Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Dibuatnya Buku Saku
C. Manfaat Buku Saku
D. Metode Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
A. Guru Yang Berkualitas
B. Kriteria Guru Berkualitas
C. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Guru
D. Keefektifan Guru Profesional
E. Syarat Kompetensi Guru Profesional
F. Peran Keprofesian Guru
G. Tugas dan Tanggungjawab Keprofesian Guru
H. Langkah-Langkah Menjadi Guru Profesional
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang
pekerjaan atau mata pencahariannya mengajar. Hanya dengan kata
mengajar saja tidak cukup, pada dasarnya terdapat seperangkat tugas
yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya
sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi
Profesionalnya dan Kualitas sebagai seorang guru.
Keterpurukan dalam bidang pendidikan di negeri tercinta dalam
beberapa dekade ini seakan belum terlihat ke arah yang akan lebih baik.
Padahal pendidikan sebenarnya menjadi kunci utama dalam
pembangunan suatu bangsa untuk lebih maju di masa yang akan
datang. Guru selalu menjadi fokus utama atas ketidakberesan sistem
pendidikan. Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa, pada sisi lain
guru juga menjadi sosok yang paling diharapkan dapat mereformasi
tatanan pendidikan. Guru menjadi bagian terpenting yang dapat
menghubungkan antara pengajaran dengan harapan akan masa depan
pendidikan di sekolah yang lebih baik.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan di bahas bagaimana
cara menjadi seorang guru yang Berkualitas dan profesional, agar ke
depannya diharapkan calon-calon guru akan dapat mendidik siswa-
siswanya menjadi siswa-siswa perubah bangsa menjadi lebih baik. Dan
juga cita-cita negara kita yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dapat terwujudkan melalui guru-guru yang profesionalisme, karena
menjadi seorang guru adalah hal yang menakjubkan.
iv
B. Fungsi Dibuatnya Buku Saku
• Fungsi atensi, media buku saku dicetak dengan kemasan kecil dan full
colour sehingga dapat menarik dan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
pada isi materi yang tertulis di dalamnya.
• Fungsi afektif, penulisan rumus pada media buku saku dan terdapat
gambar pada keterangan materi sehingga dapat meningkatkan
kenikmatan siswa dalam belajar.
• Fungsi kognitif, penulisan rumus dan gambar dapat memperjelas materi
yang terkandung di dalam buku saku sehingga dapat mempelancar
pencapaian tujuan pembelajaran.
• Fungsi kompensatoris, penulisan materi pada buku saku yang singkat dan
jelas dapat membantu siswa yang lemah membaca untuk memahami materi
dalam teks dan mengingatnya kembali.
• Fungsi psikomotoris, penulisan materi buku saku yang singkat dan jelas
dapat mempermudah siswa untuk menghafalkannya.
• Fungsi evaluasi, penilaian kemampuan siswa dalam pemahaman materi
dapat dilakukan dengan mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada
buku saku.
D.Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana penelitian ini
memandang objek kajian sebagai suatu sistem artinya objek kajian di lihat sebagai
satuan terdiri dari unsur yang saling terkait dan mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada dalam masyarakat. (Arikunto,
v 2010:209).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Guru Yang Berkualitas
Guru yang berkualitas adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan kata lain guru yang berkualitas
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang
kaya di bidangnya. Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya
memiliki pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau
teknik dalam KBM serta landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam
kompetensi guru.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program
Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004 menjelaskan tentang perlunya
pengendalian kuliatas pendidikan dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar mengajar melalui pemetaan kuliatas sekolah. Penilaian proses dan
hasil belajar secara bertahap dan berkelanjutan, serta pengembangan sistem dan alat
ukur penilaian pendidikan yang lebih efektif, untuk meningkatkan mutu Pendidikan.
xv
2. Peran Guru Secara Pribadi
Dilihat dari segi dirinya sendiri (selforiental), seorang guru harus berperan
sebagai berikut:
• Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan
masyarakat. dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa sebagai
petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
• Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Dengan
berbagai cara setiap guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan.
• Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan
anaknya. Sekolah merupkan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga
dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang
tua bagi peserta didik-peserta didiknya.
• Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk
peserta didik bukan untuk seluruh masyarakat. guru menjadi ukuran bagi
norma-norma tingkah laku.
• Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi peserta
didik. Guru menjadi tempat berlindung bagi peserta didik-peserta didik
untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
G. Tugas dan Tanggungjawab Keprofesian Guru
Tugas Guru Profesional
• Tugas bidang profesi/Tugas professional
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
peserta didik.
• Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia
harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya.
Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta
didiknya dalam belajar. xvi
• Tugas dalam bidang kemasyarakatan
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat
dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan
bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan
Pancasila. Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada
hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam
menentukan gerak maju kehidupan bangsa.
Tanggung Jawab Guru Profesional
• Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap strukrur dan metodologi keilmuannya.
• Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
• Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
• Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru
sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari
norma agama dan moral.
• Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan xvii
melalui kemampuan untuk memahami
dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta
mengembangkan dirinya.
H. Langkah-Langkah Menjadi Guru Profesional
1. Ditinjau dari kompetensi profesional guru
a. Selalu berusaha agar tidak ketinggalan perkembangan ilmu yang berkaitan
dengan bidang studi yang diajarkan.
b. Carilah keanehan hubungan antar konsep yang mudah diingat.
c. Selalu berusaha sharing dengan guru satu bidang studi, baik dari kelas yang
setingkat maupun yang berbeda tingkat.
d. Berusaha membuat ringkasan.
e. Berusaha mengaitkan setiap konsep yang diajarkan dengan kehidupan
peserta didik (meaningful learning).
2. Ditinjau dari kompetensi pedagogik guru
a. Membuat perencanaan yang matang mengenai semua yang akan dilakukan
dalam proses pembelajaran.
b. Melakukan persiapan pembelajaran.
c. Berusaha mencari strategi pembelajaran yang baru, baik strategi menerapkan
metode-metode pembelajaran baru yang memenuhi PAIKEM (pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).
d. Refleksi diri setiap selesai pertemuan.
e. Senantiasa mengasah kemampuan dasar mengajar.
3. Ditinjau dari kompetensi kepribadian guru
a. Berusaha menjadi guru yang taat aturan.
b. Menunjukkan rasa empati terhadap peserta didik.
c. Menunjukkan kebanggaan sebagai guru.
d. Menunjukkan konsistensi dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku.
e. Menerapkan pendekatan kasih sayang dalam mengajar (memberi tanpa
meminta imbalan pada peserta didik).
f. Berprestasi yang dapat membanggakan peserta didik dan sekolah.
4. Ditinjau dari kompetensi sosial guru
a. Banyak bergaul dengan siapa saja tanpa memandang tingkatan usia dan
status ekonomi.
b. Sering mengikuti aktivitas ilmiah / seminar, baik sebagai peserta maupun
penyaji, sehingga memiliki keberanian
xviii di dalam mengemukakan gagasan /
ide.
c. Sering berbincang-bincang dengan peserta didik di saat ada waktu luang
tanpa harus dalam suasana formal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Guru profesional dapat mengacu terhadap kompetensi penampilan unjuk kerja
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya, misalnya mampu menyusun
RPP.Kemudian mampu mengelolah silabus dan menyusun persiapan mengajar
yang efektif. Kegiatan belajar siswa dirancang sedemikian rupa sesuai dengan
tingkat kemampuannya
Untuk menjadi seorang guru yang profesional, berkualitas dan efektif sebagai
seorang pendidik itu tidak hanya memiliki kemampuan menguasai pengetahuan
pada bidang tertentu saja, akan tetapi harus memiliki kemampuan menjalin
hubungan yang baik dengan siswa bahkan oleh Al-Gazaly harus menganggap siswa
seperti anaknya sendiri atau oleh Margaret A. Thomas seorang guru harus mampu
menunjukkan sikap interpersonal yaitu menunjukkan sifat empati, memberikan
penghargaan dan adanya sifat ketulusan dalam berhubungan dengan siswa.
Selain itu perlu di ingat bahwa seorang guru yang baik dan berkualitas adalah
ia harus dapat menjadikan dirinya sebagai uswatul hasanah, oleh Raka Joni
dijelaskan memiliki kepribadian yang mantap yang patut diteladani. Oleh karena itu
akhlak dan moral seorang guru dalam kehidupan sehari-hari perlu dijaga dan ditata
secara baik agar dapat menjadi teladan bagi siswa.
xix
B. SARAN
• Kepada kepala sekolah agar kiranya selalu memantau jalannya proses
belajar mengajar
• Kepada semua guru yang memenuhi standart profesional diharapkan agar
terus memberikan semangat kepada murid.Gunakanlah daya tarik tersendiri
untuk meningkatkan semangat siswa untuk belajar
• Kepada siswa agar lebih termotivasi lagi dalam belajar sehingga mencapai
cita-cita yang diinginkan dan jangan sampai terpengaruh dengan lingkungan
di sekitar.
• Untuk mejadi guru yang ideal butuh niat yang tulus, Guru sebagai ujung
tombak dari masa depan bangsa ini harus memiliki komitmen yang tinggi
• Dalam menjalankan tugas guru harus menjalaninya dengan penuh
kesabaran, Jadikan diri anda sebagai orang yang menyenangkan bagi siswa-
siwinya jangan buat takut mereka, Buatlah aktivitasmu sebagai hobimu
sehingga tugas-tugas itu tidak menjadi berat dan menyenangkan.
• Bagi para guru dan para pendidik yakinlah bahwa setiap anak adalah juara.
Mereka adalah orang-orang pilihan yang dilahirkan kedunia ini.
• Tampillah dihadapan siswa dengan penuh kegembiraan dan kepercayaan
diri karena siswa-siswi menggantungkan harapan kepada seorang
guru.Dimana seorang gurulah yang akan memberi suatu arahan dan
dorongan kepada mereka
xx
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, “Menjadi Guru Profesional”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), hlm 199 Ibid. hlm 200
Oemar Hamalik “Pendidikan guru” (Bandung: Sinar Grafika offset, 2002).
Hlm 106
Satori, Djam’an, dkk. 2010. Profesi Keguruan.Jakarta: Universitas Terbuka
Aqib, Zainal. 2009. Menjadi Guru Profesional Berstandar
Nasional.Bandung: Yrama Widya
Hamlik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru “Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi”. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa.2011. Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan.Bandung: Remaja Rosdakarya
xxi
“Guru adalah Ujung Tombak
Generasi Tunas Bangsa, Gurulah
yang Pertama Mengukir Akan
Apa Generasi Muda Ini”
xxii