Anda di halaman 1dari 4

REKOLEKSI KOMUNITAS MATHILDA LEENDERS BULAN JUNI 2022

TEMA : EKARISTI, SAKRRAMEN CINTA KASIH


BAHAN :
1. Luk. 22 :14-20
2. 1 Kor. 11 : 23-29
3. Petuah St. Fransiskus Psl 1 : 12-22 (FAKK Baru hal. 202-204)
4. Konts. No 12-13

JADWAL :
18 Juni 2022
PEMBUKAAN : Seusai Makan Malam

19 Juni 2022
Ibadat PAGI : Pk. 05.30 WIB
Renungan Bersama : Pk. 09.15 WIB
Ibadat Sengsara+Ib. Siang Penutupan : Pk. 11.30 WIB
Ibadat Sore : Pk. 18.30 WIB

INILAH TUBUHKU, YANG


DISERAHKAN BAGI MU,
PERBUATLAH INI MENJADI
PERINGATAN AKAN DAKU

7 Duka Bunda Maria

Awal Doa : 

Ya Allah, datanglah menolong aku,


O Tuhan bersegeralah menolongku.
Kemuliaan kepada Bapa, Putra & Roh Kudus, sekarang, selalu dan sepanjang segala masa, Amin.
Doa sebelum renungan :

Bunda Maria yang aku kasihi, Bundaku, bagilah kesedihanmu kepadaku,


Biarlah aku ikut menanggungnya bersamamu, untuk merenungkan derita & kematian Yesusmu bersamaku. Agar
segala kasih dan kekuatan dalam penderitaanmu, bersama Yesus, Putramu; menjadi bekal bagi kami menjalani hidup
dalam per-ziarahan hidup kami di dunia ini.

Duka ke-1: 'Nubuat Simeon' (Lukas 2 : 34-35) 

Bunda yang berduka, aku turut bersedih karena pedang penderitaan pertama yang menusuk hatimu; pada saat di
Bait Allah, Simeon tua bernubuat bahwa segala kekejaman akan dialami oleh Yesusmu terkasih.

Kau telah mengetahuinya dari Kitab Suci, bahwa kekejaman akan mengakibatkan kematianNya di depan matamu,
diatas kayu salib hina, kehabisan darah, ditolak oleh banyak orang; sedangkan engkau tak berdaya membela atau
menolongnya.

Demi penderitaan hatimu aku mohon padamu, Bundaku, perolehkanlah bagiku rahmat sehingga selama hidup dan
pada saat ajal aku selalu mengingat akan sengsara Yesus, dan kedukaanmu selalu tertanam dihatiku, sebagai
kekuatan kami.

1X Bapa kami, 7X Salam Maria, 1X Bunda Maria yang aku kasihi....... 

Duka ke-2 ; 'Pelarian ke Mesir' (Mat 2 : 13-14) 

Bunda yang berduka. Aku turut bersedih karena pedang penderitaan kedua yang menusuk hatimu; pada saat tak
lama setelah kelahiranNya, puteramu yang tak berdosa terancam kematian, yang dilakukan justru oleh orang-orang
yang akan diselamatkanNya dengan kedatanganNya di dunia ini sehingga dalam kegelapan malam engkau beserta
puteramu dan suamimu St.Josef lari ke Mesir.

Dan engkau, wanita muda yang lemah lembut, telah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan dengan
mengalami banyak kesulitan bersama puteramu yang masih lemah, melalui padang pasir dan kota yang tidak
bersahabat, dan akhirnya, sebagai orang asing yang tidak mengenal siapapun, engkau telah hidup selama bertahun-
tahun dalam kemiskinan dan kehinaan.

Aku mohon, Bundaku terkasih, perolehkanlah bagiku rahmat untuk menderita bersamamu dengan kesabaran hingga
ajal, yang merupakan akhir kehidupan yang menyedihkan ini, sehingga akhirnya aku diperkenankan untuk
menghindari hukuman abadi neraka yang pantas ku peroleh. 
 
1X Bapa kami, 7X Salam Maria, 1X Bunda Maria yang aku kasihi.......

 Duka ke-3: 'Yesus hilang di Yerusalem' (Lukas 2 : 43-45)


 
Bunda yang berduka, aku ikut bersedih karena pedang penderitaan ketiga yang menusuk hatimu; pada saat di
Yerusalem engkau kehilangan puteramu terkasih selama 3 hari.

Tidak melihat belahan hatimu disampingmu dan tidak mengetahui alasan perbuatanNya, dapat kubayangkan dengan
baik, Ratuku terkasih, bahwa selama malam-malam itu engkau tidak dapat tidur dengan nyenyak dan hanya
memikirkan Dia, hartamu satu-satunya.

Demi kepedihan hatimu selama 3 hari yang terasa panjang dan pahit, aku mohon padamu, perolehkanlah bagiku
rahmat agar aku tidak akan pernah kehilangan Tuhanku, selalu berpegang teguh padaNya, sehingga pada saat aku
meninggalkan dunia ini, aku akan disatukan denganNya.

1X Bapa kami, 7X Salam Maria, 1X Bunda Maria yang aku kasihi.......

Duka ke-4:   'Yesus bertemu bundaNya di jalan salib'

Bunda yang berduka, aku ikut bersedih karena pedang penderitaan keempat yang menusuk hatimu; pada saat
engkau melihat puteramu terkasih dijatuhi hukuman mati, diikat dengan tali dan rantai, tubuh tertutup darah dan
luka, dimahkotai duri-duri kasar, jatuh dibawah salib berat yang dipanggulNya di atas pundak terluka, berjalan bagai
domba tak bersalah untuk mati demi cintaNya pada kami.

Matamu memandangNya dan Dia menatapmu, pandangan yang sekejap itu bagaikan beribu-ribu panah yang melukai
hatimu yang manis.
Demi penderitaan yang sangat sedih itu, aku mohon padamu, perolehkanlah bagiku rahmat untuk hidup, sesuai
dengan kehendak Tuhanku dan memanggul salibku dengan suka cita bersama dengan Yesus sampai akhir hayatku.

1X Bapa kami, 7X Salam Maria, 1X Bunda Maria yang aku kasihi.......

Duka ke-5:   'Yesus wafat di kayu salib'  (Yoh 19 : 25-27)

Bunda yang berduka, aku turut bersedih karena pedang penderitaan kelima yang menusuk hatimu; pada saat di
Golgota engkau melihat puteramu Yesus terkasih wafat secara perlahan-lahan di depan matamu, dengan begitu
banyak siksaan dan penghinaan, pada kayu salib hina.
 
Engkau tak berdaya memberikan penghiburan yang terkecil sekalipun seperti yang diberikan pada seorang penjahat
besar yang mendekati ajalnya
.
Bundaku yang paling kukasihi, aku mohon, demi penderitaan yang engkau alami bersama dengan puteramu yang
wafat, dan demi kepedihan yang engkau rasakan terutama pada saat-saat terakhir dimana Dia berbicara padamu dari
atas kayu salib, mengucapkan selamat tinggal dan meninggalkan kami semua dalam diri Yohanes muridNya sehingga
menjadikan kami semua anak-anakmu, dan setelah ketetapan tersebut engkau melihatNya menundukkan kepala dan
wafat; perolehkanlah rahmat dari kekasih tersalibmu agar aku dapat hidup dan mati dengan menyangkal segala hal
duniawi sehingga aku dapat menghabiskan hidupku hanya untuk Allah dan kemudian pada saat memasuki surga
untuk menikmatiNya, dengan saling bertatap muka.

1X Bapa kami, 7X Salam Maria, 1X Bunda Maria yang aku kasihi.......

Duka ke-6:   'Yesus diturunkan dari kayu salib'   (Yoh 19 : 40)

Bunda yang berduka, aku ikut bersedih karena pedang penderitaan keenam yang menusuk hatimu; pada saat engkau
melihat hati manis puteramu ditusuk dengan tombak.

Dia telah wafat bagi manusia yang tidak tahu terima kasih yang setelah kematianNya tidak puas dengan siksaan dan
penghinaan yang telah diberikan kepadaNya.

Demi penderitaan hebat yang telah kau jalani ini, aku mohon padamu, perolehkanlah rahmat bagiku untuk masuk ke
dalam Hati Yesus yang terluka dan terbuka untukku, sehingga di dalam Hati itu, aku dapat merasakan bahwa
disanalah satu-satunya tempat terindah dari kasih, dimana jiwa-jiwa yang mengasihi Allah beristirahat dan hidup di
dalamNya. Aku tidak boleh mengasihi apapun kecuali Allah, perawan tersuci, engkau dapat memperolehkannya
bagiku, aku berharap padamu.

1X Bapa kami, 7X Salam Maria, 1X Bunda Maria yang aku kasihi.......

Duka ke-7:   'Yesus dimakamkan'  ( Yoh 19 : 38-42)

Bunda yang berduka, aku turut bersedih karena pedang penderitaan ketujuh yang menusuk hatimu; pada saat
engkau melihat puteramu yang telah wafat dalam pelukanmu, tidak seindah dan sempurna seperti pada saat engkau
menerimaNya di palungan Bethlehem, tetapi dengan tubuh tertutup darah, pucat dan dikoyak oleh luka-luka sehingga
tulang-Nyapun terlihat; dan engkau kemudian berkata : "Puteraku, puteraku, beginikah kasih memperlakukanMU?"

Pada saat Dia dibawa ke makam, engkau ingin menemaniNya dan meletakkanNya dengan tanganmu sendiri dan
mengatakan salam perpisahan yang terakhir, kemudian engkau meninggalkan hatimu yang penuh kasih terkubur
bersama puteramu.
 
Dengan pengorbanan dan kepedihan jiwamu yang suci, aku mohon, doakanlah aku, o Bunda yang penuh kasih, agar
aku beroleh pengampunan dari Allah atas segala perbuatanku yang menyakiti dan melawan Tuhanku terkasih, yang
kusesali dengan sepenuh hati. Mohon kuatkanlah aku dalam pencobaan, temanilah aku pada saat ajalku,
selamatkanlah jiwaku melalui kemurahan Yesus dan engkau, sehingga pada suatu saat setelah segala sesuatu yang
buruk ini, aku boleh sampai ke surga untuk menyanyikan lagu pujian bagi Yesus dan engkau untuk sepanjang masa.

1X Bapa kami, 7X Salam Maria, 1X Bunda Maria yang aku kasihi....... 

Doa Penutup :
Ya Yesus, Tuhan kami, karena sengsaraMu yang telah dinubuatkan oleh Simeon, pedang penderitaan telah menikam
hati termanis Bunda Maria, Perawan yang terkudus dan termulia.
Anugerahkanlah pada kami yang merenungkan dan menghormati dukanya, agar diperbolehkan menikmati berkat
yang penuh rahmat dari sengsaraMu, karena Engkau yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin

1. Dukacita pertama: Nubuat Simeon (Luk 2:34-35)


Alangkah hebatnya penderitaan hidup ini, andai saja kita mengetahui terlebih dahulu kemalangan-kemalangan yang akan menimpa
kita. Kepada Maria, Simeon mengatakan tentang Putranya: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau
membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri – “ Tuhan Yesus membiarkan semuanya itu terjadi dalam diri Bunda-Nya. Bunda Maria, dalam perjalanan
hidupnya, melihat segala kesengsaraan yang ditanggung oleh Puteranya. Selama 33 tahun, Bunda Maria ikut menanggung derita
Puteranya. Kepada St.Brigitta, Bunda Maria mengatakan bahwa semasa di dunia ini, tak satu detik pun terlewatkan tanpa dukacita ini
mengiris jiwanya. “Mataku bersimbah airmata, dan hatiku didera dukacita.”

2. Dukacita kedua: Melarikan Yesus ke Mesir (Mat 2:13)


Bagaikan seekor rusa yang terluka oleh panah membawa rasa sakit kemana pun ia pergi. Demikian juga Bunda Allah. Ia senantiasa
membawa dukacita karena kenangan terus menerus akan sengsara Putranya. Putranya sendiri merupakan anak panah di hati Maria.
Pedang dukacita kedua yang melukai Bunda Maria ketika malarikan Bayi Yesus dari aniaya Herodes ke Mesir. Malaikat mengatakan
kepada Yusup dalam mimpi: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir.” “Maka Yusup pun bangunlah, diambilnya
Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir.” Adakah penderitaan yang lebih besar dari penderitaan seorang bayi
yang baru dilahirkan, yang masih menyusu pada ibunya, dan ibundanya pula dalam keadaan miskin papa, dipaksa mengungsi
bersamanya? Di mana mereka tinggal dan dari mana mereka mencukupkan kebutuhan sehari-hari?

3. Dukacita ketiga: Hilangnya Yesus di Bait Allah (Luk 2:43-45)


Penderitaan dahsyat yang harus dialami Bunda Maria adalah kehilangan Putranya di Bait Allah. Inilah pedang ketiga yang menembus
jiwanya. Tiap tahun Bunda Maria, bapak Yusuf, dan Yesus pergi ke Bait Allah pada hari raya Paskah. Ketika Yesus berumur 12 tahun,
tanpa sepengetahuannya, tinggal di Yerusalem. Bunda Maria tidak menyadari hal itu. Setibanya di Nasaret, ia tidak mendapati
Putranya. Segera ia kembali ke Yerusalem untuk mencari-Nya, dan setelah 3 hari barulah ia mendapatkan-Nya. Betapa gelisah Bunda
yang berduka ini selama tiga hari selama ia mencari-cari Putranya.

4.Dukacita keempat: Perjumpaan dengan Yersus saat Ia menjalani hukuman mati


Semua ibu pasti merasakan bahwa penderitaan anak-anak mereka adalah penderitaan mereka sendiri. St. Bernardus menyatakan:
“Andaikata segala derita sengsara di seluruh dunia dijadikan satu, masih tidak akan sebanding dengan dukacita Perawan Maria yang
mulia.” Semakin besar kasih Bunda Maria, semakin besar dukacitanya saat sengsara-Nya, teristimewa saat ia berjumpa dengan
Putranya ketika dijatuhi hukuman mati, memanggul salib-Nya ke Golgota. Inilah pedang dukacita keempat yang menembus jiwanya.
Namun, meskipun menyaksikan Putranya yang meregang nyawa akan mengakibatkan dukacita yang dahsyat, Bunda Maria yang
penuh kasih tidak mau meninggalkan-Nya.

5.Dukacita kelima: Yesus wafat (Yoh 19:25)


Kita merenungkan kemartiran Bunda Maria yang lain. Seorang ibu yang melihat Putranya yang tak berdosa disiksa dengan keji dan
dijatuhi hukuman mati di depan matanya. “Dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya.” Suatu pemandangan yang memilukan melihat Putra
menanggung sengsara di atas salib, sementara Bunda-Nya berdiri dekat salib itu. Segala sengsara Yesus adalah juga sengsara Maria.
Bunda maria paling berduka di antara para ibu. Ketika ia memandang Yesus yang meregang nyawa, ia tak mampu melakukan apa pun
demi meringankan Putranya. Demikian juga ketika Yesus berseru: “Aku haus.” Ia tak mampu memberikan setetas air pun untuk
melegakan dahaga-Nya. Namun duka yang paling memilukan ketika ia mendengar keluhan dari atas salib: “Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

6.Dukacita keenam: Lambung Yesus ditikam dan jenazah-Nya diturunkan dari salib (Mat 27:57-59)
Jika kita hendak menyenangkan hati Bunda maria, inilah yang diminta Bunda Maria: “Pandanglah aku dan lihatlah adakah kesedihan
di dunia ini yang seperti kesedihanku, menyaksikan Dia yang adalah jantung hatiku direnggut dariku dengan keji.” Bunda Maria akan
ditembusi oleh pedang dukacita: sebilah tombak dengan keji akan ditikamkan pada lambung Putranya yang telah wafat, dan Bunda
Maria akan menerima-Nya dalam pelukannya setelah jenazahnya diturunkan dari salib.

7.Dukacita ketujuh: Yesus dimakamkan (Yoh 19:40-42)


Melihat Putranya dimakamkan dan tidak akan melihat-Nya lagi merupakan suatu dukacita yang melampaui segala dukacita. Bunda
Maria mengungkapkan kepada St. Brigitta: “Sejujurnya aku katakan bahwa saat pemakaman Putraku, dalam makam yang satu itu
seolah-olah terdapat dua jiwa.”

Anda mungkin juga menyukai