pg. 1
2
1) Uji validitas
pg. 2
3
pg. 3
4
2) Uji reliabilitas
pg. 4
5
pg. 5
6
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.876 .853 10
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
JSp 17.5776 13.179 .789 .935 .849
Baw 11.9263 12.929 .754 .945 .851
WPg 16.5452 16.949 .050 .922 .899
HPt 16.6232 12.175 .888 .965 .838
PKo 18.0803 11.981 .922 .941 .834
CTk 14.0870 11.986 .902 .958 .836
TKd 17.8900 15.330 .582 .462 .868
LKd 17.3629 16.182 .321 .162 .881
BSp 17.9389 16.743 .162 .237 .888
OUs 18.2374 15.713 .497 .351 .873
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
18.4743 17.436 4.17560 10
pg. 6
7
pg. 7
8
1) Uji multikolinearitas
pg. 8
9
Coefficient Correlationsa
Model OUs WPg LKd BSp TKd JSp PKo CTk BAw HPt
1 Correlat OUs 1.000 .110 -.026 .028 -.180 .119 -.161 -.169 -.058 .137
ions WPg .110 1.000 -.071 .216 -.001 .408 -.228 -.217 .578 -.443
LKd -.026 -.071 1.000 .008 -.192 -.011 .145 -.018 -.109 -.038
BSp .028 .216 .008 1.000 -.060 .122 .034 -.166 -.040 .009
TKd -.180 -.001 -.192 -.060 1.000 -.213 -.076 .013 .052 .037
JSp .119 .408 -.011 .122 -.213 1.000 -.188 .013 -.410 -.273
PKo -.161 -.228 .145 .034 -.076 -.188 1.000 -.265 -.190 -.226
CTk -.169 -.217 -.018 -.166 .013 .013 -.265 1.000 -.177 -.523
BAw -.058 .578 -.109 -.040 .052 -.410 -.190 -.177 1.000 -.172
HPt .137 -.443 -.038 .009 .037 -.273 -.226 -.523 -.172 1.000
Covaria OUs .005 .001 .000 .000 -.001 .001 -.002 -.002 .000 .002
nces WPg .001 .026 .000 .002 -1.312E-5 .009 -.005 -.005 .013 -.012
LKd .000 .000 .004 3.160E-5 .000 -9.625E-5 .001 .000 .000 .000
BSp .000 .002 3.160E-5 .005 .000 .001 .000 -.002 .000 .000
TKd -.001 -1.312E-5 .000 .000 .006 -.002 .000 .000 .001 .000
JSp .001 .009 -9.625E-5 .001 -.002 .019 -.003 .000 -.008 -.006
PKo -.002 -.005 .001 .000 .000 -.003 .016 -.005 -.003 -.005
CTk -.002 -.005 .000 -.002 .000 .000 -.005 .022 -.004 -.013
BAw .000 .013 .000 .000 .001 -.008 -.003 -.004 .019 -.004
HPt .002 -.012 .000 .000 .000 -.006 -.005 -.013 -.004 .028
2) Uji autokorelasi
pg. 9
10
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .948a .899 .892 .30287 1.813
a. Predictors: (Constant), OUs, WPg, LKd, BSp, TKd, JSp, PKo, CTk, BAw, HPt
b. Dependent Variable: PBb
3) Uji heteroskedastisitas
pg. 10
11
tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak
sama antar satu varians dari satu residual (Santosa dan Ashari, 2005).
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
dependen dengan residual. Apabila grafik plot tersebut ada pola
tertentu yang teratur, di mana titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa grafik plot terlihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas
maupun di bawah titik orijin pada sumbu Y. Kondisi ini dapat
disimpulkan bahwa data empiris yang digunakan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi yang diajukan, sehingga data
tersebut layak digunakan untuk prediksi pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Grafik plot uji ada tidaknya
heteroskedastisitas secara lengkap dan sistematis disajikan pada
Lampiran 14.3.
pg. 11
12
pg. 12
13
pg. 13
14
pg. 14
15
Unstandardized Stand.
Coefficients Coef.
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 Konstanta 7.306 .965 7.567 .000
Jumlah sapi (ekor) .312 .140 .225 2.234 .027*
Bobot badan awal (kg) -.508 .137 -.403 -3.707 .000**
Lama wkt pengg (bl) -.556 .162 -.314 -3.424 .001**
HPT (ton BK) .937 .168 .768 5.580 .000**
Konsentrat (ton BK) .311 .128 .257 2.437 .016*
Tenaga kerja (hok) .087 .148 .073 .585 .559
Tipe kandang (score) .084 .076 .039 1.108 .270
Lingk kandang (score) -.013 .062 -.006 -.212 .833
Bangsa sapi (score) .608 .068 .264 9.004 .000**
Orientasi ush (score) -.026 .074 -.011 -.358 .721
Dependent Variable: Pertambahan Bobot Badan ternak (kg).
Keterangan :
pg. 15
16
pg. 16
17
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .948 a
.899 .892 .30287
a. Predictors: (Constant), OUs, WPg, LKd, BSp, TKd, JSp, PKo, CTk, BAw, HPt
Anovab
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125.778 10 12.578 137.119 .000a
Residual 14.126 154 .092
Total 139.904 164
a. Predictors: (Constant), OUs, WPg, LKd, BSp, TKd, JSp, PKo, CTk, BAw, HPt
b. Dependent Variable: PBb
pg. 17
18
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 7.306 .965 7.567 .000
JSp .312 .140 .225 2.234 .027*
BAw -.508 .137 -.403 -3.707 .000**
WPg -.556 .162 -.314 -3.424 .001**
HPt .937 .168 .768 5.580 .000**
PKo .311 .128 .257 2.437 .016*
CTk .087 .148 .073 .585 .559
TKd .084 .076 .039 1.108 .270
LKd -.013 .062 -.006 -.212 .833
BSp .608 .068 .264 9.004 .000**
OUs -.026 .074 -.011 -.358 .721
a. Dependent Variable: PBb
pg. 18
19
pg. 19
20
(X10) tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap kuantitas PBB sapi
potong (Y).
pg. 20
21
pg. 21
22
pg. 22
23
pg. 23
24
pg. 24
25
pg. 25
26
menurunkan PBB sapi potong. Hasil analisis ini sesuai dengan hasil
penelitian Marawali et al. (2004), yang menyatakan bahwa jumlah
pakan segar yang diberikan kepada ternak sapi potong di Kabupaten
Kupang sebanyak 21,21 kg/ekor/hari berpengaruh nyata dengan arah
positif terhadap peningkatan PBB sapi potong.
Hijauan pakan yang diberikan kepada sapi potong sangat
beragam (macam maupun kualitasnya), sehingga kandungan unsur-
unsur zat pakan di dalamya juga tidak akan sama antara pakan satu
dengan pakan yang lainnya. Hijauan pakan berupa jerami padi,
termasuk bahan pakan yang kurang mempunyai mutu baik, sehingga
apabila diberikan kepada sapi potong yang sedang digemukkan maka
hasilnya akan kurang baik, karena unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya (khususnya protein) tergolong rendah. Hijauan pakan ternak
dalam usaha penggemukan sapi potong tetap diharapkan
keberadaannya dalam ransum (walaupun jumlahnya sedikit), karena
untuk menambah suplai protein, kalsium, fosfor, mineral mikro dan
vitamin, serta untuk mengurangi problem pencernakan seperti
kembung dan sebagainya.
Konsentrat (X4), adalah bahan pakan ternak yang dipergunakan
bersama bahan pakan yang lain untuk meningkatkan keserasian gizi
dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan/dicampur
sebagai suplemen atau pakan lengkap. Jumlah bahan kering
konsentrat adalah kuantitas konsentrat yang diberikan kepada ternak
per periode produksi dengan tidak memperhitungkan kandungan air
sebagai salah satu komponennya dan diukur dengan satuan ton. Pakan
konsentrat diberikan kepada sapi potong sebanyak 1 – 2 kali/hari yang
pg. 26
27
pg. 27
28
pg. 28
29
pg. 29
30
pg. 30
31
pg. 31
32
pg. 32
33
pg. 33
34
pg. 34
35
kenyataannya NPMx tidak selalu sama dengan Px, yang sering terjadi
adalah: (i) (NPMx/Px) > 1, artinya penggunaan input X belum efisien,
sehingga untuk mencapai efisiensi maka faktor produksi yang
bersangkutan perlu ditambah kuantitasnya. (ii) (NPM x/Px) < 1, artinya
penggunaan input X tidak efisien, sehingga untuk mencapai efisiensi
maka faktor produksi yang bersangkutan perlu dikurangi kuantitasnya.
Berdasarkan hasil analisis data empiris, besarnya elastisitas
produksi terhadap masing-masing faktor produksi kuantitatif dan
faktor-faktor produksi kualitatif dapat dilihat pada fungsi model Cobb-
Douglas sebagai berikut :
Y = X10,225 X2-0,403 X3-0,314 X40,768 X50,257 X60,073 X70,039 X8-0,006 X90,264 X10-0,011
pg. 35
36
pg. 36
37
pg. 37
38
pg. 38
39
pg. 39
40
pg. 40
41
pg. 41
42
pg. 42
43
pg. 43
44
Curahan tenaga kerja pada usaha ternak sapi potong secara total
sebanyak 109,93 hok/3,08 ekor/7,82 bulan atau setara 1,22
jam/ekor/hari. Berdasarkan hasil analisis data empiris, diperoleh nilai
elastisitas faktor produksi tenaga kerja sebesar 0,073. Artinya, apabila
faktor produksi curahan tenaga kerja ditambah atau dikurangi
kuantitasnya sebesar 1,00% dari rata-rata curahan sebanyak 109,93
hok/3,08 ekor/7,82 bulan (setara dengan 1,22 jok/ekor/hari) dan
dengan asumsi bahwa faktor-faktor produksi yang lainnya ceteris
paribus, maka akan meningkatkan atau mengurangi kuantitas PBB
sapi potong sebesar 0,073% dari PBB rata-rata sebesar 160,53
kg/periode produksi.
Curahan tenaga kerja pada usaha penggemukan sapi potong
rakyat sebanyak 1,22 jok/ekor/hari, adalah lebih kecil dibandingkan
hasil penelitian Luanmase et al. (2011) yang menyatakan, bahwa
curahan tenaga kerja pada usaha ternak sapi potong dengan rata-rata
kepemilikan 2,24 ST (satuan ternak) di Kabupaten Seram Bagian
Barat adalah sebanyak 3,59 jok/hari (setara dengan 1,60
jok/ekor/hari). Sedangkan menurut Abdullah et al. (2012), hasil
penelitian curahan tenaga kerja pada usaha ternak sapi potong di
Sulawesi Selatan menunjukkan, bahwa curahan 1 – 2 jok/hari banyak
terdapat pada usaha ternak skala usaha < 1 ST, curahan 3 – 4 jok/hari
banyak terdapat pada skala usaha 1 – 3 ST, dan curahan 5 – 6 jok/hari
banyak terdapat pada skala usaha > 5 ST.
Besarnya nilai elastisitas produksi terhadap curahan tenaga
kerja apabila dikaitkan dengan kurva produksi total, maka elastisitas
produksi sebesar 0,073 berada pada daerah II, dan implikasinya adalah
pg. 44
45
pg. 45
46
pg. 46
47
pg. 47
48
Sumber:
Edy Prasetyo. 2013. Efisiensi dan Optimasi Usaha penggemukan Ternak Sapi
Potong pada Tingkat Peternak Rakyat di Jawa Tengah. Fakultas Peternakan dan
Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
pg. 48