Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 11

1. Apakah perbedaan hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen penelitian
yang valid dan reliabel?
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang
dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut
menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Instrumen yang reliabel
berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama,akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh
instrumenyang tidak reliabel.

2. Gambarkan dengan bagan, bagaimana instrumen penelitian yang baik itu, serta
bagaimana cara-cara mengujinya?
1. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh
instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian
dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Satu lagi secara eksternal, yaitu
dengan melakukan test-resest.

a. Konsistensi Butir
Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataan ekivalen. Misalnya:
“Berapa tahun usia Anda?” adalah sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?”.
Lakukan pengujian data instrumen ini pada responden dan pada waktu yang sama,
tetapi sekali saja. Selanjutnya korelasikan data dari kedua instrumen tersebut. Bila
korelasinya positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel. Masih ada
teknik lain yang tidak penulis sajikan.

b. Tes-retest
Cara ini adalah sengan mencobakan instrumen beberapa kali pada responden.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan
reliabel.
2. Validitas
Validitas adalah penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian
tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam
menentukan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi
dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran.
Untuk menguji validitas instrumen, ada tiga komponen yang harus dilakukan yaitu:

a. Pengujian validitas konstruksi


Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang kan diukur dengan
berdasarkan teori selanjutnya didiskusikan dengan ahlinya minimal 3 orang.
Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30 responden dari populasi
yang akan dipakai. Setelah data ditabulasikan, maka uji validitas konstruksi dilakukan
dengan cara mengkorelasikan antar skor item instrumen.
b. Pengujian validitas isi
Untuk instrument dalam bentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Untuk
instrumen dalam bentuk nontest, dapat dilakukan dengan membandingkan isi instrumen
dengan rancangan/program yang telah disiapkan. Pada tiap instrumen terdapat butir-
butir pernyataan maupun pertanyaan.
c. Pengujian Validitas eksternal
Validitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada
pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

3. Sensitivitas
Sensitivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instrumen untuk
melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila reliabilitas dan
validitas suatu test tinggi, tampaknya test tersebut juga sensitive, mempertajam perbedaan
dalam derajat variasi-variasi karakkkteristik yang diukur.
4. Obyektivitas
Obyektivitas dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai derajat di mana pengukuran yang
dilakukan bebas dari pendapat dan penelitian subyektif, bebas dari bias dan perasaan orang-
orang yang menggunakan test.

5. Fisibilitas
Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan sumberdaya dan
waktu. Ada beberapa test tertentu yang hanya menuntut keterampilan minimum dalam
menyusun dan menganalisis hasil test, tetapi ada juga yang menuntut keterampilan yang
lebih tinggi. Juga mengenai biaya dan waktu, dapat menjadi kendala dalam penelitian
sehingga perlu pertimbangan-pertimbangan agar penelitian disesuaikan dengan
kemampuan.

3. Dalam analisis item, bagaimana cara memberikan penafsiran bahwa, setiap item dalam
instrumen itu valid atau tidak?

Dalam pengujian alat ukur pengumpulan data penelitian, validitas itu ada dua macam, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur apabila item yang disusun
menggunakan lebih dari sebuah faktor (antara faktor yang satu dengan faktor yang lain ada
kesamaannya).

Uji Validitas
Proses mengukur validitas faktor tersebut adalah dengan cara menghubungkan atau
mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan dari semua item dalam satu faktor)
dengan skor total faktor (total keseluruhan dari faktor).Sedangkan pengukuran validitas
item adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total dari semua
item yang ada. Dengan uraian diatas, para pembaca pasti sudah memahami, bahwa
sebenarnya uji validitas item adalah uji yang menilai apakah seperangkat soal yang terdiri
dari beberapa item dapat mendukung seperangkat item soal sebagai satu kesatuan yang
tunggal.

4. Dari suatu uji coba suatu instrumen, diperoleh jumlah skor ganjil, belahan pertama (X1)
dan belahan kedua (X2) sebagai berikut :

• X1 : 97 94 92 81 70 60 70 40 72 61 91 81 71 74 55

• X2 : 92 97 92 94 96 97 94 71 61 51 70 72 71 72 45

Ujilah reliabilitasnya dengan teknik Spearman Brown. Berapa reliabilitasnya?

Subjek X1 X2 X1 . X2 X1² X2²


1. 97 92 8.924 9.409 8.464
2. 94 97 9.118 8.836 9.409
3. 92 92 8.464 8.464 8.464
4. 81 94 7.614 6.561 8.836
5. 70 96 6.720 4.900 9.216
6. 60 97 8.820 3.600 9.409
7. 70 94 6.580 4.900 8.836
8. 40 71 2.840 1.600 5.041
9. 72 61 4.392 5.184 3.721
10. 61 51 3.111 3.721 2.601
11. 91 70 6.370 8.281 4.900
12. 81 72 5.832 6.561 5.184
13. 71 71 5.041 2.840 2.840
14. 74 72 5.328 5.476 5.184
15. 55 45 2.475 3.025 2.025
Total 1.109 1.175 91.629 83.358 94.130

2𝑟 2𝑟 2∗0,362 0,724
𝑟𝑖 = = = = = 0,531
1+𝑟 1+𝑟 1+0,362 1,362

5. Kapan teknik Kuder Richardson 20 (KR 20), KR 21, analisis varian Hoyt dan Alfa Cronbach
digunakan dalam uji reliabilitas instrumen?

Pengujian reliabilitas dengan interval consistency, dilakukan dengan cara mencobakan


instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis
dapat digunakan untuk memprediksi realibilitas instrumen. Pengujian realibilitas instrumen
dapat dilakukan KR 20, KR 21, Analisis Anova Hoyt, tetapi untuk Alfa Cronbach digunakan
ketika pengujian realibiltas dengan Alfa Cronboach dilakukan untuk jenis data interval/essay.

Anda mungkin juga menyukai