NIM : 1804107010004
PRODI : TEKNIK GEOFISIKA
MATA KULIAH : GEOMATIKA
II. Selanjutnya, add data topografi yang di download dari web earthexplorer. Untuk
menggabungkan data raster topografi tersebut, aktifkan terlebih dahulu:
Klik arc toolbox di menu Geoprcessing,
lalu pilih arc toolbox.
Pada pilihan arc toolbox tersebut, pilih Data Management Tools -> Raster ->
Raster Dataset -> Mosaic to New Raster
Pada kolom input raster, input data raster yang ingin digabungkan. Pada
kolom Output Location, pilih folder tempat penyimpanan data raster yang
akan digabungkan.
Isikan nama data raster hasil penggabungan pada kolom Raster Dataset
Name With Extension.
Setelah itu tekan OK. Tunggu proses penggabungan dan remove data raster yang
pertama kali diinput, sehingga menyisakan data raster yang digabungkan tadi.
III. Berikutnya ialah penggabungan data raster dengan shp kabupaten asal tadi. Pada
arc toolbox, lakukan langkah-langkah seperti berikut:
pilih Data Management Tools
kemudian klik Raster -> Raster Processing -> Clip.
Input data raster pada kolom Input Raster.
Lalu input data shp kabupaten pada kolom Output Extent.
Centang “Use Input Features for Clipping Geometry”.
Lalu klik OK dan tunggu prosesnya. Remove data raster yang sebelumnya,
sehingga menyisakan data raster yang sudah dilakukan clipping.
IV. Kita bisa merubah warna dari data raster tersebut, dengan langkah-langkah seperti
berikut:
klik kanan pada data raster -> Properties -> Symbology -> Classified ->
Color Rump
Ubah warna sesuai yang diinginkan.
V. Langkah berikutnya ialah menambahkan hillshade pada data raster tersebut. Dapat
dilakukan dengan:
Terlebih dahulu aktifkan arc toolbox dari menu Geoprocessing.
Selanjutnya, arc toolbox -> Spatial Analyst Tool -> Surface-> Hillshade
Masukkan data raster pada kolom Input Raster, lalu klik OK.
Bawa data hillshade ini ke bawah data raster, supaya data raster tidak
tertutupi oleh data hillshade
VI. Untuk menampilkan data hillshade, kita dapat mengatur tranparansi pada data
raster. Yakni dengan cara:
klik kanan pada data raster -> Properties -> Display.
Pada kolom Transparency ubah menjadi 45 %, klik OK.
VII. Kemudian tambahkan kontur pada data raster topografi dengan cara :
Klik arc toolbox -> Spatial Analyst Tool -> Surface-> Contour.
Input data raster topografi pada kolom Input Raster dan ganti nama data
tersebut pada kolom Output Polyline Features.
Pada kolom Contour Interval, masukkan nilai interval kontur dengan cara
melihat nilai dari data raster topografi yang tertinggi, kemudian dibagi
dengan 10, lalu masukkan angka yang diperoleh ke kolom Contour Interval.
setelah itu klik OK.
IX. Kita juga bisa menambahkan berbagai data shp, seperti jalan dan sungai dengan
cara:
Klik kanan “Layers”, klik add data, lalu pilih data shp jalan dan sungai.
Setelah data shp tersebut di-input, kita akan menyesuaikan persebaran data
shp tersebut dengan peta kontur kita.
X. Langkah pertamanya ialah klik kanan pada data shp (baik itu data shp sungai
maupun data shp jalan) -> Open Attribute Table. Pada pilihan Table Option, klik
Select All
XII. Dengan begitu, langkah pembuatan peta kontur dari data topografi selesai.
Selanjutnya kita bisa masuk pada pembuatan Layout Peta.
III. Berikutnya ialah penggabungan data raster dengan shp kabupaten asal tadi.
Lakukan langkah-langkah berikut:
Pada arc toolbox, pilih Data Management Tools -> Raster -> Raster
Processing -> Clip.
Input data raster pada kolom Input Raster.
Lalu input data shp kabupaten pada kolom Output Extent.
Centang “Use Input Features for Clipping Geometry”.
Lalu klik OK dan tunggu prosesnya.
Remove data raster yang sebelumnya, sehingga menyisakan data raster yang
sudah dilakukan clipping
IV. Langkah selanjutnya ialah : arc toolbox -> Data Management Tools -> Projections
and Transformations -> Raster -> Project Raster. Langkah selanjutnya:
Isi semua kolom dan jangan lupa memilih koordinat yang benar pada kolom
Output Coordinat System.
Lalu klik OK.
Remove data raster sebelumnya.
VI. Kemudian, pada Table of Content di sebelah kiri layar, klik kanan pada data raster
slope -> Properties. Pilih Sumbology -> Classified. Pada kolom Classies pilih
menjadi 5, lalu tekan Classify. Jangan lupa juga untuk mengubah Color Ramp dengan
warna yang diinginkan.
VII. Untuk membuat tampilan peta kemiringan (slope) lebih menarik, kita dapat
menambahkan Hillshade. Selanjutnya:
Buka arc toolbox -> 3D Analyst Tool -> Raster Surface -> Hillshade.
Input data raster dan pilih lokasi penyimpanan, setelahnya klik OK.
Bawa data hillshade ini ke bawah data slope pada bagian Table of Contents,
supaya data slope tidak tertutupi oleh data hillshade.
VIII. Untuk menampilkan data hillshade dengan jelas, atur transparansi pada data slope.
Yaitu dengan:
klik kanan pada data slope -> Properties -> Display.
Pada kolom transparansi, saya menggunakan transparansi sebesar 45%.
Lalu klik Apply, klik OK.
IX. Kita juga bisa menambahkan berbagai data shp, seperti jalan dan sungai. Caranya :
Klik kanan “Layers”, klik add data,
lalu pilih data shp jalan dan sungai.
Setelah data shp tersebut di-input, kita akan menyesuaikan persebaran data
shp tersebut dengan peta slope kita.
X. Langkah pertamanya ialah klik kanan pada data shp (baik itu data shp sungai
maupun data shp jalan) -> Open Attribute Table. Pada pilihan Table Option, klik
Select All.
XII. Dengan begitu, langkah pembuatan peta kemiringan (slope) dari data topografi
selesai. Selanjutnya kita bisa masuk pada pembuatan Layout Peta. Di layout peta,
kita bisa melakukan pengaturan kertas, caranya:
masukkan text, skala, arah mata angin, keterangan peta, dan juga bisa
memasukkan inset peta.
Dengan melakukan langkah XII, tampilan peta kita akan menjadi lebih cantik dan
juga menarik!.