Anda di halaman 1dari 28

DAMPAK KEGIATAN KEROHANIAN TERHADAP

PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS 12


SMA SANTA LAURENSIA

Disusun oleh:
Mario Averdi XII S2/19

SMA SANTA LAURENSIA


Jl. Sutera Utama No. 1, Alam Sutera
Serpong – Tangerang Selatan, Banten
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Dampak Kegiatan Kerohanian terhadap Perkembangan Iman


Siswa Kelas 12 SMA Santa Laurensia

Penulis : Mario Averdi XII S2/19

Tangerang, 7 Desember 2015


Dibuat oleh,

(……………………………)

Mengesahkan,
Guru Pembimbing Kepala Sekolah SMA Santa Laurensia

(……………………….…) (……………………………….)

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
bimbingan, pertolongan, serta berkatNya, penelitian ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada orang tua saya
yang selalu mendukung dan selalu ada untuk memberikan masukkan serta
pembelajaran yang bermakna di dalam hidup saya. Tidak lupa kepada teman-teman
yang selalu hadir untuk membantu dalam pengerjaan penelitian ini. Pada akhirnya,
saya berterima kasih kepada guru-guru yang selalu menyertai dalam proses belajar-
mengajar di sekolah, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan hasil yang
maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk dampak kegiatan kerohanian yang telah
diadakan oleh sekolah terhadap perkembangan iman murid kelas 12 SMA Santa
Laurensia. Laporan ini saya bagi menjadi 5 bab, yaitu bab pertama yang berisi latar
belakang, bab kedua yang berisi landasan teori, bab ketiga yang berisi metodologi
penelitian, bab keempat yang berisi hasil & pembahasan, dan yang terakhir, bab
kelima yang berisi penutup serta kesimpulan. Kelima bab ini dikemas secara
sistematis dan teratur agar mudah dimengerti bagi yang membaca.
Besar harapan saya agar penelitian ini bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya serta dapat menambah wawasan pelajar maupun pengajar di lingkungan
saya. Penelitian ini memang jauh dari kata sempurna, maka dari itu, saran serta
masukkan dari pembaca sekalian sangatlah diperlukan agar untuk kedepannya,
penelitian saya dapat menjadi semakin lebih baik lagi. Selamat membaca dan semoga
bermanfaat bagi kita semua!

Tangerang, 7 Desember 2015

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan…………………………………………………………………2
Kata Pengantar………………………………………………………………………3
Daftar Isi…………………………………………………………………….……….4
Abstrak………………………………………………………………………………5
BAB I: Pendahuluan…………………………………....……………………………6
BAB II: Landasan Teori……………………………………………………………..9
BAB III: Metodologi Penelitian…………………………………………………….11
BAB IV: Hasil dan Pembahasan……………………………………………………12
BAB V: Penutup…………………………………………………………………….25
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….26

4
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Dampak Kegiatan Kerohanian terhadap Perkembangan Iman


Siswa Kelas 12 SMA Santa Laurensia”. Latar belakang penelitian ini adalah
kehidupan remaja yang kadang tidak berimbang antara kehidupan sosial dan rohani.
Kadang remaja lebih mementingkan kehidupan sosial mereka tanpa memperhatikan
perkembangan rohani mereka. Maka dari itu, sekolah turut mendukung
perkembangan kerohanian siswa-siswinya, sehingga diadakan berbagai kegiatan
kerohanian di sekolah yang bertujuan untuk membantu perkembangan iman remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kegiatan kerohanian yang
telah diselenggarakan oleh sekolah terhadap perkembangan iman siswa kelas 12.
Tidak hanya itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui manfaat serta
dampak jangka panjangnya apabila tetap diadakan secara berkelanjutan. Penelitian ini
dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengambilan
data. Hasil yang didapat sangatlah beragam namun tetap dapat disimpulkan bahwa
kegiatan kerohanian berdampak terhadap perkembangan iman siswa kelas 12.

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebuah anugerah bagi seorang manusia dapat memiliki tubuh, perasaan, dan akal
budi sebagai komponen kehidupannya. Tanpa 3 hal diatas, seorang manusia bukanlah
seorang manusia yang sebenarnya. Selama bertahun-tahun, banyak dari kita yang
berusaha meneliti lebih dalam tentang ketiga hal diatas dan seiring berkembangnya
zaman, ditemukan 3 ukuran atau lebih tepatnya 3 kemampuan spesifik untuk
mengidentifikasi sifat manusia yang sebenarnya. 3 hal tersebut adalah IQ
(Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient). Pada
dasarnya, ketiganya mengukur aspek yang berbeda. Kemampuan intelektual diukur
oleh IQ, kemampuan mengasah emosi dan komunikasi diukur oleh EQ, serta
kemampuan rohani diukur oleh SQ. Ketiganya saling bergabung di dalam diri
seseorang demi menciptakan sinergi yang sempurna.

IQ, EQ, dan SQ bisa ditemukan di dalam diri tiap individu. Hal ini merupakan suatu
bagian yang melekat pada manusia sejak mereka dilahirkan dan mulai bergejolak
pada masa remaja. Sudah merupakan suatu fase dalam kehidupan, bahwa masa
remaja adalah masa dimana terjadi perubahan-perubahan besar pada kehidupan
seseorang. Remaja mulai menemukan jati diri mereka yang sebenarnya, tujuan
mereka hidup, cita-cita, cinta, dan harapan. Semua itu pada akhirnya membentuk diri
seorang remaja secara utuh dan akan melekat pada mereka sampai mereka tumbuh
dewasa. Pencarian jati diri ini terjadi kebanyakan pada kehidupan sosial seorang
remaja. Pada masa kini, remaja cenderung tidak mengimbangi kehidupan sosial
dengan kehidupan rohani mereka sehingga kadang remaja jatuh pada pergaulan yang
salah dan tidak sehat. Hal ini sangatlah disayangkan dan harus dihindari karena
dengan adanya kehidupan rohani yang berimbang dengan kehidupan sosial, seorang
remaja dapat menentukan prioritasnya secara bijaksana dan selalu memiliki acuan
hidup yang baik dan benar.

6
Hal serupa terjadi juga pada kalangan remaja di SMA Santa Laurensia yang
kehidupan sosial dan rohaninya tidak berimbang. Keprihatinan ini haruslah segera
diatasi agar tidak menjadi problematika yang serius. SMA Santa Laurensia sebagai
sekolah Katolik tentu mencoba membantu siswa-siswi agar memiliki perkembangan
iman yang baik dan terarah. Tidak jarang acara retret dan rekoleksi masuk ke dalam
kalender akademik, bahkan tiap harinya diadakan Doa Malaikat Tuhan untuk
membiasakan para siswa dalam berdoa. Ada pula latihan keheningan yang
berlangsung pada hari-hari tertentu tiap minggunya. Kegiatan rohani diatas
merupakan cara-cara untuk melatih perkembangan iman siswa pada masa remaja
yang masih bisa dibilang labil. Tidak jarang remaja melakukan semacam penolakan
terhadap kegiatan rohani diatas dan kadang ada beberapa yang dapat menerima
dengan baik.

Maka dari itu, saya ingin melakukan penelitian pada dinamika kegiatan rohani di
SMA Santa Laurensia yang berdampak pada perkembangan iman remaja. Saya ingin
mengetahui dampak kegiatan rohani terhadap kehidupan rohani siswa kelas 12 SMA
yang sedang berada pada fase pencarian jati diri masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah kegiatan kerohanian di sekolah berdampak pada perkembangan iman
siswa kelas 12 SMA Santa Laurensia?
2. Apakah manfaat dari kegiatan kerohanian di bagi para murid?
3. Apakah kegiatan kerohanian di sekolah harus tetap diadakan secara berkelanjutan
agar perkembangan iman siswa dapat lebih terjamin?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui dampak dari kegiatan kerohanian di sekolah bagi
perkembangan iman siswa kelas 12 SMA Santa Laurensia.
2. Untuk mengetahui manfaat dari kegiatan kerohanian di sekolah bagi para
murid.
3. Untuk mengetahui dampak kegiatan kerohanian yang berkelanjutan bagi
perkembangan iman siswa.

7
1.4 Manfaat Penelitian

1. Remaja
Agar remaja dapat mengetahui tujuan kegiatan rohani yang telah diadakan oleh
pihak sekolah dan pada akhirnya dapat memaknai dan merefleksikannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terjadi perkembangan iman remaja yang nyata.

2. Orang tua
Agar orang tua dapat mengetahui aktivitas anaknya di sekolah terutama dalam hal
kerohanian. Hal ini diperuntunkan bagi orang tua agar dapat selalu memantau
perkembangan iman anaknya dan dapat sekaligus berperan aktif di rumah dalam
membantu perkembangan iman anaknya.

3. Guru-guru
Agar guru-guru di sekolah dapat turut mengevaluasi hasil dari kegiatan kerohanian
di sekolah dan pada akhirnya dapat mengembangkan kegiatan ini sesuai dengan
kebutuhan atau bahkan menambahkan kegiatan baru yang lebih cocok sehingga
remaja dapat lebih menerima dan mengambil manfaatnya.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Dinamika


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata “dinamika” adalah suatu
gerak/tenaga dari dalam yang menggerakkan dengan penuh semangat. Bisa
disimpulkan bahwa “dinamika” adalah suatu pergerakkan yang menimbulkan
serangkaian dampak/akibat.

2.2 Definisi Kegiatan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata “kegiatan” adalah suatu aktivitas,
usaha, ataupun pekerjaan. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas yang dilakukan
oleh manusia sehingga membuahkan hasil yang diinginkan.

2.3 Definisi Rohani


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata “rohani” adalah sesuatu yang
berhubungan atau bertalian dengan roh. Dalam konteks kerohanian, artinya adalah
sifat-sifat rohani yang dimiliki oleh manusia dalam dirinya masing-masing.

2.4 Definisi Retret


Retret adalah suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh umat Katolik untuk mundur
sejenak dari kehidupan demi melihat perjalanan diri masing-masing. Mundur sejenak
ini menyangkut persiapan diri, jiwa, dan batin namun tetap menempatkan diri kita di
dalam realita atau kehidupan duniawi dan manusiawi. Retret biasa diisi dengan
kegiatan-kegiatan yang membangun serta pada dasarnya mengajak kita untuk
merefleksikan tindakan-tindakan pada masa lalu. Hal ini bertujuan agar kita dapat
mengubah cara pandang hidup kita dan juga memberikan suatu pengalaman di dalam
hidup manusia agar pada akhirnya diharapkan menjadi pribadi yang lebih baik
setelah mengikuti retret.

2.4 Sejarah Singkat dan Makna Doa Malaikat Tuhan


Doa Malaikat Tuhan atau Doa Angelus (bahasa Latin “malaikat”) merupakan doa
yang ditujuakan kepada Tuhan karena telah mengutus Yesus Kristus ke Bumi demi

9
menyelamatkan umat manusia lewat Bunda Maria. Doa ini bermula dari kabar
sukacita yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria. Bagi umat
Katolik, doa ini biasa didoakan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 6 pagi, pukul 12 siang,
dan pukul 6 sore.

Doa Malaikat Tuhan mulai dipraktekkan sejak abad ke-13 oleh Santo Bonaventura.
Beliau menetapkan bahwa setiap sore dibunyikan lonceng agar para biarawan dapat
menyampaikan ucapan syukur serta salam kepada Yesus sebagai Tuhan yang
menjelma sebagai manusia lewat Bunda Maria.

Makna Doa Angelus berbeda-beda tiap jamnya. Pada pukul 6 pagi, umat Katolik
mendoakan Doa Malaikat Tuhan untuk menghormati kebangkitan Kristus. Pada
pukul 12 siang, doa diperuntunkan untuk menghormati sengsara Yesus saat menuju
Golgota. Dan pada pukul 6 sore, doa ditujukan untuk menghormati misteri inkarnasi
Allah menjadi manusia.

2.5 Makna Ekaristi


Sebagai umat Katolik, kita memiliki kewajiban untuk merayakan perayaan ekaristi
setiap minggunya. Kewajiban ini berlandaskan sebuah misteri penyelamatan Allah
lewat anakNya, Yesus Kristus. Kita secara langsung diajak untuk mengenang karya
penyelamatan Yesus sebagai juru selamat yang diutus untuk menyelamatkan manusia
dari dosa. Tidak hanya diajak untuk mengenang sengsara Yesus, kitapun juga diajak
untuk bersatu dengan Tuhan sendiri. Dengan menyambut Tubuh Kristus, kita bersatu
secara iman, jiwa, dan diri kita dengan Yesus. Dikatakan pada Alkitab bahwa,
”Barang siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan
Aku di dalam dia”, Selain bersatu dengan Yesus, kita sebagai umat Katolik juga
diajak untuk bersatu dengan kesatuan Gereja sebagai perkumpulan orang beriman.
Dengan mendengarkan sabda Tuhan, bernyanyi bersama, menyatakan kepercayaan
iman yang sama, kita diajak untuk bergabung dan bersatu dengan Gereja itu sendiri.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
kuisioner sebagai alat penelitian. Kuisioner akan dijawab oleh pelajar kelas 12
jurusan IPA & IPS di SMA Santa Laurensia, dan hasilnya akan dihitung lalu
dijadikan bahan pembahasan dalam dalam penelitian ini.

3.2 Metode Penelitian


Saya melakukan survei untuk mendapatkan data yang akan diteliti dan pada
akhirnya akan menjadi hasil dari penelitian. Survei dilakukan dengan
membagikan kuisioner yang berisi 10 pertanyaan.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat : SMA Santa Laurensia
2. Waktu Penelitian : 1 Oktober – pertengahan November 2015

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data, saya melakukan survei dengan cara menyebarkan
kuisioner ke siswa kelas sebelas XII jurusan IPS/IPA. Jumlah koresponden yang
akan menjawab kuisioner sebanyak 70 pelajar. Kuisioner terdiri dari 10
pertanyaan.

3.5 Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dari pembagian kuisioner dianalisis dengan cara menghitung
hasil yang didapat. Lalu menyusunnya dalam sebuah pie chart untuk setiap
pertanyaan dan pembahasan dilakukan dengan menghubungkannya dengan teori,
tujuan penelitian serta rumusan masalah yang telah dibuat di awal penelitian.
Dengan itu, saya dapat langsung mengetahui jawaban dari rumusan masalah, dan
akan lebih mudah untuk menyimpulkan hasil penelitian ini.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian dilakukan di SMA Santa Laurensia pada jam sekolah. Kuisioner
dibagikan kepada murid kelas 12 jurusan IPS/IPA yang terdiri dari 7 kelas.
Koresponden kuisoner dibatasi menjadi 70 koresponden. Pada bagian ini, saya
akan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan jawaban yang didapatkan dari
menyebarkan kuisioner. Setiap pertanyaan kuisioner dibawah ini, akan disertai
dengan pembahasannya masing-masing.

1. Penganut agama Katolik


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 52 koresponden menjawab
“ya” dan 18 menjawab “tidak” saat ditanyakan apakah mereka menganut
agama Katolik. Beberapa dari yang menjawab “tidak” mencantumkan agama
mereka. Mayoritasnya adalah beragama Kristen dan Budha. Pertanyaan awal
ini bermaksud untuk melihat cakupan siswa-siswi SMA Santa Laurensia yang
beragama Katolik maupun bukan beragama Katolik. Dengan mengetahui
agama para murid maka pada akhirnya akan lebih mudah menarik kesimpulan
pada ketertarikkan dan dampak yang timbul pada murid SMA Santa
Laurensia.

12
2. Bersekolah di Santa Laurensia


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 8 koresponden menjawab
sejak TK, 14 koresponden menjawab sejak SD, 20 koresponden menjawab
sejak SMP, dan 28 koresponden menjawab sejak SMA, saat ditanyakan sejak
kapan bersekolah di Santa Laurensia. Hal ini tentu akan menentukan juga
tingkat ketertarikkan serta minat murid terhadap kegiatan rohani yang telah
diadakan oleh sekolah. Apabila seorang murid telah terbiasa dengan suatu
kegiatan ataupun rutinitas yang telah ia jalani dalam jangka waktu yang lama,
maka kemungkinan besar dirinya akan lebih terbuka dan memberika
pengertian yang positif terhadap lingkungannya, sehingga pada akhirnya
murid tersebut dapat menerima apa yang lingkungannya berikan kepadanya.
Hal ini tentu mirip dengan kasus kegiatan rohani di sekolah SMA Santa
Laurensia. Apabila seorang murid telah menerima dan menjalani kegiatan
rohani yang diselenggarakan oleh sekolah sejak TK, SD, SMP, ataupun baru
pada SMA, maka tingkat ketertarikkan dan minatnya pun pasti akan berbeda-
beda.

13
3. Kegiatan rohani yang pernah diikuti di luar sekolah


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 32 koresponden menjawab
“retret”, 12 koresponden menjawab “rekoleksi”, 24 koresponden menjawab
“Perayaan Ekaristi”, dan 2 koresponden menjawab “seminar agama Katolik,
saat ditanyakan kegiatan rohani yang pernah diikuti di luar lingkup sekolah.
Hal ini menunjukkan antusiasme siswa-siswi yang timbul secara mandiri
ingin mengikuti suatu kegiatan rohani yang berdampak positif bagi
perkembangan iman mereka. Ditunjukkan pada koresponden yang menjawab
pernah mengikuti retret di luar lingkup sekolah dan bahkan ada juga yang
pernah mengikuti seminar mengenai agama Katolik. Tentunya, hal ini
menunjukkan suatu sikap yang sangat baik dari para siswa. Mereka secara
sadar telah memiliki antusiasme yang cukup tinggi terhadap kegiatan rohani
di luar sekolah. Walaupun mungkin ada beberapa siswa-siswi yang dipaksa
oleh orang tua mereka untuk ikut, namun hal ini tidaklah terlalu berpengaruh
terhadap sikap siswa itu sendiri. Yang terpenting adalah adanya kemauan
untuk mengikuti kegiatan rohani di luar sekolah demi mengisi waktu luang
yang ada.

14
4. Menyukai kegiatan rohani (retret, rekoleksi, latihan keheningan, Doa
Malaikat Tuhan) yang diadakan di sekolah.


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 40 koresponden menjawab
“ya” dan 30 koresponden menjawab “tidak” saat ditanyakan apakah mereka
menyukai kegiatan rohani yang diadakan di sekolah. Kegiatan rohani ini
meliputi retret, rekoleksi, latihan keheningan, dan Doa Malaikat Tuhan yang
diadakan secara rutin oleh sekolah. Retret dan rekoleksi diikutsertakan dalam
rangkaian kegiatan kalender akademik, sedangkan latihan keheningan dan
Doa Malaikat Tuhan diadakan secara rutin setiap harinya. Pertanyaan ini
bermaksud untuk melihat tingkat antusiasme siswa-siswi dalam mengikuti
kegiatan rohani yang telah diadakan oleh sekolah. Suatu hal yang baik
ditunjukkan oleh sebagian besar koresponden yang menjawab menyukai
kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah. Hal ini tentu mengindikasikan
sesuatu yang positif dalam diri remaja kelas 12 di SMA Santa Laurensia.
Mereka secara sadar telah ikut serta berpartisipasi dan menyukai kegiatan
rohani yang diadakan. Secara langsung mereka telah mendukung dinamika
kegiatan rohani di sekolah agar tetap terus berlangsung.

15
5. Alasan menyukai kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah.


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 12 koresponden memilih
pilihan A yang menyebutkan “saya diberi kesempatan untuk mengasah iman
saya”, 14 koresponden memilih pilihan B yang menyebutkan “saya menyukai
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama seperti retret dan rekoleksi”, 12
koresponden memilih jawaban C yang menyebutkan “saya merasa dekat
dengan Tuhan dan benar-benar merasakan manfaat dari kegiatan rohani yang
saya ikuti”, 4 koresponden memilih pilihan D yang menyebutkan “saya bisa
keluar dari zona nyaman dan bersatu dengan orang-orang di sekitar saya serta
Tuhan sendiri”, dan 1 orang menjawab lainnya, saat ditanyakan alasan
menyukai kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah. Hal ini menunjukkan
siswa-siswi memiliki alasannya masing-masing dalam menyukai kegiatan
rohani yang diadakan oleh sekolah. Ada yang merasa diberikan kesempatan
untuk mengasah atau memperbaharui iman mereka. Ada pula yang menyukai
kebersamaan yang muncul dalam retret maupun rekoleksi. Tidak sedikit yang
memilih mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan dan meninggalkan
kesibukan sehari-harinya demi berkumpul bersama orang-orang di sekitar
mereka.

16
6. Alasan tidak menyukai kegiatan rohani yang diadakan sekolah.


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 2 koresponden memilih pilihan
A yang menyebutkan “buang-buang waktu”, 12 koresponden memilih pilihan
B yang menyebutkan “tidak bermanfaat sama sekali”, 4 koresponden memilih
pilihan C yang menyebutkan “saya tidak suka bernyanyi lagu rohani dan
mendengarkan firman Tuhan”, 6 koresponden memilih pilihan D yang
menyebutkan “membosankan”, dan 6 lainnya menyertakan alasan lain seperti
memiliki kepercayaan yang berbeda ataupun sering disalahgunakan, saat
ditanyakan alasan tidak menyukai kegiatan rohani yang diadakan sekolah. Di
lain pihak, masih ada cukup banyak siswa-siswi yang tidak menikmati
kegiatan rohani yang diselenggarakan oleh sekolah. Banyak yang
menganggap bahwa hal itu tidak bermanfaat sama sekali dan mereka tidak
menemukan makna apapun dalam mengikuti kegiatan tersebut. Ada pula yang
berpendapat bahwa dikarenakan mereka memiliki kepercayaan yang berbeda,
maka mereka tidak dapat mengikuti kegiatan rohani yang diadakan oleh SMA
Santa Laurensia secara khusuk ataupun dengan hati tulus. Kebanyakan dari
remaja diatas sepertinya memilih untuk berkegiatan lain daripada harus
mengikuti kegiatan rohani yang ada di sekolah.

17
7. Kegiatan rohani yang dilaksanakan SMA Santa Laurensia semakin
menumbuhkan iman.

Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 30 koresponden menjawab


“ya” dan 40 koresponden menjawab “tidak”, saat ditanyakan apakah kegiatan
rohani yang dilaksanakan di sekolah semakin menumbuhkan iman mereka.
Memang pada pertanyaan nomor 4, sebagian besar koresponden menjawab
“iya” saat ditanyakan apakah mereka menyukai kegiatan rohani di sekolah.
Namun pada pertanyaan ini, saya dapat menarik sebuah kesimpulan kecil
bahwa tidak semuanya beranggapan bahwa iman mereka juga ikut tumbuh
dengan adanya kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah. Mungkin mereka
hanya sekedar menyukai, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan terhadap
iman atau bahkan pertumbuhan pribadi mereka. Hal ini sangatlah wajar bagi
seorang remaja yang masih dalam pencarian jati diri. Siswa-siswi masih labil
akan pilihan hidupnya dan ingin jadi apa kelak.

18
8. Tanggapan tentang Doa Malaikat Tuhan


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 22 koresponden menjawab
“sangat bermanfaat”, 40 koresponden menjawab “biasa saja”, dan 8
koresponden menjawab “tidak bermanfaat”, saat ditanyakan mengenai
tanggapan akan Doa Malaikat Tuhan. Hal ini menunjukkan minat siswa yang
terbilang cukup baik dalam menanggapi pelaksanaan Doa Malaikat Tuhan
setiap harinya. Doa ini didoakan setiap pukul 12 siang dan telah berlangsung
selama saya berada di SMA Santa Laurensia. Respon murid terhadap doa ini
memang cenderung biasa saja, tidak ada keluhan maupun ketertarikkan yang
berlebih pada doa ini. Para koresponden belum bisa merasakan manfaat dari
doa ini tetapi tetap mencoba berdoa secara khusuk. Hal ini adalah suatu
permulaan yang baik bagi sikap pertumbuhan iman remaja di SMA Santa
Laurensia dan patut terus dilaksanakan secara rutin agar pada akhirnya murid-
murid dapat merasakan manfaatnya secara nyata di dalam hidup mereka.

19
9. Tanggapan tentang Latihan Keheningan

Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 20 koresponden menjawab


“sangat bermanfaat”, 26 koresponden menjawab “biasa saja”, dan 24
koresponden menjawab “tidak bermanfaat”, saat ditanyakan mengenai
tanggapan akan Latihan Keheningan. Nampaknya, antusiasme serta minat
siswa dalam latihan ini masih bisa dikatakan kurang. Hal ini disebabkan oleh
jumlah yang cukup tinggi bagi koresponden yang menjawab tidak bermanfaat.
Memang, Latihan Keheningan belum diadakan secara rutin seperti Doa
Malaikat Tuhan. Kegiatan ini hanya diadakan maksimal 3 kali dalam satu
minggu. Mungkin faktor inilah yang menjadikan siswa-siswi belum bisa
benar-benar menemukan manfaatnya. Murid masih menganggap ini sebagai
suatu kegiatan yang tidak bermanfaat dan hanya buang-buang waktu. Banyak
yang beranggapan bahwa waktu Latihan Keheningan bisa digunakan untuk
hal-hal yang lebih penting. Banyak dari siswa-siswi yang berpendapat bahwa
latihan ini tidak perlu dilakukan lagi karena sama sekali tidak bermanfaat.
Namun, masih banyak yang berusaha untuk mengikuti kegiatan ini secara
khusuk dengan harapan dapat menemukan manfaat dan tujuan sebenarnya
dari kegiatan ini. Beberapa juga menganggap Latihan Keheningan membawa
dampak positif dalam hari mereka sehingga mereka dapat beraktivitas secara
fokus dan teratur.

20
10. Dampak yang timbul dalam siswa-siswi setelah mengikuti kegiatan rohani di
sekolah.


Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 22 koresponden memilih
pilihan A yang menyebutkan “hidup saya berubah drastis”, 10 koresponden
memilih pilihan B yang menyebutkan “saya menjadi pribadi yang lebih baik”,
20 koresponden memilih pilihan C yang menyebutkan “saya merasa sedikit
berubah”, dan 18 koresponden memilih pilihan D yang menyebutkan “saya
merasa tidak ada manfaatnya sama sekali”, saat ditanyakan mengenai dampak
yang timbul dari dalam diri siswa-siswi setelah mengikuti kegiatan rohani di
sekolah. Hal ini menunjukkan sebuah hasil yang positif. Mayoritas
koresponden merasa hidupnya menjadi lebih baik dengan diadakannya serta
mengikuti kegiatan rohani di sekolah. Mereka merasa lebih dekat dengan
Tuhan dan dapat mengatur prioritas mereka dengan baik. Ada pula yang
beranggapan bahwa dengan adanya kegiatan rohani di sekolah, mereka
menjadi pribadi yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak
baik. Namun, masih ada beberapa koresponden yang merasa tidak ada
manfaatnya sama sekali. Mereka masih menjadi pribadi yang sama saja
walaupun sudah mengikuti kegiatan rohani secara rutin. Para koresponden
yang menjawab “tidak bermanfaat” juga merasa bahwa ini hanya membuang-
buang waktu.

21
11. Usulan mengenai kegiatan rohani di sekolah SMA Santa Laurensia.
Berdasarkan dari jawaban yang kami dapatkan, beberapa koresponden
menyempatkan waktu untuk mengisi kolom usulan mengenai kegiatan rohani
di sekolah. Ada yang beranggapan bahwa kegiatan rohani di sekolah dapat
dibuat lebih menarik dan interaktif serta menyamakan tema kegiatan rohani
dengan minat remaja masa kini. Beberapa dari mereka juga mengusulkan
untuk memperbanyak penggunaan kapel dengan berbagai macam doa seperti
Doa Taize ataupun adorasi. Tidak hanya itu, ada pula yang berpendapat
bahwa Latihan Keheningan jangan dijadikan suatu keharusan karena hanya
akan membuang-buang waktu bagi mereka yang tidak dapat mengikuti latihan
tersebut secara khusuk. Namun dibalik semua itu, mayoritas koresponden
beranggapan bahwa kegiatan rohani di SMA Santa Laurensia sudah sangat
baik dan telah mendukung pembelajaran siswa-siswi dalam cara yang sangat
positif.

4.2 Pembahasan
Pada bagian ini, saya akan melakukan pembahasan berdasarkan rumusan
masalah yang telah dicantumkan sebelumnya. Penelitian ini memiliki 3 rumusan
masalah yaitu:

4.2.1 Apakah kegiatan kerohanian di sekolah berdampak pada


perkembangan iman siswa kelas 12 SMA Santa Laurensia?
Kegiatan kerohanian di sekolah berdampak pada perkembangan iman siswa kelas
12 SMA Santa Laurensia. Memang, pada pembahasan pertanyaan nomor 7,
mayoritas koresponden menjawab “tidak” saat ditanyakan mengenai apakah
kegiatan rohani berampak pada pertumbuhan iman mereka. Namun hal ini
tidaklah berarti kegiatan rohani sama sekali tidak berdampak dalam
menumbuhkan iman mereka. Banyak dari siswa yang pada akhirnya
beranggapan bahwa dengan dilaksanakannya berbagai macam kegiatan rohani,
terjadi perubahan-perubahan signifikan pada hidup mereka. Tentu hal ini adalah
bukti nyata dari dampak kegiatan rohani di sekolah terhadap iman mereka.

Mungkin sebagian besar dari koresponden belum bisa merasakan dampak


kegiatan rohani secara langsung. Mereka seakan-akan masih menolak untuk

22
mengakui bahwa kegiatan rohani yang telah berlangsung di sekolah membantu
pertumbuhan iman mereka secara tidak sadar. Keprihatinan inilah yang sudah
sepatutnya menjadi sorotan para guru. Siswa-siswi harus diberikan sebuah
pengertian akan manfaat dan dampak dari kegiatan rohani agar pada akhirnya
mereka dapat mengerti dan menyadari dampak nyata yang terjadi dalam hidup
mereka.

4.2.2 Apakah manfaat dari kegiatan kerohanian di bagi para murid?


Manfaat dari kegiatan rohani bagi para murid cukup beragam. Sebagian besar
koresponden sebenarnya menyukai kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah
dan memiliki pendapatnya masing-masing terhadap hal ini. Ada yang
mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan rohani, mereka diberikan
kesempatan untuk mengasah iman mereka. Hal ini mungkin dianggap sebagai
suatu hak istimewa yang tidak mereka dapatkan selama berada di rumah maupun
di luar sekolah. Murid kadang terlalu sibuk dengan masalah pelajaran, mencari
kuliah, ataupun les, sehingga mereka seakan-akan melupakan kebutuhan rohani
yang sangatlah diperlukan. Maka dari itu, beberapa dari koresponden merasa
kegiatan rohani di sekolah merupakan suatu kesempatan yang sangat berarti
untuk berdoa. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka dapat mengawali hari
secara positif dengan diadakannya Latihan Keheningan tiap paginya. Energi
yang baik ini juga secara tidak langsung berdampak pada lingkungan sekitar
yang pada akhirnya menjadikan suatu lingkungan pelajar yang nyaman.

Namun, masih ada beberapa yang menganggap bahwa kegiatan rohani di sekolah
hanya berdampak sedikit kepada kehidupan mereka. Murid-murid yang
mengatakan demikian berpendapat bahwa mereka tidak menemukan manfaat
yang nyata dalam berbagai kegiatan rohani di sekolah. Mereka hanya berusaha
sebaik mungkin untuk mengikutinya dengan khusuk walaupun tidak
mendapatkan tujuan yang sebenarnya. Hal ini adalah suatu permulaan yang
sangat baik. Setidaknya, siswa-siswi masih memiliki kemauan yang nyata untuk
mencoba berdoa secara khusuk walaupun terdapat sedikit hambatan di dalam hati
mereka.

23
Selain ada yang menganggap bahwa manfaatnya besar sekali, ada pula yang
berpendapat bahwa kegiatan kerohanian di sekolah tidak ada manfaatnya.
Beberapa koresponden bahkan menyarankan Latihan Keheningan tidak dijadikan
suatu keharusan karena dianggap hanya membuang-buang waktu. Mereka
beranggapan bahwa waktu yang digunakan untuk Latihan Keheningan bisa
digunakan untuk hal lain yang menyangkut kegiatan pembelajaran. Tidak hanya
itu, beberapa koresponden juga tidak menemukan manfaat apa-apa dalam
kegiatan rohani yang lain. Segelintir koresponden mengakui bahwa perbedaan
kepercayaan atau agama adalah salah satu penyebab ketidaktertarikkan mereka
terhadap kegiatan rohani di SMA Santa Laurensia.

4.2.3 Apakah kegiatan kerohanian di sekolah harus tetap diadakan secara


berkelanjutan agar perkembangan iman siswa dapat lebih terjamin?
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, kegiatan kerohanian di sekolah
harus tetap diadakan secara berkelanjutan agar perkembangn iman siswa lebih
terjamin. Hal ini didasari oleh tingkat ketertarikkan dan minat siswa-siswi yang
sudah cukup baik dan patut dipertahankan bahkan ditingkatkan. Memang, belum
semua koresponden menunjukkan keterbukaannya kepada kegiatan rohani di
SMA Santa Laurensia, namun sudah ada permulaan yang sangat baik dan bisa
menjadi suatu perubahan yang positif dalam perkembangan iman murid. Mereka
sudah mempunyai antusiasme yang cukup baik dimana telah ditunjukkan adanya
kemauan untuk berdoa secara khusuk walaupun tidak mengerti makna
sesungguhnya. Hal ini tentu merupakan sebuah awal yang baik dari perubahan
yang akan datang. Tidak hanya itu, ada beberapa koresponden yang memang
membutuhkan kegiatan rohani ini terus berlangsung. Mereka mengakui bahwa
dengan adanya kegiatan rohani di sekolah, hidup mereka mengalami perubahan.
Mulai dari bisa mengatur waktu dengan baik sampai memulai hari dengan energi
yang positif. Mayoritas koresponden juga mengatakan bahwa kegiatan rohani di
sekolah adalah sebuah kesempatan yang jarang didapatkan di rumah ataupun di
luar lingkungan sekolah untuk memperdalam serta mengasah iman. Maka dari
itu, saya menyarankan agar kegiatan rohani di sekolah tetap diadakan demi
mempertahankan situasi yang sudah baik sekarang ini dan pada akhirnya
meningkatkan antusiasme murid terhadap kegiatan kerohanian di sekolah.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapatkan dari penelitian ini adalah kegiatan rohani berdampak
pada perkembangan iman siswa-siswi kelas 12 SMA Santa Laurensia walaupun
masih banyak yang belum bisa menyadari manfaatnya secara langsung. Dampak
yang timbul sangatlah beragam, mulai dari yang sangat menyukai maupun tidak
menyukai sama sekali. Mayoritas koresponden berpendapat bahwa kegiatan rohani di
sekolah sudah sangat baik dan patut untuk terus diadakan walaupun masih ada
beberapa koresponden yang menganggap bahwa kegiatan ini hanyalah membuang-
buang waktu mereka.

Dari rumusan masalah yang berhasil terjawab, saya juga dapat menyimpulkan bahwa
terdapat banyak manfaat di dalam kegiatan rohani di SMA Santa Laurensia. Beberapa
mengatakan mereka diberikan kesempatan untuk berdoa dan beberapa lainnya merasa
hidupnya lebih teratur. Dari data yang saya peroleh, sayapun menyarankan agar
kegiatan rohani ini tetap diadakan agar perkembangan iman siswa tetap terjamin dan
berlanngsung secara nyata.

Pada akhirnya, saya dapat menyimpulkan bahwa kegiatan rohani berdampak pada
perkembangan iman siswa-siswi kelas 12 SMA Santa Laurensia dan haruslah tetap
diadakan secara rutin agar iman remaja masa kini dapat tumbuh secara baik, positif,
dan terpantau.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. H. Dickey, Norma. Funk & Wagnalls New Encyclopedia: Volume 22 “Q to


Russe”. Amerika Serikat: Funk & Wagnalls Corporation, 1986
2. H. Dickey, Norma. Funk & Wagnalls New Encyclopedia: Volume 9 “Eclec to
Euter”. Amerika Serikat: Funk & Wagnalls Corporation, 1986
3. Supranto SS.CC, Felix. Jangan Galau! Allah Peduli. Jakarta: Penerbit Obor,
2013
4. Supranto SS.CC, Felix. Cara Menghayati Ekaristi. Jakarta: Penerbit Obor,
2014
5. Definisi Retret, www.artikata.com
6. Sejarah Doa Malaikat Tuhan, http://www.gsn-soeki.com

26
KUISIONER

1. Apakah Anda menganut agama Katolik?


a) Ya
b) Tidak (sebutkan agama Anda ______________ )

2. Sejak kapan Anda bersekolah di sekolah Santa Laurensia?


a) TK
b) SD
c) SMP
d) SMA

3. Apa sajakah kegiatan rohani yang Anda pernah ikuti di luar sekolah?
a) Retret
b) Rekoleksi
c) Perayaan Ekaristi
d) Seminar mengenai Agama Katolik

4. Apakah Anda menyukai mengikuti kegiatan rohani (retret, rekoleksi, latihan


keheningan, Doa Malaikat Tuhan) yang diadakan di sekolah?
a) Ya (lanjut no. 5)
b) Tidak (lanjut no. 6)

5. Mengapa Anda menyukai kegiatan rohani yang diadakan di sekolah?


a) Saya diberi kesempatan untuk mengasah iman saya
b) Saya menyukai kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama seperti
retret dan rekoleksi.
c) Saya merasa dekat dengan Tuhan dan benar benar merasakan manfaat
dari kegiatan rohani yang saya ikuti
d) Saya bisa keluar dari zona nyaman dan bersatu dengan orang-orang di
sekitar saya serta Tuhan sendiri
e) Lainnya ______________________________________________

6. Mengapa Anda tidak menyukai kegiatan rohani yang diadakan di sekolah?


a) Buang-buang waktu
b) Tidak bermanfaat sama sekali
c) Saya tidak suka bernyanyi bersama lagu rohani dan mendengarkan firman
Tuhan
d) Membosankan
e) Lainnya _______________________________________________

7. Apakah kegiatan rohani yang dilaksanakan sekolah Santa Laurensia


semakin menumbuhkan iman Anda?
a) Ya
b) Tidak

27
8. Apa tanggapan Anda tentang Doa Malaikat Tuhan di sekolah?
a) Sangat bermanfaat. Saya merasa terbantu dalam mengasah
perkembangan iman di dalam diri saya dan membiasakan saya dalam
berdoa secara rutin.
b) Biasa saja. Saya tidak menemukan manfaat yang nyata di dalam kegiatan
diatas namun saya tetap mencoba mengikuti secara khusuk.
c) Tidak bermanfaat. Saya merasa kegiatan tersebut hanya menghabiskan
waktu dan tidak perlu dilakukan secara rutin.

9. Apa tanggapan Anda tentang Latihan Keheningan di sekolah?


a) Sangat bermanfaat. Saya merasa terbantu dalam melatih perkembangan
iman saya dan bisa mengawali hari dengan lebih tenang & khusuk.
b) Biasa saja. Saya tidak menemukan manfaat yang nyata di dalam kegiatan
diatas namun saya tetap mencoba mengikuti secara khusuk.
c) Tidak bermanfaat. Saya merasa kegiatan tersebut hanya menghabiskan
waktu dan tidak perlu dilakukan secara rutin.

10. Apa dampak yang timbul dalam diri Anda setelah mengikuti kegiatan
rohani di sekolah?
a) Hidup saya berubah drastis, saya merasa lebih dekat dengan Tuhan dan
merasa bisa lebih mengatur hidup saya.
b) Saya menjadi pribadi yang lebih baik dan mengetahui mana yang baik
yang benar.
c) Saya merasa sedikit berubah namun saya masih melakukan kesalahan-
kesalahan yang saya lakukan sebelum mengikuti kegiatan rohani.
d) Saya merasa tidak ada manfaat nya sama sekali, saya masih menjadi
pribadi yang sama seperti dulu, dan saya merasa hal ini hanya
menghabiskan waktu saya.

11. Apakah ada usulan dari Anda mengenai kegiatan rohani di sekolah SMA
Santa Laurensia?

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

28

Anda mungkin juga menyukai