Oleh:
Pancasila adalah pengantar falsafah bangsa Indonesia yang menjadi pedoman kaidah
petunjuk perilaku yang baik dan pemersatu pengetahuan hidup bangsa Indonesia. Etika
Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Etika Pancasila
itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika kebajikan, meskipun corak
kedua mainstream yang lain, deontologis dan teleologis termuat pula di dalamnya. Namun,
etika keutamaan lebih dominan karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh,
yaitu kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan.
Pada etika Pancasila tercantum nilai-nilai penting di dalamnya seperti ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan, serta keadilan. Pancasila sebagai sistem etika
mampu terbentuk jika pemerintah serta masyarakat bisa melaksanakan nilai serta sila yang
terdapat pada Pancasila dengan mementingkan asas kesamarataan warga negara.
C. Nilai - Nilai Etika Pancasila sebagai Solusi Problem Bangsa
Sila pertama yaitu manusia yang percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan kepercayaan mereka berdasarkan manusia yang adil dan beradab. Nilai ini
dapat diterapkan untuk menyelesaikan salah satu problem bangsa yaitu korupsi.
Mempercayai Tuhan seharusnya menuntun kita melakukan mana yang baik dan mana yang
buruk. Sehingga meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
kepercayaan kita masing-masing akan mengurangi tindak korupsi yang akan merugikan
bangsa,
Nilai sila kedua salah satunya adalah tidak semena-mena terhadap orang lain.
Penerapan nilai ini sebagai solusi problem bangsa, korupsi, adalah kesadaran para pemilik
kekuasaan untuk tidak semena-mena memakan hak rakyat. Uang yang dikorupsi oleh para
pejabat ini akan menghambat pemerataan kesejahteraan rakyat. Hal ini akan menyebabkan
berkurangnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah. Kesadaran para pejabat untuk tidak
melakukan korupsi akan sangat penting untuk meratakan kesejahteraan rakyat.
Pada sila ketiga menyimpan makna bahwasannya semua penduduk yang mendiami
seluruh pulau yang terdapat di indonesia ini adalah saudara, tidak ada pembeda antara suku
satu dengan yang lain, ras, serta adat istiadat atau kebudayaan sesama suku. Pada sila ini
dapat diterapkan untuk menuntaskan salah satu masalah bangsa yaitu korupsi. Sila ini
dapat menjadi sebuah peringatan bahwasanya seluruh penduduk di indonesia ini berhak
merasakan kemerdekaan jika para pemerintah melakukan korupsi yang menjadi dampak
bagi warga negara maka akan timbul lah kalangan menengah ke atas serta kalangan
menengah ke bawah hal ini dapat memicu terjadinya perbedaan antara satu sama lain
Pada sila ke empat menyimpan makna bahwasanya jika ingin mengambil setiap
keputusan harus disertai dengan musyawara untuk mufakat, tidak hanya mementingkan
diri sendiri dan segelintir golongan saja. Nilai ini dapat diimplementasikan untuk
mengatasi salah satu permasalahan bangsa yaitu masalah perkorupsian. Seperti yang
tersimpan pada makna sila ke empat untuk tidak mementingkan diri sendiri dan segelintir
golongan saja. Kekayaan serta hak hak masyarakat indonesia dipercayakan kepada
pemerintah untuk dikelola bukan untuk dimiliki dan dirasakan sendiri ataupun dengan
golongan nya saja permasalahan korupsi ini berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.
Nilai sila kelima bermakna bahwa seluruh penduduk Indonesia berhak untuk
mendapatkan kehidupan yang layak seperti yang ada dalam amanat UUD 1945, yang
berarti menghargai hak-hak orang lain dan bersikap adil kepada sesama. Implementasi
nilai sila kelima ini sangat diperlukan, khususnya terhadap para pejabat pemerintah.
Tindakan korupsi sangat merugikan, hal ini juga menyebabkan kesenjangan sosial,
pembangunan untuk kepentingan umum juga tidak akan segera selesai dikarenakan adanya
korupsi. Dalam hal tersebut rakyat tentunya merasakan ketidak adilan. Pemerintah
diharapkan mengimplementasikan nilai sila kelima ini dengan cara seperti mementingkan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan bersikap seadil-adilnya terhadap
seluruh rakyat Indonesia, agar dapat menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
Indonesia.
Dalam sistem pemerintahan yang ada di dunia ini pasti tidak luput dari berbagai
macam penyelewengan, baik itu dilakukan dengan sengaja maupun tidak. Salah satu
penyelewengan yang seringkali terjadi di Indonesia dan sekarang ini masih merajalela
yaitu korupsi, tindakan ini bukan hanya melanggar aturan negara tetapi sudah melanggar
ideologi dan prinsip Pancasila. Korupsi dapat dicegah dengan upaya preventif yaitu
dengan meminimalisir, mengatasi, dan mencegah penyebab dari korupsi itu sendiri. Nilai-
nilai yang terdapat dalam Pancasila harus benar-benar diimplementasikan oleh berbagai
aspek mulai dari ruang lingkup yang kecil seperti keluarga, masyarakat, dan ruang lingkup
yang besar yaitu negara dan pemerintah serta institusi pendidikan. Apabila semua aspek
berupaya semaksimal mungkin untuk memberantas tindakan korupsi di Indonesia
diharapkan tindakan korupsi ini tidak terjadi lagi di masa depan dan perlu diadakan suatu
apresiasi baik secara personal maupun apresiasi terhadap lembaga yang sudah berupaya
dalam pemberantasan korupsi agar dapat dijadikan sebagai teladan bagi rakyat Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
Etika, etiket maupun moral sangat penting untuk dimiliki oleh setiap diri sebagai warga
negara. Indonesia adalah negara berlandaskan yang Pancasila, tentu norma-norma dan nilai
moral amat diperlukan di setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada beberapa jenis
aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat seperti etika keutamaan, etika deontologi, dan
etika teleologi. Etika tersebut bisa dijadikan acuan hidup, agar menjadi manusia yang bermoral
serta tertib teratur dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagai warga negara Indonesia kita
memiliki etika Pancasila yang digunakan untuk pedoman kaidah petunjuk perilaku yang baik
dan pemersatu pengetahuan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila sebagai Etika harus
benar-benar diimplementasikan dalam berbagai aspek dalam kehidupan mulai dari keluarga
hingga institusi negara. Apabila diimplementasikan dengan baik, Pancasila adakan dapat
menjadi solusi dari berbagai problem bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Anggun, Dhamma. Etika, Etiket, dan Moral. Etika Buddhis. Diakses dari
https://www.academia.edu/35246544/Etika_Etiket_dan_Moral_docx
Djamil, M. Nasir. Djafar, Massa. (2016). Etika Publik Pejabat Negara dalam Penyelenggaraan
Pemerintah yang Bersih. Sekolah Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional.
Gufron, Iffan Ahmad. (2016). Menjadi Manusia Baik Dalam Perspektif Etika Keutamaan.
Mahasiswa Doktoral Ilmu Filsafat UGM Yogyakarta. 10.24235/jy.v2i1.909.
Irawan, Iwan. (2020). Sila-sila Pancasila Terhadap Tindakan Korupsi. Diakses melalui
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/sila-sila-pancasila-terhadap-tindakan-
korupsi/
Putri, Fannian Sulistiani dan Dewi, Dinie Angraeni. (2021). Implementasi Pancasila Sebagai
Sistem Etika. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru.
Ratnawati, Tina dan Keraf, A. Sonny. (2014). Etika Lingkungan. Jakarta: Universitas Terbuka
Press.
Susilawati. (2020). Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi. 20. 626. 10.33087/jiubj.v20i2.942.
Tim Penyusun. (2016). Pendidikan Pancasila. Jakarta. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia.
Utami, Arwina. (2022). Etika dan Moral. Diakses melalui https://www.pintarnesia.com/etika-
dan-moral/