Anda di halaman 1dari 22

Menjadi Guru Yang

Berkualitas & Profesional

Abdullah Munawir Nasution, Annisya Ayu


Sutrisna, Dinda Silvi Anggraini, Fatimah
Zahrah Siregar, Putri Nabilla, Wina Safitri
Nasution, Zulhijjah Febriyani Sitepu
KATA PENGANTAR
Tidak terlepas dari rasa bersyukur kepada Allah SWT, atas
segala sesuatu yang telah diberikan kepada kami baik berupa kesehatan
yang meliputi sehat jasmani dan rohani, atau berupa ketenangan dan
ketentraman dalam menata tatanan kehidupan di alam semesta.
Atas berkat rahmat serta hidayah-Nya, alhamdulillah tugas
makalah mata kuliah Profesi Keguruan yang berjudul “Kompetensi
Guru Profesional dan Efektif” ini dapat terselesaikan. Kami menyadari
bahwa semua yang telah tertulis dalam makalah ini jauh dari
kesempurnaan, mungkin disana-sini masih terdapat banyak kekhilafan
serta kesalahan penulisan yang tanpa kami sengaja. Semua itu karena
keterbatasan pengetahuan kami, Oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya kontruktif selalu kami dambakan demi perbaikan tugas-tugas
berikutnya.
Medan, 14 November 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Dibuatnya Buku Saku
C. Manfaat Buku Saku
D. Metode Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
A. Guru Yang Berkualitas
B. Kriteria Guru Berkualitas
C. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Guru
D. Keefektifan Guru Profesional
E. Syarat Kompetensi Guru Profesional
F. Peran Keprofesian Guru
G. Tugas dan Tanggungjawab Keprofesian Guru
H. Langkah-Langkah Menjadi Guru Profesional
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang
pekerjaan atau mata pencahariannya mengajar. Hanya dengan kata
mengajar saja tidak cukup, pada dasarnya terdapat seperangkat tugas
yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya
sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi
Profesionalnya dan Kualitas sebagai seorang guru.
Keterpurukan dalam bidang pendidikan di negeri tercinta dalam
beberapa dekade ini seakan belum terlihat ke arah yang akan lebih baik.
Padahal pendidikan sebenarnya menjadi kunci utama dalam
pembangunan suatu bangsa untuk lebih maju di masa yang akan
datang. Guru selalu menjadi fokus utama atas ketidakberesan sistem
pendidikan. Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa, pada sisi lain
guru juga menjadi sosok yang paling diharapkan dapat mereformasi
tatanan pendidikan. Guru menjadi bagian terpenting yang dapat
menghubungkan antara pengajaran dengan harapan akan masa depan
pendidikan di sekolah yang lebih baik.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan di bahas bagaimana
cara menjadi seorang guru yang Berkualitas dan profesional, agar ke
depannya diharapkan calon-calon guru akan dapat mendidik siswa-
siswanya menjadi siswa-siswa perubah bangsa menjadi lebih baik. Dan
juga cita-cita negara kita yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dapat terwujudkan melalui guru-guru yang profesionalisme, karena
menjadi seorang guru adalah hal yang menakjubkan.

iv
B. Fungsi Dibuatnya Buku Saku
• Fungsi atensi, media buku saku dicetak dengan kemasan kecil dan full
colour sehingga dapat menarik dan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
pada isi materi yang tertulis di dalamnya.
• Fungsi afektif, penulisan rumus pada media buku saku dan terdapat
gambar pada keterangan materi sehingga dapat meningkatkan
kenikmatan siswa dalam belajar.
• Fungsi kognitif, penulisan rumus dan gambar dapat memperjelas materi
yang terkandung di dalam buku saku sehingga dapat mempelancar
pencapaian tujuan pembelajaran.
• Fungsi kompensatoris, penulisan materi pada buku saku yang singkat dan
jelas dapat membantu siswa yang lemah membaca untuk memahami materi
dalam teks dan mengingatnya kembali.
• Fungsi psikomotoris, penulisan materi buku saku yang singkat dan jelas
dapat mempermudah siswa untuk menghafalkannya.
• Fungsi evaluasi, penilaian kemampuan siswa dalam pemahaman materi
dapat dilakukan dengan mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada
buku saku.

C. Tujuan dan Manfaat Buku Saku


• Penyampaian materi menggunakan buku saku dapat diseragamkan.
• Proses pembelajaran dengan menggunakan buku saku menjadi lebih jelas,
menyenangkan dan menarik karena desainnya yang menarik dan dicetak
dengan full colour
• Efisien dalam waktu dan tenaga, buku saku yang dicetak dengan
ukuran kecil dapat mempermudah siswa dalam membawanya dan
memanfaatkan kapanpun dan dimanapun.
• Penulisan materi dan rumus yang singkat dan jelas pada buku saku dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar

D.Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana penelitian ini
memandang objek kajian sebagai suatu sistem artinya objek kajian di lihat sebagai
satuan terdiri dari unsur yang saling terkait dan mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada dalam masyarakat. (Arikunto,
v 2010:209).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Guru Yang Berkualitas
Guru yang berkualitas adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan kata lain guru yang berkualitas
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang
kaya di bidangnya. Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya
memiliki pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau
teknik dalam KBM serta landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam
kompetensi guru.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program
Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004 menjelaskan tentang perlunya
pengendalian kuliatas pendidikan dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar mengajar melalui pemetaan kuliatas sekolah. Penilaian proses dan
hasil belajar secara bertahap dan berkelanjutan, serta pengembangan sistem dan alat
ukur penilaian pendidikan yang lebih efektif, untuk meningkatkan mutu Pendidikan.

B. Kriteria Guru Berkualitas


Secara umum, adapun persyaratan guru yang bisa dikatakan berkualitas harus
memiliki persyaratan antara lain:
1. Memiliki bakat sebagai guru
2. Memiliki keahlian sebagai guru
3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi
4. Memiliki mental yang sehat
5. Berbadan sehat
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
7. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik
9. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
10. Pengembangan profesi secara berkesinambungan
vi
C. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Guru
1. Dari pihak Kepala sekolah
• Menaikan upah dan gaji guru
Dengan mendapatkan gaji yang lebih memadai maka akan meningkatkan
kesejahteraan guru sehingga guru lebih serius dan bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya. Perlu ditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang
diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya
dan pendidikan putra-putrinya. Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak perlu
guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru
akan lebih berkonsentrasi pada profesinya, tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan
rumah tangganya serta khawatirakan pendidikan putra-putrinya.
Guru mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri tampil prima di
depan kelas. Jika mungkin, seorang guru dapat meningkatkan profesinya dengan
menulis buku materi pelajaran yang dapat dipergunakan diri sendiri untuk mengajar
dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai tingkatnya. Hal ini dapat lebih
mensejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru.
Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik
mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkat dan pendidikan
pasti akan lebih berhasil.
• Mengurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi
Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang
guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan
harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat
dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-
guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-tugas rutin guru.
• Pelatihan dan sarana
Lembaga-lembaga Diklat (PPG dan BPG) di lingkungan Depdiknas perlu lebih
dioptimalkan peranannya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Salah satu usaha untuk
meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui
pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan guru
vii
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak
membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memperdalam
pengetahuannya.
• Pendidikan dalam jabatan
Dalam upaya peningkatan mutu guru, penekanan diberikan pada kemampuan
guru agar dapat meningkatkan efektifitas mengajar, mengatasi persoalan-persoalan
praktis dan pengelolaan PBM, dan meningkatkan kepekaan guru terhadap perbedaan
individu para siswa yang dihadapinya.
• Mengikuti program sertifikasi.
Dalam UUD RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan
bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat guru dan dosen. Sertifikasi guru
dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi.
• Memiliki kesatuan atau organisasi
Suatu profesi perlu memiliki kesatuan atau organisasi profesi yang berfungsi
sebagai lembaga pengendali keseluruhan profesi itu, baik secara mandiri maupun
secara bersama-sama dengan pihak lain yang relevan.
• Memberikan penghargaan dan sanksi hukuman (reward and
punishment).
Secara bertahap guru diawasi oleh kepala sekolah dan kepala sekolah diawasi
oleh pengawas sekolah. Sehingga kinerja guru terpantau dengan baik.
2. Dari pihak Pemerintah
Adapun Kebijakan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru antara
lain melalui:
• Standardisasi Kompetensi Guru
Standardisasi Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi
seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan
menduduki salah satu jabatan fungsional Guru, sesuai bidang tugas dan jenjang
pendidikannya. Persyaratan dimaksud adalah penguasaan proses belajar mengajar
dan penguasaan pengetahuan. jabatan Fungsional Guru adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seseorang guru yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
viii keahlian dan/atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
• Undang-undang Guru dan Dosen
Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-undang guru dan dosen,
yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatakan kualitas
kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru untuk memiliki kualifikasi strata
1 atau D4 dan memiliki sertifikasi profesi. Dengan sertifikat profesi ini guru berhak
mendapatkan tunjangan 1 bulan gaji pokok guru.
Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Saat Ini Hingga saat ini masih banyak
masalah dan kendala yang berkaitan dengan guru sebagai satu kenyataan yang
harus diatasi dengan segera. Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah banyak
dilakukan antara lain melalui perbaikan sarana, peraturan, kurikulum, dsb. tapi
belum mempriotitaskan guru sebagai pelaksana di tingkat instruksional terutama
dari aspek kesejahteraannya.
• Penghargaan terhadap guru
Hingga saat ini guru belum memperoleh penghargaan yang memadai. Selama
ini pemerintah telah berupaya memberikan penghargaan kepada guru dalam bentuk
pemilihan guru teladan, lomba kreatiivitas guru, guru berprestasi, dsb. meskipun
belum memberikan motivasi bagi para guru. Sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”
lebih banyak dipersepsi sebagai pelecehan ketimbang penghargaan. Pemberian
penghargaan terhadap guru harus bersifat adil, terbuka, non-diskriminatif, dan
demokratis dengan melibatkan semua unsur yang terkait dengan pendidikan
terutama para pengguna jasa guru itu sendiri, sementara pemerintah lebih banyak
berperan sebagai fasilitator.
• Pendidikan guru Sistem pendidikan guru baik pra-jabatan maupun
dalam jabatan
Pola pendidikan guru hingga saat ini masih terlalu menekankan pada sisi
akademik dan kurang memperhatikan pengembangan kepribadian disamping
kurangnya keterkaitan dengan tuntutan perkembangan lingkungan. Pendidikan guru
yang ada sekarang ini masih bertopang pada paradigma guru sebagai penyampai
pengetahuan sehingga diasumsikan bahwa guru yang baik adalah yang menguasai
pengetahuan dan cakap menyampaikannya. Hal ini mengabaikan azas guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran dan sumber keteladanan dalam pengembangan
kepribadian peserta didik. Pada hakekatnya pendidikan guru itu adalah
pembentukan kepribadian disamping penguasaan
ix materi ajar. Sebagai akibat dari
hal itu semua, guru-guru yang dihasilkan oleh LPTK tidak terkait dengan kondisi
kebutuhan lapangan baik kuantitas, kualitas, maupun kesepadannya dengan
kebutuhan nyata.
3. Dari pihak guru
Berdasarkan pendapat dari Haberman, dapat kita ketahui bahwa pengtahuan
guru paling tidak mengandung komponen yang menggambarkan seorang guru yang
baik dan mampu meningkatkan kekualitas guru tersebut. Adapun komponen-
komponen yang mampu meningkatkan kuliatas guru dari pihak guru itu sendiri
antara lain:
• Keterampilan
Guru-guru adalah orang-orang yang mampu melakukan keterampilan-
keterampila tertentu (selected skills). Keterampilan-keterampilan itu diperoleh
melalui latiha-latihan keguruan. Adapun keterampilan itu dibagi menjadi 7 jenis
antara lain:
a. Penguatan (reinforcement)
b. Bermacam-macam stimulus
c. Keterampilan penyajian induksi
d. Keterampilan penyajian ceramah dan penggunaannya
e. Ilustrasi dan pemberian contoh-contoh
f. Keterampilan penyajian
g. Siswa mangajukan pertanyaan
Keterampilan diatas tersebut perlu dipelajar oleh guru agai dia mampu
melakukakan fungsi pengajaran dengan baik, dengan adanya keterampilan-
keterampilan tersebut bukan hannya proses belajar mengajar saja yang berjalan
dengan baik tetapi juga meningkatkan kuliatas guru tersebut. Karna dengan dia
sukses dalam proses belajar mengajar maka dengan sendirinya kuliatas dari
keguruaanya itu akan meningkat.
• Etika
Setiap program pendidikan guru, bertujuan agar lulusannya mampu
melaksanakkan pendidikan terhadap anak didik sesuai dengan norma-norma etika.
Keran sejak awal ke-19, seorang guru atau calon guru dilatih untuk dalam
pekerjaan etika agar mereka mampu mendidik anak supaya menjadi manusia yang
baik sesuai dengar harkatnya. Para guru dipersiapkan agar mampu ikut aktif bekerja
sama secara demokratis dalam berbagai bidang kehidupan. Program pendidikan
guru disusun dalam berbagai ragam bentuk untuk mengembangkan, membentuk
x seorang guru tesebut yaitu dengan
diri sendiri, serta meningkatkan kuliatas dari
pendidika guru berorentasi pada nilai pembentukan seorang guru yang baik yang
mampu dan berpribadi selaku manusia seutuhnya.
• Disiblin Ilmiah
Pada umumnya program pendidikan meliputi 2 disiblin ilmiah yakni pendidikan
umum (General education), pendidikan spesialisasi. Pendidikan umum terrdiri dari
semua pelajaran dan pengalam yang bersifat dasar yang ditujukan untuk
mengembangkan manusia terdidik secara luas, yang meliputi ilmu alam, ilmu
sosial, estetika dan humanitas. Ilmu-ilmu ini dimaksudkan sebagai usaha
membercalon guru dan guru tentang konsep-konsep umum yang luas. Sedangkan
pendidikan spesialisasi meliputi semua disibln atau daerah konsentrasi yang
memungkin guru dan calon guru mengembangkan minat dan bakatnya.
• Konsep-konsep Dasar
Perbedaan ilmu pengetahuan berkat penemuan-penemuan baru menyebabkan
ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat, semakin meluas dan menimbulkan
cabang-cabang ilmu baru. Sesuatu ilm yang pada masa abad lampau masih disebut
sebagai cabang, kini berkembang menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri,
punya objek dan metode serta sistematika sendiri. Contoh konsep pendidikan
ekonomi, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Semua konsep ilmu
pengetahuan dijadikan komponen-komponen pendidikan guru untuk meningkatkan
kuliatas guru tersebut.
• Pelajar/Siswa
Komponen dasar dari semua program pendidikan guru merupakan
perkembangan siswa itu sendiri. Asumsi yang mendasari komponen itu ialah bahwa
hakikat perkembangan abak harus menjadi suatu variabel dalam menentukan
bagaimana guru akan berinteraksi dengan mereka yang meliputi dimensi fisiologis
dan kepribadian dari anak tersebut.
• Suasana sosial
Komponen suasanan sosial berkenaan dengan nilai dan kultur dari bermacam-
macam kelompok masyarakat dimana guru akan bekerja kelak. Komponen ini perlu
dipelajari dan diterapka oleh guru dan calon guru yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang latar belakang sosial dan hal-hal yang sangat
berpengaruh terhadap anak-anak. Dengan demikian calon guru akan mampu
membimbing para siswa yang relevan dengan latar belakang sosial masyarakat
xi
sekitarnya dan melakukan prediksi serta perspektif terhadap kondisi sosial dan
nilai-nilai masa mendatang untuk masa anak-anak sedang dipersiapkan.
• Belajar
Calon guru diberi petunjuk secara mendasar tentang bagaimana anak belajar
sebagai persiapan untuk menjadi guru yang efektif dan mampu memberikan
kesempatan kepada anak-anak agar mereka berkembang sesuai dengan cara-caranya
yang baik. Namun dalam praktek pendidikan kita tak mungkin hanya mengikuti salah
satu teoti saja. Berbagai prinsip belajar dapat dipergunakan bila situasi intrusional
menghendakinya.
• Pedagogik atau Metodologi Pengajaran
Setiap program pendidikan guu berisikan studi tentang metode pengajaran.
Metode pengajaran terdiri dari metode-metode umum dan metode khusus untuk
setiap mata pelajaran atau bidang-bidang studi, seperti IPA, dan IPS. Metologi
pengajaran haruslah dipelajari dalam bentuk teori dan praktek.
• Proses
Komponen “proses” merupakan tambahan baru yang lebih spesifik dalam
pendidikan guru. Komponen proses terutama menekankan pada proses interaksi guru-
siswa dala perjumpaan atau dinamila interpersonal. Karena itu, guru harus
dipersiapkan agar dapat mengawasi dirinya sendiri dan mengubah tingkah laku
instruksionalnya secara baik melalui studi tentang proses belajar mengajar.
• Teknologi
Setiap program meliputi pekerjaan dalam bidang material, media, dan teknologi.
Para guru dan calon guru siajarkan tentang cara penggunaan alat, media, dan
teknologi yang ada, seperti proyektor, video tape, radio, rekaman, dan lain-lain.
• Pengembangan diri
Setiap program pendidikan guru seharusnya juga melakukan usaha-usaha
mengembangkan diri. Subprogram pendidikan guru ini penting. Oleh sebab sangat
erat pertaliannya dengan pembinaan mental, kepribadian, dam sikap mereka. Setipa
calon guru seharusnya memiliki selfunderstanding yang baik, kepribadian yang
terintegrasi dan keseimbangan antara fisik dan psikis.
• Perubahan dan Inovasi
Pemerataan kesempatan belajar mendorong
xii ke arah perubahan dan inovasi dalam
sistem persekolahan dan program pendidikan guru. Pesatnya pertumbuhan penduduk
bersamaan dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
perlunya inovasi dalam strategi instruksional.
D. Keefektifan Guru Profesional
Guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran di kelas secara
efektif. Paling tidak ada empat kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif, yaitu:
1. Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, dengan
rincian:
a. Memiliki keterampilan antar personal, empati, penghargaan pada siswa dan
ketulusan.
b. Hubungan baik dengan siswa
c. Mampu menerima, mengakui dan memperhatikan siswa secara tulus.
d. Menunjukan minat dan antusias tinggi dalam mengajar.
e. Mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama antar kelompok
siswa
f. Mampu melibatkan siswa dalam organisasi pembelajaran.
g. Mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa.
h. Mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas.
2. Memiliki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen
pembelajaran:
a. Kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak memiliki
perhatian, suka menyela.
b. Mampu bertanya atau memberi tugas yang memerlukan cara berpikir yang
berbeda untuk siswa.
3. Memilki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik
(feedback) dan penguatan:
a. Mampu memberikan umpan balik yang positif.
b. Mampu memberikan respon yang membantu siswa belajar.
c. Mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kuarang
memuaskan.
d. Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika di butuhkan.
4. Memilki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri:
a. Mampu menerapkan kurikulum dan metode belajar yang inovatif.
b. Mampu memperluas dan menambah
xiii wawasan pengetahuan mengenai
metode pembelajaran.
a. Mampu memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk
mencipotakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan.
E. Syarat Kompetensi Guru Profesional
Terdapat beberapa syarat dalam mendapatkan kompetensi keprofesionalan
guru, yaitu:
• Mempunyai ke empat standar kompetensi guru
• Memenuhi Tugas dan Tanggung Jawab Guru
a. Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan
pengalaman empirik, kepada para muridnya.
b. Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara.
c. Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, memfungsikan
diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik.
d. Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam
berbicara, bertindak dan bersikap.
e. Memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
lingkungan, baik sekolah negeri atau swasta.
f. Harus mampu mengawali dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya,
maupun murid dan orang lain.
g. Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang
disenangi.
h. Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi.
i. Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang
tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi,
mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka memperkaya
pengalaman.
• Guru Profesional Senantiasa Meningkatkan Kualitasnya
Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar
mengajar maupun yang tidak terkait langsung, sangatlah banyak dan berpengaruh
pada hasil belajar mengajar. Bila peserta didik mendapatkan nilai nilai tinggi, maka
guru mendapat pujian. Pantas menjadi guru dan harus dipertahankan walaupun
tetap disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Tetapi bila yang terjadi sebaliknya, yakni para peserta didik mendapat nilai
yang rendah, maka serta merta juga kesalahan ditumpahkan kepada sang guru.
Predikat guru bodoh, tidak bisa mengajar, tidak memiliki kemampuan menjalankan
tugasnya sebagi guru, lebih baik beralih fungsi menjadi karyawan atau tata usaha
juga dialamatkan kepada guru. xiv
F. Peran Keprofesian Guru
1. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
• Guru Sebagai Organisator berperan untuk menciptakan proses edukatif
yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang
mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran
didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
• Guru sebagai Demonstrator. Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya.
• Guru sebagai Pengelola kelas. Guru dalam peranannya sebagai pengelola
kelas (learning manager), hendaknya mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta mengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
pada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu
turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan
belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat menantang dan
merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan
kepuasan dalam mencapai tujuan.
• Guru Sebagai Fasilitator sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
• Guru Sebagai Mediator sebagai mediator, guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena
media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan
proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
• Guru Sebagai Inspirator sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi
bagi kemajuan belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah
utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara
belajar yang baik.
• Guru Sebagai Motivator sebagai motivator, guru hendaknya dapat
mendorong anak didik agar semangat dan aktif belajar.

xv
2. Peran Guru Secara Pribadi
Dilihat dari segi dirinya sendiri (selforiental), seorang guru harus berperan
sebagai berikut:
• Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan
masyarakat. dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa sebagai
petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
• Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Dengan
berbagai cara setiap guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan.
• Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan
anaknya. Sekolah merupkan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga
dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang
tua bagi peserta didik-peserta didiknya.
• Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk
peserta didik bukan untuk seluruh masyarakat. guru menjadi ukuran bagi
norma-norma tingkah laku.
• Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi peserta
didik. Guru menjadi tempat berlindung bagi peserta didik-peserta didik
untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
G. Tugas dan Tanggungjawab Keprofesian Guru
Tugas Guru Profesional
• Tugas bidang profesi/Tugas professional
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
peserta didik.
• Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia
harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya.
Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta
didiknya dalam belajar. xvi
• Tugas dalam bidang kemasyarakatan
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat
dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan
bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan
Pancasila. Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada
hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam
menentukan gerak maju kehidupan bangsa.
Tanggung Jawab Guru Profesional
• Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap strukrur dan metodologi keilmuannya.
• Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
• Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
• Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru
sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari
norma agama dan moral.
• Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan xvii
melalui kemampuan untuk memahami
dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta
mengembangkan dirinya.
H. Langkah-Langkah Menjadi Guru Profesional
1. Ditinjau dari kompetensi profesional guru
a. Selalu berusaha agar tidak ketinggalan perkembangan ilmu yang berkaitan
dengan bidang studi yang diajarkan.
b. Carilah keanehan hubungan antar konsep yang mudah diingat.
c. Selalu berusaha sharing dengan guru satu bidang studi, baik dari kelas yang
setingkat maupun yang berbeda tingkat.
d. Berusaha membuat ringkasan.
e. Berusaha mengaitkan setiap konsep yang diajarkan dengan kehidupan
peserta didik (meaningful learning).
2. Ditinjau dari kompetensi pedagogik guru
a. Membuat perencanaan yang matang mengenai semua yang akan dilakukan
dalam proses pembelajaran.
b. Melakukan persiapan pembelajaran.
c. Berusaha mencari strategi pembelajaran yang baru, baik strategi menerapkan
metode-metode pembelajaran baru yang memenuhi PAIKEM (pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).
d. Refleksi diri setiap selesai pertemuan.
e. Senantiasa mengasah kemampuan dasar mengajar.
3. Ditinjau dari kompetensi kepribadian guru
a. Berusaha menjadi guru yang taat aturan.
b. Menunjukkan rasa empati terhadap peserta didik.
c. Menunjukkan kebanggaan sebagai guru.
d. Menunjukkan konsistensi dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku.
e. Menerapkan pendekatan kasih sayang dalam mengajar (memberi tanpa
meminta imbalan pada peserta didik).
f. Berprestasi yang dapat membanggakan peserta didik dan sekolah.
4. Ditinjau dari kompetensi sosial guru
a. Banyak bergaul dengan siapa saja tanpa memandang tingkatan usia dan
status ekonomi.
b. Sering mengikuti aktivitas ilmiah / seminar, baik sebagai peserta maupun
penyaji, sehingga memiliki keberanian
xviii di dalam mengemukakan gagasan /
ide.
c. Sering berbincang-bincang dengan peserta didik di saat ada waktu luang
tanpa harus dalam suasana formal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Guru profesional dapat mengacu terhadap kompetensi penampilan unjuk kerja
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya, misalnya mampu menyusun
RPP.Kemudian mampu mengelolah silabus dan menyusun persiapan mengajar
yang efektif. Kegiatan belajar siswa dirancang sedemikian rupa sesuai dengan
tingkat kemampuannya

Untuk menjadi seorang guru yang profesional, berkualitas dan efektif sebagai
seorang pendidik itu tidak hanya memiliki kemampuan menguasai pengetahuan
pada bidang tertentu saja, akan tetapi harus memiliki kemampuan menjalin
hubungan yang baik dengan siswa bahkan oleh Al-Gazaly harus menganggap siswa
seperti anaknya sendiri atau oleh Margaret A. Thomas seorang guru harus mampu
menunjukkan sikap interpersonal yaitu menunjukkan sifat empati, memberikan
penghargaan dan adanya sifat ketulusan dalam berhubungan dengan siswa.

Selain itu perlu di ingat bahwa seorang guru yang baik dan berkualitas adalah
ia harus dapat menjadikan dirinya sebagai uswatul hasanah, oleh Raka Joni
dijelaskan memiliki kepribadian yang mantap yang patut diteladani. Oleh karena itu
akhlak dan moral seorang guru dalam kehidupan sehari-hari perlu dijaga dan ditata
secara baik agar dapat menjadi teladan bagi siswa.

xix
B. SARAN
• Kepada kepala sekolah agar kiranya selalu memantau jalannya proses
belajar mengajar
• Kepada semua guru yang memenuhi standart profesional diharapkan agar
terus memberikan semangat kepada murid.Gunakanlah daya tarik tersendiri
untuk meningkatkan semangat siswa untuk belajar
• Kepada siswa agar lebih termotivasi lagi dalam belajar sehingga mencapai
cita-cita yang diinginkan dan jangan sampai terpengaruh dengan lingkungan
di sekitar.
• Untuk mejadi guru yang ideal butuh niat yang tulus, Guru sebagai ujung
tombak dari masa depan bangsa ini harus memiliki komitmen yang tinggi
• Dalam menjalankan tugas guru harus menjalaninya dengan penuh
kesabaran, Jadikan diri anda sebagai orang yang menyenangkan bagi siswa-
siwinya jangan buat takut mereka, Buatlah aktivitasmu sebagai hobimu
sehingga tugas-tugas itu tidak menjadi berat dan menyenangkan.
• Bagi para guru dan para pendidik yakinlah bahwa setiap anak adalah juara.
Mereka adalah orang-orang pilihan yang dilahirkan kedunia ini.
• Tampillah dihadapan siswa dengan penuh kegembiraan dan kepercayaan
diri karena siswa-siswi menggantungkan harapan kepada seorang
guru.Dimana seorang gurulah yang akan memberi suatu arahan dan
dorongan kepada mereka

xx
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, “Menjadi Guru Profesional”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), hlm 199 Ibid. hlm 200
Oemar Hamalik “Pendidikan guru” (Bandung: Sinar Grafika offset, 2002).
Hlm 106
Satori, Djam’an, dkk. 2010. Profesi Keguruan.Jakarta: Universitas Terbuka
Aqib, Zainal. 2009. Menjadi Guru Profesional Berstandar
Nasional.Bandung: Yrama Widya
Hamlik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru “Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi”. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa.2011. Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan.Bandung: Remaja Rosdakarya

xxi
“Guru adalah Ujung Tombak
Generasi Tunas Bangsa, Gurulah
yang Pertama Mengukir Akan
Apa Generasi Muda Ini”

xxii

Anda mungkin juga menyukai