Anda di halaman 1dari 7

Available online at https://stikesmu-sidrap.e-journal.

id/JIKP 14
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (1), 2021, 14-20
DOI:https:// doi.org/10.12345/jikp.v10i1.205

Peningkatan Efek Akupresur Dalam Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien


ESRD (End Stage Renal Disease) Di Ruang Hemodialisa
RS. Pelamonia Makassar

Halmina Ilyas1*, Suradi Efendi2, Andi Wahyuni3


1,2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
halminailyas@gmail.com
*corresponding author
Tanggal Pengiriman: 12 November 2020, Tanggal Penerimaan: 23 Juli 2021

Abstrak
Gagal ginjal tahap Akhir atau ESRD (end stage renal disease) merupakan keadaan dimana
terjadi penurunan laju filtrasi pada ginjal yang mengakibatkan pasien harus menjalani terapi
hemodialysis (HD) untuk dapat bertahan hidup, namun sebagian pasien ESRD sering
mengeluhkan adanya gangguan fisik selama menjalani HD seperti nyeri, kelelahan, gangguan
tidur sampai kepada penuruan kualitas tidur, kondisi seperti ini bila biarkan akan membahayakan
keadaan pasien ESRD. Akupresure menjadi Salah satu terapi komplementer yang dapat
membantu mengurangi keluhan pasien ESRD, dengan pemberian yang tepat akan mampu
membuat pasien merasa nyaman dan dapat meningkatkan kualitas tidur pasien. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian terapi akupresure pada pasien ESRD (End Stage
Renal Disease) di ruang Hemodialisa RS. Pelamonia Makassar yang mengalami gangguan tidur.
Metode penelitian ini menggunakan pra eksperimen. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 39
orang, dimana dibagi menjadi 3 kelompok yaitu untuk kelompok 1 titik Hegu, kelompok 2 titik
Shenmen, dan kelompok 3 titik Hegu dan Shenmen. Analisa data dengan menggunakan
Wilcoxon dan Paired Sample t Test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kualitas tidur
pasien ESRD setelah diberikan terapi akupresur dimana untuk kelompok 1 titik Hegu p(0,001),
kelompok 2 titik Shenmen p(0,003), dan kelompok 3 titik Hegu dan Shenmen p(0,000)namun
peneliti tidak membandingkan hasil PSQI (pittsburgh sleep quality index) untuk masing-masing
kelompok. Kesimpulan terapi akupresure mampu meningkatkan kualitas tidur pasien ESRD
yang menjalani HD, dengan pemberian terapi yang rutin dan tepat selama 1 bulan pasien ESRD
merasakan kenyamanan dan perubahan yang sangat signifikan setelah pemberian terapi
akupresur.

Kata Kunci: ESRD; HD; gangguan kualitas tidur; terapi akupresur

Abstract

End stage renal failure or ESRD (end stage renal disease) is a condition where there is a decrease in the
filtration rate in the kidneys which results in the patient having to undergo hemodialysis (HD) therapy to
survive, but some ESRD patients often complain of physical disturbances while undergoing HD such as
pain, fatigue, sleep disturbances to a decrease in sleep quality, conditions like this if left will endanger
the condition of ESRD patients. Acupressure is one of the complementary therapies that can help reduce
complaints of ESRD patients, with proper administration it will be able to make patients feel comfortable
and can improve the quality of patient sleep.The purpose of this study was to determine the effect of
acupressure therapy on ESRD (End Stage Renal Disease) patients in the hemodialysis room of the
hospital. Pelamonia Makassar who has sleep disorders. Method this study uses pre-experimental. Where

This is an open access article under the CC–BY-SA license.


Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (1), 2021, 14-20 15
Halmina Ilyas, Suradi Efendi, Andi Wahyuni

the sample in this study amounted to 39 people, which were divided into 3 groups, namely for group 1
point Hegu, group 2 point Shenmen, and group 3 point Hegu and Shenmen. Data analysis using
Wilcoxon and Paired Sample t Test. Result The study showed that there was a difference in the quality of
sleep of ESRD patients after being given acupressure therapy where for group 1 point Hegu p (0.001),
group 2 point Shenmen p (0.003), and group 3 point Hegu and Shenmen p (0.000) but the researchers did
not compare the results of PSQI ( pittsburgh sleep quality index) for each group. Conclution Acupressure
therapy is able to improve the quality of sleep of ESRD patients undergoing HD, with regular and
appropriate therapy for 1 month, ESRD patients feel very comfortable and change significantly after
giving acupressure therapy.

Keywords: ESRD; HD; sleep quality disorders; acupressure therapy

PENDAHULUAN
Gagal ginjal tahap akhir atau ESRD merupakan keadaan yang sangat tidak mengenakkan,
banyak keluhan gangguan fisik yang dirasakan pasien sehingga menghambat aktivitas mereka,
salah satu yang medasar adalah gangguan akan kualitas tidur. Apa bila gangguan tidur
berlangsung lama dan tidak tertangani dengan baik dapat menganggu kualitas hidup pasien
dengan gagal ginjal kronik serta memperburuk keadaan pasien, juga dapat meningkatkan angka
risiko kematian pada penderita ESRD (Elder et al., 2008;Arab et al., 2015).
Gangguan tidur pada penderita ESRD/gagal ginjal tahap akhir yang menjalani terapi HD
menunjukkan penurunan tanda vital seperti denyut jantung yang rendah serta gangguan pada
autonomic jantung, ini merupakan salah satu penyebab kematian mendadak dari pasien gagal
ginjal kronik (Rostand, Brunzell, Cannon, & Victor, 1991;Robinson & Carr, 2002). Maka dari
itu, hal penting untuk diperhatikan dalam merawat pasien ESRD/gagal ginjal tahap akhir adalah
dengan melakukan evaluasi terkait kualitas tidurnya selama ini dirasakan oleh pasien (Yunita.,
2017).
Data dari beberapa studi menunjukkan prevalensi gangguan tidur dari 50 % menjadi
88.5% diantara pasien dengan gagal ginjal tahap akhir (Hanly, 2004;Wei, Chung, Wu, Chung, &
Wu, 2011;Arab et al., 2015). Studi pengukuran polisomnografi, terdeteksi lebih dari 50 % pasien
hemodialisa mengalami gangguan tidur (Parker, Bliwise, Bailey, & Rye, 2005).
Berdasarkan pengamatan di Rumah Sakit Pelamonia Makassar di tahun 2019-2020,
ditemukan 64 orang pasien ESRD yang menjalani terapi hemodialisa, dan terdeteksi mengalami
gangguan tidur sekitar 50%. Berbagai penelitian menggunakan metode berbeda telah dilakukan
dan studi polisomnografi untuk melihat efek dari terapi akupresur terhadap peningkatan kualitas
tidur, dan Masing-masing hasil penelitian menunjukkan efek yang positif dari akupresur
terhadap peningkatan kualitas tidur (Sung, 2010) .
Penelitian terkait akpresure dalam meningkatkan kualitas tidur serta memberikan efek
rileks setelah pemberian terapi menunjukkan hasil yang positif salah satunya, yang dilakukan
oleh Shariati et al (2012dimana ia melakukan akupresure pada 3 titik yaitu Shenmen (HT7),
Hegu (Li4), dan Sayingjiao (Sp6) dengan hasil responden merasakan adanya ketenangan atau
rasa rileks setelah pemberian terapi, sedangkan peneilitian (Wiyatno, Sri, Pujiastuti, Suheri, &
Saha, 2017) ia melakukan penelitian pada pasien gagal jantung yang sulit tidur, ia
menggunakan 2 titik yaitu titik Shenmen (HT7) dan titik Sayingjiao (SP6) yang dikombinasikan

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (1), 2021, 14-20 16
Halmina Ilyas, Suradi Efendi, Andi Wahyuni

dengan hasil yang diperoleh pasien mengalami perbaikan kualitas tidur. Tuuan penelitian ini
adalah untuk identifikasi terkait kualitas tidur pasien gagal ginjal tahap akhir ESRD sebelum dan
sesudah pemberian terapi akupresur di Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

METODE
Metode penelitian ini menggunakan pra eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah
pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Pelamonia
Makassar 64 orang pasien selama periode September 2019-2020. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini Non probability sampling jenis accidental sampling. Sampel
berjumlah 39 orang, dimana dibagi menjadi 3 kelompok yaitu untuk kelompok 1 titik Hegu,
kelompok 2 titik Shenmen, dan kelompok 3 titik Hegu dan Shenmen. Analisa data dengan
menggunakan Wilcoxon dan Paired Sample t Test. Penelitian ini dilakukan di Ruang
Hemodialisis Rumah Sakit Pelamonia Makassar pada tanggal 03 Februari 2021 sampai dengan
tanggal 03 Maret 2021.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Kategori Responden di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Pelamonia Makassar


n=(39)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Karakteristik
n(%) n (%3) n(%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 9 (69,2) 7 (53,8) 7 (53,8)
Perempuan 4 (30,8) 6( 46,2) 6( 46,2)
Usia Responden
Dewasa Awal 2 (15,4) 1 (7,7) 5 (38,5)
Dewasa Akhir 2 (15,4) 5 (38,5) 6 (46,2)
Lansia Awal 4 (30,8) 5 (38,5) 1 (7,7)
Lansia Akhir 3 (23,1) 0 (0,0) 1 (7,7)
Manula 2 (15,4) 2 (15,4) 0 (0,0)
Pendidikan Responden
Tidak Sekolah 3 (23,1) 1 (7,7) 3 (23,1)
SD 4 (30,8) 1 (7,7) 2 (15,4)
SMP 4 (30,8) 5 (38,5) 4 (30,8)
SMA 2 (15,4) 5 (38,5) 3 (23,1)
Sarjana 0 (0,0) 1 (7,7) 1 (7,7)
Pekerjaan Responden
Tidak Bekerja 5 (38,5) 1 (7,7) 2 (15,4)
Swasta 6 (46,2) 6 (46,2) 6 (46,2)
PNS 2 (15,4) 4 (30,8) 4 (30,8)
Wiraswasta 0 (0,0) 2 (15,4) 2 (15,4)

Tabel 1 menunjukkan bahwa 39 responden terbagi ke dalam 3 kelompok. Dan masing-


masing kelompok dibagi menjadi 13 responden, untuk kelompok 1 dalam penelitian ini
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dengan perolehan data 9 (69,2%), begitu pula pada
kelompok 2 dan kelompok 3 yang dimana sama-sama didominasi oleh jenis kelamin laki-laki

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (1), 2021, 14-20 17
Halmina Ilyas, Suradi Efendi, Andi Wahyuni

dengan hasil 7 (53,8%). Sedangkan karakteristik usia rata-rata kelompok 1 berusia lansia awal
dengan hasil 4 (30,8%), untuk kelompok 2 juga sama didominasi usia lansia awal dengan data 5
(38,5%), beda halnya pada kelompok 3 dimana karakteristik usia yang menonjol adalah dewasa
akhir dengan perolehan hasil penelitian 6 (46,2%). Untuk Pendidikan mayoritas responden
memiliki latar belakang pendidikan SMP baik kelompok 1 dengan hasil 4 (30,8%), kelompok 2
dengan hasil 5 (38,5%), dan kelompok 3 dengan hasil 4 (30,8%), dari karakteristik pekerjaan
data menunjukkan untuk masing-masing kelompok dalam penelitian ini sama, yaitu mayoritas
memiliki pekerjaan swasta kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3 memiliki data 6 (46,2%).

Tabel 2. Perbedaan Nilai Pittsburgh Pre dan Pittsburgh Post HT 7


Terapi Akupresur Mean ± SD HT 7 (p*)
Kelompok 1
HT 7 Pre 6,69 ± 0,855 0,001(1)
HT 7 Post 4,77 ± 0,927
Kelompok 2
HEGU Pre 6,73 ± 0,647 0,003(1)
HEGU Post 4,36 ± 0,809
Kelompok 3
HT 7 & HEGU Pre 6,60 ± 0,843 0,000(2)
HT 7 & HEGU Post 3,67 ± 0,577
*Wilcoxon (1) * Paired Sample t Test (2)

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa nilai p=0.001dimana lebih kecil dari p<0.05
yang artinya ada efek pemberian terapi akupresure pada titik HT 7 pada pasien gagal ginjal yang
menjalani HD untuk kelompok 1. Data Kelompok 2 menunjukkan bahwa nilai p=0.003 dimana
lebih kecil dari p<0.05 yang artinya ada efek pemberian terapi akupresure pada titik HEGU pada
pasien gagal ginjal yang menjalani HD. Untuk data kelompok 3 menunjukkan bahwa nilai
p=0.000 dimana lebih kecil dari p<0.05 yang artinya ada efek pemberian terapi akupresure pada
titik HT 7 & HEGU untuk kelompok 3.
Hasil penelitian ditemukan data yang dominan dari jenis kelamin adalah laki-laki, dengan
kata lain pada penelitian ini jenis kelamin laki-laki yang banyak mengalami gagal ginjal tahap
akhir (ESRD) dan menjalani HD, bila ditilik lebih lanjut laki-laki cenderung mengalami
hipertensi dibandingkan dengan wanita, disebabkan gaya hidup seperti merokok, minum alkohol
memicu tekanan darah tinggi yang berujung pada gangguan ginjal. Sedangkan menurut Cho
2004 perempuan lebih rentang terkena gagal ginjal kronik atau gagal ginjal tahap akhir
dibandingkan pria sebab risiko selama masa kehamilan yang dirasakan oleh perempuan seperti
preeklamsia atau eklamsia serta diabetes gestasional memberikan sumbangsi terbesar dalam
kerusakan ginjal (Cho, 2004).
Untuk gangguan tidur hasil yang diperoleh pada penelitian ini rata-rata mengalami
gangguan tidur akibat dari stress akibat jadwal HD yang sering kali tertunda apa lagi diperberat
dengan kondisi rumah sakit yang ketat selama pandemi Covid 19 ini, rumah sakit sangat selektif
dalam menerima pasien yang akan diberikan terapi Hemodialisis. Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya dimana menurut Cho, gangguan tidur pada pasien gagal ginjal tahap akhir

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (1), 2021, 14-20 18
Halmina Ilyas, Suradi Efendi, Andi Wahyuni

yang sedang menjalani Hemodialisa pada penelitiannya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
rasa tidak nyaman atau rileks (cemas) akan penyakit yang diderita, perasaan tidak tenang dapat
mempengaruhi kualitas tidur seseorang sehingga dibutuhkan rangsang dari luar untuk membantu
memperbaiki kualitas tidur (Cho, 2004).
Kualitas tidur yang baik dipengaruhi oleh neurotransmitter yang berupa senyawa kimia
bertugas sebagai konektifikasi saraf dalam tubuh, neurotransmitter memiliki tugas dalam
mengkoordinasi pesan yang masuk ke otak. Salah satu senyawa kimia dopamin dan serotonin
yang merupakan neurotransmitter dengan fungsi mengatur perasaan dan suasana hati, termasuk
tidur. Menurut Tanvir dalam penelitiannya penting untuk menjaga keseimbangan
neurotransmitter bila ingin mempertahankan kualitas tidur yang baik, sebab akan menjadi
sangat berbahaya bila gangguan tidur lama tidak tertangani dengan baik karena dapat membuat
pikun dalam jangka panjang dan daya ingat akan semakin memburuk, efek berat dari kulaitas
tidur yang buruk ini akan menambah buruk pula kondisi kesehatan pasien yang gagal ginjal,
menghambat proses rehabilitas, bahkan menyebabkan kematian mendadak (Tanvir, 2013).
Ada berbagai penelitian menjelaskan tentang akupresure yang dapat menginduksi tidur
menjadi lebih baik, sebab akupresur mampu meningkatkan sekresi neurotransmitter yang
merupakan senyawa kimia dalam mengatur tidur.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitan yang dilakukan Jahani, Shariati dkk 2012 dari
jumlah sampel 44 orang didapatkan hasil terapi dari akupresure terbukti efektif dalam
meningkatkan kualitas tidur pasien yang gagal ginjal. Pada kondisi tersebut dipercaya bahwa
terapi akupresure mampu menstimulasi pengeluaran neurotransmitter contohnya: endorphin,
dopamine, serta serotonin mampu merelaksasi otot dan memberikan nyaman pada pasien yang
menjalani Hemodialisa (Shariati, 2012).
Letak dari titik Shenmen yaitu berada pada pergelangan tangan dekat dengan tulang tangan
sejajar dengan garis lurus kebawah jari manis atau kelingking itulah titik akupoint, bila
dilakukan tekanan maka akan terasa sensasi nyeri kecil disertai dengan kesemutan, bila
dilakukan selama 30 menit sensasi tersebut berubah menjadi rasa rileks dan tenang yang
dirasakan oleh pasien, sehingga tidak jarang ditemukan bila pasien yang sudah masuk intervensi
pekan 2 melaporkan adanya perubahan dari siklus dan kualitas tidur mereka menjadi lebih baik.
Penekanan dan pijatan di bagian akupoint HT7 mampu memberikan sensansi pada bagian
saraf untuk melakukan simulasi pengeluaran hormon serotonin yang disinyalir dapat
menginduksi tidur (Carolina, 2017).
Posisi titik LI 4 berada pada lekukan pertengahan metakarpal, dan diantara pertemuan
metakarpal 1 dan metakarpal 2. Untuk titik tekan dan pijatan pada bagian akupoin LI 4 titik ini
mampu memberikan simulasi pada area sistem limbic. Selain itu penekanan yang tepat pada titik
akupoint LI 4 dapat meningkatkan kualitas tidur pasien sebab menurunkan tekanan darah serta
memberikan rasa rileks setiap dan setelah pemberian terapi tersebut.
Bila titik akupoin Shenmen (HT7) dan titik akupoint LI 4 (HEGU) ditekan dan dipijat
bersamaan maka akan dapat membuat neurotransmiter atau sistem endokrin tubuh mencapai
kondisi yang seimbang di dalam tubuh, tentulah hal ini mampu membuat penderita gagal ginjal
yang selama ini mengalami kesulitan dan gangguan tidur akan nyaman dan merasa tidurnya
menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Peneliti yakin, terjadinya peningkatan kualitas
tidur pada pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani Hemodialisa akibat dari terapi

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (1), 2021, 14-20 19
Halmina Ilyas, Suradi Efendi, Andi Wahyuni

akupresure yang selama 1 bulan ini diberikan dengan baik dan teratur sesuai jadwal HD pasien.
Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa hipotesa penelitian sebelumnya (Kim, 2010).

SIMPULAN
Penelitian ini membuktikan bahwa terapi akupresure mampu memberikan peningkatan
kualitas tidur pasien gagal ginjal akhir (ESRD) yang menjalani HD di Ruang Hemodialisa
Rumah Sakit Pelamonia Makassar, terbukti dari 3 kelompok yang diberikan akupresure dengan
titik akupoint yang berbeda mampu meningkatkan kualitas tidur pasien ESRD, dan akan menjadi
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya untuk membandingkan titik akupoint dari terapi
akupresure itu sendiri sebagai titik yang paling efektif dalam meningkatkan kualitas tidur pasien
ESRD.

DAFTAR PUSTAKA
Arab, Z., Shariati, A. R., Asayesh, H., Vakili, M. A., Bahrami-taghanaki, H., & Azizi, H. (2015).
A sham-controlled trial of acupressure on the quality of sleep and life in haemodialysis
patients, 1–5. http://doi.org/10.1136/acupmed-2014-010369
A, Tanvir, S., Butt, G.-U.-D., & Taj, R. (2013). Prevalence of Depression and Anxiety in
Chronic Kidney Disease Patients on Haemodialysis Sohail Tanvir et al Prevalence of
Depression and Anxiety in Chronic Kidney Disease Patients on Haemodialysis Keywords:
Depression and Uremia, Anxiety and Chronic Rena. Inst. Med. Sci, 9(2), 64–67. Retrieved
from http://apims.net/Volumes/Vol9-2/Prevalence of Depression and Anxiety in Chronic
Kidney Disease.pdf
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. (A. Suslia & P. P. Lestari,
Eds.) (8th ed.). jakarta: Salemba Medika.
Chen A. (1993). Effective acupuncture therapy for stroke and cerebrovascular disease. Part III:
prescription for prevention. American Journal of Acupuncture, 21, 30
Cho, Y., & SL, T. (2004). The effect of acupressure with massage on fatigue and depression in
patients with end stage renal disease. Journal of Nursing Research, 12(1), 51 – 9.
Carolina Yunita. (2017). Evaluasi Pemberian Terapi Akupresure dalam MeningkatkanKualitas
Tidur Pasien Gagal Ginjal Tahap Akhir di Ruang Hemodialisa di RS. Stella Maris
Makassar.(Eds. Volm 1-5) Indonesia
Dahlan, M. . (2014). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. deskriptif, bivariat, dan
multivariat dilengkapi aplikasi menggunakan SPSS (Edisi 6). Jakarta: Epidiomologi
Indonesia.
Dandifer J. (1997). Acupressure: For Health, Vitality and First Aid. Element. Rockport.
Elder, S. J., Pisoni, R. L., Akizawa, T., Fissell, R., Andreucci, V. E., Fukuhara, S., … Saran, R.
(2008). Sleep quality predicts quality of life and mortality risk in haemodialysis patients:
Results from the Dialysis Outcomes and Practice Patterns Study (DOPPS. Nephrol Dial
Transplant Journal, 23(3), 998–1004. https://doi.org/https://doi.org/10.1093/ndt/gfm630
Hanly, P. (2004). Sleep apnea and daytime sleepiness in end-stage renal disease. Seminars in
Dialysis, 17(2), 109–114. https://doi.org/10.1111/j.0894-0959.2004.17206.x
J, P., Unruh, M., & Chan CT. (2006). Sleep disorders in end stage renal disease : Markers of
inadequate dialysis. Kidney International, 70 (10)(1687- 93).

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (1), 2021, 14-20 20
Halmina Ilyas, Suradi Efendi, Andi Wahyuni

Kim, K., Lee, M., Kang, K., & Choi, S. (2010). Role of acupressure in symptom management in
patient with end stage renal disease : a systematc review. Journal of Palliative Medicine,
13(7), 885 – 92.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Margaret M. Heitkemper, Bucher, L., & Harding, M. (2014).
Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems (9th ed.).
Missouri: Elsevier Ltd.
Majid. (2014). Pengaruh Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Balai Perlindungan
Sosial Tresna Werda Ciparai. Retrieved from
http://repository.unpad.ac.id/19565/1/Pengaruh-Akupresur-Terhadap-Kualitas-Tidur-
Lansia.pdf
Murtagh, F., Addington-Hall, J., & Higginson, I. (2007). The pravelence of siymtoms in end
stage renal disease : a systematic review. Advances in Chronic Kidney Disease, 14 (1), 82
– 99.
RI, K. K. (2011). Pedoman pembinaan pengobat tradisional: Akupresur bagi petugas kesehatan.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Robinson, T. G., & Carr, S. J. (2002). Cardiovascular autonomic dysfunction in
uremiy,KidneyInternasional,62(6),1921–
1932.https://doi.org/https://doi.org/10.1046/j.1523-1755.2002.00659.xGet rights and
content
Rostand, S. G., Brunzell, J. D., Cannon, R. O., & Victor, R. G. (1991). Cardiovascular
Complications in Renal Failure. Journal of the American Society of Nephrology, 2(6),
1053–1062.
Shariati, A., Jahani, S., Hooshmand, M., & Khalili, N. (2012). The effect of acupressure on sleep
quality in hemodialysis patients. Complementary Therapies in Medicine, 20(6), 417–423.
http://doi.org/10.1016/j.ctim.2012.08.001
Sugiyono, P. D. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: ALFABETA.
Sugiyono, P. D. (2016). Metode penelitian (24th ed.). Bandung: Penerbit Alfabeta
Sun, J., Sung, M., & MY, H. (2010). efectiveness of acupressure for residents of long term care
facilities with insomnia : a randomized contolled trial. Int J Nurs Stud, 47, 798 – 805.
Tyas, S., Rong, J., & Lin, P. (2003). Acupoint massage in improving the wuality of sleep and
quality of life with end stage renal disease. J Adv Nurs, 42, 134 – 42.
Wahyuni, I. (2013). Melatonin dan Melatonin Reseptor Agonist sebagai penanganan insomnia
Primer Kronis. E-Jurnal Medika Udayana 2, 2, 1–4. Retrieved from
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/artcle/view/5116
Wilson, C., & Mellor, M. (2008). Atlas Acupuncture (second edi). Philadelphia: Churchill
Livingstone Elsevier.

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)

Anda mungkin juga menyukai