Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL

REVIEW
MK.
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai:
Hubungan Pola Asuh Orang Tua
dengan Perkembangan Emosional
Remaja Kelas XI di SMA Swasta
Santa Lusia
(Supriati, 2019-2020)

NAMA MAHASISWA :

NIM : 1213311127

DOSEN PENGAMPU : HUSNA PALUHUTAN TAMBUNAN, S.Pd., M.Pd,

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FIP - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review ini dengan
tepat waktu, dan saya juga berterima kasih kepada bapak Husna Tambunan, S.Pd., M.Pd yang
suka memberikan bimbingannya. Adapun tujuan penulisan tugas Critical Jurnal Review ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah saya yaitu “Perkembangan Peserta
Didik”.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Critical Jurnal Review ini jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki kekurangan yang
terdapat di dalam Critical Jurnal Review ini.

Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Critical Jurnal Review ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Stabat, 5 Oktober 2021

ANISA PADILLA

1213311127

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi pentingnya CJR ......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CJR ..................................................................................................... 1
C. Manfaat CJR ................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
ANALISIS JURNAL ................................................................................................................. 2
Jurnal Utama .......................................................................................................................... 2
Jurnal Pembanding ................................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR


Mengkritik Jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal
agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Kritik jurnal
sangat penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembahasan yang disajikan peneliti. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif
kepenulisan lainnya. Untuk mereview sebuah jurnal terlebih dahulu kita membaca
keseluruhan isi dari jurnal tersebut dan tahap selanjutnya kita mencoba untuk menuliskan
kembali dengan bahasa sendiri dari jurnal tersebut. Critical Journal Review ini berisi tentang
kesimpulan dari jurnal yang sudah ditentukan dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua
dengan Perkembangan Emosional Remaja Kelas XI di Sekolah Menengah Atas Swasta Santa
Lusia Tahun 2019”. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.

B. Tujuan Penulisan CJR


 Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal
 Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal

C. Manfaat CJR
 Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat
dalam suatu jurnal
 Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik
 Sebagai penunjang wawasan bagi pembaca tentang perkembangan emosional peserta
didik

1
BAB II
ANALISIS JURNAL

Jurnal Utama
1 Judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan
Emosional Remaja Kelas XI di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Swasta Santa Lusia Tahun 2019
2 Nama Jurnal Jurnal Maternitas Kebidanan

3 Downoload https://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jumkep/article/view/741

4 Volume dan Vol 4, No. 2 Hal: 7-14


Halaman
5 ISSN 2599-1841
6 Tahun 2019-2020
7 Penulis Supriati
8 Reviewer Anisa Padilla
9 Tanggal di 29 September 2021
review
10 Abstrak
Penelitian
Tujuan Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan pola
Penelitian asuh orang tua dengan perkembangan emosi siswa kelas XI SMA
Swasta Santa Lucia
Subjek Subyek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Swasta Santa
Penelitian Lucia. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling
dengan total sampel sebanyak 60 orang.
Assesment penelitian ini mengunakan rancangan Deskriptif Corelasi dengan
Data menggunakan uji statistic Chi-square.
Kata Kunci Gaya pengasuhan, remaja, emosional
11 Pendahuluan
Latar Belakang Masa awal perkembangan remaja menunjukan dengan jelas
dan teori sifat-sifat masa transisi peralihan. Pada masa ini individu
mengalami perubahan-perubahan jasmani, kepribadian

2
intelektual dan pranan didalam keluarga maupun lingkungan.
Salah satu transisi yang terjadi pada masa remaja adalah
perkembangan emosional. Perkembangan emosional remaja yaitu
keinginan melepaskan diri secara emosional dari orang tua
dalam rangka menjalankan peranan sosial yang baru dalam
masyarakat. Pola asuh orangtua adalah pola prilaku yang
ditetapkan pada anak yang bersifat konsisten dari waktu ke
waktu dan pola prilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi
negatif maupun positif.Pola asuh orangtua adalah serangkaian
kecendrungan prilaku yang diterapkan oleh orangtua dalam
mengasuh, membimbing, memimpin dan merawat anak-
anaknya. Pola asuh orangtua terhadap anak bervariasi. Ada yang
bersifat otoriter, demokratis, permisif.
(Kholikun, 2017).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 60 sampel,
sebanyak 21 orang (35%) responden memiliki pola asuh orang
tua yang demokratis, 11 orang (18,3%) memiliki perkembangan
emosional yang baik, 9 orang (15%) memiliki perkembangan
emosional yang cukup baik dan sebanyak 1 orang (1,7%)
memilki perkembangan emosional yang kurang baik. Kemudian
dari 60 responden hanya 1 orang yang memiliki pola asuh
orang tua yang permisif dan memiliki perkembangan
emosional yang cukup baik. Hasil uji Chi-square menunjukkan
bahwa ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua
dengan perkembangan emosional remaja dengan (p = 0,02 ; p <
0,05).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua
dengan Perkembangan Emosional Remaja di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Swasta Santa Lusia Tahun 2019”.
12 Metode
Penelitian
Langkah  Mempersiapkan rencana penelitian

3
Penelitian  Melakukan pengambilan sampel teknik total sampling
dengan total sampel sebanyak 60 orang
 Melakukan penelitian
 Pengumpulan data dengan alat konsioner
 Menganalisis data dengan analisis univariat dan analisa
bivariat yang dilakukan dengan uji chi- squaredengan
derajat kepercayaan 95%.
 Menyimpulkan hasil penelitian
Hasil 1. Pola asuh orang tua di SMA swasta Santa lusia Tahun
Penelitian 2019
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32 orang
(53,3%) sampel memiliki pola asuh orang tua yang
otoriter, kemudian sebanyak 25 orang (41,6%) sampel memiliki
pola asuh orang tua yang demokratis, dan 3 orang (5%) sampel
mempunyai pola asuh orang tua yang permisif.
Hal ini dapat diketahui dari jawaban kuisioner yang dibuat
sebanyak 18 pernyataan, ternyata dari 60 responden 32 orang
diantaranya memiliki pola asuh orang tua yang otoriter.
2. Perkembangan Emosional Remaja Kelas XI di SMA
Swasta Santa Lusia Tahun 2019
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 26 orang
(43,3%), responden memiliki perkembangan emosional yang
baik, kemudian sebanyak 32 orang (53,3%) responden memilki
perkembangan emosional yang cukup, dan sebanyak 2 orang
(3,3%) responden memiliki perkembangan emosional yang
kurang. Mayoritas remaja di SMA Swasta Santa Lusia Tahun
2019 memiliki perkembangan emosional yang cukup
dengan jumlah 32 orang (53,3%).
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan
Emosional Remaja Kelas XI di SMA Swasta Santa Lusia
Tahun 2019
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 60 sampel,
sebanyak 25 orang (41,6%) memilki pola asuh demokratis, 18

4
orang (72%) diantaranya memiliki perkembangan emosional
yang baik, 7 orang (28%) memiliki perkembangan emosional
yang cukup baik. Hasil uji Chi-squaremenunjukan bahwa nilai
pearson Chi-square hubungan frekuensi variabel pola asuh orang
tua dengan perkembangan emosional remaja ditunjukan dengan
nilai p=0,00 (0,00≤.0,05). Angka tersebut menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
dengan perkembangan emosional remaja.
Pola asuh orang tua berhubungan erat dengan perkembangan
emosional remaja sehingga orang tua dan anak menciptakan
keakraban dan kehangatan, orang tua sebagai tempat pemupukan
kepercayaan diri yang menimbulkan adanya perasaan aman,
sebagai tempat melatih kemandirian remaja dalam membuat
keputusan dan melakukan tindakan.
Diskusi Mayoritas pola asuh orang tua secaraotoriter yaitu
Penelitian sebanyak 32 orang (53,3%) dan minoritas pola asuh orang tua
secara permisif yaitu sebanyak 3 orang (5%).Mayoritas
responden (32 orang: 53,3%) mempunyai perkembangan
emosional yang cukup.
Mayoritas remaja yang memiliki perkembangan emosional
dengan kategori cukup yaitu sebanyak 32 orang (53,3%) dan
minoritas remaja yang memiliki perkembangan emosional
dengan kategori kurang yaitu sebanyak 2 orang (3,3%).
Hasil uji Chi-squaremenunjukan bahwa nilai pearson Chi-
square hubungan frekuensi variabel pola asuh orang tua dengan
perkembangan emosional remaja ditunjukan dengan nilai p=0,00
(0,00≤.0,05). Angka tersebut menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
perkembangan emosional remaja.
Daftar Pustaka Astuti Ariani Dwi, Samsi Haryanto, Yuli Prihatni. 2019.
Evaluasi implementasi Kurikulum 2013: Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan (6) (2). ISSN: 2599-1841.
13 Analisis Jurnal

5
Kekuatan 1) Jurnal ini membahas secara rinci tentang hubungan pola
Penelitian asuh orang tua terhadap perkembangan emosi remaja di
Kelas XI di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta
Santa Lusia Tahun 2019
2) Dalam segi penulisan cukup baik dengan tidak bertele-
tele dalam menulis materinya, penulis juga memasukkan
point-point penting ke dalam jurnal dengan uraian yang
lengkap
3) Pada penelitian ini melampirkan hasil penelitian
sebelumnya seperti hasil penelitian oleh Sofa (2014)
yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tuan dengan
Kenakalan Remaja di SMAru Bojonegorob Negeri 1
Kepoh
4) Kesimpulan ditulis secara ringkas, jelas dan padat
mencakup semua hasil data yang diperoleh
5) Dalam hasil penelitian diberikan data tabel sehingga
memudahkan pembaca dalam menganalisis data
Kelemahan 1) Abstrak hanya ditampilkan dalam bahasa inggris saja
Penelitian yang mana akan membuat pembaca sedikit bingung atau
kemungkinan terjadinya kesalahan makna karena tidak
semua pembaca dapat berbahasa inggris
2) Terdapat penyimpulan data yang berulang-ulang sehingga
terjadi pemborosan kata
3) Pengumpulan data pada penelitian ini hanya
menggunakan alat konsioner saja tidak melaukan
observasi langsung ke lapangan
14 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebagian besar pola asuh orang tua responden bersifat otoriter
(53,3%) dan mayoritas remaja perkembangan emosi cukup baik
(53,3%), dan hasil uji Chi-square menunjukkanbahwa hubungan
nilai Chi-square Pearson dengan pola frekuensi variabel
memupukorang tua dengan perkembangan emosi remaja
ditunjukkan dengan nilai p = 0.00 (0.00≤.0.05). Angka ini

6
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
mengasuh orang tua dengan perkembangan emosi remaja. Dari
hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 22,632, artinya pola asuh
otoriter memiliki peluang yang cukup baik sebesar 22,63 kali
untuk perkembangan emosi remaja.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap anak
memiliki orang tua dengan pola asuh yang berbeda-beda,
karena orang tua terlalu sibuk bekerja serta lingkungan tempat
tinggal juga tidak mendukung penerapan pola asuh terhadap
perkembangan sosial-emosi anak.
Saran Disarankan kepada siswa/i SMA Swasta Santa Lusia mampu
membuka diri kepada orang tua dan mau mendengarkan nasehat
orang tua, lakukanlah hal-hal yang positif, jauhi hal-hal yang
negatif karena itu sangat tidak baik untuk masa depan anda,
perbanyaklah aktifitas yang positif agar bisa mengurangi
keinginan-keinginan atau perbuatan yang negatif.
Referensi 1. Andriani Putri Diana, dkk. 2014. Hubungan
Antara Penggunaan Media Sosial Dengan Prilaku
Seksual Pranikah Pada Remaja Di SMK Perintis 29
Ungaran Kabupaten Semarang. Waluyo Ngadi. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas. Diakses, 11 April 2019.
2. Futhurahman, M. 2012. Kepercayaan Diri, Kematangan
Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dan Kenakalan
Remaja.Diakses 11April 2019.
3. Kholikun, Nahnul. 2017. Pola Asuh Orang Tua
Mengembangkan Religiousitas Anak Remaja Di Desa
Boga Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji.
Diakses, 13 April 2019.
4. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Edisi 1. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
5. Santrock. 2007. Remaja. Edisi Kesebelas. Jakarta:
Erlangga
6. Sari Andria Gina. 2014. Faktor Lingkungan Yang

7
Mempengaruhi Kematangan Emoional Remaja Dalam
Intraksi Sosial Kelas Xi Di SMA PGRI I Padang.Diakses,
06 April 2018.
7. Sefriana, Ruth. 2015. Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Dengan Perkembangan Emosional Remaja Di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 14 Medan
Tahun 2015.Diakses, 06 April 2019.
8. Septiani, Widyawati. 2016 Hubungan Pola Asuh
Demokratis Dan Konsep Diri Terhadap Pengembangan
Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VIII SMP Negri
Bojong.Diakses, 13 April 2019.
9. Septriati. 2012. Pola Asuh Orang Tua .Edisi
Pertama. Jakarta: PT. Angkasa .
10. Sofa, Moh.Abdus. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Dengan Kenakalan Remaja Pada Siswa/siswi SMA
Negeri I Kepohbaru, Bojonegoro Moh. Abdus sofa
(10410063). Diakses, 13 April 2019.
11. Yahya, N. 2010. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Kematangan Emosional Remaja Di Kampung
Bontoa Kelurahan Parang Loe Kecamatan Tamalanrea
Makasar.Diakses, 11 April 2019.
12. Yusuf, A. H. 2013. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Tingkat Kooperatif Anak Usia 3-5 Tahun
dalam Perawatan Gigi dan Mulut. Skripsi. Universitas
Hasanuddin Makassar. Diakses, 15 April 2019.

8
Jurnal Pembanding

1 Judul Hubungan Antara Pemenuhan Tugas Perkembangan Emosional


dengan Tingkat Stres Pada Remaja
2 Nama Jurnal Jurnal Citra Keperawatan

3 Downoload http://ejurnal-citrakeperawatan.com

4 Volume dan Vol. 7, No. 2, Hal 141-157


Halaman
5 ISSN 2502 – 3454
6 Tahun 2019
7 Penulis Bagus Dwi Cahyono, Dwining Handayani, Ida Zuhroidah
8 Reviewer Anisa Padilla
9 Tanggal di 29 September 2021
review
10 Abstrak
Penelitian
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
Penelitian pemenuhan tugas perkembangan emosional dengan tingkat
stres pada remaja siswa kelas X SMK Sakinah Pasuruan
Subjek Subyek penelitian adalah remaja siswa kelas X SMK Sakinah
Penelitian Pasuruan
Assesment Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif
analitik dengan desain cross-sectional dilakukan pada remaja
SMK Kesehatan Sakinah Pasuruan. Teknik sampling yang
digunakan adalah stratified random sampling dengan total
sebanyak 222 orang responden dan dibagi dalam setiap kelas
dan program
Kata Kunci Tugas perkembangan emosional, stres, remaja
10 Pendahuluan
Latar Belakang Stress adalah perasaan terbebani ketika suatu masalah tidak
dan teori bisa ditanggung oleh seseorang. Stress dapat membuat
seseorang tersebut gelisah, mudah marah, dan tegang.

9
Hubungan kerja atau pertemanan seseorag bisa terancam karena
stress. Salah satu akibat stress yang paling sering yaitu
hipertensi (Healthwise, 2009). Stres tidak semuanya merugikan,
stres memberikan energi dan menjaga perilaku berorientasi
tujuan, meskipun stres yang berlebihan dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan mental dan fisik (Simuforosa,
2012). Remaja adalah periode perkembangan ketika anak
mungkin sangat rentang terhadap efek negatif dari stres. Data
dari National Youth Risk Behavior Survey menunjukkan bahwa
8,5% dari remaja telah mencoba bunuh diri, 29% merasa sedih
atau putus asa, 45% telah menggunakan alkohol dalam sebulan,
dan 22% telah menggunakan ganja. Gejala gangguan jiwa telah
dikaitkan dengan efek negatif stres. Jika masalah ini tidak
ditangani, remaja beresiko terhadap kesehatan fisik dan mental
yang berpengaruh pada masa remaja (Suldo et al., 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 2 mei 2018 di SMK Sakinah Pasuruan,
menunjukkan bahwa remaja memiliki tingkat stres yang
beragam dari stres yang normal sampai sedang. untuk
mengatasi masalah tersebut remaja dituntut memiliki
kecerdasan emosional, yaitu kecerdasan dalam menjalin
interaksi sosial untuk membina hubungan yang baik dan efektif
dengan orang lain atau antar individu. Keperawatan sebagai
bagian intergral dari sistem kesehatan di Indonesia turut
menentukan dalam menanggulangi masalah kesehatan jiwa
anak dan remaja. Pemahaman perawat tentang perkembangan
merupakan perspektif yang unik untuk menolong remaja dan
antisipasi orang tua serta koping stres pada remaja. Berdasarkan
uraian di atas dapat diartikan bahwa tingkat stres yang dialami
oleh remaja dipengaruhi oleh pemenuhan tugas perkembangan
emosi yang menjadi salah satu faktor penting selain tugas
perkembangan yang lain.
11 Metode

10
Penelitian
Langkah  Mempersiapkan rencana penelitian
Penelitian  Melakukan pengambilan sampel
 Melakukan penelitian
 Mengumpulkan data dengan kuesioner
 Menganalisis data dengan analisa statistik nonparametik
yaitu uji Spearman Rank dibantu dengan program SPSS
20.0 for Windows, Uji korelasi Spearman Rank tersebut
digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara
dua variabel yang berskala ordinal.
 Menyimpulkan hasil penelitian
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang usia 15-18
tahun, tingkat stres yang dialami oleh mayoritas responden
adalah rentang normal. Tetapi ditemukan bahwa beberapa
responden dengan tingkat stres ringan sampai sangat berat
dialami oleh kelompok usia 16 tahun dan 17 tahun. Dari hasil
ini dapat menunjuk bahwa semakin tinggi usia remaja maka
akan semakin rendah tingkat stres yang dirasakan. Hal ini
dikarenakan semakin bertambah usia seorang remaja, maka
pengetahuan dan pengalaman individu akan bertambah, serta
kemampuan remaja dalam merespon stresor cenderung lebih
baik dibandingkan dengan usia yang lebih muda.
Kematangan emosi seorang remaja dapat menjadi faktor
penting dalam manajemen stres remaja dalam menghadapi
sebuah stresor, sehingga semakin terpenuhi tugas
perkembangan emosional seorang remaja atau dalam hal ini
semakin matang emosional remaja, remaja akan dapat dengan
mudah menyesuaikan dan mengatasi stres tanpa menimbulkan
dampak fisik Pada hasil tersebut, dapat dibandingkan bahwa
perbandingan antara remaja laki-laki yang memiliki pemenuhan
yang sangat baik lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan
remaja perempuan yang memilki pemenuhan yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diartikan bahwa

11
pemenuhan tugas perkembangan emosional yang dialami oleh
responden laki-laki lebih baik dari pada responden perempuan.
Dari hasil penelitian dapat diartikan bahwa mayoritas remaja
perempuan pada SMK Yadika Bangil mengalami tingkat stres
yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki pada
populasi yang sama. Dalam hal ini menunjukkan remaja
perempuan mempunyai sifat lebih memendam perasaan atau
emosi dan remaja laki-laki lebih cenderung mudah meluapkan
emosi. remaja laki-laki lebih mungkin untuk menolak untuk
berurusan dengan stres dan mengalihkan diri, sedangkan
remaja perempuan lebih cenderung untuk mencari dukungan
dan aktif dalam mengurangi stres. Menurut model koping oleh
Lazarus dan Folkman, setiap orang mengalami berbagai bentuk
tekanan dalam berbagai aktivitas. Penilaian stres menyebabkan
berbagai strategi koping. Berbagai strategi koping mengacu
pada upaya emosional, kognitif, dan perilaku yang
memungkinkan seorang individu untuk menoleransi, melarikan
diri, atau meminimalkan efek dari tekanan sehingga keadaan
dapat ditingkatkan, diterima, atau dihindari. Oleh karena itu,
akuisisi dan regulasi emosi sehingga stres yang dirasakan dapat
ditangani lebih efektif.

Diskusi Ada hubungan yang bermakna, dengan nilai korelasi -0,407


Penelitian < 0,05 (P < a (a=0,05) yang berarti hubungan antara variabel
terbalik, yaitu semakin terpenuhi tugas perkembangan
emosional mengakibatkan tingkat stress yang dialami semakin
rendah dengan tingkat korelasi hubungan sedang. Perlu untuk
meneliti kedua variabel tersebut pada populasi dengan fase
perkembangan yang berbeda untuk mengetahui apakah hasil
yang didapatkan dalam penelitian ini memiliki kesamaan pada
fase perkembangan yang lain
Daftar Pustaka Bagus Dwi Cahyono, dkk. 2019. Hubungan Antara Pemenuhan
Tugas Perkembangan Emosional dengan Tingkat Stres Pada

12
Remaja: Jurnal Citra Keperawatan (7) (2). ISSN: 2502 – 3454.
12 Analisi Jurnal
Kekuatan 1) Tema jurnal sesuai dengan isi penelitian
Penelitian 2) Isi jurnal banyak menggunakan definisi-definisi yang
menguatkan pembaca
3) Memberikan hasil penelitian dengan data tabel sehingga
memudahkan pemahaman pembaca
4) Isi jurnal memberikan faktor-faktor pendukung, seperti
sudah memiliki atau sudah terdaftar ISSN
Kelemahan 1) Pada jurnal ini sudah memiliki keterkaitan antar konsep
Penelitian yang baik hanya saja terdapat kesalahan penulisan di
dalam isi materinya yang dimana terdapat hasil
penelitan di SMK Yadika Bangil sedangkan pada bagian
tujuan dijelaskan bahwa penelitan ini berada di SMK
Kesehatan Sakinah Pasuruan Kabupaten Pasuruan.
2) Tidak banyak menyantumkan referensi atau daftar
pustaka dan ada beberapa sumber di daftar pustaka yang
tahunnya sudah 10 tahun kebelakang, hal ini masih
perlu dipertanyakan apakah boleh atau tidak
3) Kurangnya penjelasan mengenai bagaimana mengatasi
tingkat stres pada remaja
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
dibanding remaja perempuan lebih sering mengalami stres
daripada laki-laki. Dimana Remaja perempuan menunjukkan
ekspresi emosi positif lebih besar daripada anak laki-laki.
Remaja perempuan juga mengungkapkan emosi internalisasi
lebih (seperti sedih, takut, simpati, dan rasa malu) dibandingkan
anak laki-laki, terutama dalam situasi negatif. Pola ekspresi
emosi remaja perempuan dapat menyebabkan perilaku
prosociality mereka lebih besar daripada laki-laki. Namun, pola
ini juga bisa memberikan risiko yang meningkatkan
kemungkinan anak perempuan mengembangkan gejala depresi
dan kecemasan. Untuk itu remaja harus bisa mengatur

13
emosinya dan didorong secara pikiran dan perilaku. Seseorang
yang tidak mampu untuk mengatur intensitas dan durasi atau
tanggapan emosional internalnya maka lebih rentan terhadap
interaksi sosial yang tidak diinginkan dan kurang tahan
terhadap peristiwa stres.
Saran Untuk mengurangi perkembangan emosi dengan tingkat stres
pada remaja diharapkan kepada bagian keperawatan sebagai
bagian integral dari sistem kesehatan di indonesia yang turut
dalam menanggulangi masalah kesehatan jiwa anak dan remaja.
Diharapkan membuat suatu acara seperti seminar di SMK
berkerja sama dengan guru BK yang ada di SMK untuk
memberikan pemahaman tentang bagaimana menyelesaikan
masalah yang sedang di hadapi dengan menampilkan video atau
film yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dialami,
kemudian melakukan kegitan role play yang menggambarkan
bagaimana cara mengatasi stres secara efektif dan tidak efektif
agar siswa mendapatkan pemahaman langsung.
Referensi 1. Ali, M. 2009. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta
Didik. Bumi Aksara, Jakarta. Ambarwati, F.R. dan
Nasution, N. 2012. Buku Pintar Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Cakrawala Ilmu, Yogyakarta.
2. Chaplin, T. M. & Aldao A. 2013. Gender Differences in
Emotion Expression in Childern: A Meta- Analytic
Review. National Institute of Health.
3. Healthwise Staff. 2011. Growth and
Development, Ages 15 to 18 Years.
http://www.emedicinehealth.com/growth_and_develop
ment_ages_15_to_18_yearshealth/article_em.htm.
4. Kusumaningrum, A. dkk. Hubungan Fungsi Afektif
Keluarga terhadap Kecerdasan Emosional
Remaja. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
5. Suldo, S.M., Shaunessy, E., dan Hardesty, R. 2009.
Relationship Among Stress, Coping, and Mental Health

14
in High-Achieving High School Student. Psychology in
the School. Vol. 45(4). Willey Periodicals, Inc.
6. Papalia, D.E., et al. 2009. Human Development/ Diane
E. Papalia, Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman.
Salemba Humanika, Jakarta.
7. Potter, P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik/ Patricia A.
Potter, Anne Griffin Perry. Alih Bahasa: Yasmin Asih
dkk. Edisi 4. EGC, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai