Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan kami kesehatan sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan
laporan Akhir Praktikum Fisika Dasar dengan baik dan tepat pada waktunya. Isi
dari laporan ini adalah pemaparan pengetahuan tentang beberapa judul bahasan
teori yang ada dalam pembahasan Fisika Dasar.
Kami selaku penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam
penyusunan laporan ini.

Jakarta,

Kelompok 2

1|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : BANDUL MATEMATIS
1.1 TUJUAN
1.2 ALAT
1.3 DASAR TEORI
1.4 CARA KERJA
1.5 LEMBAR PENGAMATAN
1.6 TUGAS PENDAHULUAN
1.7 TUGAS AKHIR
BAB II : MODULUS ELASTISITAS
2.1 TUJUAN
2.2 ALAT
2.3 DASAR TEORI
2.4 CARA KERJA
2.5 LEMBAR PENGAMATAN
2.6 TUGAS PENDAHULUAN
2.7 TUGAS AKHIR
BAB III : MODULUS PUNTIR
3.1 TUJUAN
3.2 ALAT
3.3 DASAR TEORI
3.4 CARA KERJA
3.5 LEMBAR PENGAMATAN
3.6 TUGAS PENDAHULUAN
3.7 TUGAS AKHIR
BAB IV : TETAPAN PEGAS
4.1 TUJUAN
4.2 ALAT
4.3 DASAR TEORI
4.4 CARA KERJA
4.5 LEMBAR PENGAMATAN
4.6 TUGAS PENDAHULUAN
4.7 TUGAS AKHIR

2|Page
BAB V : PENGUKURAN BENDA PADAT
5.1 TUJUAN
5.2 ALAT
5.3 DASAR TEORI
5.4 CARA KERJA
5.5 LEMBAR PENGAMATAN
5.6 TUGAS PENDAHULUAN
5.7 TUGAS AKHIR

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

3|Page
BAB I

BANDUL MATEMATIS

1.1 TUJUAN

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengukur


percepatan gravitasi (g) dengan menggunakan simple pendulum.

1.2 ALAT

No Nama Alat Gambar Alat

1 Bandul

2 Meteran

4|Page
1.3 DASAR TEORI

Apabila suatu bandul diberi simpangan sudut dari posisi setimbang


dan kemudian dilepas ,maka pendulum (bandul) itu akan bergerak
harmonis.bila θ “cukup kecil” maka periode ayunan adalah:

T=2π
√I
g
Keterangan :
l : Panjang tali
g : Percepatan gravitasi

1.4 CARA KERJA

1. Lakukanlah pengambilan data sebanyak 5 kali percobaan dengan


panjang talu 30,27,24,21,dan 18 cm.

2. Pasanglah tali pada ujung penyangga bandul kemudian pasang beban


besar yang diberikan asisten dengan panjang tali yang telah diberikan

5|Page
3. Setelah itu berikan simpangan sudut (sepanjang 10 cm ) atau 45◦.

4. Lepaskan beban tersebut dan biarkan mengayun sebanyak 20 kali


ayunan.

5. Catatlah waktu yang ditempuh selama 20 kali ayunan tersebut


kedalam Form Pengambilan Data.

6|Page
6. Lakukanlah langkah 3 s/d 5 dengan panjang tali yang berbeda – beda
dari 30 cm hingga 18 cm.

7. Lakukan hal yang sama dengan langkah 1 s/d 6 dengan mengganti


panjang jarak yang lebih kecil yang telah disediakan.

7|Page
1.5 LEMBAR PENGAMATAN

Lembar Pengamatan Pratikum


Bandul Matematis
Percobaan Bandul Besar
*Percobaan dilakukan dalam 20 kali ayunan
Panjang Waktu / Periode / X y
No tali/I (cm) t (detik) T I(M) T2 x.y x2
1 30 cm 23,21 s 1,16 s 0,30 M 1,34 s2 0,40 ms2 0,09 m2
2 27 cm 22,11 s 1,10 s 0,27 M 1,21 s2 0,32 ms2 0,07 m2
3 24 cm 21,13 s 1,05 s 0,24 M 1,10 s2 0,26 ms2 0,06 m2
4 21 cm 20,05 s 1,00 s 0,21 M 1,00 s2 0,21 ms2 0,04 m2
5 18 cm 18,75 s 0,93 s 0,18 M 0,86 s2 0,15 ms2 0,03 m2
Σx = 1,20 M Σy = 5,51 s2 Σx.y = 1,36 ms2 Σx = 0,29 m2

T = t/n
Ket :
t = Waktu
N = Banyaknya Ayunan

8|Page
1.6 TUGAS PENDAHULUAN

1.

2. Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak bolak balik secara


teratur melalui titik keseimbangannya dengan banyaknya getaran
benda dalam setiap sekon selalu sama atau konstan.
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu
yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara
teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik.
Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan
yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang
sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada
ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis
sederhana. 

9|Page
3.
Gradien Titik Potong
b = N  (xy) -  x .  y a = 1 (y–bx)
N  x² - (  x )² N

b = 5(1,34) – (1,2 . 5,51) a = 1/5 (5,51 – 9. 1,2 )


5 (0,29) – (1,2)² a = 1/5 ( 5,51 – 10,8 )
b = 6,7 – 6,61 a = 1/5 ( - 5,29 )
1,45 - 1,44 a = - 1,05
b = 0,09
0,01
b = 9

Persamaan Garis Grafik


Y = bx + a
Y = 9x – 1,05
X Y
0,3 1,65
0,27 1,38
0,24 1,11
0,21 0,84
0,18 0,57

10 | P a g e
1.7 TUGAS AKHIR

1. Percepatan gravitasi
Pada rumus
g = 4π² l

g1 = 4 (3,14)² . 0,3 = 7,17


1,65
g2 = 4 (3,14)² . 0,27 = 7,82
1,38
g3 = 4 (3,14)² . 0,24 = 8,52
1,11
g4 = 4 (3,14)² . 0,21 = 9,85
0,84
g5 = 4 (3,14)² . 0,18 = 12,45
0,57
Rata – rata = 9,16

2. Percepatan gravitasi
Pada grafik
g = 4π².b

g = 4 (3,14)² . 9
g = 39,43 . 9
g = 354,94

Perbandingan nilai gravitasi

11 | P a g e
Rumus Grafik
354,94 9,16
3. Jika digunakan θ besar maka akan menyebabkan simpangan yang
besar dan mampu mempengaruhi besar perhitungan gravitasinya,
maka digunakanlah sudut kecil (biasanya < 5°) agar didapatkan besar
gravitasi yang sesuai, karena jikalau θ kecil maka sin (θ) ≈ θ .

ΣF =ma
-mg sin Φ = m d²s/dt²

4. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan kesalahan pada percobaan


adalah :
- Ketidak akuratan dalam pencatatan waktu
- Pembulatan angka desimal pada perhitungan

5. Gravitasi adalah gaya yang ditimbulkan bumi dan dapat dihitung


dengan berbagai cara diantaranya dengan ayunan bandul sederhana.
Pada ayunan bandul sederhana massa bandul tidak dihitungkan, yang
diperhatikan hanya kuadrat periode (T2) dan panjang tali (R).
Kesimpulan dari percobaan ini adalah perubahan periode getaran
sangat berpengaruh terhadap panjang tali yang digunakan. Apabila
panjang tali lebih pendek maka waktu yang di perlukan untuk
menghitung waktu ayunan bandul lebih sedikit dan begitu juga
sebaliknya.

12 | P a g e
BAB II

MODULUS ELASTISITAS

2.1 TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan
modulus elastisitas (E) dari beberapa zat padat dengan metode
pelenturan.

2.2 ALAT

No Nama Alat Gambar Alat

1 Meteran

2 Kayu I

3 Kayu II

13 | P a g e
4 Beban

Skala

14 | P a g e
2.3 DASAR TEORI
Sebuah bataang R diletakkan si atas dua titik tumpu T dan
dipasang kait K di tengah-tengah batang tersebut, kemudian di kait K
tersebut diberi beban B yang berubah-ubah besarnya,pada K terdapat
garis rambut G yang dibelakangnya di pasang skala S dengan cermin di
sampingnya . Bila B ditambah atau dikurangi maka G akan
turun/naik .kedudukan G dapat dibaca pada skala.untuk mengurangi
kesalahan pembacaan, maka pembacaan harus dilakukan supaya berimpit
dengan bayangannya pada cermin.

f= B.l3 = B.l3
48.E.I 4.E.b.h

Keterangan :
E : Modulus elastisitas l : panjang dari tumpuan 1 ke 2
b : Lebar batang I : momen inersia linear batang
terhadap garis netral
h : Tebal batang f : pelenturan

2.4 CARA KERJA

1. Pertama melakukan pengukuran panjang batang dari beberapa bahan

15 | P a g e
.

2. Lalu ukur lebar dan tebal batang dari beberapa bahan.

3. Selanjutnya menimbang masing masing beban bahan

4. Jarak titik tumpu diatur sejauh 80 cm dengan jarak kanan dan kiri
sama terhadap skala baca.

16 | P a g e
5. Letakan batang uji 1 (tebal) dan berikan beban awalyang telah
disiapkan, kemudian ukurlah kelenturan yang dihasilkan dan catatlah
hasil pengukuran di Form Pengambilan Data.

6. Setelah itu tambahkan beban uji, lalu catat kembali hasil kelenturan
yang didapat kedalam Form Pengambilan Data , lakukan percobaan
ini sebanyak 5 kali.

7. Lalu lakukan pengukuran dengan batang uji II ( sedang ), dengan


mengikuti cara kerja dari poin ke 4 s/d 6.

17 | P a g e
2.5 LEMBAR PENGAMATAN

Lembar Pengamatan Pratikum


M-8 Modulus Elastisitas
Percobaan I (Kayu I)
 Lebar Batang(b) = 0,71 cm = 7 x 10-3 m
 Tebal Batang (h) = 0,15 cm = 10 -3 m
 Panjang Tumpuan (l) = 80 cm = 0,8 m
 Kelenturan Awal Kayu (fo) = 3
x y
No Massa(gr) Kelenturan f = f-fo M(kg) f x.y x2
1 500 gr 3,1 cm 0,5 kg 0,1 cm 0,05 kg cm 0,25 kg2
2 1000 gr 3,2 cm 1 kg 0,2 cm 0,20 kg cm 1 kg2
3 1500 gr 3,3 cm 1,5 kg 0,3 cm 0,45 kg cm 2,25 kg2
4 2000 gr 3,4 cm 2 kg 0,4 cm 0,80 kg cm 4 kg2
5 2500 gr 3,5 cm 2,5 kg 0,5 cm 1,25 kg cm 6,25 kg2
Σx = 7,5 kg Σy = 1,5 cm Σx.y = 2,75 kg cm Σx = 13,75 kg
2

Percobaan II (Kayu II)


 Lebar Batang(b) = 0,94 cm = 9 x 10-3 m
 Tebal Batang (h) = 0,20 cm = 2 x 10-3 m
 Panjang Tumpuan (l) = 80 cm = 0,8 m

18 | P a g e
x y
No Massa(kg) Kelenturan f = f-fo M(kg) f x.y x2
1 200 gr 3,1 cm 0,2 kg 0,1 cm 0,02 kg cm 0,04 kg2
2 500 gr 3,3 cm 0,5 kg 0,3 cm 0,15 kg cm 0,25 kg2
3 700 gr 3,4 cm 0,7 kg 0,4 cm 0,28 kg cm 0,49 kg2
4 2000 gr 4 cm 2 kg 1 cm 2 kg cm 4 kg2
5 2500 gr 4,3 cm 2,5 kg 1,3 cm 3,25 kg cm 6,25 kg2
Σx = 5,9 kg Σy = 3,1 cm Σx.y = 5,70 kg cm Σx2 = 11,03 kg
 Kelenturan Awal Kayu (fo) = 3

2.6 TUGAS PENDAHULUAN

1. Modulus Young menggambarkan hubungan antara tegangan dan


perubahan bentuk bahan. Stres atau tegangan didefinisikan sebagai gaya
yang diterapkan tiap satuan luas, dengan satuan yang khas pound per square
inch (psi) atau Newton per meter persegi – juga dikenal sebagai pascal (Pa).
Regangan adalah suatu ukuran jumlah yang material berubah bentuk ketika
tegangan diterapkan dan dihitung dengan mengukur jumlah deformasi di
bawah kondisi stres, dibandingkan dengan dimensi aslinya.

2. E = N / m²

E = F . LO = [M] [L] [L]


A.∆L [T]² [L]
=

I = Kg / m²
I = m. r² = [M] [L]²

3. E = P/e --> P = F/A


                  e = ΔL / L
 

E = (F/A)  / (ΔL/L)

19 | P a g e
    = F.L / (A.ΔL)   --> F = m.ΔL
    = m. ΔL.L / A. ΔL
    = m. L / A     

2.7 TUGAS AKHIR

1. Percobaan I
Gradien Titik Potong
b = N  (xy) -  x .  y a = 1 (y–bx)
N  x² - (  x )² N

b = 5(2,75) – (7,5 . 1,5) a = 1/5 (1,5 – 0,2. 7,5)


5 (13,75) – (7,5)² a = 1/5 ( 1,5 – 1,5 )
b = 13,75 – 11,25 a = 1/5 ( 0 )
68,75 - 56,25 a =0
b = 2,5
12,5
b = 0,2

Persamaan Garis Grafik


Y = bx + a
Y = 0,2 x + 0
X Y

20 | P a g e
0,5 0,1
1 0,2
1,5 0,3
2 0,4
2,5 0,5

1.

Percobaan II
Gradien Titik Potong
b = N  (xy) -  x .  y a = 1 (y–bx)
N  x² - (  x )² N

b = 5(5,7) – (5,9 . 3,1) a = 1/5 (3,1 – 0,5. 5,9)


5 (11,03) – (5,9)² a = 1/5 ( 3,1 – 2,95 )
b = 28,5 – 11,25 a = 1/5 ( 0,15 )
55,15 – 34,81 a = 0,03
b = 10,21
20,34
b = 0,5

Persamaan Garis Grafik


Y = bx + a
Y = 0,5 x + 0,03
X Y
0,2 0,13
0,5 0,28

21 | P a g e
0,7 0,38
2 1,03
2,5 1,28

1. Modulus Elastisitas
Pada grafik
E = l³
4 b h³ b

Percobaan I
E1 = (0,8)³ = 11,42 x 10

Percobaan II
E2 = (0,8)³ = 0,02 x 10

Modulus Elastisitas
Pada rumus
E = B l³
4bhf

22 | P a g e
Percobaan I
E1 = 0,5 (0,8)³ = 0,091 x 10
4. . 0,1

E2 = 1 (0,8)³ = 0,091 x 10
4. . 0,2

E3 = 1,5 (0,8)³ = 0,091 x 10


4. . 0,3

E4 = 2 (0,8)³ = 0,091 x 10
4. . 0,4

E5 = 2,5 (0,8)³ = 0,091 x 10


4. . 0,5

Rata – rata = 0,091 x 10

Percobaan II
E1 = 0,2 (0,8)³ = 0,036 x 10
4. . 0,1

E2 = 0,5 (0,8)³ = 0,030 x 10


4. . 0,3

E3 = 0,7 (0,8)³ = 0,032 x 10


4. . 0,4

23 | P a g e
E4 = 2 (0,8)³ = 0,036 x 10
4. .1

E5 = 2,5 (0,8)³ = 0,035 x 10


4. . 1,3

Rata – rata = 0,033 x 10

Perbandingan nilai E
Rumus Grafik
Percobaan I 0,091 x 10 11,42 x 10
Percobaan II 0,033 x 10 0,02 x 10

2. Modulus young merupakan perbandingan antara tegangan tarik


dengan regangan tarik. Benda elastisitas adalah benda yang kembali
ke bentuk semula bila gaya dihilangkan.Gaya yang diberikan
berbanding lurus dengan perubahan panjang dan dapat dirumuskan
dengan persamaan F= k ∆x
Besarnya modulus elastisitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya, panjang penyangga, jenis bahan, berat beban dan juga
gravitasi. Menurut percobaan, semakin pendek pertambahan panjang
suatu bahan, maka semakin tinggi nilai modulus elastisitasnya.
Perbandingan antara regangan dan tegangan, atau tegangan persatuan
regangan disebut modulus elastik bahan.

24 | P a g e
BAB III

MODULUS PUNTIR

3.1 TUJUAN

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan


modulus puntir (Modulus geser) secara statis

3.2 ALAT

No Nama Alat Gambar Alat

1
Penjepit Batang

25 | P a g e
2 Jangka Sorong

3 Beban (50gr)

4 Meteran

5 Jarum Penunjuku dan Busur


Derajat

3.3 DASAR TEORI

26 | P a g e
Sebuah batang dijepit keras-kera pada salah satu ujungnya T dan
ujung yang lain bebas berputar dan padanya dipasang keras-keras sebuah
roda dengan pertolongan katrol dan diberi beban pada ujung talinya
maka roda itu akan menghasilkan momen M terhadap batang tersebut.
Dengan jarum penunjuk yang melekat pada batang dan pembagian skala S dapat
dibaca sudut puntiran batang.Maka modulus puntiran dapat dihitung dari:

G = 2.M.L
R4
atau
G = 360.g.r.L.m
Π2.R4.θrad
Keterangan:
G : Modulus puntir (Modulus geser)
M : Momen yang bekerja pada batang
L : Panjang batang yang dipuntir
R : Jari-jari batang yang dipuntir
θ : Sudut puntiran dalam radial
g : Percepatan gravitasi
r : Jari-jari roda P
m : Masa beban-beban
α : Sudut puntiran dalam derajat

3.4 CARA KERJA

1. Pertama pasanglah satu batang yang telah diberikan oleh asisten


lab,lalu kencangkan semua skrup.

27 | P a g e
2. Periksa kebebasan gerak puntiran ujung batang yang beroda , dan
periksalah apakah momen sudah akan diteruskan ke seluruh batang .

3. Ukurlah L,R,r dan timbang massa nya.

4. Pastikan kedudukan jarum penunjuk pada posisi tegak lurus terhadap


busur detajat.

28 | P a g e
5. Berikan beban pada roda puntir dan amatipergerakan jarum penunjuk
pada busur dan catatlah hasilnya pada Form Pengambilan Data.

6. Lakukan poin ke 5 secara berturut turut hingga semua beban uji yang
diberikan asisten dapat diuji

29 | P a g e
3.5 LEMBAR PENGAMATAN

Lembar Pengamatan Pratikum


M-10 Modulus Puntir
Percobaan:
 Panjang Batang yang Dipuntir (L) = 50 cm
 Jari-jari Batang yang Dipuntir (R) = 0,20 cm
 Jari-jari Roda P (r) = 4,12 cm

30 | P a g e
No Massa(gr) Derajat Puntiran x y x.y x2
(ά) M(kg) (Rad)
1 500 gr 2° 0,5 kg 0,035 Rad 0,017 kg Rad 0,25 kg2
2 1000 gr 3° 1 kg 0,052 Rad 0,052 kg Rad 1 kg2
3 1500 gr 7° 1,5 kg 0,122 Rad 0,183 kg Rad 2,25 kg2
4 2000 gr 9° 2 kg 0,157 Rad 0,314 kg Rad 4 kg2
5 2500 gr 11° 2,5 kg 0,192 Rad 0,480 kg Rad 6,25 kg2
Σx = 7,5 kg Σy = 0,558 Rad Σx.y = 1,046 kg Rad Σx2 = 13,75 kg2

Misal:
1® = 1/57,3 Rad
= 0,0175 Rad

3.6 TUGAS PENDAHULUAN

1. Bila sebaatang logam akan sedelidiki adalah L. Dimana dari bagian


batangnya, bisa di puntir oleh alat pemuntir, maka pemuntiran yang
terjadi sejauh :
F = R.θ ; dimana R = jari –jari busur lingkaran
L
Regangan geser = ∆x = tan θ dan tengangan geser = F
L A
Moudlus geser (G) = Tegangan geser = F| A = F|A

31 | P a g e
Regangan geser ∆x| L θ

2. Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk


awal segera setelah gaya yang mengenai benda tersebut
dihilangkan. Benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda elastis.
Plastisitas adalah kemampuan suatu material untuk mengalami
sejumlah deformasi plastis (permanen) tanpa mengalami kerusakan
setelah tegangan yang diberikan dihilangkan.

3.
Gradien Titik Potong
b = N  (xy) -  x .  y a= 1 (y–bx)
N  x² - (  x )² N

32 | P a g e
b = 5(1,046) – (7,5 . 0,558) a = 1/5 ( 0,558 – 0,08 . 7,5 )
5 (13,75) – (7,5)² a = 1/5 ( 0,558 – 0,6 )

b = 5,23 – 4,18 a = 1/5 ( -0,042 )


68,75 – 56,25 a = - 0,008
b = 1,05
12,5
b = 0,08

Persamaan Garis Grafik


Y = bx + a
Y = 0,08 x -0,008
X Y
0,5 0,032
1 0,072
3.7 TUGAS AKHIR
1,5 0,112
2 0,152 1. L = 0,5
2,5 0,192

2.

33 | P a g e
3. Modulus puntir
Pada grafik

G = 360 . g . r . L
π² . R . b

G = 360 . 10 . 0,04 . 0,5 = 5,7 x 10


(3,14)² (0,002) . 0,08

Modulus puntir
Pada rumus
G= 360 . g . r . L . m
π² . R . θ

34 | P a g e
G1 = 360 . 10 . 0,04 . 0,5 . 0,5 = 6,52 x 10
(3,14) (0,002) . 0,035
G2 = 360 . 10 . 0,04 . 0,5 . 1 = 8,78 x 10
(3,14) (0,002) . 0,052

G3 = 360 . 10 . 0,04 . 0,5 . 1,5 = 5,61 x 10


(3,14) (0,002) . 0,122

G4 = 360 . 10 . 0,04 . 0,5 . 2 = 5,81 x 10


(3,14) (0,002) . 0,157

G5 = 360 . 10 . 0,04 . 0,5 . 2,5 = 5,94 x 10


(3,14) (0,002) . 0,192

Rata – rata = 6,53 x 10


4. Perbandingan nilai G
Grafik Rumus
5,7 x 10 6,53 x 10

5. Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :


a. Semakin besar massa benda yang di ukur, maka semakin
besar pula sudut yang terbentuk.
b. Modulus puntir juga merupaka modulus geser yang
mempunyai persamaan dengan modulus yang lain.
c. Untuk modulus puntir momen yang bekerja disana adalah
momen pada batang statip.

35 | P a g e
BAB IV

TETAPAN PEGAS

4.1 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Mengungkapkan hokum
hooke untuk sebuah pegas. Dan untuk mengukur percepatan gravitasi
dengan putaran sebuah pegas.

4.2 ALAT
No Nama Alat Gambar Alat

36 | P a g e
1 Pegas

2 Statif

3 Beban

4 Meteran

4.3 DASAR TEORI

1. Bila sebuah pegas dibebani sebuah gaya ,maka perpanjangan


pegas akan sebanding dengan gaya itu (selama batas elastisitas
pegas belum terlampaui) menrut hokum hooke :

37 | P a g e
F = k.x ……….…….(1)

Keterangan :
k : Tetapan gaya pegas
x : Pertambahan panjang

2. Grafik antara gaya F dan perpanjangan x merupakan garis lurus


dengan grafik itu dapat dicari harga k.

3. Pegas yang digantungi suatu beban dan beban itu ditarik


melampaui titik setimbangnya,kemudian dilepaskan.pegas
tersebut akan bergetar dengan waktu getar:
T = 2π √ M'
…………….(2)
K

Keterangan :
T : Waktu getar pegas
M’ : Total masa yang bekerja pada pegas
k : Tetapan gaya pegas

Disisi M’ merupakan masa total yang menyebabkan gaya pegas

M’= M beban + M ember+M pegas

dengan f = harga antara 0 dan 1


Jadi:

T2 = 4π2 (M beban + M ember+M pegas)…………(3)


k
5. Grafik antara T2 dan M beban merupakan garis lurus,dengan grafik
ini dapat harga
6. Harga k ini dapat digunakan untuk menghitung f.

4.4 CARA KERJA

38 | P a g e
A. Hukum Hooke
1. Gantungkan penyangga beban pada pegas dan ukur panjang pegas
dan catatlah pada Form Pengambilan Data sebagai Lo.

2. Lalu masukan keping beban pada penyangga beban dan ukurlah


pertambahan panjangnya dan kemudian hasilnya dicatat pada Form
Pengambilan Data.

3. Tambahkanlah beban pada ember berturut turut dan ukur masing


masing pertambahan panjangnya lalu catat pada Form Pengambilan
Data

B. Periode Getaran

39 | P a g e
1. Pasang beban awal, lalu tarik pegas ke bawah sejauh jarak yang
ditentukan.

2. Lepaskan beban dan menghitung sampai 20 kali getaran

3. Catat waktu yang ditempuh sebanyak 20 kali getaran tersebut dan


dicatat pada form pengambilan data.

4. Mengulangi langkah kerja kedua sampai dengan langkah kerja


kelima terhadap beban, dengan melakukan penambahan jarak
penarikan sesuai instruksi.

40 | P a g e
4.5 LEMBAR PENGAMATAN

Lembar Pengamatan Pratikum


Tetapan Pegas
Percobaan I (Hukum Hook)
 Panjang Awal Pegas (Lo) = 11,50 cm → 0,11 m
No Massa(gr) Panjang x y x.y x2
Pegas/L(M) L-Lo F=m.g
1 50 gr 0,12 m 0,01 m 0,49 N 0,004 Nm 0,0001 m2
2 100 gr 0,14 m 0,03 m 0,98 N 0,029 Nm 0,0009 m2
3 150 gr 0,15 m 0,04 m 1,47 N 0,058 Nm 0,0016 m2
4 200 gr 0,16 m 0,05 m 1,96 N 0,098 Nm 0,0025 m2

41 | P a g e
5 250 gr 0,17 m 0,06 m 2,45 N 0,147 Nm 0,0036 m3
Σx = 0,19 m Σy = 7,35 N Σx.y = 0,336 Nm Σx = 0,0087 m2
2

g = 9,8 m/s2

Percobaan II (Getaran Pegas)


*Percobaan dilakukan dalam 20 kali getaran
No Massa(gr) Waktu/t Periode/ x y x.y x2
(detik) T Massa/M T2
1 50 gr 13,10 s 0,65 s 0,05 kg 0,42 s2 0,02 kgs2 0,0025 kg2
2 100 gr 13,20 s 0,66 s 0,10 kg 0,43 s2 0,04 kgs2 0,0100 kg2
3 150 gr 13,35 s 0,66 s 0,15 kg 0,44 s2 0,06 kgs2 0,0225 kg2
4 200 gr 14,95 s 0,74 s 0,20 kg 0,55 s2 0,11 kgs2 0,0400 kg2
5 250 gr 15,03 s 0,75 s 0,25 kg 0,56 s2 0,14 kgs2 0,0625 kg2
Σx = Σy = Σx.y = Σx2 =
0,75 kg 2,43 s2 0,38 kgs2 0,1375 kg2

T = t/n

Ket :
t = Waktu
n = Banyakmya Getaran

4.6 TUGAS PENDAHULUAN

1.

42 | P a g e
2. Pertambahan panjang yang timbul berbanding lurus dengan gaya
tarik yang diberikan. Hal ini pertama kali diselidiki pada abad 17 oleh
seorang arsitek berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Hooke.
Hooke menyelidiki hubungan antara gaya tarik yang diberikan
pada sebuah pegas dengan pertambahan panjang pegas tersebut. Hooke
menemukan bahwa pertambahan panjang pegas yang timbul berbanding
lurus dengan gaya yang diberikan.

Lebih jauh lagi, Hooke juga menemukan bahwa pertambahan


panjang pegas sangat bergantung pada karakteristik dari pegas tersebut.
Pegas yang mudah teregang seperti karet gelang akan mengalami
pertambahan panjang yang besar meskipun gaya yang diberikan kecil.
Sebaliknya pegas yang sangat sulit teregang seperti pegas baja akan
mengalami pertambahan panjang yang sedikit saja meskipun diberi gaya
yang besar.
Karakteristik yang dimiliki masing-masing pegas ini dinyatakan
sebagai tetapan gaya dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang
seperti karet gelang memiliki tetapan gaya yang kecil. Sebaliknya pegas
yang sulit teregang seperti pegas baja memiliki tetapan gaya yang besar.
Secara umum apa yang ditemukan Hooke bisa dinyatakan sebagai
berikut:
F = k. x

43 | P a g e
Keterangan:
F = gaya yang diberikan pada pegas (N)
k = tetapan gaya pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)

4.7 TUGAS AKHIR

1. Percobaan I
Gradien Titik Potong
b = N  (xy) -  x .  y a = 1 (y–bx)
N  x² - (  x )² N

b = 5(0,33) – ( 0,19 . 7,35 ) a = 1/5 ( 7,35 – 26 .


0,19 )
5 (0,008) – (0,19)² a = 1/5 ( 7,35 – 4,94 )
b = 1,65 – 1,39 a = 1/5 ( 2,41 )
0,04 – 0,03 a = 0,48

44 | P a g e
b = 0,26
0,01
b = 26

Persamaan Garis Grafik


Y = bx + a
Y = 26 x + 0,48
X Y
0,01 0,74
0,03 1,26
0,04 1,52
0,05 1,78
0,06 2,04

2. Konstanta pegas
Pada grafik

K = F / ∆x

Percobaan I
K1 = 0,74 / 0,01 = 74
K2 = 1,26 / 0,03 = 42
K3 = 1,52 / 0,04 = 38
K4 = 1,78 / 0,05 = 35,6
K5 = 2,04 / 0,06 = 34

3. Grafik T² dan Mbeban

45 | P a g e
4. Konstanta pegas

T = 2π  M’ / K

K= M .......................(2)
T² / (2π)²

Percobaan II
K1 = 0,05 =5
(0,65)² / (2. 3,14)²

K1 = 0,1 = 10
(0,66)² / (2. 3,14)²

46 | P a g e
K1 = 0,15 = 15
(0,66)² / (2. 3,14)²

K1 = 0,2 = 20
(0,74)² / (2. 3,14)²

K1 = 0,25 = 25
(0,75)² / (2. 3,14)²
Rata – rata = 15

T = 2π  l / 2g ...................... (4)

K= M .......................(2)
T² / (2π)²

T1 = 2. 3,14  0,12 / 19,6 = 0,49


T2 = 2. 3,14  0,14/ 19,6 = 0,53
T3 = 2. 3,14  0,15 / 19,6 = 0,54
T4 = 2. 3,14  0,16 / 19,6 = 0,56
T5 = 2. 3,14  0,17 / 19,6 = 0,58

K1 = 0,05 = 8,33
( 0,49 )² / ( 2. 3,14 )²

K2 = 0,1 = 14,28
( 0,53 )² / ( 2. 3,14 )²

K3 = 0,15 = 21,42
( 0,54 )² / ( 2. 3,14 )²

K4 = 0,2 = 28,57
( 0,56 )² / ( 2. 3,14 )²

K5 = 0,25 = 31,25
( 0,58 )² / ( 2. 3,14 )²

47 | P a g e
Rata – rata = 20,77

Perbandingan nilai konstanta pegas

Rumus (2) Rumus (4)


15 20,77

Menurut kami untuk mendapatkan nilai K akan lebih efektif jika


menggunakan rumus (2) karena rumus tersebut mengandung variabel K,
dengan begitu nilai K dapat langsung di cari.

5. Gaya gravitasi

T = 2π  l / 2g ......................... (4)
g= l .......................(2)
2. T² / (2π)²

g1 = 0,12 =6
2. ( 0,65 )² / ( 2. 3,14 )²

g2 = 0,14 =7
2. ( 0,66 )² / ( 2. 3,14 )²

g3 = 0,15 = 7,5

48 | P a g e
2. ( 0,66 )² / ( 2. 3,14 )²

g4 = 0,16 =8
2. ( 0,74 )² / ( 2. 3,14 )²

g5 = 0,17 = 8,5
2. ( 0,75 )² / ( 2. 3,14 )²

Rata – rata = 7,4

6. Dari pegamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertambahan


panjang pegas, berbanding lurus dengan besar gaya tarik pada pegas, dan
panjang pegas mula-mula, serta berbanding terbalik dengan luas
penampang pegas dan kelenturan pegas.
Untuk pengamatan percepatan gravitasi dapat disimpulkan bahwa :
a. Periode osilasi bandul berbanding lurus dengan panjang tali
artinya semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar
pula periode osilasi bandul yang diperoleh.
b. Simpangan awal berpengaruh dalam menentukan nilai percepatan
gravitasi yang diperoleh secara praktek. Sedangkan secara teori
besarnya simpangan awal yang diberikan tidak mempengaruhi
besarnya nilai percepatan gravitasi.

BAB V

PENGUKURAN BENDA PADAT

5.1 TUJUAN

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk Mempelajari


dan menggunakan alat alat ukur, menentukan volume dan massa jenis
benda padat serta Menggunakan teori ketidakpastian

49 | P a g e
5.2 ALAT
No Nama Alat Gambar Alat

1 Jangka Sorong

2 Balok Hitam

3 Balok Silver

4 Balok Emas

5.3 DASAR TEORI

50 | P a g e
Volume benda padat dapat dilakukan dengan pengukuran benda
nya tersebut atau dimensinya (jika bentuk benda berturan) dan untuk
benda tidak beraturan digunakan pengukuran dengan prinsip
Archimedes. Pengukuran benda yang beraturan bentuknya bisa juga
disebut dengan cara statis, yaitu mengukur panjang, lebar dan tebal
benda tersebut di lain tempat. Pengukuran benda yang tidak beraturan
dilakukan dengan prinsip Archimedes atau dengan cara dinamis.yaitu
dengan mencelupkan benda padat kedalam gelas ukur yang berisi air
yangsebelumnya sudah diukur massa di udaranya, kemudian setelah
dicelupkan didapatlah massa yang baru yaitu massa di air. Volume benda
padat ini adalah selisih massa di udara dengan massa di air.

5.4 CARA KERJA

1. Ketiga benda di ukur panjang, lebar, dan tinggi nya menggunakan


jangka sorong.

2. Pengukuran dilakukan dengan mengukur 3 sisi dari benda.

3. Hasil pengukuran di catat pada form pengambilan data.

51 | P a g e
5.5 LEMBAR PENGAMATAN

Lembar Pengamatan Pratikum


Panjang (cm) Lebar(cm) Tebal(cm)
No Jenis Balok Massa(gr)
P1 P2 P3 L1 L2 L3 T1 T2 T3
3,17 3,17 3,17 1,74 1,73 1,73 1,01 1,02 1,01
50,4 gr
1 Balok Kuning cm cm cm cm cm cm cm cm cm
3,00 3,00 3,00 2,00 2,04 2,07 1,06 1,05 1,06
47,4 gr
2 Balok Coklat cm cm cm cm cm cm cm cm cm
16,2 gr 3,09 3,09 3,09 2,01 2,00 2,00 1,09 1,09 1,09

52 | P a g e
3 Balok Silver cm cm cm cm cm cm cm cm cm
3,17 3,00 3,09 1,73 2,03 2,00 1,01 1,05 1,09
Rata – rata
cm cm cm cm cm cm cm cm cm
Pengukuran Benda Padat

Volume
V1 = 5,53 cm3
V2 = 6,39 cm3
V3 = 6,78 cm3

Rho
ρ 1 = 9,11 gr/cm3
ρ 2 = 7,41 gr/cm3
ρ 3 = 2,40 gr/cm3

53 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai