Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

ACARA II

KADAR HOMOGLOBIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : CATUR AJENG F

NIM : E1A021118

KELAS : E / IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
ACARA II

KADAR HOMOGLOBIN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : Untuk mengukur tekanan darah manusia.
2. Hari, tanggal praktikum : Senin, 23 Oktober 2023
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi I FKIP,
Univertas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Hemoglobin merupakan protein yang banyak mengandung zat


besi dan memiliki afinitas terhadap oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin di dalam eritrosit. Dari mekanisme tersebut dapat
berlangsung proses distribusi oksigen dari pulmo menuju jaringan. Pada
hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai
polipeptida yang dinamakan rantai α dan rantai β. Pada rantai α, masing-
masing mengandung 141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai β
masing-masing mengandung 146 rantai asam amino. Sehingga
hemoglobin A dinamai α2β2. Akan tetapi tidak semua hemoglobin dalam
darah dewasa normal merupakan hemoglobin A, sekitar 2,5% hemoglobin
merupakan hemoglobin A2, tempat rantai β diganti oleh rantai δ (α2δ2)
(Ganong, 2001:134 ).
Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang
dibentuk 4 sub unit, masing-masing mengandung suatu gugusan hem yang
dikonjugasi ke suatu polipeptida. Hem adalah turunan porofirin yang
mengandung zat besi (Fe). Hemoglobin menjadi satu dengan oksigen udara
yang terdapat di dalam paru-paru hingga terbentuk yaitu oksihemoglobin,
yang nantinya melepaskan oksigen menuju sel-sel jaringan tubuh. Proses
oksihemoglobin memerlukan besi dalam bentuk ferro di dalam
molekul hemoglobin. Oksigen yang terikat jumlahnya sama dengan jumlah
atom besi. Tiap gram hemoglobin akan mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen..
Maka dari itu besi penting dalam pembentukan hemoglobin, mioglobin, dan
substansi lainnya seperti sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase, dan
katalase (Sawali, 2013).
Meskipun ukurannya kecil, satu eritrsosit mengandung sekitar 250
juta molekul hemoglobin. Karena setiap mlekul hemoglobin berikatan
dengan empat molekul-molekul O2, satu eritrosit dapat mentranspor sekitar
satu miliar molekul-molekul O2. Saat eritrosit melewati antalan-bantalan
kapiler paru-paru, insang, atau organ-organ respirasi yang lain, O2 berdifusi
ke dalam eritrosit-eritrosit dan berikatan dengan hemoglobin. Di dalam
kapiler-kapiler sistemik, O2 berdisosisi dari hemoglobin dan berdifusi ke
dalam sel-sel tubuh (Campbell, 2008: 71).
Hemoglobin mempunyai berat molekul 64.450 dan merupakan
suatu molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida, dimana pada tiap
polipeptida melekat pada gugus heme. Heme adalah suatu turunan porfirin
yang mengandung besi (Fe). Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai
bagian dari globin dari molekul hemoglobin. Adapun fungsi dari
hemoglobin ini adalah sebagai alat transportasi O¬2 serta membawa hasil
akhir proses respirasi CO2. Sintesis Hemoglobin berlangsung dalam
sumsum tulang. Sintesis hemoglobin dimulai pada tahap eritroblast dan
berlangsung hingga tingkat retikulosit dan kemudian menjadi eritrosit matur.
Sel darah muda yang telah keluar dari sumsum tulang tetap membentuk
hemoglobin pada hari berikutnya. Sintesis tersebut dimulai dari kondensasi
glisin dan suksinil koenzim A (CoA) dibawah aksi enzim kunci δ-
aminolevulinic acid sintetase (ALA-sintetase) untuk membentuk ALA
(Amino Levulinic Acid) selanjutnya ALA mengalami dehidrasi menjadi
phorphobilinogen oleh enzim ALAD (ALA Dehidratase). Setelah melewati
beberapa tahapan reaksi, senyawa phophobilinogen mengalami perubahan
bentuk menjadi protoporfirin. Salah satu senyawa protoporfirin, yaitu
protoporfirin IX akan berikatan dengan Fe membentuk heme. Heme
bereaksi dengan globin dimana 4 molekul heme berikatan dengan satu
molekul globin dan ion logam Fe¬2+ dengan bantuan enzim ferrochelatase
membentukhemoglobin (Sadikin, 2001: 101).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Alat tulis.
b. Blood.
c. lanset.
d. Pipet tetes.
e. Seperangkat hemometer.
2. Bahan
a. Alkohol 70 %.
b. Aquadest.
c. HCl 0,1 N.
d. Kapas.
e. Praktikan.
f. Tissue.

D. LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja dari praktikum ini, adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi tabung pengukur Sahli dengan HCl sampai angka 2.
3. Mensterilkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alkohol
70%, kemudian tusuk menggunakan blood lanset.
4. Menghisap darah yang keluar dari ujung jari praktikan dengan pipet
kapiler 20 mm sampai tempat pada garis.
5. Meniupkan darah ke dalam tabung pengukur sampai seluruh darah
tercampur dengan HCl dan biarkan selama 3 menit hingga berwarna
cokelat.
6. Meneteskan aquadest dengan pipet tetes sedikit demi sedikit sambil
diaduk sampai warna cokelat sama seperti warna standart di sebelah
kiri dan kanan tabung pengukur.
7. Membaca dan melihat tinggi permukaan cairan dalam tabung pengukur,
dengan skala gr % yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per
100 ml darah dan bandingkan dengan kadar Hb normal.
8. Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel hasil pengamatan.
9. Membersihkan alat dan bahan yang sudah digunakan.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Table hasil pengamatan
No Nama mahasiswa Jenis kelamin Kadar
hemoglobin

1. Lalu Hartayadi L 14,3 gr/100 ml


2. Erni Suryani P 18 gr/100 ml

3. Cahaya Islamiyah P 14 gr/100 ml

4. Catur Ajeng Febrianti P 14 gr/100 ml

F. PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa terampil dalam


melaksanakan prosedur untuk menentukan kadar Hemoglobin darah pada
manusia. Pada praktikum ini, dalam menentukan besarnya kadar hemglobin
di dalam darah metode yangdigunakan adalah Metode Sahli. Metode sahli
merupakan satu cara penetapan hemoglobin secara visual. Darah diencerkan
dengan larutan HCL sehingga hemoglobin berubah menjadi hematin asam.
Untuk menentuan kadar hemoglobin,dilakukan dengan cara mengencerkan
larutan campuran tersebut dengan aquadest sampai warnanya sama dengan
warna batang gelas standar.
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan
hematin asam. setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian
diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan
mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar.
Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk
menghitung indeks eritrosit. Prinsip yang digunakan dalam percobaan
ini adalah dimana hemoglobin diubah menjadi asam hematin, kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat
tersebut. Metode Sahli banyak digunakansebagai metode rujukan,
walaupun cara ini tidak 100% tepat. Kelemahan dari
metode ini adalah berdasarkan kenyataan bahwa asam hematinbukanlah
merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter sangat sulit untuk
dijadikan standar pengukuran, selain itu tidak semua macam hemoglobin
dapat diubah oleh hematin, misalnya:karboxyhemoglobin, methemoglobin
dansulfahemoglobin (Campbell, 2004).
Uji hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting
dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu
protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu
mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke
paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya
kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja
berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi
kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara
maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor
lingkungan (Mescher,2010).
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein
sederhana yaitu globin dan radikal prostetik yang berwarna, yang disebut
heme. Protein ini terdapat dalam butir-butir darah merah dan dapat
dipisahkan daripadanya dengan carapemusingan. Berat molekulnya yang
ditentukan dengan ultrasentrifuge sebesar 68.000. Ini adalah protein pertama
yang diperoleh dalam bentuk hablur. Hemoglobin merupakan protein
pembawa oksigen dalam darah. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gr
hemoglobin. Kadar hemoglobin adalah jumlah K3Fe (CN)6 akan diubah
menjadi methemoglobin yang kemudian diubah menjadi hemoglobin sianida
(HiCN) oleh KCN dengan batas ambang berat bila Hb < 8 gr/dl, anemia
ringan jika Hb > 8 – 11 gr/dl dan normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl. Kadar
hemoglobin pada darah dikatakan anemia apabila kadar Hb dasar pada pria
<13 gr/%, wanita < 12 gr/% dan pada ibu hamil < 11 gr/% (Mescher,2010).
Berdasarkan data hasil pengamatan tentang kadar Hemoglobin
(Hb) yang telah di peroleh dari keenam sampel dengan 3 sampel laki-laki
dan 3 sampel perempuan, ternyata kadar Hemoglobin yang di dapat tidak
sesuai dengan ketetapan normal kadar hemoglobin. Normanya jumlah Hb
pada wanita adalah 13,8 gr/100ml darah dan 15,4 gr/100 ml darah pada laki-
laki (Kusmiati, 2015). Pada sampel yang telah di amati kadar hemoglobin
wanita sampel pertama adalah Arilda dengan Hb 10 gr/100 ml darah yang
berada dibawah normal, hal ini disebabkan kondisi praktikan yang sedang
mengalami menstruasi sehingga sangat mempengaruhi kadar Hbnya. Pada
sampel wanita ke dua yaitu Dian memiiki Hb 13 gr/100 ml darah yang masih
dalam batas normal. Sedangkan pada sampel wanita ke tiga memiliki kadar
Hb 12,1 gr/100ml darah yang juga masih mendekati normal. Pada
pengamatan kadar hemoglobin sampel yang telah diamati kadar
hemoglobin sampel laki-laki pertama yaitu Sigit 14gr/100 ml darah yang
hampir mendekati normal, sampel laki-laki ke dua yakni dani memiliki Hb
12,2 gram/100ml darah dan sampel laki-laki ke tiga yakni aidil memliki
kadar Hb 12 gram/100ml darah yang berada jauh dibawah normal. Dari
semua sampel yang telah di amati kadar hemoglobin mereka belum
mencapai batas normal hanya mendekati batas normal, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi tubuh ke empat relawan
yang menjadi sampel praktikum kurang stabil, kemudian kesalahan yang
terjadi pada saat praktikan membaca angka penetapan kadar hemoglobin.
Pada saat menyamakan warna dengan batang standar praktikan terlalu
banyak menambahkan aquades atau terlalu sedikit menambahkan aquades,
sehingga pada saat praktikan membaca penetapan angka kadar hemoglobin
kurang akurat.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat


disimpulkan sebagai berikut:

a. Darah adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah


mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
b. Metode Sahli merupakan satu cara penetapan hemoglobin secara
visual.
c. Untuk dapat menentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan
mengencerkan larutan campuran tersebut dengan aquadest sampai
warnanya sama dengan warna batang gelas standart.
d. Hemoglobin merupakan protein yang banyak mengandung zat besi
dan memiliki afinitas terhadap oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin di dalam eritrosit
e. Uji hemoglobin adalah suatu tes darah yang digunakan untuk
menentukan berapa banyak hemoglobin pasien menderita dalam tubuh-
nya.

2. Saran
Semoga praktikum selanjutnya lancar
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A; Jane B.Reece; Lisa A. Urry; Michael.L.Cain; Stoken A.


Wasserman; Peter V. Minorskey; Robert B. Jakson. 2008. Biologi Edisis
Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Ganong, W. F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.


Mescher, Anthony L. 2010. Histology dasar junqueira. EGC: Jakarta.
Sadikin. 2001. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Gramedia.
Sawali. 2013. Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin Dan Hematokrit Pada
Berbagai
Jenis Itik Lokal Terhadap Penambahan Probiotik Dalam Ransum
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=142301&val=5351.
Diakses pada Senin, 6 Juni 2016 pukul 14.09 WITA.
LAMPIRAN
Soal:
1. Jelaskan fungsi HCl dan aquadest dalam percobaan tersebut!
2. Jelaskan factor-faktor yang berpengaruh terhadap Hb dalam darah
manusia!

Jawaban:
1. HCl dicampur dengan darah agar membentuk hematin yang beerwarna
coklat. Warna kemudian disamakan dengan warna Sahli dengan
menggunakan aquadest sebagai pengencer.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

2. A. Kecukupan Besi Dalam Tubuh


Kecukupan Besi dalam tubuh dibutuhkan untuk produksi hemoglobin,
sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi berperan
dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel
otot. Kandungan ± 0,004 %berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin
yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa
dan sumsum tulang.
B. Metabolism Besi Dalam Tubuh.
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih
dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau
hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome,
hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam
tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan
bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta
enzim hem dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara
25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan
untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan.
Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya
terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam
tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan
dan pengeluaran.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai