Anda di halaman 1dari 18

KOMUNIKASI DATA :

“SWITCHING”

Mata Kuliah Komunikasi Data

Dosen Pengampu:
Pak Andi Aljabar M.Kom

Disusun Oleh:

Muhammad Fajri Hidayat NIM. 2026014


Muhamad Rizki Maulana NIM. 2026023
Yuliana NIM. 2026016

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
Jl. Parung Hijau Desa Tegal Jampang Hambulu No.Desa, Pd. Udik, Kec. Kemang,
Bogor, Jawa Barat 16310

2022
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Data, penulis akan membahas
dengan judul makalah “SWITCHING”.

Penulisan makalah ini adalah suatu usaha permulaan. Oleh sebab itu, dalam
penulisan ini, tentu saja masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami dengan
senang hati dan rasa terima kasih menerima kritik dan saran dari pembaca. Dengan
kritik dan saran tersebut, diharapkan makalah ini bisa menjadi lebih baik dan akan
menjadi sumbangan yang lebih berharga lagi dalam membina dan mengembangkan
kemampuan dalam pembuatan karya tulis berikutnya.
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB 1 ..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................................1
BAB II .........................................................................................................................2
PEMBAHASAN ........................................................................................................2
A. Pengertian Circuit Switching .....................................................................2
Gambar 1. 1 Proses Routing ............................................................................... 3
B. Pengertian Packet Switching ......................................................................4
Gambar 2.1 Perbedaan ukuran-ukuran paket ................................................6
C. Pengertian Switching Technique ................................................................7
D. Pengertian Switching Protokol ..................................................................9
Tabel 1.1 Contoh Properti ............................................................................10
E. Studi Kasus...................................................................................................11
BAB III .....................................................................................................................14
PENUTUP ................................................................................................................14
A. Kesimpulan ..................................................................................................14
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam duni telekomunikasi untuk melakukan hubungan
telekomunikasi diperlukan proses penyambungan atau switching sehingga
interkoneksi dapat dengan mudah dilakukan. Untuk terlaksananya
penyambungan maka perangkat switching dilengkapi dengan peralatan-
peralatan yang melakukan fungsi pengontrolan, penyambungan maupun
pengebelan. Secara umum arti switching dalam telekomunikasi adalah
melakukan suatu proses hubungan antara dua pelanggan telepon, sehingga
keduanya dapat berbicara satu sama lain

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Circuit Switching ?
2. Apa Pengertian Packet Switching ?
3. Apa Pengertitian Switching Technique ?
4. Apa Pengertian Switching Protokol ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengertian Circuit Switching
2. Memahami Pengertian Packet Switching
3. Memahami Pengertitian Switching Technique
4. Memahami Pengertian Switching Protokol
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Circuit Switching
1. Pengertian Circuit Switching.
Circuit switching adalah jaringan yang mengalokasikan
sebuah sirkuit atau kanal yang dedicated di antara nodes dan terminal
untuk digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit yang
dedicated tidak dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu
dilepaskan, dan koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada
komunikasi berlangsung pada sebuah sirkuit yang dedicated, kanal
tersebut tetap tidak dapat digunakan oleh pengguna lain. Kanal yang
dapat dipakai untuk hubungan telepon baru disebut sebagai kanal yang
idle. Untuk call setup dan pengendalian dan keperluan administratif
lainnya dapat digunakan sebuah kanal pensinyalan yang dedicated dari
node terakhir ke jaringan.
2. Routing dalam Circuit Switching
Efisiensi jaringan diperoleh dengan cara meminimasi
switching dan kapasitas transmisi. Komponen dalam arsitektur jaringan
telekomunikasi umum adalah :
a. Pelanggan
b. Local loop, link antara pelanggan dan jaringan. Hampir
semuanya menggunakan twisted pair. Panjangnya antara
beberapa kilometer dan beberapa puluh kilometer.
c. Exchange, switching lokal dalam sebuah jaringan.
d. Switching lokal mendukung pelaggan-pelanggan yang dikenal
dengan nama end office yang biasanya dapat mendukung
beribu-ribu pelanggan delam local area.
e. Trunks, cabang-cabang antara exchanges. Trunks membawa
multipe voice-frequency dengan menggunakan FDM
(frequency Division Multiplex) atau synchronous TDM (Time
Division Multiplex).
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 3

Gambar 1. 1 Proses Routing

A dan b koneksi dalam satu buah end office, sedangkan c dan d koneksi
yang lebih kompleks. Lebih disukai menggunakan dynamic routing
daripada static routing dikarenakan kondisi traffic yang makin kompleks
dan lebih fleksibel. Adapun dalam kelas-kelas dalam dynamic routing
adalah Alternate routing dan Adaptive routing.

3. Tiga tahap komunikasi circuit switching


a. Pembangunan sirkuit
b. Transfer Data
Data yang dapat dibawa
1) Full duplex
2) Jalur :
3) Jalur 4
4) Channel 4-5
5) Channel 5-6
6) Jalur 6-E
c. Diskoneksi sirkuit
4. Kelemahan circuit switching
a. Bisa menjadi sangat tidak efisien
b. Kapasitas menjadi tidak jelas
c. Terjadi suatu penundaan
5. Keunggulan circuit switching
Tidak diperlukan logika jaringan khusus pada station tertentu.
6. Contoh circuit switching
a. Jaringan telepon umum
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 4

b. Private Branch Exchange (PBX)


c. Jaringan swasta
d. Data switch
7. Konsep circuit switching
a. Menentukan operasi circuit switching tunggal
b. Terdiri dari sekumpulan station
c. Menetapkan jalur khusus
8. Elemen-elemen simpul circuit switch
a. Switch Digital
1) Untuk menyediakan jalur sinyal yang jelas
2) Jalur harus ada pada sepasang perangkat
3) Full duplex
b. Interface jaringan
Berfungsi untuk menguhubungkan perangkat digital
c. Unit Kontrol, 3 task umum:
1) Unit kontrol berfungsi membangun koneksi
2) Unit kontrol harus mempertahankan koneksi
3) Unit kontrol harus memutuskan koneksi.

B. Packet Switching
1. Pengertian Packet Swiching
Packet Switching atau Pensinyalan kontrol adalah suatu sinyal yang
berfungsi mengatur jaringan dan menetapkan panggilan,
mempertahankan panggilan, serta menghentikan panggilan.
2. Fungsi-fungsi pensinyalan
Sinyal kontrol mempengaruhi beberapa aspek yaitu : sifat jaringan,
termasuk layanan jaringan yang tersedia bagi pelanggan serta mekanisme
internal.
Fungsi-fungsi terpenting :
a. Komunikasi yang terdengar oleh pelanggan, meliputi bunyi dial,
bunyi dering, sinyal sibuk, dan sebagainya.
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 5

b. Transmisi nomor-nomor yang ditekan untuk kantor yang akan


berupaya melengkapi koneksi.
c. Transmisi informasi diantara switch menunjukkan bahwa sebuah
panggilan tidak bisa dilengkapi.
d. Transmisi informasi diantara switch menunjukkan bahwa sebuah
panggilan telah berakhir dan jalur tidak lagi dikoneksikan.
e. Sinyal yang membuat telepon berdering.
f. Transmisi informasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan tagihan-
tagihan.
g. Transmisi informasi menunjukkan status peralatan atau trunk dalam
jaringan. Informasi ini dipergunakan untuk hal-hal berkenaan dengan
routing dan pemeliharaan.
h. Transmisi informasi dipergunakan untuk mendiagnosa dan
mengisolasi kegagalan system.
i. Kontrol dari peralatan khusus semacam peralatan channel satelit.
3. Tahap-tahap rangkaian koneksi dari satu saluran ke saluran lain pada
kantor yang sama :
a. Berkaitan dengan panggilan, kedua telepon sedang tidak
dipergunakan. Panggilan dimulai bila suatu pesawat telepon diangkat
gagangnya, yang secara otomatis disinyalkan ke switch kantor.
b. Switch memberi respons melalui bunyi dial yang terdengar, memberi
tanda pada pesawat bahwa nomor-nomor tertentu bisa ditekan.
c. Pemanggil menekan nomor, yang dikomunikasikan sebagai alamat
yang dipanggil kepada switch.
d. Bila pesawat yang dipanggil tidak sibuk, switch menyiagakan pesawat
akan adanya panggilan yang datang dengan cara mengirim sinyal
dering, sehingga telepon berdering.
e. Feedback disediakan untuk pesawat pemanggil oleh switch :
1) Bila pesawat yang dipanggil tidak sibuk, switch mengembalikan
bunyi dering yang terdengar oleh pemanggil dan mengirim sinyal
dering ke pesawat yang dipanggil.
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 6

2) Bila pesawat yang dipanggil sedang sibuk, switch mengirimkan


sinyal sibuk ke pesawat pemanggil.
3) Bila panggilan tidak lengkap, switch mengirim suatu pesan
‘recorder’ ke pemanggil.
f. Pihak yang dipanggil menerima panggilan dengan mengangkat
genggam, yang secara otomatis disinyalkan ke switch.
g. Switch menghentikan sinyal dering dan bunyi dering, serta
menetapkan koneksi diantara dua pesawat.
h. Koneksi dihentikan bila kedua pelanggan meletakkan genggam
telepon.

Gambar 2. 1 Perbedaan ukuran-ukuran paket


UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 7

C. Switching Technique
Dalam dunia jaringan yang besar mungkin ada beberapa jalur yang
menghubungkan pengirim dan penerima. Informasi dapat dialihkan karena
perjalanan melalui berbagai saluran komunikasi. Ada tiga teknik switching
yang tersedia untuk lalu lintas digital.
a) Circuit Switching
b) Message Switching
c) Packet Switching

1. Circuit Switching
Circuit switching adalah suatu teknik yang secara langsung
menghubungkan pengirim dan penerima dalam jalur tak terputus.
Peralatan telepon switching misalnya menetapkan jalan yang
menghubungkan telepon pemanggil ke telepon penerima dengan
membuat koneksi fisik. Dengan jenis teknik switching ini sekali
sambungan dibuat jalur khusus ada antara kedua ujungnya sampai
sambungan diakhiri. Keputusan routing harus dibuat ketika sirkuit yang
pertama kali telah terpasang, tetapi tidak ada keputusan yang dibuat saat
itu. Circuit switching dalam jaringan beroperasi hampir dengan cara
yang sama seperti sistem telepon bekerja . Sebuah jalur end-to-end yang
lengkap harus ada sebelum komunikasi dapat terjadi . Komputer yang
akan memulai transfer data harus meminta koneksi ke tujuan. Setelah
sambungan telah dimulai dan diselesaikan dengan perangkat tujuan,
perangkat tujuan harus mengakui bahwa pihaknya siap dan bersedia
untuk melakukan transfer data.
a. Kelebihan :
1) Saluran komunikasi (once established) didedikasikan.
b. Kekurangan :
1) Kemungkinan lama menunggu untuk membuat sambungan, (10
detik lebih pada panggilan jarak jauh atau internasional )
selama itu tidak ada data yang dapat dikirim.
2) Lebih mahal daripada teknik switching yang lainnya karena
jalur khusus diperlukan untuk masing-masing sambungan.
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 8

3) Tidak efisiennya penggunaan saluran komunikasi karena


channel tidak digunakan ketika sistem yang terhubung tidak
menggunakannya.
2. Message Switching
Dengan message switching tidak ada kebutuhan untuk
membentuk jalur khusus antara dua stasiun. Ketika stasiun mengirim
pesan alamat tujuan ditambahkan ke pesan. Pesan tersebut kemudian
ditransmisikan melalui jaringan secara keseluruhan dari node ke node.
Setiap node menerima seluruh pesan, menyimpannya secara
keseluruhan pada disk dan kemudian mengirimkan pesan ke node
berikutnya. Jenis jaringan ini disebut jaringan store-and-forward.
Sebuah node message switching biasanya adalah sebuah komputer
untuk keperluan umum. Node perlu memiliki kapasitas penyimpanan
sekunder yang memadai untuk menyimpan pesan masuk yang bisa
berbentuk pesan panjang.
a. Kelebihan:
a. Tidak perlu segmentasi/paketisasi data
b. Overhead lebih kecil
c. Pesan dapat dikirim meskipun penerima sibuk:
d. Disimpan di buffer sampai penerima siap
b. Kelemahan:
a. Apabila terjadi error, terjadi pada seluruh pesan
b. Delay karena proses store and forward
c. Perlu buffer dengan kapasitas yang besar di setiap node

3. Packet Switching
Packet switching dapat dilihat sebagai solusi yang mencoba
untuk menggabungkan keuntungan Circuit switching dan message
switching dan untuk meminimalkan kerugian dari keduanya. Ada dua
metode packet switching :
a) Datagram
b) Virtual circuit
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 9

Dalam kedua metode packet switching, pesan dipecah menjadi bagian


kecil yang disebut paket. Setiap paket ditandai dengan sumber yang tepat
dan alamat tujuan. Karena paket memiliki panjang maksimum
didefinisikan secara ketat, mereka dapat disimpan dalam memori utama
bukan disk sehingga akses keterlambatan dan biaya diminimalkan serta
kecepatan transmisi antara node yang dioptimalkan.

D. Switching Protokol
Swithing Protokol atau disebut SP adalah peralihan dari satu
protokol ke protokol lain, proses apa pun akan mengirimkan semua pesan
untuk protokol sebelumnya sebelum mengirimkan pesan untuk protokol
baru. SP ini bekerja di salah satu dari dua mode. Dalam mode normal, ketika
aplikasi mengirimkan pesan untuk dikirim ke SP, SP pada gilirannya
menawarkan pesan ke protokol saat ini. Setiap kali menerima pesan dari
protokol saat ini, SP hanya meneruskan pesan ke aplikasi. Tetapi, ketika
oracle meminta SP untuk switch (di salah satu proses yang disebut
manager), SP masuk ke mode switching. Dalam prosesnya manajer
menyiarkan pesan PREFARE kepada anggota lain. Saat diterima, anggota
mengembalikan pesan OK (anggota, jumlah) yang menyertakan jumlah
pesan yang telah dikirim anggota sejauh ini melalui protokol saat ini. Pesan
data baru akan dikirim melalui protokol baru, dan pesan yang diterima
melalui protokol ini akan disangga alih-alih dikirim. Manajer menunggu
semua pesan OK, dan kemudian menyiarkan pesan SWITCH(vektor),
termasuk vektor dengan jumlah pengiriman pesan setiap anggota. Saat
diterima, seorang anggota mengetahui berapa banyak pesan yang
seharusnya dikirimkan dari satu anggota lainnya. Ketika telah menerima
dan mengirimkan semua pesan protokol saat ini dari setiap anggota, anggota
beralih ke protokol baru, dan mengirimkan pesan apa pun yang di-buffer.
Perhatikan bahwa SP membuat sejumlah asumsi tentang protokol yang
mendasarinya. Secara khusus, ini mengasumsikan bahwa semua pesan yang
dikirimkan telah dikirim (tidak ada pengiriman palsu), dan bahwa pesan
dikirim paling banyak satu kali. Jika sakelar seharusnya selesai (keaktifan),
pesan harus disampaikan tepat satu kali. Untuk menghindari kemacetan di
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 10

jaringan, implementasi SP kami tidak benar-benar melakukan siaran tingkat


jaringan, tetapi memutar pesan token dalam cincin logis dari anggota grup.
Sebagai bonus, ini juga menghindari masalah rumit dengan banyak anggota
yang mencoba mengganti protokol secara bersamaan. Token itu sendiri
memiliki mode berdasarkan fase protokol. Anggota yang ingin memulai
sakelar harus menunggu token NORMAL. Anggota ini, selanjutnya disebut
inisiator, kemudian akan mengubah token menjadi token PREPARE, dan
mengirimkannya ke sekitar ring. Setiap penerima akan bertindak dengan
cara yang sama seperti menerima pesan PREPARE yang dijelaskan di atas,
dan membonceng pesan OK pada token. Ketika inisiator menerima token,
sekarang inisiator mengetahui semua jumlah pesan dan mengubahnya
menjadi token SWITCH (vektor) untuk menyebarkannya.

Reliability Setiap pesan dikirimkan diterima ke


semua penerima
Total Order Proses yang mengirimkan dua pesan yang
sama, dikirim dalam urutan yang sama
Integrity Pesan tidak dapat dipalsukan;
Dikirim oleh proses terpercaya
Confidentiality Proses yang dipercaya tidak dapat
melihat pesan, hanya bisa dilihat oleh
proses yang dipercaya
No Replay Pesan hanya dapat dikirimkan sekali
dalam suatu proses
Prioritized Delivery Proses utama selalu menyampaikan pesan
sebelum orang lain
Amoeba Sebuah proses diblokir dari pengiriman
saat sedang menunggu pesannya sendiri
Virtual Synchrony Sebuah proses hanya mengirimkan pesan
dari proses dalam beberapa tampilan
umum

Tabel l.1 Contoh Properti


UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 11

Ketika token ini kembali ke inisiator, itu mengubah token


menjadi token FLUSH, dan mengirimkannya ke ring sekali lagi. Berbeda
dengan token lainnya, seorang anggota hanya meneruskan token ini jika
telah mengirimkan semua pesan dari protokol lama. Jadi, ketika token
kembali ke inisiator, sakelar telah benar-benar selesai di setiap anggota, dan
inisiator dapat mengubah token kembali menjadi token NORMAL. Dengan
demikian token harus melakukan perjalanan di sekitar ring tiga kali untuk
menjalankan seluruh sakelar.

E. Studi Kasus
Switching VLAN pada Cisco
1. Membuat Konfigurasi dengan menambahkan 1 switch dan 3 pc

2. Hubungkan Switch dan 3 PC itu dengan kabel straight


UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 12

3. Masukan IP Address
PC 1 dengan IP 192.168.1.1
PC 2 dengan IP 192.168.1.2
PC 3 dengan IP 192.168.1.3
4. Membuat VLAN dengan masuk ke setting Switch dengan konfigurasi
• Switch>enable •
• Switch#configure terminal
• Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
• Switch(config)#vlan 10
• Switch(config-vlan)#name Mahasiswa
• Switch(config-vlan)#exit
• Switch(config)#vlan 20
• Switch(config-vlan)#name Dosen
• Switch(config-vlan)#exit
• Switch(config)#vlan 30
• Switch(config-vlan)#name Akademik
• Switch(config-vlan)#exit
• Do show vlan bf
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 13

5. Memberikan Port VLAN dengan konfigurasi


• Switch(config)#int fa0/1
• Switch(config-if)#switchport mode access
• Switch(config-if)#switchport access vlan 20
• Switch(config-if)#exit
• Switch(config)#int fa0/2
• Switch(config-if)#switchport mode access
• Switch(config-if)#switchport access vlan 10
• Switch(config-if)#exit
• Switch(config)#int fa0/3
• Switch(config-if)#switchport mode access
• Switch(config-if)#switchport access vlan 30
• Switch(config-if)#exit
• Do show vlan bf
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Di dalam dunia telekomunikasi untuk melakukan hubungan
telekomunikasi diperlukan proses penyambungan atau switching
sehingga interkoneksi dapat dengan mudah dilakukan.
2. Circuit switching adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit
atau kanal yang dedicated di antara nodes dan terminal untuk
digunakan pengguna untuk berkomunikasi.
3. Packet Switching atau Pensinyalan kontrol adalah suatu sinyal yang
berfungsi mengatur jaringan dan menetapkan panggilan,
mempertahankan panggilan, serta menghentikan panggilan.
4. Ada tiga teknik switching yang tersedia untuk lalu lintas digital.
a. Circuit Switching
b. Message Switching
c. Packet Switching
5. Switching Protocol adalah peralihan dari satu protokol ke protokol
lain. Switching Protocol memiliki dua mode yang hanya bisa
dijalankan dengan salah satu mode tersebut, nama mode tersebut yakni
mode normal dan mode switching.
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA | 15

DAFTAR PUSTAKA
Samiun, dkk. (2014). Komunikasi Data : Switching. PGRI Pontianak
Osodeke, E. C., & Onwuzo, C. J. (2021). Packed Switching Technique in Network
Technology. www.globalscientificjournal.com
Novinaldi. (n.d.). Switching Konfigurasi VLAN.

Anda mungkin juga menyukai