada kasus di atas!

a. Pengetahuan produk

 Gaya meracik kopi, ada yang menggunakan cara tradisional dan ada juga yang
menggunakan mesin espresso.

 Pilihan akan biji kopi kini kian beragam, sehingga konsumen memiliki banyak
pilihan untuk menikmati keunikan dan cita rasa dari berbagai biji kopi yang
ada

b. Pengetahuan pembeliaan

 Adanya kedai kopi yang menyediakan tempat untuk hang out ada juga kedai
kopi yang menawarkan kopi take away

 Semakin maraknya platform sharing economy banyak kedai kopi yang


menawarkan pemesanan melalui platform tersebut tanpa harus datang ke
lokasi. Adanya kedai kopi dengan konsep seperti ini juga sebagai alternatif
bagi konsumen yang tetap ingin menikmati kopi tanpa harus berkerumun di
masa pandemi seperti sekarang

3. Dari abstraksi di atas :

a. kelompok acuan seperti apa yang akan mempengaruhi pembelian kopi di kafe

Karena konsep kedai kopi menargetkan konsumen anak muda maka saya sebagai
pemilik kafe menjadikan pelajar sebagai kelompok acuan.

b. bagaiamana kelompok acuan dapat mempengaruhi konsumen yang anda targetkan!

Karena teman atau sahabat kita akan mempengaruhi kita dalam membeli suatu
barang. Teman dan sahabat sering kali dianggap sebagai kelompok acuan konsumen .

4. Tahapan pengambilan keputusan pembelian secangkir kopi

 Datang ke tempat kedai kopi

 Memilih varian kopi seduh seperti apa

 Memilih jenis kopi robusta atau arabika

 Melakukan pembayaran

Tahapan pengambilan keputusan pembelian arloji

 Adanya kebutuhan untuk menggunakan arloji

 Mencari informasi akan merk, jenis, model dan harga arloji

 Menentukan arloji yang akan dibeli sesuai kondisi keuangan

 Mendatangi tempat / toko online yang menjual arloji yang telah ditentukan

 Melakukan transaksi pembayaran

Anda mungkin juga menyukai