PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
eritrosit. Hemoglobin terdiri dari beberapa rantai protein dan molekul yang
terdiri dari 4 kandungan Haem (berisi zat besi) dan 4 rantai globin (alfa, beta,
gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas utama untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh
cara yang sangat bagus untuk laboratorium dan sangat dianjurkan untuk
Pengambilan darah vena, pada orang dewasa sampel diambil dari salah satu
vena dalam fossa cubitti. Darah yang akan diperiksa jangan sampai membeku,
1
EDTA merupakan antikoagulan yang sangat baik digunakan dalam
EDTA dan oxalat. Darah EDTA sering digunakan sebagai sampel karena
digunakan dalam bentuk cair maupun kering, sedangkan darah oxalat jarang
antikoagulan campuran oxalat yang jarang dijual dan harganya mahal serta
cair sehingga penggunaan oxalat yang dalam bentuk cair dapat mengencerkan
darah yang diperiksa maka hasil kadar hemoglobin akan menurun karena darah
yang encer. Kadar hemoglobin yang menurun akan menyebabkan false rendah
2
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
3
2. Bagi Penulis
oxalat.
F. Keaslian Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Darah
1.1. Definisi
2010).
5
1.2. Komposisi Darah
plasma dan unsur seluler darah terdiri dari sel darah merah
sel darah, serum atau plasma terdiri atas : air (91,0%), protein
melalui paru-paru.
6
2. Hemoglobin (Hb)
terdiri dari 141 molekul asam amino pada rantai alfa, dan 146
mol asam amino pada rantai beta, gama, dan delta (Sutedjo,
2012).
7
5 gram setiap 100 ml dalam beberapa bentuk anemia parah
(Pearce, 2008).
merah
(Arsono, 2016).
8
larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat
distandardkan.
(Gandasoebrata, 2010).
9
mulai dari merah muda 10 %. Kesalahan dalam
2016).
A. Metode Sianmethemoglobin
B. Metode Oxyhemoglobin
10
stabil sehingga photokolorimeter sulit ditera. Nilai
(Arsono, 2016).
C. Metode Alkali
sebagai berikut :
Keterangan :
dengan λ = 540 nm
11
Nilai normal :
Hemoglobin
a. Masalah-masalah klinis
12
2. Aktivitas fisik meyebabkan perubahan kadar
hemoglobin.
hemoglobin.
darah (hemokonsentrasi).
13
pasien dalam keadaan menstruasi atau tidak jika pasien
wanita.
sampel.
2. Tahap Analitik
14
Sudiono (2015) menyatakan bahwa kesalahan pemeriksaan
2016).
3. Antikoagulan
a. EDTA (Ethylene-diamine-tetra-acetate)
itu mengubah ion calcium dari darah menjadi bentuk yang bukan
pengenceran darah, akan tetapi dalam hal terakhir ini perlu sekali
b. Heparin
15
harganya. Heparin sebanyak 1 mg dapat menjaga membekunya 10
c. Natrium sitrat
(Gandasoebrata, 2010).
d. Campuran oxalat
dengan 0,2 atau 0,5 ml larutan itu, kemudian dikeringkan pada suhu
16
adakalanya eritrosi-eritrosit cenderung menggumpal
(Gandasoebrata, 2010).
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Desain Penelitian
dengan jenis studi lintang potong (cross sectional), yaitu penelitian yang
dilakukan pada satu waktu dan satu kali. Penelitian ini memperlakukan setiap
01 HB1
02 HB2
Keterangan :
S : Darah vena
18
HB2 : Kadar hemoglobin dengan darah oxalat
02 E02 O02
03 E03 O03
04 E04 O04
05 E05 O05
r Er Or
Kadar hemoglobin
Pengolahan dan
Analisis Data
19
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Jenis antikoagulan
Kadar Hemoglobin
2. Definisi Operasional
1. Sampel
20
Kriteria inklusi :
menstruasi.
penambah darah.
Kriteria ekslusi :
a. Sampel hemolisis.
(t-1)(r-1) ≥ 15
t = 2 ; (2-1)(r-1) ≥ 15
r – 1 ≥ 15
r ≥ 16
Keterangan :
t : perlakuan
r : ulangan
2. Unit Penelitian
pemeriksaan.
21
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Genuk, Semarang.
2. Waktu Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa data primer. Data primer yaitu hasil
Pemeriksaan dilakukan secara duplo (dua kali pemeriksaan) dan diambil rata-
ratanya.
G. Instrumen Penelitian
1. Informed Concent
2. Data Primer
1. Peralatan
a. Tourniquet
b. Spuit 5 cc
c. Kapas alkohol
d. Kapas kering
e. Hepafix
f. Tabung vial
22
g. Tabung reaksi
i. Pipet tetes
j. Kuvet
k. Spektrofotometri
3. Bahan
a. Darah vena
d. Alkohol 70 %
2. Prinsip Pemeriksaan
yang kemudian akan menjadi Hb sianida oleh KCN. Reaksi warna larutan
H. Prosedur Penelitian
sasaran
5. Menusuk dengan spuit daerah vena mediana cubiti pada sudut 45˚
23
7. Melepaskan torniquet, lalu menutup daerah tusukan jarum dengan
homogenkan.
3) Mengatur λ = 540 nm
Keterangan :
nm
24
Faktor = konsentrasi standar / ∆Abs standar
Nilai normal :
jenis antikoagulan darah EDTA dan darah oxalat terhadap kadar hemoglobin.
digunakan < 30. Jika hasil dari uji kenormalan diperoleh data berdistribusi
normal (p value > 0,05), data kemudian diuji menggunakan uji Independent T
Hasil uji Independent T Test jika p-value > 0,05, maka Ho diterima dan
Ha ditolak, sedangkan jika p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika hasil dari uji kenormalan diperoleh data berdistribusi tidak normal, maka
Rumusan hipotesa :
25
J. Etika Penelitian
penganalisa data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
26
DAFTAR PUSTAKA
Wilkins.
Rineka Cipta.
Saputra, Lyndon., & Dwisang, Evi Luvina. (Eds). (2010). Anatomi dan Fisiologi
27
Lampiran 1. Informed Concent
INFORMED CONCENT
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Nomor Hp. :
Darah Oxalat”.
Semarang,
28
29
30
31