Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KUALITATIF

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP POLA


PERILAKU REMAJA

DISUSUN OLEH :

NAMA : PUTRI RAMADANTI


KELAS : X IPS1
MAPEL : SOSIOLOGI

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN


TP. 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena


berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh
Religiusitas Terhadap Pola Perilaku Remaja”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Teluk Kuantan, Maret 2020

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3. Tujuan.......................................................................................... 2
1.4. Manfaat........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Review Literatur.......................................................................... 3
2.2. Batasan Konseptual................................................................... 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian........................................................................ 7
3.2. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 7
3.3. Teknik Analisis Data................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa pergantian atau transisi dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Masa ini dianggap sebagai masa-masa yang  penting dalam
kehidupan seseorang, khususnya dalam pembentukan kepribadian seseorang. Pada
masa transisi inilah yang menjadikan emosi remaja kurang stabil. Sehingga tidak
jarang menemui remaja yang melakukan perilaku negatif dan penyimpangan. Perilaku
penyimpangan ini bisa menyimpang dari norma hukum, norma agama dan norma
yang dianut masyarakat. Masyarakat biasa menyebutnya dengan istilah kenakalan
remaja.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku, salah satunya menurut Jensen
(dalam Sarwono 2010: 255) mengatakan bahwa kenakalan remaja disebabkan karena
remaja lebih mementingkan faktor individu dibandingkan dengan faktor lingkungan
(Rational choice). Kenakalan remaja yang dilakukannya itu adalah atas kemauanya
sendiri. Misalnya kenakalan remaja disebabkan karena kurangnya iman dalam diri
remaja itu sendiri.
Selain faktor terebut Selain faktor-faktor tersebut, kenakalan remaja juga bisa
dipengaruhi oleh religiusitas remaja. Diibaratkan jika remaja memiliki religiusitas
rendah maka
perilaku kenakalannya tinggi, dan sebaliknya semakin tinggi religiusitas maka
semakin
rendah tingkat kenakalan pada remaja. Mengapa demikian, karena ia memandang
agama sebagai tujuan utama hidupnya sehingga ia berusaha mementingkan ajaran
agamanya dalam perilakunya sehari-harinya.
            Menurut Sudarsono (2008: 120) menurutnya anak-anak remaja yang
melakukan kejahatan sebagian besar disebabkan karena lalai menunaikan perintah-
perintah agama. Pendapat ini diperkuat oleh Sutoyo(2009: 99), menurutnya individu
melakukan suatu penyimpangan disebabkan karena fitrah iman yang ada pada setiap
individu tidak bisa berkembang dengan

3
sempurna atau imannya berkembang tetapi tidak bisa berfungsi dengan baik,sehingga
menyebabkan individu melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat negatif atau
menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya.
            Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Pengaruh Religiusitas Terhadap Pola Perilaku Remaja di Kecamatan Gondanglegi,
Kab. Malang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan
Gondanglegi, Kab. Malang?
2. Berapa besar pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan
Gondanglegi, Kab. Malang?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di
Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku
remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang

1.4 Manfaat Penelitian


1. Secara teoritis: Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dapat di
sosialisasikan oleh lembaga agama kepada remaja
2. Secara Praktis
a. Untuk remaja di Gondanglegi
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya
peran agama (religiusitas) dalam kaitanya dengan pola perilaku remaja Gondanglegi.
b. Guru dan tokoh agama di Gondanglegi
            Diharapkan dari penelitian ini para guru dan tokoh agama menjadi lebih tau
mengenai ”Pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan
Gondanglegi, Kab. Malang”, sehingga ia bisa mencegah dan mengayomi remaja di
Gondanglegi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Hasil Penelitian Terdahulu


No. Peneliti Judul Metode Hasil Kesimpulan
1. Kunto Jati, Pengaruh Kuantitatif Dari hasil Kebanyakan
Winda menonton penelitian responden
Rahmadewanti, tayangan didapat, menadapatkan
Yudistira kekerasan responden hukuman dari
Yusran pada tingkat tidak orangtua atau
imitasi semuanya guru jika
perilaku setuju melakukakan
remaja terhadap perilaku
tayangan kekerasan
kekerasan.
33.67%
netral, 30%
setuju. 20%
tidak setuju
2. Moh. Nur Hubungan Kuantitaif Besarnya Dapat diambil
Khoirudin pendidikan dari hasil ‘r’ kesimupulan
akidah akhlak kerja adalah bahwa
terhadap 0,892 yang hubungan
tingkah laku letaknya pendidikan
siswa MtsN antara 0,800 aqidah akhlak
Pandaan sampai terhadap
0,100, tingkah laku
siswa di MtsN
Pandaan
adalah tinggi

5
3. Christiany Hubungan Kuantitaif Sebanyak Terdapat
Juditha penggunaan 103 hubungan
situs jejaring responden penggunaan
social (50,49%) situs
Facebook jika FB jejarngsosial
terhadap merupakan terhadap
perilaku media yang perilaku
remaja di dianggap remaja di
kota dapat Kota
Makassar menambah Makassar
teman.
Selain itu
109 remaja
(53,43%)
merasa
terhibur
dengan FB

Perbedaan Penelitian ”pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di


Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang” terhadap 3 Jurnal di atas:
a.       Perbandingan penelitian dengan judul No.1 = Perbedaanya terletak pada subjek
variable x, jika No.1 membahas tentang masalah hiburan untuk remaja, maka
penelitian ini mambahas pada keagamaan untuk remaja. Perbedaan temanya pun
cukup signifikan. Yang mengaitkan adalah tentang perilaku remajanya. Tetapi
Metode yang di gunakan sama yaitu Kuantitatif.
b.      Perbandingan penelitian dengan judul No.2 = Perbedaannya jika No.2 membahas
tingkah laku yang dianjurkan dalam agama islam , maka penelitian ini mencakup
lebih umum lagi tentang keagamaan. Secara garis besar temanya sama yaitu tentang
agama. Metode yang di gunakan sama yaitu Kuantitatif.
c.       Perbandingan penelitian dengan judul No.3 = Perbedaanya terletak pada temanya,
jika No.3 membahas tentang masalah media sosial untuk remaja, maka penelitian ini
mambahas pada keagamaan untuk remaja. Perbedaan temanya pun cukup signifikan.
Yang mengaitkan adalah tentang perilaku remajanya. Tetapi Metode yang di gunakan
sama yaitu Kuantitatif.

6
B.     Konsep Penelitian
a.       Pengertian Religius
            Religiusitas berasal dari kata religi, religion (inggris), religio (latin), dan ad-
dien (arab). Menurut Drikarya (dalam Widyanta 2005:80) kata religi berasal dari
bahasa latin religio yang akar katanya religae yang berarti mengikat. Maksudnya
adalah suatu kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan yang harus dilaksanakan.
            Menurut Glock dan Strak (dalam Ancok dan Suroro 1995:76) mendefinisikan
agama merupaka sistem symbol, sistem keyakinan, sistem nilai, sistem perilaku yang
terlambangkan yang semuanya berpusat dari persoalan-persoalan yang dihayati yang
paling maknawi.
            Menurut Mangunwijaya (dalam Andisti dan Ritandiyono 2008:172) bila
dilihat dari kenampakannya, agama lebih menunjukan kepada suatu kelambagaan
yang mengatur tata cara manusia menyembah tuhan. Sedangkan religiusitas lebih
menunjuk kepada aspek yang ada di lubuk hati manusia.
Ciri-ciri individu yang mempunyai Religiusitas
            Glock dan Strak juga mengemukakan ciri-ciri Individu yang mempunyai
Religiusitas:
1.      Memiliki keyakinan aqidah yang kuat
2.      Mengerjakan kegiatan ritual yang diajarkan agama
3.      Perilaku yang dikerjarkan sesuai dengan motivasi yang diajarkan agama
4.      Mengetahui dan memahami hal-hal dasar yang menjadi pokok keyakinan, kitab suci
dan budaya agama
5.      Merasakan pengalaman yang ajaib dalam meyakinkan imannya

b.      Pengertian Remaja


            Salah satu masa dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja.
Desmita (2008:189) Istilah remaja berasal dari bahasa latin “adolescere”. Menurut
Piaget istilah “adoslecere” pada saat inmempunya arti yang lebih luas, yang
mencakup kematangan emosional, mental, sosial dan fisik.

7
            Monks (2006:262) mengatakan masa remaja berlangsung antarausia 12 tahun
hingga 21 tahun. Dengan pembagian 12-15 tahun:masa remaja awal, 15-18
tahun:masa remaja pertengahan, 18-21 tahun:masa remaja akhir.
Ciri-ciri Remaja
            Hurlock (1980: 201-209) menyebutkan cirri-ciri remaja yaitu sebagai berikut:
1.      Masa remaja dianggap sebagai periode yang penting
2.      Masa remaja dianggap sebagai periode peralihan
3.      Masa remaja dianggap sabagai periode perubahaan
4.      Masa remaja sebagai usia bermasalah
5.      Masa remaja sebagai masa mencari identitas
6.      Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
7.      Masa remaja sebagai usia yang tidak realistik
8.      Masa remaja sebagai masa ambang dewasa

c.       Kesimpulan secara konsep


Kesimpuan Religiusitas
      Berdasarkan definisi di atas bisa disimpulkan bahwa religiusitas adalah suatu
gambaran dalam diri seseorang yang mendorongnya bertingkah laku, bersikap,
bertindak sesuai yang diajarkan agamanya.
Kesimpulan Perilaku Remaja
      Secara umum perilaku remaja bisa disimpulkan bahwa segala sesuatu atau
aktifitas yang dilakukan oleh orang berumur 12-21 tahun, baik perilaku itu bersifat
negative atau positif. Dan aktifitas itu didasari oleh kemauanya sendiri.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif  karena untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variable yang satu dengan yang lain.

B.     Sumber Data Penelitian


Penelitian ini menggunakan kuantitatif yang yang diambil melalui data primer yang
diperoleh  secara langsung dari responden yang diteliti dengan memberikan kuisioner 
kepada responden.

C.    Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1.      Keperpustakaan yaitu mencari informasi dari remaja yang dibutuhkan untuk
penelitian yang terpilih menjadi populasi. Data dari internet atau dari sumber data
lain.
2.      Observasi, peneliti melakukan pengamatan secara langsung baik terhadap kegiatan
dan aktifitas religius dan perubahan perilaku remaja tersebut di Kec Gondanglegi,
Kab. Malang.
3.      Teknik wawancara, peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan
langsung atau subjek yaitu sebagian besar remaja religious di Kec. Gondanglegi, Kab.
Malang
D.    Populasi dan sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari penelitian yang menjadi pusat dan menjadi sumber
data penelitian. Populasi penelitian ini sebagian besar remaja Kec. Gondanglegi yang
mempunyai religiusitas yang mana berprilaku baik maupun berprilaku buruk.
2.      Sampel

9
Sampel penelitian diperoleh dengan mengambil sebagian besar data responden dari
populasi. Hal ini mengacu pada (Sugiyono 2005:90) yang mengatakan bahwa wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan
karakterikstik tertentu yang di tetapkan peneliti untuk memepelajari dan kemudian
diambil kesimpulan.
ANALISIS DATA
           Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah
terkumpul akan menjadi tidak berguna jika tidak dilakukan analisis. Oleh karena itu
analisis data berfungsi member arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu.
           Analisis data yang digunakan oleh peneliti menggunakan analisis data
kuantitaif melalui proses analisa deskriptif. Analisa Deskriptif digunakan untuk
membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variable-variabel yang di teliti atau
merangkum hasil pengamatan penelitian yang sudah dilakukakan tanpa membuat
kesimpulan berlaku secara umum. Dari variable yang diperoleh populasi dan sampel
di atas. Statistik deskriptif berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan dan
penyajian dengan mendeskripsikan data-data dari hasil pengamatan.
           Diperlukan teknik statistik untuk menguji adakah pengaruh religiusitas tehadap
pola perilaku remaja Kec. Gondanglegi Kab. Malang. Dengan menggunakan teknik
deskriptif kecenderungan memusat (Measures of Central Tendency). Berikut
penjelasannya:
Dengan menggunakan 3 nilai yang dapat mengukur kecenderungan memusat, yakni
Mean, Median, Modus.
1.      Mean : Untuk memperoleh nilai rata-rata dari sekumpulan data penelitian yang di
peroleh untuk diambil kesimpulan.
2.      Median : Untuk mengethaui nilai tengah dari skumpulan data yang sudah diurutkan
dari hasil penelitian.
3.      Modus : Untuk memperoleh nilai yang sering muncul dalam data penelitian
tersebut, dan untuk diambil kesimpulan.

10
DAFTAR PUSTAKA

1.      Nur Khairudin, Moh. 2007. Hubungan Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap
Tingkah Laku Siswa” (online)
(“http://www.academia.edu/7608041/PENGARUH_AQIDAH_AKHLAK_TERHAD
AP_TINGKAH_LAKU_SISWA, diakses pada tanggal 14 April 2015)

2.      Jati, Kunto. 2014. “Pengaruh Menonton Tayangan Kekerasan Pada Tingkat Imitasi
Perilaku Remaja”. (online)
(http://www.academia.edu/9989046/PENGARUH_MENONTON_TAYANGAN_KE
KERASAN_PADA_TINGKAT_IMITASI_PERILAKU_REMAJA_Disusun_untuk_
memenuhi_tugas_mata_kuliah_Metode_Penelitian_Komunikasi_Kuantitatif_Fakultas
_Ilmu_Sosial_dan_Ilmu_Politik, diakses pada tanggal 14 April 2015)
3.      Haryanto.  2010. “Pengertian Remaja Menurut Para Ahli” (online)
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, diakses pada tanggal 14 April 2015)
4.      Indriani, Gita. 2013. “Populasi, Sampel dan teknik Sampling” (online)
(http://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling ,
diakses tangal 15 April 2015)

5.      Halib, Idham. 2014. “Definisi Populasi dan Sampel Menurut Para Ahli” (online)
(http://konawe-online.blogspot.com/2012/07/definisi-populasi-dan-sampel-
menurut.html#_, diakses tanggal 15 april 2015)

6.      Dewinta, Dita. 2013. “Analisa Data Kuantitaif”. (online).


(http://ditadewinta.blogspot.com/2013/12/analisis-data-kuantitatif.html, diakses
tanggal 16 April 2015)

11

Anda mungkin juga menyukai