FDM Pak Darman
FDM Pak Darman
ALIRAN FLUIDA
KELOMPOK :
FAKULTAS
TEKNIKJURUSANTEKNI
KMESIN
LABORATORIUMFENOMENADASARMESIN
i
LAPORAN PRAKTIKUM
ALIRAN FLUIDA
NIM : 201910120311215
KELOMPOK : 33
FAKULTAS TEKNIK
ii
LAPORAN PRAKTIKUM
ALIRAN FLUIDA
NIM : 201910120311216
KELOMPOK : 33
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITASMUHAMMADIYAHMALANG
iii
FAKULTASTEKNIK
JurusanTeknik:Mesin,Sipil,Elrktro,Informatika,IndustridanD3elektro
LEMBARASISTENSI
iv
i
UNIVERSITASMUHAMMADIYAHMALANG
FAKULTASTEKNIK
JurusanTeknik:Mesin,Sipil,Elrktro,Informatika,IndustridanD3elektro
LEMBARASISTENSI
i
UNIVERSITASMUHAMMADIYAHMALANG
FAKULTASTEKNIK
JurusanTeknik:Mesin,Sipil,Elrktro,Informatika,IndustridanD3elektro
Jl. RayaTlogomasNo.246Telp.(0341)46431Psw.127Fak.(0341)460782Malang
LEMBARPENGESAHAN
LAPORANPRAKTIKUMFENOMENADASARMESIN
DisusunOleh:
Kelas :V
NIM : 201910120311215
Fakultas :Teknik
Jurusan :TeknikMesin
BerdasarkanhasilPraktikumFenomenaDasarMesinyangtelahdilaksanakandi
LaboratoriumFenomenaDasarMesinUniversitasMuhammadiyahMalang.
DisetujuiOleh:
KepalaLaboratorium DosenPembimbing
FenomenaDasarMesin
(Ir.HerrySuprianto,M.T) (Ir.Sudarman,M.T.)
ii
UNIVERSITASMUHAMMADIYAHMALANG
FAKULTASTEKNIK
JurusanTeknik:Mesin,Sipil,Elrktro,Informatika,IndustridanD3elektro
Jl. RayaTlogomasNo.246Telp.(0341)46431Psw.127Fak.(0341)460782Malang
LEMBARPENGESAHAN
LAPORANPRAKTIKUMFENOMENADASARMESIN
DisusunOleh:
Kelas :V
NIM : 201910120311216
Fakultas :Teknik
Jurusan :TeknikMesin
BerdasarkanhasilPraktikumFenomenaDasarMesinyangtelahdilaksanakandi
LaboratoriumFenomenaDasarMesinUniversitasMuhammadiyahMalang.
DisetujuiOleh:
KepalaLaboratorium DosenPembimbing
FenomenaDasarMesin
(Ir.HerrySuprianto,M.T) (Ir.Sudarman,M.T.)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum
Fenomena Dasar Mesin” ini tepat pada waktunya.
Laporan ini kami susun agar pembaca dapat mempelajari ilmu tentang
Fenomena Dasar Mesin khususnya “Aliran Fluida dan Getaran Paksa”. Laporan
ini kami susun dengan berbagai hambatan dan rintangan. Namun dengan penuh
kesabaran, kerja keras, kompak, disiplin, tanggung jawab, dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya laporan ini dapat kami selesaikan dengan
baik sebaik mungkin.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fluida adalah salah satu jenis zat yang sering kita temui dikehidupan sehari-
hari, contohnya air yang kita gunakan untuk minum, mandi, mencuci, menyiram
tanaman dan angin bertekanan yang kita gunakan untuk mengisi ban kendaraan
bermotor. Pengertian sederhana dari fluida adalah suatu zat mampu alir dan dapat
menyesuaikan bentuk dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Fluida dapat
berbentuk cair dan gas. Fluida juga mempunyai atau menunjukkan sifat-sifat atau
karateristik yang penting dalam dunia rekayasa.
Aliran fluida sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Umumnya fluida
mengalir didalam pipa akan mengalami penurunan tekanan,yang disebut juga
kerugian tekanan (pressure losses). Penurunan tekanan pada aliran fluida didalam
pipa memiliki nilai yang sebanding dengan panjang pipa yang dilalui. Kehilangan
energi terbesar pada sebuah aliran fluida didalam pipa adalah akibat dari gesekan
yang terjadi antara fluida dan dinding dalam pipa, yang disebut kerugian
gesekan(frictionlosses). Kerugian gesekan dipengaruhi oleh kekasaran pipa, panjang
dan diameter pipa, jenisfluida,kecepatan dan bentuk aliran fluida.
Pada perkembangan ilmu pengetahuan mengenai fluida, telah banyak
dikembangkan melalui penelitian untuk mengetahui penurunan tekanan,nilai bilangan
Reynold(Re) suatu fluida dan koefisien gesek(f) dari berbagai jenis pipa.Akan tetapi,
dalam praktek nya pipa-pipa yang tersedia secara komersial tidak diketahui dengan
pasti spesifikasinya.
Fluid friction asparatus model MF 101 merupakan peralatan yang dirancang
untuk mempelajari sifat-sifat aliran fluida tak mampu mampat didalam pipa. Melalui
percobaan yang dilakukan menggunakan peralatan ini,akan diketahui sifat-sifat aliran
fluida terutama hubungan antara perubahantekanan dengan debit aliran fluida melalui
pipa. Perubahan tekanan yangterjadi, erat kaitannya dengan perubahan tekanan masuk
pipa, kecepatan alirandan hambatan aliran fluida.
v
1.3 Tujuan
vi
BAB II
TEORI DASAR
Pada dasarnya aliran fluida dapat dibedakan atas dua jenis yaitu aliran
dalam saluran adalah aliran yang dibatasi oleh permukaan–permukaan keras, dan
aliran sekitar benda yang dikelilingi oleh fluida yang selanjutnya tidak terbatas.
Perbedaan demikian hanyalah untuk memudahkan peninjauan saja, karena gejala
dasar dan kelakuan fluida berlaku pada kedua keadaan tersebut. Aliran melalui pipa
dipilih untuk mewakili bentuk penampang lain karena dilapangan secara garis besar
dapat dijumpai dalam aplikasi lapangan (Ridwan, 1999).
vi
i
Fluida dapat juga dibedakan berdasarkan kekentalannya, yaitu fluida nyata
viscous fluid dan fluida ideal non viscous fluid. Fluida nyata adalah fluida yang
memiliki kekentalan, fluida ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
contohnya air dan udara. Sedangkan fluida ideal, tidak ada dalam kehidupan sehari-
hari dan hanya dipakai dalam teori dan kondisi-kondisi khusus saja.
vi
ii
2.4 Persamaan Bernoulli
Tekanan+Ekinetik+Epotensial=konstan
sehingga,
dengan:
P = tekanan pada ujung pipa (Pa)
ρ = massa jenis fluida (kg/m^3kg/m3)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s^2m/s2 )
h= ketinggian (m)
ix
2.5 Jenis Aliran Fluida
Aliran fluida dalam pipa dapat bersifat laminar, transisi, dan turbulen.
Parameter yang digunakan untuk mengetahui jenis aliran tersebut adalah bilangan
Reynolds (Re). Dari hasil analisa dimensional diperoleh persamaan:
Keterangan:
ρ = massa jenis, kg/m3
𝑣 = kecepatan rata-rata, m/s
D = diameter, m
μ = viskositas dinamik, kg/m.s
1. Aliran Laminer
Aliran yang bergerak dalam lapisan-lapisan, laminan-laminan dengan satuan
lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini, viskositas berfungsi
untuk merendam kecenderungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan.
2. Aliran Turbulen
Aliran dimana penggerak dari partikel-partikel fluida yang sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang benar. Dalam keadaan aliran turbulen, maka
turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran.
3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Konsep dasar bilangan Reynolds, merupakan bilangan tak berdimensi yang
dapat membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.
Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tidak berdimensi. Titik kritis aliran
inkompresibel di dalam saluran adalah Re=2000. Jika suatu aliran memiliki
Re2000 disebut aliran turbulen.
x
Major head loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan dari Hazen-
Williams yang dapat dilihat dibawah ini.
Dengan keterangan:
hf = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
C = Koefisien pipa (Pipa PVC, PE, PPR = 150)
Q = Debit air (lt/s)
d = Diameter pipa (mm)
L = Panjang instalasi pipa (m)
Perhitungan diatas hanya berlaku untuk instalasi pipa lurus tanpa ada
penggunaan fitting. Jika instalasi pipa terdapat fitting (belokan dan percabangan)
ataupun terdapat aksesoris seperti valve maka perhitungan perlu ditambahkan
koefisien kehilangan teknanan dari penggunaan fitting atau aksesoris pipa (minor
head loss) yang besarnya disebut k value. k value atau nilai k dipengaruhi dari bentuk
fitting, jenis fititng serta bentuk dari beberapa aksesoris perpipaan yang akan
mempengaruhi aliran fluida yang ada didalam pipa. Nilai k adalah sebuah koefisien
yang telah ditentukan oleh para ahli. Untuk menentukan besarnya minor head
loss dapat dihitung dengan persamaan Darcy-Wisbach sebagai berikut.
Dengan keterangan:
hf = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
k = Besarnya minor head loss
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
xi
Lalu untuk menentukan besarnya tekanan yang hilang dapat dihitung dengan rumus
persamaan dibawah ini.
p = 0,0981 x hf x g
Dengan keterangan:
p = Tekanan (bar)
hf = Kehilangan tekanan/ headloss (m)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
xi
i
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Stopwatch
Flow Meter untuk megukur debit aliran dengan bantuan stopwatch
Rotameter untuk mengukur debit aliran menggunakan ambang
Ventury Meter untuk mengukur debit aliran menggunakan manometer
hVenturi
Pengukur tinggi air pada V-notch Weir menggunakan penunjuk tinggi
permukaan hWeir
K1 : katup utama perpipaan minor losses
K2 : katup untuk pengaturan pada minor losses
K3 : katup untuk pengaturan pada pengukuran kerugian tekanan sepanjang
pipa tembaga BWG 3/8”
K4 : katup untuk pengaturan pada pengukuran kerugian tekanan sepanjang
pipa tembaga AW 1/2”
K5 : katup untuk pengaturan pada pengukuran kerugian tekanan sepanjang
pipa tembaga AW 3/4”
S1 : saluran untuk tekanan keluar dari pipa-pipa
S2 : saluran untuk tekanan dari pipa besar pada pengecilan mendadak
S3 : saluran untuk tekanan dari pipa kecil pada pengecilan mendadak
S4 : saluran untuk tekanan dari pipa besar pada pembesaran mendadak
S5 : saluran untuk tekanan dari pipa kecil pada pembesaran mendadak
S6 : saluran untuk tekanan keluar katup untuk pengujian koefisien gesekan
pada katup K2
3. Mengakhiri Percobaan
a. Tutup semua katup yang telah dibuka
b. Pompa tidak perlu dimatikan
2. MengakhiriPercobaan
a. Tutup semua katup yang telah dibuka
b. Pompa tidak perlu dimatikan
xi
v
C. Pengukuran Kerugian Minor (dalam pipa dan saluran)
1. SaatPercobaan
a. KatupS1terbukapenuhdan lainnyatertutup
b. Bukakatup KutamadanK1penuh dan lainnyatertutup
c. Bukakatup K2100%terbuka
d. BukaS6,catatP2danDebitMeterAir(Qmeter-air)kemudianditutup.
UlangilangkahiniuntukS2,S3,S4,danS5bergantianberurutan
e. Kembalikelangkah
(b)untukpembukaankatupK2dibawah100%dan ulangi
hinggakatup tertutuprapat
2. MengakhiriPercobaan
a. Tutupsemuakatup yang telah dibuka
b. Matikanpompa
c. Rapikandanbersihkanalatdantempat kerja
D. Selesai
x
v
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
x
vi
4.1.3 Head Losses Pada Pipa PVC AW 1/2”
1 liter = 1 (dm3) = 1 x 10-3 (m3)
x
vi
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Perbandingan Flow Meter
Perhitungan Tabel A untuk baris ke-1 :
*Untuk baris ke-2 sampai ke-6 menggunakan rumus yang sama pada baris ke-1
x
vi
No Qmeter-air P1 P2
3 V (m/s) hl (m) Ƒ Re
(m /s) (Kpa) (Kpa)
1 7,680x10-6 2,4 0 0,1976 0,2447 0,4601 1729
2 1,515x10-5 2,1 0 0,3899 0,2141 0,1033 3402,875
3 3,787x10 -5
1,8 0 0,9747 0,1835 0,0141 8528,625
4 4,629x10 -5
1,4 0 1,1915 0,1427 0,00737 10425,625
5 5,208x10 -5
1,2 0 1,3405 0,1223 0,00499 11729,375
6 5,376x10 -5
1,1 0 1,3837 0,1121 0,00429 12107,375
Untuk baris ke-2 sampai ke-6 menggunakan rumus yang sama pada baris ke-1
xi
x
No Qmeter-air P1 P2
3 3 3 V (m/s) hl (m) Ƒ Re
(m /s) (kg/cm ) (kg/cm )
1 3,787x10-5 1,8 0 0,1632 0,1835 1,2367 3491,343
2 6,667x10-5 0,4 0 0,2873 0,0407 0,0885 6146,218
3 6,944x10 -5
0,2 0 0,2993 0,0203 0,0407 6402,835
4 7,246x10 -5
0,2 0 0,3123 0,0203 0,0373 6681,044
5 7,575x10 -5
0,1 0 0,3265 0,0101 0,0170 6984,825
6 7,575x10 -5
0,1 0 0,3265 0,0101 0,0170 6984,825
Untuk baris ke-2 sampai ke-6 menggunakan rumus yang sama pada baris ke-1
x
x
No Qmeter-air P1 P2
3 3 3 V (m/s) hl (m) Ƒ Re
(m /s) (kg/cm ) (kg/cm )
1 1,041x10-5 2,1 0 0,03008 0,2141 51,858 785,671
2 4,504 x10 -5
1,3 0 0,1301 0,1325 1,7156 3398,134
3 6,410x10 -5
0,5 0 0,1852 0,0509 0,3252 4837,313
4 6,944x10 -5
0,3 0 0,2006 0,0305 0,1661 5239,552
5 7,246x10 -5
0,2 0 0,2094 0,0203 0,1014 5469,402
6 7,575x10-5 0,1 0 0,2189 0,0101 0,0461 5717,537
Untuk baris ke-2 sampai ke-6 menggunakan rumus yang sama pada baris ke-1
a. Sudden Construction
Diameter Dalam Pipa PVC AW 3/4” (D) = 0,021 m
2
Luas Penampang Pipa PVC AW 3/4” (A) = 0,000346 m
Panjang Pipa PVC AW 3/4” (L) = 1,88 m
3
Viscositas Kinematis (v) = 0,804x10-6 m /s
x
xi
Untuk baris ke-2 sampai ke-6 menggunakan rumus yang sama pada baris ke-1
3
Qmeter-air P2 (kg/cm )
No V (m/s) hl (m) Kv Re
3
(m /s) S2 S3
1 1,78571x10-5 0,9 1,9 0,0516101 -10 -73584,55541 1213,67536
2 2,27273x10-5 0,9 1,6 0,0656858 -7 -31912,62689 1544,68287
3 2,5641x10-5 0,9 1,4 0,0741069 -5 -17844,68076 1742,71545
4 2,94118x10-5 0,8 1,1 0,0850052 -3 -8137,41264 1999,00246
5 3,33333x10-5 0,8 0,9 0,096339 -1 -2111,79522 2265,5308
6 3,7037x10-5 0,85 0,85 0,107043 0 0 2517,2486
b. Sudden Enlargement
Diameter Dalam Pipa Tembaga BWG 3/8” (D) = 0,007035 m
2
Luas Penampang Pipa Tembaga BWG 3/8” (A) = 0,00003885 m
Diameter Dalam Pipa PVC AW 3/4” (D) = 0,021 m
2
Luas Penampang Pipa PVC AW 3/4” (A) = 0,000346 m
3
Viscositas Kinematis (v) = 0,000000893 m /s
Angka Reynolds (Re) = VD/v
Perhitungan Tabel b untuk baris ke-1 :
Note : Karena katup berada pada pipa yang memiliki diameter yang sama, maka :
D1=D2=D
A1=A2=A
x
xi
Untuk baris ke-2 sampai ke-6 menggunakan rumus yang sama pada baris ke-1
3
Qmeter-air P2 (kg/cm ) hl Re BWG Re PVC
No 3
V1 (m/s) V2 (m/s) Kv
(m /s) S4 S5 (m) 3/8” AW 3/4”
1 1,78571x10-5 1,9 1,9 0,0459642 0,0516101 0 0 362,10319 1213,67536
2 2,27273 x10-5 1,6 1,6 0,0585001 0,0656858 0 0 460,86025 1375,70224
3 2,5641 x10-5 1,4 1,4 0,066 0,0741069 0 0 519,94401 1552,,07167
4 2,94118 x10-5 1,1 1,1 0,075706 0,0850052 0 0 596,40729 1780,32027
5 3,33333 x10-5 0,9 0,9 0,0858 0,096339 0 0 675,92721 2017,69317
6 3,7037 x10-5 0,85 0,85 0,0953 0,107043 0 0 750,76764 2241,09742
x
xi
Untuk baris ke-2 sampai ke-6 menggunakan rumus yang sama pada baris ke-1
3
Qmeter-air P2 (kg/cm )
No 3 V (m/s) hl (m) Kv Re
(m /s) S6 S2
1 2,73224x10-6 1,9 0,9 0,0703279 10 39627,8739 554,03894
2 8,19672x10-5 1,6 0,9 2,10984 7 30,82159 16621,19194
3 1,78571x10-5 1,4 0,9 0,459642 5 463,85972 3621,03188
4 3,0303x10-5 1,1 0,8 0,78 3 96,64694 6144,79283
5 0,00004 0,9 0,8 1,029601 1 18,4892 8111,13442
6 4,16667x10-5 0,85 0,85 1,0725 0 0 8449,09015
x
xi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
x
x
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum dan mendapatkan data diatas maka dapat kami
simpulkan bahwa:
Semakin besar angka Reynold (Re), maka hambatan akan semakin kecil, sebaliknya
apabila angka Reynold (Re) semakin kecil maka kecepatan dan nilai hambatan akan
semakin besar . Hubungan antara angka Reynold (Re) dan faktor gesekan (F) yaitu :
semakin besar Re, maka F akan semakin kecil dan jenis alirannya adalah aliran
0,25
turbulen dengan Re > 4000, atau dapat dilihat dari persamaan F, F = 0,8976/Re .
Sebaliknya jika semakin kecil Re maka F akan semakin besar, Re < 2300 Adalah
aliran Laminar.
1. Hubungan antara angka Reynold dengan faktor gesekan pada pipa tembaga BWG
3/8”, pipa PVC AW 3/8”, dan pipa PVC 1/2”, dapat simpulkan bahwa semakin
kecil koefisien gesek (f) maka semakin besar nilai bilangan Reynolds.
2. Hubungan perbandingan faktor gesekan dengan table standar yang disebabkan oleh
perubahan penampang dan katup pada pipa PVC ¾” dan pipa tembaga BWG 3/8”
dapat disimpulkan bahwa semakin kecil data percobaan maka akan berbanding
terbalik dengan data pada tabel.
o
3. Pada pipa tembaga BWG 3/8”, bukaan katup pertama (15 ) Aliran yang terbentuk
o
adalah aliran Laminer karena Re < 2300. Sedangkan untuk bukaan katup 30
o
sampai dengan 90 aliran yang terbentuk adalah aliran turbulen karena Re > 4000.
4. Pada pipa PVC ½”, untuk bukaan 15o dan 30o aliran yang terbentuk adalah aliran
laminar karena Re < 2300. Sedangkan untuk bukaan 45 o sampai dengan 90o aliran
yang terbentuk adalah aliran transisi karena 2300
<Re ≤ 4000.
x
x
5. Pada pipa PVC ¾”, untuk bukaan 15o sampai dengan 60o aliran yang terbentuk
adalah aliran laminar karena Re < 2300. Sedangkan pada bukaan 75o dan 90o aliran
yang terbentuk adalah aliran transisi karena 2300 < Re ≤ 4000.
x
x
5.2 Saran
1. Sebaiknya lebih teliti dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan data percobaan.
2. Dalam pengolahan data sebaiknya lebih diperhatikan, karena akan berpengaruh pada
hasil akhir.
3. Dalam proses praktikum berlangsung, alangkah baiknya untuk semua praktikan dapat
mengenakan alat perlindungan diri secara lengkap untuk mencegah/mengurangi tingkat
resiko kecelakaan kerja.
4. Saran kepada pihak yang bersangkutan agar perkakas yang berhubungan dengan
Praktikum Fluida Aliran lebih dilengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
Permata, Irtia. 13 Februari 2015. Fluida Dinamis. Diakses pada 12 Januari 2021.
https://fluidadinamis.weebly.com/venturimeter.html
Persamaan Kontinuitas dan Hukum Bernoulli. 05 Desember 2015. Diakses tanggal 12 Januari
2021. http://riandamesin13.blogspot.com/2015/12/ persamaan - kontinuitas-dan-
hukum.html