Disusun oleh:
Mario Averdi XII S2/19
(……………………………)
Mengesahkan,
Guru Pembimbing Kepala Sekolah SMA Santa Laurensia
(……………………….…) (……………………………….)
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
bimbingan, pertolongan, serta berkatNya, penelitian ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada orang tua saya
yang selalu mendukung dan selalu ada untuk memberikan masukkan serta
pembelajaran yang bermakna di dalam hidup saya. Tidak lupa kepada teman-teman
yang selalu hadir untuk membantu dalam pengerjaan penelitian ini. Pada akhirnya,
saya berterima kasih kepada guru-guru yang selalu menyertai dalam proses belajar-
mengajar di sekolah, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan hasil yang
maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk dampak kegiatan kerohanian yang telah
diadakan oleh sekolah terhadap perkembangan iman murid kelas 12 SMA Santa
Laurensia. Laporan ini saya bagi menjadi 5 bab, yaitu bab pertama yang berisi latar
belakang, bab kedua yang berisi landasan teori, bab ketiga yang berisi metodologi
penelitian, bab keempat yang berisi hasil & pembahasan, dan yang terakhir, bab
kelima yang berisi penutup serta kesimpulan. Kelima bab ini dikemas secara
sistematis dan teratur agar mudah dimengerti bagi yang membaca.
Besar harapan saya agar penelitian ini bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya serta dapat menambah wawasan pelajar maupun pengajar di lingkungan
saya. Penelitian ini memang jauh dari kata sempurna, maka dari itu, saran serta
masukkan dari pembaca sekalian sangatlah diperlukan agar untuk kedepannya,
penelitian saya dapat menjadi semakin lebih baik lagi. Selamat membaca dan semoga
bermanfaat bagi kita semua!
Penulis
3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan…………………………………………………………………2
Kata Pengantar………………………………………………………………………3
Daftar Isi…………………………………………………………………….……….4
Abstrak………………………………………………………………………………5
BAB I: Pendahuluan…………………………………....……………………………6
BAB II: Landasan Teori……………………………………………………………..9
BAB III: Metodologi Penelitian…………………………………………………….11
BAB IV: Hasil dan Pembahasan……………………………………………………12
BAB V: Penutup…………………………………………………………………….25
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….26
4
ABSTRAK
5
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah anugerah bagi seorang manusia dapat memiliki tubuh, perasaan, dan akal
budi sebagai komponen kehidupannya. Tanpa 3 hal diatas, seorang manusia bukanlah
seorang manusia yang sebenarnya. Selama bertahun-tahun, banyak dari kita yang
berusaha meneliti lebih dalam tentang ketiga hal diatas dan seiring berkembangnya
zaman, ditemukan 3 ukuran atau lebih tepatnya 3 kemampuan spesifik untuk
mengidentifikasi sifat manusia yang sebenarnya. 3 hal tersebut adalah IQ
(Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient). Pada
dasarnya, ketiganya mengukur aspek yang berbeda. Kemampuan intelektual diukur
oleh IQ, kemampuan mengasah emosi dan komunikasi diukur oleh EQ, serta
kemampuan rohani diukur oleh SQ. Ketiganya saling bergabung di dalam diri
seseorang demi menciptakan sinergi yang sempurna.
IQ, EQ, dan SQ bisa ditemukan di dalam diri tiap individu. Hal ini merupakan suatu
bagian yang melekat pada manusia sejak mereka dilahirkan dan mulai bergejolak
pada masa remaja. Sudah merupakan suatu fase dalam kehidupan, bahwa masa
remaja adalah masa dimana terjadi perubahan-perubahan besar pada kehidupan
seseorang. Remaja mulai menemukan jati diri mereka yang sebenarnya, tujuan
mereka hidup, cita-cita, cinta, dan harapan. Semua itu pada akhirnya membentuk diri
seorang remaja secara utuh dan akan melekat pada mereka sampai mereka tumbuh
dewasa. Pencarian jati diri ini terjadi kebanyakan pada kehidupan sosial seorang
remaja. Pada masa kini, remaja cenderung tidak mengimbangi kehidupan sosial
dengan kehidupan rohani mereka sehingga kadang remaja jatuh pada pergaulan yang
salah dan tidak sehat. Hal ini sangatlah disayangkan dan harus dihindari karena
dengan adanya kehidupan rohani yang berimbang dengan kehidupan sosial, seorang
remaja dapat menentukan prioritasnya secara bijaksana dan selalu memiliki acuan
hidup yang baik dan benar.
6
Hal serupa terjadi juga pada kalangan remaja di SMA Santa Laurensia yang
kehidupan sosial dan rohaninya tidak berimbang. Keprihatinan ini haruslah segera
diatasi agar tidak menjadi problematika yang serius. SMA Santa Laurensia sebagai
sekolah Katolik tentu mencoba membantu siswa-siswi agar memiliki perkembangan
iman yang baik dan terarah. Tidak jarang acara retret dan rekoleksi masuk ke dalam
kalender akademik, bahkan tiap harinya diadakan Doa Malaikat Tuhan untuk
membiasakan para siswa dalam berdoa. Ada pula latihan keheningan yang
berlangsung pada hari-hari tertentu tiap minggunya. Kegiatan rohani diatas
merupakan cara-cara untuk melatih perkembangan iman siswa pada masa remaja
yang masih bisa dibilang labil. Tidak jarang remaja melakukan semacam penolakan
terhadap kegiatan rohani diatas dan kadang ada beberapa yang dapat menerima
dengan baik.
Maka dari itu, saya ingin melakukan penelitian pada dinamika kegiatan rohani di
SMA Santa Laurensia yang berdampak pada perkembangan iman remaja. Saya ingin
mengetahui dampak kegiatan rohani terhadap kehidupan rohani siswa kelas 12 SMA
yang sedang berada pada fase pencarian jati diri masing-masing.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Remaja
Agar remaja dapat mengetahui tujuan kegiatan rohani yang telah diadakan oleh
pihak sekolah dan pada akhirnya dapat memaknai dan merefleksikannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terjadi perkembangan iman remaja yang nyata.
2. Orang tua
Agar orang tua dapat mengetahui aktivitas anaknya di sekolah terutama dalam hal
kerohanian. Hal ini diperuntunkan bagi orang tua agar dapat selalu memantau
perkembangan iman anaknya dan dapat sekaligus berperan aktif di rumah dalam
membantu perkembangan iman anaknya.
3. Guru-guru
Agar guru-guru di sekolah dapat turut mengevaluasi hasil dari kegiatan kerohanian
di sekolah dan pada akhirnya dapat mengembangkan kegiatan ini sesuai dengan
kebutuhan atau bahkan menambahkan kegiatan baru yang lebih cocok sehingga
remaja dapat lebih menerima dan mengambil manfaatnya.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
menyelamatkan umat manusia lewat Bunda Maria. Doa ini bermula dari kabar
sukacita yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria. Bagi umat
Katolik, doa ini biasa didoakan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 6 pagi, pukul 12 siang,
dan pukul 6 sore.
Doa Malaikat Tuhan mulai dipraktekkan sejak abad ke-13 oleh Santo Bonaventura.
Beliau menetapkan bahwa setiap sore dibunyikan lonceng agar para biarawan dapat
menyampaikan ucapan syukur serta salam kepada Yesus sebagai Tuhan yang
menjelma sebagai manusia lewat Bunda Maria.
Makna Doa Angelus berbeda-beda tiap jamnya. Pada pukul 6 pagi, umat Katolik
mendoakan Doa Malaikat Tuhan untuk menghormati kebangkitan Kristus. Pada
pukul 12 siang, doa diperuntunkan untuk menghormati sengsara Yesus saat menuju
Golgota. Dan pada pukul 6 sore, doa ditujukan untuk menghormati misteri inkarnasi
Allah menjadi manusia.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 52 koresponden menjawab
“ya” dan 18 menjawab “tidak” saat ditanyakan apakah mereka menganut
agama Katolik. Beberapa dari yang menjawab “tidak” mencantumkan agama
mereka. Mayoritasnya adalah beragama Kristen dan Budha. Pertanyaan awal
ini bermaksud untuk melihat cakupan siswa-siswi SMA Santa Laurensia yang
beragama Katolik maupun bukan beragama Katolik. Dengan mengetahui
agama para murid maka pada akhirnya akan lebih mudah menarik kesimpulan
pada ketertarikkan dan dampak yang timbul pada murid SMA Santa
Laurensia.
12
2. Bersekolah di Santa Laurensia
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 8 koresponden menjawab
sejak TK, 14 koresponden menjawab sejak SD, 20 koresponden menjawab
sejak SMP, dan 28 koresponden menjawab sejak SMA, saat ditanyakan sejak
kapan bersekolah di Santa Laurensia. Hal ini tentu akan menentukan juga
tingkat ketertarikkan serta minat murid terhadap kegiatan rohani yang telah
diadakan oleh sekolah. Apabila seorang murid telah terbiasa dengan suatu
kegiatan ataupun rutinitas yang telah ia jalani dalam jangka waktu yang lama,
maka kemungkinan besar dirinya akan lebih terbuka dan memberika
pengertian yang positif terhadap lingkungannya, sehingga pada akhirnya
murid tersebut dapat menerima apa yang lingkungannya berikan kepadanya.
Hal ini tentu mirip dengan kasus kegiatan rohani di sekolah SMA Santa
Laurensia. Apabila seorang murid telah menerima dan menjalani kegiatan
rohani yang diselenggarakan oleh sekolah sejak TK, SD, SMP, ataupun baru
pada SMA, maka tingkat ketertarikkan dan minatnya pun pasti akan berbeda-
beda.
13
3. Kegiatan rohani yang pernah diikuti di luar sekolah
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 32 koresponden menjawab
“retret”, 12 koresponden menjawab “rekoleksi”, 24 koresponden menjawab
“Perayaan Ekaristi”, dan 2 koresponden menjawab “seminar agama Katolik,
saat ditanyakan kegiatan rohani yang pernah diikuti di luar lingkup sekolah.
Hal ini menunjukkan antusiasme siswa-siswi yang timbul secara mandiri
ingin mengikuti suatu kegiatan rohani yang berdampak positif bagi
perkembangan iman mereka. Ditunjukkan pada koresponden yang menjawab
pernah mengikuti retret di luar lingkup sekolah dan bahkan ada juga yang
pernah mengikuti seminar mengenai agama Katolik. Tentunya, hal ini
menunjukkan suatu sikap yang sangat baik dari para siswa. Mereka secara
sadar telah memiliki antusiasme yang cukup tinggi terhadap kegiatan rohani
di luar sekolah. Walaupun mungkin ada beberapa siswa-siswi yang dipaksa
oleh orang tua mereka untuk ikut, namun hal ini tidaklah terlalu berpengaruh
terhadap sikap siswa itu sendiri. Yang terpenting adalah adanya kemauan
untuk mengikuti kegiatan rohani di luar sekolah demi mengisi waktu luang
yang ada.
14
4. Menyukai kegiatan rohani (retret, rekoleksi, latihan keheningan, Doa
Malaikat Tuhan) yang diadakan di sekolah.
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 40 koresponden menjawab
“ya” dan 30 koresponden menjawab “tidak” saat ditanyakan apakah mereka
menyukai kegiatan rohani yang diadakan di sekolah. Kegiatan rohani ini
meliputi retret, rekoleksi, latihan keheningan, dan Doa Malaikat Tuhan yang
diadakan secara rutin oleh sekolah. Retret dan rekoleksi diikutsertakan dalam
rangkaian kegiatan kalender akademik, sedangkan latihan keheningan dan
Doa Malaikat Tuhan diadakan secara rutin setiap harinya. Pertanyaan ini
bermaksud untuk melihat tingkat antusiasme siswa-siswi dalam mengikuti
kegiatan rohani yang telah diadakan oleh sekolah. Suatu hal yang baik
ditunjukkan oleh sebagian besar koresponden yang menjawab menyukai
kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah. Hal ini tentu mengindikasikan
sesuatu yang positif dalam diri remaja kelas 12 di SMA Santa Laurensia.
Mereka secara sadar telah ikut serta berpartisipasi dan menyukai kegiatan
rohani yang diadakan. Secara langsung mereka telah mendukung dinamika
kegiatan rohani di sekolah agar tetap terus berlangsung.
15
5. Alasan menyukai kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah.
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 12 koresponden memilih
pilihan A yang menyebutkan “saya diberi kesempatan untuk mengasah iman
saya”, 14 koresponden memilih pilihan B yang menyebutkan “saya menyukai
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama seperti retret dan rekoleksi”, 12
koresponden memilih jawaban C yang menyebutkan “saya merasa dekat
dengan Tuhan dan benar-benar merasakan manfaat dari kegiatan rohani yang
saya ikuti”, 4 koresponden memilih pilihan D yang menyebutkan “saya bisa
keluar dari zona nyaman dan bersatu dengan orang-orang di sekitar saya serta
Tuhan sendiri”, dan 1 orang menjawab lainnya, saat ditanyakan alasan
menyukai kegiatan rohani yang diadakan oleh sekolah. Hal ini menunjukkan
siswa-siswi memiliki alasannya masing-masing dalam menyukai kegiatan
rohani yang diadakan oleh sekolah. Ada yang merasa diberikan kesempatan
untuk mengasah atau memperbaharui iman mereka. Ada pula yang menyukai
kebersamaan yang muncul dalam retret maupun rekoleksi. Tidak sedikit yang
memilih mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan dan meninggalkan
kesibukan sehari-harinya demi berkumpul bersama orang-orang di sekitar
mereka.
16
6. Alasan tidak menyukai kegiatan rohani yang diadakan sekolah.
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 2 koresponden memilih pilihan
A yang menyebutkan “buang-buang waktu”, 12 koresponden memilih pilihan
B yang menyebutkan “tidak bermanfaat sama sekali”, 4 koresponden memilih
pilihan C yang menyebutkan “saya tidak suka bernyanyi lagu rohani dan
mendengarkan firman Tuhan”, 6 koresponden memilih pilihan D yang
menyebutkan “membosankan”, dan 6 lainnya menyertakan alasan lain seperti
memiliki kepercayaan yang berbeda ataupun sering disalahgunakan, saat
ditanyakan alasan tidak menyukai kegiatan rohani yang diadakan sekolah. Di
lain pihak, masih ada cukup banyak siswa-siswi yang tidak menikmati
kegiatan rohani yang diselenggarakan oleh sekolah. Banyak yang
menganggap bahwa hal itu tidak bermanfaat sama sekali dan mereka tidak
menemukan makna apapun dalam mengikuti kegiatan tersebut. Ada pula yang
berpendapat bahwa dikarenakan mereka memiliki kepercayaan yang berbeda,
maka mereka tidak dapat mengikuti kegiatan rohani yang diadakan oleh SMA
Santa Laurensia secara khusuk ataupun dengan hati tulus. Kebanyakan dari
remaja diatas sepertinya memilih untuk berkegiatan lain daripada harus
mengikuti kegiatan rohani yang ada di sekolah.
17
7. Kegiatan rohani yang dilaksanakan SMA Santa Laurensia semakin
menumbuhkan iman.
18
8. Tanggapan tentang Doa Malaikat Tuhan
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 22 koresponden menjawab
“sangat bermanfaat”, 40 koresponden menjawab “biasa saja”, dan 8
koresponden menjawab “tidak bermanfaat”, saat ditanyakan mengenai
tanggapan akan Doa Malaikat Tuhan. Hal ini menunjukkan minat siswa yang
terbilang cukup baik dalam menanggapi pelaksanaan Doa Malaikat Tuhan
setiap harinya. Doa ini didoakan setiap pukul 12 siang dan telah berlangsung
selama saya berada di SMA Santa Laurensia. Respon murid terhadap doa ini
memang cenderung biasa saja, tidak ada keluhan maupun ketertarikkan yang
berlebih pada doa ini. Para koresponden belum bisa merasakan manfaat dari
doa ini tetapi tetap mencoba berdoa secara khusuk. Hal ini adalah suatu
permulaan yang baik bagi sikap pertumbuhan iman remaja di SMA Santa
Laurensia dan patut terus dilaksanakan secara rutin agar pada akhirnya murid-
murid dapat merasakan manfaatnya secara nyata di dalam hidup mereka.
19
9. Tanggapan tentang Latihan Keheningan
20
10. Dampak yang timbul dalam siswa-siswi setelah mengikuti kegiatan rohani di
sekolah.
Berdasarkan dari jawaban yang saya dapatkan, 22 koresponden memilih
pilihan A yang menyebutkan “hidup saya berubah drastis”, 10 koresponden
memilih pilihan B yang menyebutkan “saya menjadi pribadi yang lebih baik”,
20 koresponden memilih pilihan C yang menyebutkan “saya merasa sedikit
berubah”, dan 18 koresponden memilih pilihan D yang menyebutkan “saya
merasa tidak ada manfaatnya sama sekali”, saat ditanyakan mengenai dampak
yang timbul dari dalam diri siswa-siswi setelah mengikuti kegiatan rohani di
sekolah. Hal ini menunjukkan sebuah hasil yang positif. Mayoritas
koresponden merasa hidupnya menjadi lebih baik dengan diadakannya serta
mengikuti kegiatan rohani di sekolah. Mereka merasa lebih dekat dengan
Tuhan dan dapat mengatur prioritas mereka dengan baik. Ada pula yang
beranggapan bahwa dengan adanya kegiatan rohani di sekolah, mereka
menjadi pribadi yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak
baik. Namun, masih ada beberapa koresponden yang merasa tidak ada
manfaatnya sama sekali. Mereka masih menjadi pribadi yang sama saja
walaupun sudah mengikuti kegiatan rohani secara rutin. Para koresponden
yang menjawab “tidak bermanfaat” juga merasa bahwa ini hanya membuang-
buang waktu.
21
11. Usulan mengenai kegiatan rohani di sekolah SMA Santa Laurensia.
Berdasarkan dari jawaban yang kami dapatkan, beberapa koresponden
menyempatkan waktu untuk mengisi kolom usulan mengenai kegiatan rohani
di sekolah. Ada yang beranggapan bahwa kegiatan rohani di sekolah dapat
dibuat lebih menarik dan interaktif serta menyamakan tema kegiatan rohani
dengan minat remaja masa kini. Beberapa dari mereka juga mengusulkan
untuk memperbanyak penggunaan kapel dengan berbagai macam doa seperti
Doa Taize ataupun adorasi. Tidak hanya itu, ada pula yang berpendapat
bahwa Latihan Keheningan jangan dijadikan suatu keharusan karena hanya
akan membuang-buang waktu bagi mereka yang tidak dapat mengikuti latihan
tersebut secara khusuk. Namun dibalik semua itu, mayoritas koresponden
beranggapan bahwa kegiatan rohani di SMA Santa Laurensia sudah sangat
baik dan telah mendukung pembelajaran siswa-siswi dalam cara yang sangat
positif.
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini, saya akan melakukan pembahasan berdasarkan rumusan
masalah yang telah dicantumkan sebelumnya. Penelitian ini memiliki 3 rumusan
masalah yaitu:
22
mengakui bahwa kegiatan rohani yang telah berlangsung di sekolah membantu
pertumbuhan iman mereka secara tidak sadar. Keprihatinan inilah yang sudah
sepatutnya menjadi sorotan para guru. Siswa-siswi harus diberikan sebuah
pengertian akan manfaat dan dampak dari kegiatan rohani agar pada akhirnya
mereka dapat mengerti dan menyadari dampak nyata yang terjadi dalam hidup
mereka.
Namun, masih ada beberapa yang menganggap bahwa kegiatan rohani di sekolah
hanya berdampak sedikit kepada kehidupan mereka. Murid-murid yang
mengatakan demikian berpendapat bahwa mereka tidak menemukan manfaat
yang nyata dalam berbagai kegiatan rohani di sekolah. Mereka hanya berusaha
sebaik mungkin untuk mengikutinya dengan khusuk walaupun tidak
mendapatkan tujuan yang sebenarnya. Hal ini adalah suatu permulaan yang
sangat baik. Setidaknya, siswa-siswi masih memiliki kemauan yang nyata untuk
mencoba berdoa secara khusuk walaupun terdapat sedikit hambatan di dalam hati
mereka.
23
Selain ada yang menganggap bahwa manfaatnya besar sekali, ada pula yang
berpendapat bahwa kegiatan kerohanian di sekolah tidak ada manfaatnya.
Beberapa koresponden bahkan menyarankan Latihan Keheningan tidak dijadikan
suatu keharusan karena dianggap hanya membuang-buang waktu. Mereka
beranggapan bahwa waktu yang digunakan untuk Latihan Keheningan bisa
digunakan untuk hal lain yang menyangkut kegiatan pembelajaran. Tidak hanya
itu, beberapa koresponden juga tidak menemukan manfaat apa-apa dalam
kegiatan rohani yang lain. Segelintir koresponden mengakui bahwa perbedaan
kepercayaan atau agama adalah salah satu penyebab ketidaktertarikkan mereka
terhadap kegiatan rohani di SMA Santa Laurensia.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapatkan dari penelitian ini adalah kegiatan rohani berdampak
pada perkembangan iman siswa-siswi kelas 12 SMA Santa Laurensia walaupun
masih banyak yang belum bisa menyadari manfaatnya secara langsung. Dampak
yang timbul sangatlah beragam, mulai dari yang sangat menyukai maupun tidak
menyukai sama sekali. Mayoritas koresponden berpendapat bahwa kegiatan rohani di
sekolah sudah sangat baik dan patut untuk terus diadakan walaupun masih ada
beberapa koresponden yang menganggap bahwa kegiatan ini hanyalah membuang-
buang waktu mereka.
Dari rumusan masalah yang berhasil terjawab, saya juga dapat menyimpulkan bahwa
terdapat banyak manfaat di dalam kegiatan rohani di SMA Santa Laurensia. Beberapa
mengatakan mereka diberikan kesempatan untuk berdoa dan beberapa lainnya merasa
hidupnya lebih teratur. Dari data yang saya peroleh, sayapun menyarankan agar
kegiatan rohani ini tetap diadakan agar perkembangan iman siswa tetap terjamin dan
berlanngsung secara nyata.
Pada akhirnya, saya dapat menyimpulkan bahwa kegiatan rohani berdampak pada
perkembangan iman siswa-siswi kelas 12 SMA Santa Laurensia dan haruslah tetap
diadakan secara rutin agar iman remaja masa kini dapat tumbuh secara baik, positif,
dan terpantau.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
KUISIONER
3. Apa sajakah kegiatan rohani yang Anda pernah ikuti di luar sekolah?
a) Retret
b) Rekoleksi
c) Perayaan Ekaristi
d) Seminar mengenai Agama Katolik
27
8. Apa tanggapan Anda tentang Doa Malaikat Tuhan di sekolah?
a) Sangat bermanfaat. Saya merasa terbantu dalam mengasah
perkembangan iman di dalam diri saya dan membiasakan saya dalam
berdoa secara rutin.
b) Biasa saja. Saya tidak menemukan manfaat yang nyata di dalam kegiatan
diatas namun saya tetap mencoba mengikuti secara khusuk.
c) Tidak bermanfaat. Saya merasa kegiatan tersebut hanya menghabiskan
waktu dan tidak perlu dilakukan secara rutin.
10. Apa dampak yang timbul dalam diri Anda setelah mengikuti kegiatan
rohani di sekolah?
a) Hidup saya berubah drastis, saya merasa lebih dekat dengan Tuhan dan
merasa bisa lebih mengatur hidup saya.
b) Saya menjadi pribadi yang lebih baik dan mengetahui mana yang baik
yang benar.
c) Saya merasa sedikit berubah namun saya masih melakukan kesalahan-
kesalahan yang saya lakukan sebelum mengikuti kegiatan rohani.
d) Saya merasa tidak ada manfaat nya sama sekali, saya masih menjadi
pribadi yang sama seperti dulu, dan saya merasa hal ini hanya
menghabiskan waktu saya.
11. Apakah ada usulan dari Anda mengenai kegiatan rohani di sekolah SMA
Santa Laurensia?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
28