Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

ANALISIS METODE KOMUNIKASI GURU TERHADAP SISWA


BERKEBUTUHAN KHUSUS ( STUDI PADA SEKOLAH LUAR BIASA
HARAPAN IBU KOTA METRO )

Oleh

FAKUR MUHAMAD IQBAL

NPM 1803061012

Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Fakultas Ushuluddin, Adab, Dan Dakwah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

( IAIN ) METRO

TAHUN 1443 H/2022 M

1
2

SKRIPSI

ANALISIS METODE KOMUNIKASI GURU TERHADAP SISWA


BERKEBUTUHAN KHUSUS ( STUDI PADA SEKOLAH LUAR BIASA
HARAPAN IBU KOTA METRO )

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos )

Oleh

FAKUR MUHAMAD IQBAL

NPM 1803061012

Pembimbing I : Rahmah Dwi Nopryana, M.Kom.I

Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Fakultas Ushuluddin, Adab, Dan Dakwah

ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

( IAIN ) METRO

TAHUN 1443 H/ 2022 M


3

ABSTRAK

ANALISIS METODE KOMUNIKASI GURU TERHADAP SISWA


BERKEBUTUHAN KHUSUS ( STUDI PADA SEKOLAH LUAR BIASA
HARAPAN IBU KOTA METRO )

Oleh
Fakur Muhamad Iqbal

Komunikasi merupakan komponen yang penting bagi setiap mahluk hidup,


komunikasi adalah sarat mutlak yang harus dimiliki untuk dapat melakukan
adaptasi. Persoalannya adalah bahwa setiap individu tidak selalu dilahirkan dan
tidak selalu dianugrahi sebuah perkembangan fisik yang sempurna. Dapat dilihat
bahwa tidak jarang dijumpai anak-anak yang memiliki hambatan dalam
berkomunikasi,

Gangguan pada cara berkomunikasi inilah yang mejadi acuan baik untuk orang
tua, guru maupun orang-orang yang berinteraksi dengan mereka, yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang seperti apa mereka berkomunikasi dan
orang-orang juga mengerti bagaimana seharusnya memenuhi kebutuhan mereka,
sehingga mereka dapat memperoleh kesetaraan serta mendapatkan perlakuan yang
serupa dengan orang-orang normal.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : 1) Bagaimana Metode Komunikasi Guru Terhadap Siswa
Berkebutuhan Khusus di SLB Harapan Ibu Kota Metro ? 2 ) Apa Saja Faktor
Pendukung dan Penghambat Guru Saat Berkomunikasi Dengan Siswa
Berkebutuhan Khusus ?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan format data deskriptif, yaitu
dengan menggambarkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta fenomena
yang ada. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : metode
komunikasi yang digunakan guru terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah
luar biasa harapan ibu kota metro yakni :1 ) Metode komunikasi verbal yaitu
komunikaasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara lisan maupun tulisan. 2
) Metode komunikasi nonverbal yaitu isyarat komunikasi yang tidak
menguggunakan kata-kata melainkan menggunakan seperti gerak tubuh, sikap
tubuh, kontak mata, ekspresi wajah dan sentuhan. Hambatan yang diperoleh guru
saat pembelajaran adalah emosional siswa mudah berubah, serta buku-buku yang
diajarkan sama dengan sekolah reguler. Antusias siswa dan oran tua siswa adalah
salah satu faktor pendukung guru untuk selalu lebih baik dalam memberika ilmu.
Kata Kunci : komunikasi, metode, anak berkebutuhan khusus
4

ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fakur Muhamad Iqbal

NPM : 1803061012

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaan Islam

Fakultas : Ushuluddin, Adan dan Dakwah

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil dari penelitian
saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan
dalam daftar pustaka.

Metro, 15 Juni 2022


Yang menyatakan

Fakur Muhamad Iqbal


NPM. 1803061012
5

MOTTO

‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬

َ َ‫ال َذ َّر ٍة خَ ْيرًا يَّ َر ٗۚه َو َم ْن يَّ ْع َملْ ِم ْثق‬


ࣖ ‫ال َذ َّر ٍة َش ًّرا ي ََّر ٗه‬ َ َ‫فَ َم ْن يَّ ْع َملْ ِم ْثق‬

Artinya : “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat
(balasan)-nya”. ( QS Al-Zalzalah : 7-8 )
6

PERSEMBAHAN
Tidak ada kata yang pantas peneliti ucapkan selain rasa syukur kepada
Allan SWT yang telah memberikan keberkahan ilmu kepada sayang sekalu
peneliti. Peneliti mempersembahkan skripsi ini sebagai ungkapan rasa hormat dan
cinta kasih yang tulus kepada :
1. Kedua Orang Tua, ( Bapak Bakrudin dan Ibu Sulaesih ) yang sangat saya

sayangi dan cintai, sosok yang senantiasa memberikan semangat, yang

membesarkan saya, mendidik dengan kesabaran serta kasih sayang dan

berkat doa beliaulah saya mampu melalui perjuangan menempuh

pendidikan sampai kepada tahap ini. orang tua yang selalu memberikan

dukungan dan membiayai saya hingga selesainya jenjang pendidikan ini.

2. Segenap Pimpinan Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Metro, Dr. Siti

Nurjanah, M.Ag. Rektor IAIN Metro, Dr. Akla, M.Pd, Dekan Fakultas

Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Dr. Astuti Patminingsih, S.Ag., M.Sos. I

Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah memberikan

kelancara dan kemudahansehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Dosen Pembimbing, Ibu Rahmah Dwi Nopryana yang senantiasa sabar

dan teliti dalam membimbing dan merevisi skripsi ini sampai akhir.

4. Sahabat-sahabat saya, Ahya Asyifa, Maya Aulia Sondari, Resa Renjani,

Ahmad Maulana Kahfi, Luluk Diah Parawansa, Ardyanto, Wida Dahyanti

yang telah memberikan motivasi serta bantuannya dari awal perkuliahan

sampai pada skripsi ini selesai. Serta teman-teman KPI 2018, terkhusus

kelas A atas kebersamaan nya sejauh ini.


7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik, hidayah dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Penulisan
skripsi ini adalah bagai dari salah satu bagian dari persyaratan menyelesaikan
pendidikan Progran Sarjana, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN
Metro guna memperoleh gelar S.Sos.

Upaya penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karnanya penulis mengucapkan terimakasih
kepada Dr. Situ Nurjanah, M.Ag. Rektor IAIN Metro, Dr. Akla, M.Pd., Dekan
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Dr. Astuti Patminingsih, S.Ag., M.Sos.
I., Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Rahmah Dwi Nopryana,
M.Kom.I selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan yang sangat
berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi. Penulis ini juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan IAIN Metro
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan sarana prasarana selama penulis
menempuh pendidikan.

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan lapang dada. Dan akhrinya semoga hasil skripsi yang telah
dikerjakan kiranya dapat bermanfat bagi pengembangan ilmu kounikasi dan
Penyiaran Islam.

Metro, 14 Juni 2022


peneliti

Fakur Muhamad Iqbal


NPM. 1803061012
8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap keluarga pasti menginginkan dan memimpikan mempunyai

keturunan yang baik, cerdas, dan mampu melakukan sosialisasi terhadap

dunia luar. Keluargalah yang menjadi penyokong utama untuk dapat

memberikan pembelajaran, bimbingan, dan membentuk cara pandang anak

terhadap nilai-nilai dalam bermasyarakat. Keluarga juga lah yang seharusnya

menanamkan nilai-nilai yang dibutuhkan anak menggunakan sebuah pola

komunikasi yang baik, sehingga nantinya tercipta keharmonisan dalam suatu

hubungan, serta pesan dan nilai-nilai yang ingin di sampaikan dapat diterima

dengan baik.

Komunikasi juga merupakan komponen yang penting bagi setiap mahluk

hidup untuk melangsungkan keberlangsungan hidup mereka. Dalam setiap

persoalan yang dihadapi baik manusia ataupun organisme lainnya,

komunikasi adalah sarat mutlak yang harus dimiliki untuk dapat melakukan

adaptasi. Ketika kemampuan berkomuniksi mahluk hidup atau seseorang

terganggu atau bahkan tidak memikili kemampuan dalam berkomunikasi,

maka itu akan menghambat mereka untuk bisa selamat dalam menjalankan

hidup bermasyarakat.1

Persoalan sebuah komunikasi yang dilakukan antar individu tentu banyak

sekali kondisi yang dapat membantu efektif atau tidak efektifnya sebuah
1
Alhafid Syamsul Bahri, pola komunikasi antarpribadi guru dan siswa berkebutuhan
khusus dalam mengembangkan kemandirian ( studi di SLB Tunas harapan balaikemang lawu
timur ), UIN Alaudin, makasar, 2018, hlm.2
9

komunikasi itu dibangun. Syarat paling mutlak yang menentukan jalannya

sebuah komunikasi yang baik dan efektif diantaranya kondisi sang

komunikator dan sang komunikan memenuhi kesempurnaan pada reseptornya

( indra )2. Persoalannya adalah bahwa setiap individu tidak selalu dilahirkan

dan tidak selalu dianugerahi sebuah perkembangan fisik atau psikis yang

sempurna. Pada anak-anak yang mempunyai keterbatasan dalam

berkomunikasi, dalam hal ini disebabkan oleh penghambatan perkembangan

fisik atau psikis tentu menyebabkan perbedaan gaya komunikasi.

Dapat dilihat, bahwa tidak jarang dijumpai anak-anak yang memiliki

hambatan dalam berkomunikasi, baik yang mereka derita sejak lahir ataupun

yang mereka derita saat dalam perjalanan aspek perkembangannya. Opini

umum memiliki pendapat bahwa komunikasi yang terbaik melalui lisan dan

merupakan cara paling efektif dalam melakukan sebuah komunikasi antar

individu. Maka yang menjadi sebuah permasalahan yang sangat mendasar

ketika ternyata seorang anak dalam aspek perkembangan nya memikili

kekurangan dalam berkomunikasi secara verbal atau tidak normal dalam

berkomunikasi. Kondisi ini semakin sulit ketika orang tua tidak memiliki

usaha keras mencarikan jalan keluar untuk anak mereka agar memiliki hidup

yang selayaknya dimiliki anak-anak normal lainnya dengan segala

keterbatasan berkomunikasi yang mereka miliki.

Terlahir sebagai individu yang memiki kebutuhan khusus mereka perlu

mendapatkan perlakuan yang sama terkait hak-hak mereka seperti individu

2
Fatma Laili Khoirun Nida, At-Tabsyir, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam,
Komunikasi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2013, hlm.166
10

normal lainnya. Pengakuan Dunia Internasional atas eksistensi anak-anak

yang memiliki keterbatasan khusus diwujudkan dalam bentuk Deklarasi

Jenewa pada 20 November 1989 yang disusun oleh Majelis Umum PBB

dengan dibantu oleh UNICEF. Tercatat terdapat 193 Negara di dunia,

termasuk indonesia menandatangani Konvensi Hak Anak ( KHA ). Tertuang

dalam Pasal 2 ayat 1 Konvensi Hak Anak :

“Negara-negara peserta akan menghormati dan menjamin hak-hak yang


dinyatakan dalam konvensi yang sekarang bagi setiap anak yang berada
diwilayah hukum mereka tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa
memandang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik
atau pandangan-pandangan lain, asal-usul kebangsaan etnik atau sosial, status
kepemilikan, cacat atau tidak, kelahiran atau status lainnya baik dari si anak
sendiri atau dari orang tua atau dari walinya yang sah”.3

Deklarasi tersebut menyebutkan bahwa anak-anak memiliki hak yang

sama termasuk anak-anak berkebutuhan khusus ( ABK ) harus mendapatkan

hak kesetaraan yang sama dalam masyarakat, terbukti tidak sedikit sekolah-

sekolah yang menerima mereka sebagai siswa sama hal nya dengan siswa

yang lainnya.

Bentuk sportifitas pada anak berkebutuhan khusus adalah bagaimana

menciptakan lingkungan yang kondusif, Masyarakat harus lebih banyak

diberika pengetahuan terkait apa dan bagaimana memperlakukan anak-anak

berkebutuhan khusus dilingkungan sekitar mereka. Lingkungan yang positif

membantu mereka dalam perkembangan diri menuju menjadi sebuah

perbaikan, sama hal nya dengan anak-anak normal diluaran sana anak-anak

berkebutuhan khusus juga memiliki masa depan mereka sendiri.

3
PBB 1989. hlm.2
11

Undang-undang Republik Indonesia Pasal 54 Nomor 39 Tahun 1999

juga menyebutkan perihal hak untuk Anak Berkebutuhan Khusus.

"Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan,
pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya Negara, untuk
menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan
rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara”.4

UU RI memiliki prinsip bahwa setiap anak memiliki hak mereka atas

pendidikan tak terkecuali juga untuk anak-anak yang berkebutuhan secara

khusus, dengan adanya sekolah-sekolah yang saat ini ada yang menggunakan

sistem inklusif.

Sekolah inklusif merupakan sekolah reguler yang menerima siswa

berkebutuhan khusus dan menyediakan sistem layanan pendidikan yang

sesuai untuk anak reguler dan siswa yang berkebutuhan khusus. Sekolah

inklusif mulai menerima siswa berkebutuhan khusus pada level tertentu,

seperti autis dan down syndrome. Dan siswa berkebutuhan khusus dengan

level seperti Buta, Tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, masih banyak

bersekolah di Sekolah Luar Biasa ( SLB ) karena memiliki peralatan yang

lebih lengkap dan sesuai untuk mereka.5

Selain membantu orang tua dalam memberikan nilai-nilai sosial, sekolah

juga membuka peluang siswa yang memiki kebutuhan khusus ini sebuah

masa depan. Maka dengan demikian mereka sudah diberika pilihan mereka

sendiri untuk bisa mengenyam pendidikan baik itu pada pendidikan khusus

4
UU Republik Indonesia No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, hlm.14
5
Imam Yuwono, H. Utomo, Pendidikan Inklusi, ( Yogyakarta : CV. Budi Utama,
2021 ), hlm. 1
12

ataupun pendidikan yang bersifat reguler yang sudah menerapan sistem

inklusi.

Berdasarkan perspektif agama, mereka yang memiliki keterbatasan harus

mendapatkan kesejahteraan dari segi apapun, kelayakan hidup, kesejateraan

dalam pendidikan serta memiliki andil dalam bermasyaraka. Allah SWT

menyebutkan hal itu dalam firman nya pada Surat An-nissa ayat 9.

       

       

Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang


seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar”. ( QS. An-Nissa : 9 )6

Berdasarkan ayat tersebut sebagai manusia yang terlahir normal harus

belajar dan harus lebih terbuka perihal mereka yang memiliki keterbatasan

baik fisik maupun mental. Mereka harus memiliki hak-hak yang sama dengan

orang-orang normal lainnya diluar sana, karna semua mahluk hidup bebas

menentukan masa depan mereka dan sebagai manusia yang terlahir dengan

kondisi sehat dan normal seharusnya membantu dan menuntun mereka untuk

mencapai masa depan nya.

Di indonesia sejauh ini upaya pemerintah untuk menyejahterakan siswa

berkebutuhan khusus ini adalah dengan mengadakan pelayanan

perkembangan yang banyak di temui sebagai Sekolah Luar Biasa ( SBL ) dan

6
Al-Qur’an, An-Nissa ayat 9
13

beberapa tahun terakhir juga tidak sedikit sekolah-sekolah leguler

mewujudkan alternatif pendidikan untuk bersama ( Learning For All )7.

Siswa berkebutuhan khusus memiliki varian hambatan yang tidak serupa

antar siswa yang satu dengan yang lainnya dalam segi perkembangan mereka.

Banyak nya hambatan yang mereka alami dalam gangguan pada cara

berkomunikasi inilah yang mejadi acuan baik untuk orang tua, guru maupun

orang-orang yang berinteraksi dengan mereka. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan gambaran tentang seperti apa mereka berkomunikasi dan orang-

orang juga mengerti bagaimana seharusnya memenuhi kebutuhan mereka

dalam berinteraksi sehingga mereka dapat memperoleh kesetaraan serta

mendapatkan perlakuan yang serupa dengan orang-orang normal saat

berinteraksi dalam bermasyarakat pada umumnya.8

Berdasarkan pengamatan awal atau pra-survei, fenomena yang di dapat

adalah menganalisis seperti apa Metode Komunikasi yang dilakukan atau

diterapkan guru terhadap siswa berkebutuhan khusus agar materi dan pesan-

pesan yang ingin disampaikan dapat direspon sebagaimana semestinya . Dan

guru harus lebih mengetahui bagaimana siswa tersebut berkomunikasi,

apakah cukup hanya menggunakan bahasa verbal, atau lebih menekankan

dengan menggunakan bahasa non-verbal, agar siswa bisa merespon dengan

baik materi yang disampaikan.

Fenomena itulah yang menjadi landasan dalam penelitian ini, yaitu

menganalisis bagaimana metode komunikasi serta mengetahui apa apa saja


7
Fatma Laili Khoirun Nida, At-Tabsyir, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam,
Komunikasi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2013, hlm.166
8
Ibid
14

hambatan atau gangguan yang di alami oleh penyelenggara didik untuk

penyampaikan pesan yang akan di berikan dalam hal ini berada di SLB

Harapan Ibu yang terletak Jl. Cempaka No.40 A, Yosomulyo, Kec.Metro

Pusat, Kota Metro, Lampung, yang telah didirikan sejak tahun 2015. Namun

dalam penelitian ini penulis hanya membatasi dalam ruang lingkup metode

dan hambatan seorang guru saat berkomunikasi dengan anak murid yang

memiliki kebutuhan khusus.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian, maka pertanyaan

penelitian meliputi :

1. Bagaimana Metode Komunikasi Guru Terhadap Siswa

Berkebutuhan Khusus di SLB Harapan Ibu Kota Metro ?

2. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Saat

Berkomunikasi Dengan Siswa Berkebutuhan Khusus ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang

akan peneliti capai adalah :

a. Untuk mengetahui metode komunikasi antara guru dan siswa

berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran di SLB Harapan Ibu

Kota Metro ?
15

b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat guru

saat berkomunikasi dengan siswa berkebutuhan khusus saat

pembelajaran ?

B. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak ilmu

pengetahuan kepada Mahasiswa/i terutama di Fakultas Ushuluddin,

Adab, Dan Dakwah IAIN Metro, dan diharapkan dapat menjadi

tambahan ilmu, bagaimana kita bisa melayakkan kehidupan para siswa

yang memiliki kebutuhan secara khusus dilingkungan sekitar kita.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan ataupun masukan

bagi para penyelenggara pendidikan yang menyampaikan materi atau

praktek.

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan meruapakan suatu sumber acuan berupa penelitian

pada jurnal, Bulettin, skripsi dan semacamnya. Penelitian relevan ini sendiri

bertujuan menemukan persamaan dan perbedaan penelitian yang sedang

dibahas. Saat ini peneliti telah menemukan beberapa penelitian yang

berkaitan dengan Analisis Metode Penelitian Terhadap Guru Dan Siswa

Berkebutuhan Khusus, sebagai berikut :

Siti Nurjana ( 2019 ) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam, Intitut Agama Islam Negeri Ponorogo, berjudul


16

Komunikasi Interpersonal Antara Guru Dan Siswa Tunarungu Dalam

Mengembangkan Keterampilan ( Studi Kasus Di Sekolah Luar Biasa

Tunarungu Pertiwi Bangunsari Ponorogo ). Sama-sama meneliti bagaimana

komunikasi dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Sedangkan

perbedaannya siti nurjanah meneliti di bangunsari ponorogo, sedangkan

peneliti di Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Metro.9

M. Syaghilul Khoir ( 2014 ) Fakultas Ushuluddin adab dan Dakawah,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, berjudul Pola Komunikasi Guru dan Murid Di SLB-B Frobel

Montessori Jakarta timur. Sama-sama meneliti seperti apa cara berkomunikasi

guru kepada siswa berkebutuhan khusus, sedangkan perbedaannya M.

Syaghilul Khoir melakukan penelitian di SLB-B Frobel Montessori Jakarta

timur, sedangkan peneliti melakukan penelitian di SLB Harapan Ibu kota

Metro. 10

Syamsul Bahri Alhafid ( 2018 ), Fakultas Dakwa Dan Komunikasi,

Universitas Negeri Islam Alauddin Makasar, dengan judul Pola Komunikasi

Antarpribadi Guru dan Siswa Berkebutuhan Khusus Dalam Menumbuhkan

Kemandirian ( Studi di SLB Tunas Harapan Balaikembang Luwu Timur ).

Sama-sama meneliti terkait seperti apa komunikasi yang di pakai guru kepada

siswa berkebutuhan khusus. Bedanya Syamsul Bahri Alhafid meneliti pada

9
Siti Nurjanah, “Komunikasi Interpersonal Antra Guru Dan Siswa Berkebutuhan Khusus
Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial ( Studi Kasus Di SLB Tamarungu Pertiwi Bagunsari
Ponorogo )”. Skripsi, Istitut Agama Islam Negeri Ponorogo, Ponorogo, 2020.
10
M. Syaghilul Khoir, “Pola Komunikasi Guru Dan Murid Di Sekolah Luar Biasa ( Slb-B
) Frobel Montessori Jakarta Timur”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2014.
SLB Tunas Harapan Balaikembang, sedangkan peneliti melakukan penelitian

pada SLB Harapan Ibu Kota Metro.11

Kiki Rahayu ( 2019 ), Fakultas Ilmu sosial Ilmu Politik, Jurusan Ilmu

Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang, dengan judul Aktivitas

Komunikasi Non-verbal Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam Proses Belajar

Mengajar ( Studi Pada Guru SDLB-N Kedungkandang ). Sama-sama meneliti

terkait seperti apa komunikasi antara guru dan siswa berkebutuhan khusus,

bedanya Kiki Rahayu Pada SDLB-N Kedungkandang, sementara penetiliti

melakukan penelitian pada SLB Harapan Ibu Kota Metro.12

11
Syamsul bahri Alhafid, “Pola komunikasi antarpribadi guru dan siswa berkebutuhan
khusus dalam menumbuhkan kemandirian ( studi di SLB tunas harapan balaikembang luwu
timur )”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin, Makasar, 2018.
12
Kiki Rahayu, “Aktivitas Komunikasi Nonverbal Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam
Proses Belajar Mengajar ( Studi Pada SLB-N Kedungkandang )”, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang, 2018.

17
BAB II

LANDASAN TEORI

A. METODE KOMUNIKASI

1 Pengertian Metode Komunikasi

Pengertian metode menurut bahasa, Metode berasal dari bahasa yunani

Methodos yang merupakan kombinasi dari kata meta ( melalui ) dan hodos

( jalan ), dalam Bahasa Inggris metode berarti methode yang berarti cara.

Metode juga diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam

proses penelitian. Metode juga berarti cara mengkaji kebenaran dalam ilmu

pengetahuan manusia.

Komunikasi merupakan sebuah penyampaian pesan atau sebuah transfer

informasi, dari pengirim pesan ( massage ) yang memiliki peran sebagai

komunikator dan dikirimkan kepada penerima yang berperan sebagai

komunikan. Dalam sebuah transfer informasi itu bertujuan untuk saling

mendapatkan pengertian antara komunikator dan komunikan yang terlibat

didalamnya. Karna memang makna dari komunikasi sangat luas, tentunya

setiap orang berbeda-beda dalam memaknai sebuah komunikasi.13

Menurut definisi Shanon dan Weaver, Komunikasi adalah bentuk

interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau

tidak disengaja. Tidak terbatas bentuk komunikasi menggunakan bahasa

verbal tapi juga dalam bentuk ekspresi muka, lukisan dan teknologi. 14

13
Syamsul Bahri Alhfid, pola komunikasi antarpribadi guru dan siswa berkebutuhan
khusus dalam mengembangkan kemandirian ( studi di SLB Tunas harapan balaikemang lawu
timur ), UIN Alaudin, makasar, 2018, hlm.12
14
Ponco Dewi Karyaningsih, ilmu komunikasi, ( yogyakarta : Samudera biru,
2018 ), hlm. 3

18
19

Sedangkan David B Kerlo berpendapat bahwa Komunikasi sebagai instrumen

interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain

juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan

keseimbangan masyarakat.15

Berdasarkan dua definisi terpisah diatas dapat diambi kesimpulan bahwa

metode komunikasi adalah cara atau teknis teratur yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator ( pengirim pesan ) kepada komunikan

( penerima pesan ) agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan

dan direspon dengan baik sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Ada beberapa jenis komunikasi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu

menyampaikan suatu pesan atau informasi. dan berikut jenis-jenis metode

komunikasi :

a. Jenis-Jenis Metode Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari

kehidupan, baik antar pribadi, kelompok ataupun organisasi.

Kelengkapan panca indera juga menjadi faktor pendukung yang tak kalah

penting demi terjadinya sebuah komunikasi yang efektif. Akan tetapi

tidak semua manusia terlahir dengan keadaan fisik dan psikologis yang

normal, dimana ketidaksempurnaan itu bisa kita sebut dengan ketunaan,

dan hal ini dianggap sebagai faktor penghambat sebuah komunikasi.

Tidak berlebihan tampaknya jika memang kebutuhaan anak-anak

seperti ini harus segera dipenuhi, karena kemampuan berkomunikasi

merupakan faktor terpenting dalam menjalankan hidup bermasyarakat.


15
Ibid, hlm. 3
20

Dalam sebuah metode komunikasi yang dilakukan guru terhadap siswa

berkebutuhan ini tidak bisa dilepaskan dari yang namanya komunikasi

Verbal dan Non-verbal :

A. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikaasi yang menggunakan

kata-kata, baik itu secara lisan maupun tulisan. Komunikasi ini

banyak digunakan antar manusia, untuk mengungkapkan sebuah

perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, data, dan informasi serta

menjelaskan nya, saling bertuka fikiran dan perasaan, saling

berdebat, dan bertengkar.16 Manusia dalam berkomunikasi selain

menggunakan kode verbal ( bahasa ) juga memakai kode non-verbal.

Kode non-verbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam

( silent lenguage ). Komunikasi verbal sendiri dasarnya menekankan

interaksi bahasa menjadi alat utama dalam sebuah komunikasi antar

pribadi. Bahasa di tunjukkan sebagai kode, simbol, yang digunakan

dalam membentuk pesan-pesan verbal17.

Dalam proses komunikasi paling tidak ada tiga unsur :

komunikator, media dan komunikan. Para pakar komunikasi

menjelaskan bahwa komunikasi tidak hanya informatif, yaitu agar

orang lain mengerti dan faham, tapi juga persuasif, yaitu agar orang

lain mau menerima ajaran dan informasi yang disampaikan,

16
Desak Putu Yuli Kurniati, Modul Komuniksi Verbal Dan Non Verbal ( Universitas
Urdayana, 2016 ), hlm. 7
17
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2016 ),
hlm. 111
21

melakukan kegiatan atau perbuatan. Meskipun Al-Qur’an secara

spesifik tidak tidak membicarakan masalah kmunikasi, namun jika

diteliti ada banyak ayat al-Qur’an yang memberika gambaran umum

prinsip-prinsip berkomunikasi :

a Qoulan Baligha

Didalam Al-Quran kata qoulan baligha hanya disebutkan

sekali, yaitu dalam surat An-Nisa’: 63

      


      
  

Artinya : “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah


mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran,
dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada
jiwa mereka”. ( QS. An-Nisa’ : 63 )18

Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai, mengenai

sasaran, atau mencapai tujuan. Bila dikaitkan dengan qoul

( ucapan atau komunikasi ), baligh berarti fasih, jelas

maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa yang

dikehendaki. Karena itu, prinsip qoulan baligha dapat

diterjemahkan menjadi prinsip komunikasi yang efektif.

b Qoulan Karima

Dalam Al-Quran terdapat satu ayat yang memuat

redaksi qaulan karima, yaitu pada surat Al-Isra : ayat 23.

18
Al-Qur’an, An-Nisa’ Ayat 63
22

      


     
      
       

Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya


kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika
salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia”. ( QS. Al-Isra : 23 )19

Qoulan karima dalam bahasa arab artinya perkataan yang

mulia. Ayat ini memberika petunjuk bagaimana cara

berperilaku berkomunikasi secara baik, lembut yang disertai

dengan sikap sopan santun, hormat, ramah, tamah, dan

bertatakrama. Dapat menempatkan dengan siapa lawan kita

berkomunikasi.

Meskipun Al-Qur’an secara spesifik tidak membicaran

masalah komunikasi, namu jika kita telit ada beberapa ayat

yang memberikan gambaran umum prisip-prinsip komunikasi.

c Qoulan Masyura

Istilah qoulan masyura hanya satu kali disebutkan di

dalam Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Al-Isra Ayat 28 :

      


     

Artinya : “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk


memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka
19
Al-Qur’an, Al-Isra ayat 23
23

Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas”. ( QS Al-


Isra : 28 )20

Qoulan Masyura bermakna ucapan yang mudah, yakni

mudah difahami oleh komunikan. Makna-makna lainnya

adalah kata-kata yang berisi hal-hal yang menggembirakan.

d Qoulan Ma’rufa

Secara bahasa, qoulan ma’rufa perkataan yang ma’ruf

( membangun ). Dengan demikian, ini mengandung pengertian

perkataan dan ucapan-ucapan yang baik, santun, dan sopan.

Perkataan yang baik akan menggambarkan kearifan. Perkataan

yang santun akan menggambarkan kebijaksanaan. Dan

perkataan yang sopan menggambarkan sifat terpelajar dan

kedewasaan. Berkaitan dengan perkataan yang ma’ruf dalam

Al-Qur’an terdapat pada Surat An-Nisa ayat 5.

      


    
    

Artinya : “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-


orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada
dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik”.
( QS. An-Nisa : 5 )21

20
Al-qur’an, Al-Isra Ayat 28
21
Al-Qur’an, An-Nisa ayat 5
24

Al-Qur’an mengharuskan setiap muslim untuk berbicara,

antara lain dengan menggunakan kata-kata yang baik dan

menjauhi perkataan yang buruk.

e Qoulan Layyina

Istilah qoulan layyina dalam Al-Qur’an hanya disebutkan

satu kali yang terdapat pada Surat Thaaha ayat 44 :

      


 

Artinya : “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya


dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat
atau takut”. ( QS. Thaaha : 44 )22

Yang dimaksut dengan qoulan layyina sendiri adalah

perkataan yang mengandung anjuran, ajakan, pemberian

contoh, dimana si pembicara harus meyakinkan pihak lain

bahwa apa yang dikatakan adalah benar dan rasional, dengan

tidak bermaksut merendahkan pendapat dan pandangan orang

yang diajak bicara tersebut.

f Qoulan sadidan

Didalam Al-Qur’an qoulan sadidan disebutkan dua kali

pada Surat an-Nisa : 9 dan Surat Al-Ahzab : 70

     


  

22
Al-Qur-an, Thaaha ayat 44
25

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah


kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar”.
( QS. Al-Ahzab : 70 )23

Ayat ini diawali dengan serua orang-orang beriman. Hal

ini menunjukan bahwa konsekuensi keimanan adalah berkata

dengan yang sadidan. Atau dengan istilah lain, qoulan sadidan

menduduki posisi yang sangat pentingdalam konteks kualitas

keimanan dan ketakwaan seseorang. Sementara kaitan dengan

qoulan sadidan terdapat banyak tafsiran, antara lain perkataan

yang jujur dan tepat. Perkataan yang tepat itu terkandung kata

benar, pembicaraan yang tepat sasaran dan perkataan yang

disampaikan haruslah baik, benar dan mendidik.24

B. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi Non-Verbal keberadaannya tidak kalah penting

dari Komunikasi Verbal dalam menjalankan proses komunikasi.

Dengan adanya komunikasi non-verbal dapat menjadi penekanan,

melengkapi dan bahkan menggantikan komunikasi verbal, sehingga

apa yang ingin disampaikan dapat di fahami.

Komunikasi Nonverbal sendiri adalah isyarat komunikasi yang

tidak menguggunakan kata-kata melainkan menggunakan seperti

gerak tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, kedekatan

23
Al-Qur’an, Al-Ahzab ayat 70
24
Sholihin Amir Mu’min, Etika Komunikasi Menurut Al-Qur’an: Kajian Tafsir
Tematik, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011, hlm.42
dan sentuhan.25 Dalam arti lain, setiap bentu komunikasi tanpa

menggunakan kata-kata, baik dalam bentuk percakapan maupun

tulisan. Komunikasi nonverbal dapat meggunakan lambang-

lambang, gestur, warna, mimik wajah dan geran tubuh.26

Islam mempelajari kemahiran berkomunikasi yang berksesan

bukanlah hal yang baru. Kemahiran dalam berkomunikasi

merupakan sebuah seni yang memang ditekankan dalam Al-Quran

seperti arahan Allah kepada Rassul-Nya ketika berdakwah dengan

komunikasi yang berkesan dan cenderung tepat pada sasaran. Dalam

ayat 44 surat Taaha Allah mengajarkan Nabi Musa as dan Nabi

Harus as agar berkomunikasi yang baik dengan fir’aun sebagai

sasaran dakwahnya. Sudah dapat dipastikan keberhasilan sebuah

komunikasi bukan hanya tergantung pada komunikasi lisan saja,

bahkan saja melibatkan komunikasi nonverbal dalam menyokong

wacana komunikasi islam.

Rasulullah SAW sendiri telah menggunakan berbagai

berbagai kaidah nonverbal, beliau menggunakan kemahiran ini

bertujuan untuk menambah kan kejelasan dan menguatkan

perkataan, menarik perhatian, menanamkan kefahaman. Rasululah

SAW sendiri pernah menggunakan bahasa badan sebagai strategi

komunikasi untuk memudahkan pemahaman. Pernah suatu ketika

25
Syamsul Bahri Alhafid, Pola Komunikasi Antarpribadi Guru Dan Siswa Berkebutuhan
Khusus Dalam Menumbuhkan Kamandirian, Skripsi. UIN Makasar, Makaar, 2018, hlm.47
26
Tri Indah Kusumawati,Komunikasi Verbal Dan Nonverbal, Al-Irsyad ; Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, Vol.6, No.2, Edisi Juni-Desember 2016. hlm.85

26
Rasulullah SAW ditanya oleh sahabatnya, Sufyan bin Abdullah Al-

Bajali tentang apakah yang paling ditakuti dalam usaha berpegang

pada jalan lurus. Baginda Rasulullah SAW tidak menjawab apa-apa,

tetapi hanya menjawab dengan megisyaratkan lidahnya sebagai

gambaran.27

Rasulullah SAW juga pernah menjawab pertanyaan terkait

pemeliharaan anak dengan menggunakan bahasa isyarat tangan

sebagaimana hadits yang bermaksut, “.....aku dan orang yang

memelihara anak yatim seperti dua jari ini ( dengan mengisyaratkan

ibu jari dan jari tengah sebagai penggambaran akrab )”. ( Hadits

Riwayat At-Tirmidzi.

Menjaga penampilan dan postur badan juga merupakan

diantara seni berkomunikasi nonverbal yang perlu dititik beratkan

dalam menyampaikan suatu pesan. Kita perlu menjaga postur tubuh

kita ketika berdiri dan berjalan. Berdirilah dalam posisi tegak, tarik

bahu agar tidak menutup tubuh, atur posisi kedua kaki yang sesuai

untuk menampung tubuh kita serta arahkan pandangan mata

kehadapan. Semasa berjalan ayunkan langkah kaki secara sedrhana,

jangan terlalu lebar atau terlalu sempit, dan letakkan kedua kaki ke

tanah dan menatap. Islam juga mengajarkan berjalan yang baik agar

tidak terlihat sombong dan angkuh.28

Dan berikut ini adalah bentuk-bentuk komunikasi nonverbal :


27
Harun baharudin, meneladani komunikasi nonverbal Rasulullah SAW, dewan
tamadun islam, Bil.2, 2018, hlm. 37.
28
Ibid, hlm.37

27
a Gerak tubuh dan ekspresi wajah
Ilmu yang mempelajari postur tubuh, gerak, gesture
dan ekspresi wajah disebut dengan kinesik. Kinesik berasal
dari Bahasa Yunani Kinesis yang berarti gerak.

1. Emblems, adalah gerakan yang menggantikan kata dan


kalimat. Contohnya seperti meletakkan jari telunjuk
didepan mulut yang berarti “harap diam”. Penggunaan
emblems harus diperhatian karena biasanya memiliki arti
berbeda di suatu kebudayan.
2. Ilustrators, gerakan yang mendampingi komunkasi
verbal untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan.
Contoh menganggukkan kepala saat mengucapkan kaya
“ya” dan menggelengkan kepala saat megucapkan kata
“tidak”. Isyarat ini lebih bersifat universal.
3. Affect Display, adalah gerakan dari wajah dan tubuh
untuk memperlihatkan emosional. Contohnya seorang
yang menutup pintu dengan kerasa saat dalam kondisi
marah.
4. Regulator, adalah gerak tubuh yang mengontrol
kecepatan geran ketika berkomunikasi. Misalnya
meninggalkan seseorang saat ingin mengakhiri
percakapan.
5. Adaptor, adalah gerakan yang mungkin dilakukan pada
waktu yang privasi tapi hanya sebagian dilakukan pada
saat berada di depan publik.
b Sentuhan
Bidang yang mempelajari sentuhan sebagai
komunikasi non verbal disebut haptik. Sentuhan dapat
termasuk bersalaman, menggenggam tangan, berciuman,
sentuhan dipunggung, pukulan dan sebagainya. Masing-
masing dari bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan
tentang tujuan atau perasaan masing-masing dari seorang
yang menyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu
perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif
maupun negatif.
c Pakaian
Pakaian dan dandanan yang digunakan seseorang
dapat mengkomunikasikan umur, gender, status, kelas
sosial, kepribadian dan hubungan dengan lawan jenis.
Kemampuan berkomunikasi secara verbal ataupun non-
verbal secara dasar sudah dimiliki olah manusia yang
memiliki kelengkapan panca indra. Namun, kelengekapan
panca indra ini lah yang tidak dimiliki oleh siswa
berkebutuhan khusus, dengan adanya ketidaksempurnaan
inilah yang akhirnya menghambat interaksi dan

28
berkomunikasi mereka dengan orang lain didalam
lingkungannya. Dari sinilah para dewan guru harus bekerja
lebih keras untuk bisa memahami seluruh skil
berkomunikasi siswa/i berkebutuhan khusus agar dapan
terpenuhi seluruh kebutuhannya, baik secara intelektual
maupun beradaptasi dilingkungan dan masyarakat.29

B. ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan

( bermakna ) mengalami kelainan, masalah, dan atau penyimpangan baik

fisik, sensomotorik, mental, intelektual, sosial, emosional, perilaku atau

gabungan dalam proses pertumbuhan perkembangannya dibandingkan

dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pendidikan

khusus.30

Pada dasarnya siswa berkebutuhan khusus bukanlah anak yang sedang

sakit, tetapi mereka merupakan anak-anak yang memiliki kelainan. Seseorang

yang menderita sakit mereka akan ditangani oleh seorang dokter dirumah

sakit sampai seseorang itu sembuh, berbeda dengan mereka yang memiliki

kebutuhan khusus, mereka tidak bisa kembali normal/sembuh, seperti orang

buta dan tuli mereka tidak akan bisa kembali melihat dan mendengar tetapi

29
Desak Putu Yuli Kurniati, Modul Komuniksi Verbal Dan Non Verbal
( Universitas Urdayana, 2016 ), hlm.32
30
Irdamurni, memahami anak berkebutuhan khusus, (kuningan : goresan Pena, 2018 ),
hlm. 4

29
usaha seorang dokter dan semua yang bersangkutan dengan hal-hal secara

medis itu adalah penunjang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

2. Penyebab Siswa Berkebutuhan Khusus

Faktor-faktor siswa menjadi berkebutuhan khusus, bisa diperhatikan

dari waktu kejadian, dalam hal ini bisa dibedakan menjadi tiga waktu,

sebelum kelahiran, saat kelahiran dan sesudah kelahiran itu terjadi :

a Pre-Natalis

Terjadi kelainan semasa dalam kandungan atau sebelum proses

kelahiran. Kejadian ini diakibatkan oleh faktor dalam yaitu genetik dan

fator keturunan, atau disebabkan juga oleh faktor luar yaitu berupa ibu

yang bisa saja mengalami pendarahan saat jatuh atau terbentur sewaktu

hamil. Atau memakan makanan dan meminum obat yang menciderai

janin yang kekurangan gizi. Misalnya genetik, gangguan ini dapat terjadi

karena kelainan kromosom, sebuah transformasi yang berujung pada

keracunan darah ( Toxaenia ) atau faktor yang sudah turun menurun.31

b Peri-Natalis

Waktu terjadinya kelainan ini adalah pada saat proses kelahiran

atau sesaat setelah berlangsungnya proses kelahiran, kelahiran yang tidak

spontan, lahir secara prematur, infeksi karena sang ibu mengidap

penyakit sipilis. Seperti, kelahiran dibantu dengan alat bantu kelahiran,

31
Dinie ratri desiningum, psikologi anak berkebutuhan khusus, ( yogyakarta : psikosain,
2016 ), hlm. 3

30
meskipun tidak seluruhnya tapi hal itu dapat menyebabkan kecacatan

pada otak bayi ( brain injury ) seperti menggunakan vacum atau tang

verlossing.32

c. Pasca-Natal

Kelainan ini terjadi pada waktu setelah kelahiran dengan sampai

usia sebelum selesainya masa berkembang ( kurang lebih usia 18 tahun )

ini dapat terjadi karena kecelakaan, keracunana, kejang, kekurangan

nutrisi dan gizi dimasa pertumbuhan mereka.33

3. Klasifikasi Siswa Berkebutuhan Khusus

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 157 Tahun 2014 Tentang Kurikulum pendidikan Khusus Pasal 4 ABK

dapat dikelompokkan menjadi : (1) Tunanetra, (2) Tunarungu, (3)

Tunawicara, (4) Tunagrahita, (5) Tunadaksa, (6) Tunalaras, (7) Berkesulitan

belajat, (8) Lamban belajar, (9) Autis, (10) Meiliki gangguan motorik, (11)

Menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif

lain, (12) dan kelainan-kelainan lain.34

Anak dengan Gangguan fisik :


a Tuna Netra yaitu anak yang indera pengelihatnya tidak berfungsi.
b Tunarungu yaitu anak yang kehilangan seluruh atau sebagian
pendengarannya.
c Tuna daksa merupakan anak yang mengalami kelainan atau cacat
pada alat gerak.
Anak dengan Gagguan Emosi dan Perilaku :
a Tunalaras yaitu anak yang kesulitan dalam penyesuaian diri.
b Anak dengan gangguan komunikasi disebut Tunawicara, yaitu
anak yang kelainan suara.

32
Ibid, hlm. 4
33
Ibid, hlm. 5
34
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 157
tahun 2014, tentang kurikulum pendidikan khusus, hlm. 3

31
c
Hiperaktif, secara Psikologi hiperaktif adalah gangguan tingkah
laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan
gejala umum tidak mampu mengendalikan gerak dan memusatkan
perhatian.
Anak dengan Gangguan Intelektual
a Tunagrahita yaitu anak yang secara nyata mengalami hambatan
dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual, jauh
dibawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-
tugas akademik, komunikasi, maupun sosial.
b AnakLamban Belajar, yaitu anak yang memiliki potensi
intelektuan sedikit di bawah normal, tetapi belum termasuk
grahita ( biasanya memilik IQ 70-90 )
c Anak Berkesulitan Belajar Khusus, yaitu anak yang secara nyata
mengalami kesulitan akademik khusus, terutama dalam hal
kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
d Anak berbakat, yaitu anak yang memiliki bakat atau kemampuan
dan kecerdasan luar bisas, sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
e Autisme, yaitu gangguan perkembangan anak yang disebabkan
oleh adanya gangguan pada sistem syaraf pusat yang
mengakibatkan gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan
perilaku.35

35
Dinie Ratri Desiningum, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, ( Yogyakarta :
Psikosain, 2016 ), hlm. 3

32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisir atau penyelidikan

yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu

secara sistematis, dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan

terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Tujuan penelitian

sendiri adalah untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima secara

umum, maupun mengubah pendapat dengan adanya aplikasi baru pada

pendapat tersebut. Secara umum ada tiga metode penelitian yang

digunakan terutama dalam penulisan ilmiah, metode penelitian kualitatif,

metode penelitian kuantitatif, metode penelitian kombinasi.36

Metode yang digunakan dalam mengkaji Analisis Metode

Komunikasi Guru Terhadap Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB Harapan

Ibu Kota Metro ialah Jenis Penelitian Kualitatif, sebuah gambaran awal

yang memanfaatkan sifat data deskriptif. Sifat deskriptif sendiri adalah

36
Sandu Siyoto, Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, ( Yogyakarta, Literasi
Media Pbulishing : 2015 ), hlm. 4

33
gambaran secara sistematis sebuah fakta dan karateristik objek dan subjek

yang diteliti secara tepat.

B. Sumber Data

Sumber data dalam sebuah penelitian adalah orang atau benda yang

dapat memberikan sumber informasi, fakta, data dan realitas yang relevan

dan akurat sesuai dengan apa yang akan dikaji oleh seorang peneliti, dalam

penelitian kualitatif akan ada dua sumber data yang akan digunakan dalam

penelitian ini:

1. Sumber Data Utama ( primer )

Merupakan sumber data dari hasil informasi tertentu mengenai

sebuah data yang diperoleh dari seseorang tentang masalah yang

sedang dan akan diteliti oleh peneliti ( sumber informan ). Data primer

ini bisa dikatakan sebgai Subjek utama penelitian ( First Hand ).37

Dibagian pengambilan sumber data utama atau primer, peneliti

mengambil data langsung dari seseorang yang bersangkutan, langsung

pada masalah yang akan atau sedang di bahas dalam skripsi, dalam hal

ini peneliti akan mendapatkan informasi terkait dengan melakukan

wawancara, observasi langsung kelapangan yaitu SLB-Harapan Ibu

Kota Metro.

2. Sumber Data Tambahan ( sekunder )

Merupakan ragam kasus baik berupa orang, benda atau yang

lainnya yang menjadi sumber informasi penunjang sebuah penelitian

37
Dewi Sadiah, Metode Penelitian Dakwah, ( Bandung : PT. Reamaja Rosdakarya,
2015 ), hlm 87

34
( Second Hand ).38 Peneliti mengambil sumber data tambahan lewat

dokumen-dokumen atau arsip-arsip dan literatur yang ada di SLB-

Harapan Ibu Kota Metro terkait permasalahan yang sedang di bahas.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini merupakan teknik

wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Dengan demikian

hasil dan sumber data yang terkumpul akan lebih maksimal.

1. Observasi

Menurut definisi observasi dari Gordon E Mills Menyatakan

bahwa Observasi adalah sebuah kegiatan yang terencana dan terfokus

untuk melihat dan mencatat suatu prilaku ataupun jalannya sebuah

sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada

dibalik munculnya prilaku dan landasan suatu sistem tersebut.39

Dengan lebih mudah observasi adalah sebuah proses bagaimana

kita melihat, mengamati, memahami serta merekam suatu prilaku

dengan tujuan tertentu secara terurut atau sistematis, yang hasilnya bisa

kita gunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosa.

Dalam observasi peneliti akan melihat secara langsung fenomena yang

sedang diteliti ke SLB-Harapan Ibu Kota Metro.


38
Ibid, hlm 87
39
Umar Sidiq, Moh. Miftahul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Dibidang Pendidikan,
( Ponorogo : CV. Nata Karya, 2019 ), hlm.67

35
2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah percakapan yang melibatkan dua belah

pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu dengan maksut dan tujuan menemukan informasi

sesuai dengan apa yang diinginkan pewawancara.40

Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur,

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah

mengetahui pasti tentang informasi yang diperoleh, oleh karena itu

dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya pun telah disiapkan.

Wawancara seperti inilah yang menjadi salah satu metode yang

dapat dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari

sumbernya. Dan wawancara seperti ini yang penelitian akan melakukan

wawancara. Dalam hal ini, responden yang akan diwawancarai adalah

segenap guru yang mengajar di SLB Harapan Ibu Kota Metro, jadi

peneliti pertanyaan terkait Metode Komunikasi Antara Guru terhadap

Siswa berkebutuhan Khusus dan peneliti perlu mendengarkan dengan

seksama, mencatat dengan teliti dan menulis apa yang dikemukakan

oleh narasumber, untuk mendapatkan hasil yang relevan dan juga valid

sesuai dengan bahasan yang dikaji dalam penelitian ini.

40
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung : Alfabeta, 2018 ), hlm. 88

36
Dalam sesi wawancara rangka pengumpulan data, peneliti akan

mewawancarai 5 orang : Kepala sekolah, 2 Dewan Guru, 4 Siswa ( 2

dari siswa SMP, dan 2 dari siswa SMA ) SLB-Harapan Ibu, dan 2 dari

pihak orang tua Peserta didik.

3. Dokumentasi

“Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Para pakar selalu mengartikan dokumen dalam dua

pengertian. Pertama, sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai

kebalikan dari pada kesaksian lisan, artefak, terlukis dan lain-lain.

Kedua, diperuntukan bagi surat resmi dan surat negara seperti,

perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lain-lain”.41 Dokumen

dalam penelitian ini diambil dari dokumentasi, arsip atau literatur

lainnya yang ada di SLB Harapan Ibu Kota Metro terkait sejarah, letak

geografis, denah lokasi, serta struktur organisasi.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dapat diartikan sebagai proses menyikapi data yang telah

diperoleh dari hasil wawancara, observasi, pengambilan data dari

dokumentasi, kemudian menyusun, memilah lalu mengolahnya kedalam

suatu susunan yang sistematis dan bermakna, Peneliti menggunakan tiga

teknik analisis data yaitu :

1. Reduksi Data ( Data Reduction )

41
Umar Sidiq, Moh. Miftahul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Dibidang Pendidikan,
( Ponorogo : Cv. Nata Karya, 2019 ), hlm.73

37
Mereduksi data artinya memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak

diperlukan dengan seperti itu data yang telah direduksi akan

mendapatkan pola dan gambaran yang jelas, memudahkan peneliti

untuk memproses pengumpulan data selanjutnya.42 Setelah informasi

yang dibutuhakan peneliti terkumpul, kemudaan dipilah apa yang

dibutuhkan dan apa yang mungkin kurang dibutuhkan akan

dikesampingkan.

2. Penyajian Data ( Data Display )

Setelah mereduksi data langkah selajutnya adalah menyusun data-

data yang sudah dipilah kedalam suatu susunan yang saling terhubung

sehingga akan semakin mudah untuk difahami.

3. Penearikan Kesimpulan dan Perifikasi ( Conclusion

Drawing/verivicatioin )

Pada tahapan yang terakhir ini peneliti dapat melakukan

konfirmasi dalam rangka mempertajam dan memperjelas pemahaman

dan tafsiran yang telah dibuat sebelumnya, sebelum peneliti sampai

pada kesimpulan akhir penelitian.43

Disaat seperti ini penelitian yang dilakukan bisa dianggap final

saat seluruh data yang sudah dihasilkan dapat disusun dengan

42
Umar Sidiq, Moh. Miftahul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Dibidang Pendidikan, (
Ponorogo : Cv. Nata Karya, 2019 ), hlm.79
43
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung : Alfabeta, 2018 ), hlm. 110

38
sistematis dan sudah memberikan jawaban yang baik dan juga jelas

atas permasalahan peneliti ( fokus masalah ).

E. Teknik Penjamin Keabsahan

Untuk menjamin keabsahan data, dalam penelitian ini maka peneliti

menggunakan metode Triangulasi. Secara sederhana triangulasi dapat

dimaknai sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian dengan

cara membandingkan antara sumber, teori, maupun metode/teknik

penelitian.44

a Triangulasi Sumber

“Triangilasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya

kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data

yang telah diperoleh dilakukan kebawahan yang dipimpin, keatasan

yang menugasi, dan keteman kerja merupakan kelompok

kerjasama”.45

Peneliti menggunakan triangulasi sumber sebagai teknik

pengumpulan data yang menggabungkan dari sumber data yang telah

ada, berdasakan sumber wawancara kepada beberapa narasumber

yang telah penulis lakukan dan beberapa tambahan dari dokumentasi,

arsip-arsip atau literatur yang ada di SLB Harapan Ibu Kota Metro.

b Triangulasi Teknik
44
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung : Alfabeta, 2018 ), hlm. 120
45
Umar Sidiq, Moh. Miftahul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Dibidang Pendidikan,
( Ponorogo : Cv. Nata Karya, 2019 ), hlm.94

39
“Triangulsi teknik untuk menguji kredibilitas dengan cara

mengecek data ke narasumver yang sama dengan ternik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

obsevasi, dokumentasi atau kuisioner. Bila dengan tiga teknik

pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-

beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber

data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana

yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena

pandangannya berbeda-beda”.

Peneliti juga membutuhkan triangulasi teknik, yaitu setelah

peneliti melakukan wawancara kepada narasumber utama, penelit juga

melakukan observasi berdasarkan aspek-aspek psikologis narasumber,

misalnya keseharian narasumber, watak dan kepribadian narasumber.

40
41
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Terkait Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Kota Metro

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Kota Metro

Sugino merupakan anak kedua dari 11 bersaudara yang terlahir dari

perkawinan sah antara antara Bapak Ngadiman dan Ibu Sawati yang hidup

ditengah-tengah keluarga yang sederhana, dan sugiono lah satu-satunya

keluarga yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Dan dari situlah

hati besar seorang ayah tergerak karna dianugerahi oleh Allah SWT

dengan dua anak yang memiliki kebutuhan khusus. Disisi lain beliau

memiliki seorang istri yang sangat setia mendampingi tat kala suka

maupun duka, karna latar belakang sang istri juga seorang akademisi maka

sang istri sangat mendukung sekali niat baik bapak sugiono untuk

mendirikan yayasan ini.46

Sugiono beranggapan banyak anak-anak berkebutuhan khusus di

Wilayah Lampung terlebih Kota Metro dan Khusus nya dilingkungan

tempat dia tinggal masih ada sekitar 37 anak terdiri dari 5 macam ketunaan

yang belum mengenyam pendidikan dikarenakan kurangnya wadah atau

sekolah yang khusus mendidik anak-anak berkebutuhan khusus ( ABK )

atau luar biasa. Dan dengan banyak dukungan dari masyarakat kelurahan

Yosomulyo dan lingkungan Kecamatan Metro pusat semakin memperkuat

46
Wawancara Dengan Bapak Sugiono Pada Tanggal 10 Mei 2022 Di Sekolah Luar
Biasa Harapan Ibu.

42
43

tekat sugiono untuk mendirikan yayasan yang akan memberikan wadah

serta pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Pada awal terbentuk nya pada tahun 2015, yayasan ini bukan lah

Sekolah Luar Biasa, melainkan YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat).

Dua tahun pertama berdirinya yayasan ini tidak berjalan dengan lancar

seperti yang diharapkan, karna YPAC sifat nya kental akan kegiatan-

kegitan sosial sehingga pihak pendiri sedikit kebingungan dan kesulitan

karna belum ada modal. Kemudian ditahun berikutnya barulah Yayasan

berubah menjadi SLB ( sekolah Luar Biasa ) Harapan Ibu, dilain sisi

terbentuknya Yayasan ini juga karna dukungan dari masyarakat.47

Motivasi terbesar Sugiono dalam membangun Yayasan Sekolah Luar

Biasa Harapan Ibu ini adalah ingin mengangkat anak berkebutuhan khusus

sesuai kompetensi, sesuai dengan kemampuan, sehingga anak

berkebutuhan khusus ini tidak menjadi hambatan anak yang normal dan

ingin memberikan hak belajar dan fasilitas pembelajaran.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap individu

untuk mencapai derajat sebagai manusia. karen hakikatnya manusia tanpa

pendidikan tidak mampu mensejaherakan kehidupannya sendiri.

Disamping itu manusia ditakdirkan oleh sang pencipta sebagai mahluk

sosial, yang artinya bahwa manusia bisa hidup hanya dengan bantuan

orang lain atau manusia selalu berhubungan dengan orang lain. Selain itu

pula pendidikan merupak Hak Asasi Manusia yang sangat mendasar. Oleh

47
Ibid.
44

sebab itu, setiap manusia harus mendapatkan pelayanan sebagaimana

semestinya.48

Pemerintah indonesia menyadari dan menjunjung tinggi akan hal itu,

sehingga dalam perwujudannya relah dituangkan dalam Dasar Negra yaitu

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1 dan Pancasila, Tiap-tiap

Warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Untuk melaksanakan

Undang-Undang tersebut di setiap penyusunan GBHN ( Garis-Garis Besar

Haluan Negara ) Pemerintah selalu memperhatikan maslah pendidikan,

sehingga dari tahun ketahun anggaran untuk pendidikan selalu meningkat,

membangun sekolah-sekolah baru, mengangkat pegawai baru, termasuk

didalamnya untuk peningkatan sekolah anak cacat atau berkebutuhan

khusus, karena mereka juga merupakan bagian dari Warga Negara dan

berhak mendapatkan hak pendidikan sebagaimana anak yang normal.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

maka sugiono tergerak hatinya untuk mendirikan Yayasan Sekolah

Berkebutuhan Khusus ( SLB ) Harapan Ibu Kota Metro Lampung dan

ingin ikut serta membantu Pemerintah dalam rangka ikut serta

mencerdasakan kehidupan Bangsa dan Negara.49

2 Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Kota Metro

Visi :
“Terwujudnya generasi muda yang berlandaskan profil pelajar Pancasila,
berkarakteristik, inovatif dan berprestasi”.

48
Dokumentasi Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Pada Tanggal 10 Mei 2022
49
Ibid
45

Misi :

a) Merancang pembelajaran pembelajaran yang menarik yang mampu


memotivasi peserta didik untuk elalu belajar dan menemukan
pembelajaran.
b) Membangun lingkungan sekolah yang membentuk peserta didik
yang memiliki akhlak mulia melalui rutinitas kegiataan keagamaan
dan menerapkan ajaran agama melalui cara berinteraksi disekolah.
c) Membangun lingkungan sekolah yang bertoleransi dalam
kebhinekaan global, mencintai Budaya Lokal dan menjunjung nilal
gotong royong.
d) Mengembangkan kemandirian, nalar, kritis dan kreatifas yang
mengfasilitas keragamaan minat dan bakat peserta didik.
e) Mengembangkan program sekolah yang membentuk ide dan
gagasan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi untuk
merancang inovasi.
f) Mngembangkan dan menfasilitasi peningkatan prestasipeserta
didik sesuai minat dan bakatnya melalui proses pendampingan dan
kerjasama dengan orang tua didik.
g) Meningkat profesionalitas dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan.
h) Melaksanakan PBM dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap
peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.
i) Menambahkan disiplin dalam kehiduan sekolah kepada segenap
warga sekolah.
j) Menumbuhkan penhayatan dan pengalaman terhadap agama yang
dianut dan membudayakan pendidikan budi pekerti luhur
disekolah.50

3 Profil SLB Harapan Ibu

a Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SLB Harapan Ibu


Nomor Pokok Sekolah : 69888972
Jenjang Pendidikan : SLB
50
Dokumentasi Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Pada Tanggal 10 Mei 2022
46

Status Sekolah : Swasta


Alamat Sekolah : Jl. Cempedak No.40A 21C
Yosomulyo
RT/RW : 023/008
Dusun : 21C Yosomulyo
Kelurahan : Yosomulyo
Kecamatan : Metro Pusat
Kabupaten : Kota Metro
Provinsi : Lampung
Kode Pos : 34111
Lokasi Geografis : Lintang -5 Bujur 105

b Izin dan Pendirian

SK Pendirian Sekolah : 420/361/III.01/DP.02/2015


Tanggal SK Pendirian : 2015-02-09
Status Kepemilikan : Swasta
SK Izin Operasional : 850/412/D.3/01/2015
Tanggal Izin Operasional : 2015-01-16
Kebutuhan Yang dilayani : A, B, C, C1, D1, F, H, K, P, Q
Nama Bank Cabang : Bank Lampung Metro
Atas Nama Rekening : Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu

c Informasi Sekolah

Akreditasi :C
Kurikulum : Kurikulum 2013
Kepala Sekolah : PLT-Sugiono
Operator Data Akademik : Riyanto Kliwandani
No Telp :-
Fax :-
Email : harapanibuyayasab@gmail.com
Website : http://harapanibuyayasan.com

d Data Periodik

Waktu Penyelenggaraan : pagi


Status Menerima Bos : Bersedia Menerima
Sertifikat ISO : Proses sertifikat
Sumber Listrik : PLN
Daya Listrik Sekolah : 900 Watt
Akses Internet : Smartfren

e Sarana Prasarana

1. Ruang Kelas
47

2. Ruang Perpustakaan
3. Ruang Labolatorium
4. Ruang Praktik
5. Ruang Pimpinan
6. Ruang Ruru
7. Ruang Ibadah
8. Ruang UKS
9. Toilet
10.Gudang
11.Sirkulasi
12.Tempat Bermain/Olahraga
13.Ruang TU
14.Ruang Konseling
15.Ruang Osis
16.Ruang Bangunan

f Ekstrakulikuler

1. Kepramukaan
2. Pentas Seni Tari
3. Pengembangan Olahraga

g Keterampilan

1. Prakarya sendal jepit


2. Prakarya pertanian tanaman dan perkebunan
3. Prakarya pembuatan pupuk kompos yang disesuaikan kebutuhan
dan ketentuan peserta didik

h Prestasi
1. Jawara Jambore TIK 2017
2. Juara 3 Lomba IT Kominfo Palembang 2017
3. Mendali Emas Mas MOS51

4 Struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu

51
Dokumentasi Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Dicatat Pada Tanggal 10 Mei 2022
48

YAYASAN KEPALA SEKOLAH KOMITE


SESESEKOLAH
Drs. Sugiono, MM

KEPALA
ADMINISTRASI
Riyanto Kliwondani, S.Pd

WAKIL KEPALA SEKOLAH


SESESEKOLAH
Riki saputra, S.Pd.I

KOOR. KETERAMPILAN KOOR. ITC KOOR. OLAH RAGA

Nur Jayanti, S.Pd.I Riyanto Mandala Putra Marga, S.Pd,


Kliwondani,S.Pd M.Pd.

KOORDINASI SATUAN PENDIDIKAN

TKLB SMALB

SiskaAyundaDewi, S.Pd.I Minatun, S.Pd.I

SDLB SMPLB

Purwatih, S.Pd Nur Jayanti, S.Pd.I

GURU KELAS/WALI KELAS :


GURU MATA PELAJARAN

PESERTA DIDIK

5 Daftar Pimpinan Slb Harapan Ibu


49

No Nama Guru Jabatan

1 Drs. Sugiono, MM Kepala Sekolah

2 Riki Saputra, S.Pd.I Wakil Kepala Sekolah

3 Riyanto Kliwondani, Kepala Administrasi


S.Pd

4 Siska Ayunda Dewi, Koordinator TKLB


S.Pd.I

5 Purwatih, S.Pd Koordinator SDLB

6 Nur Jayanti, S.Pd.I Koordinator SMPLB

7 Minatun, S.Pd.I Koordinator SMALB

6 Daftar Guru Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu

No Nama NUPTK Jk Tempat Lahir

1 Azola Arcilia Fajuita - P Metro

2 Doni Saputra 3539767668130083 L Suka Nanti

3 Minatun 8642754656300062 P Karang Rejo

4 Mukhsin Al-Aslam 605975869200013 L Lampung Tengah

5 Nurjayanti - P Tegal

6 Riki Saputra - L Purwodadi

7 Riyanto Kliwandani - L Siraman

8 Siska Ayunda Dewi - P Adirejo

9 Sugiono - L Srimulyo

10 Purwasih - P Sukajadi

11 Yulita Artini - P Sukajadi


50

12 Muhamad Mandala - L Metro


Putra Marga

7 Daftar Siswa

No Nama Siswa Jk Jj Ketunaan

1 A. Abdillah Riduanu Hakim L SMPLB Tuna grahita sedang

2 Abid Fikri Akmal L TKLB Autis

3 Agil Setiawan L SMALB Tuna grahita ringan

4 Agni Sartika Salsabila P SDLB Tuna grahita ringan

5 Agos Rahmanda L SMALB Tuna grahita ringan

6 Akma Kauthar Lutfullah L SDLB Autis

7 Aldita Canaya Putri P TKLB Tuna laras

8 Alvira Dwi Yanti P SDLB Tuna grahita sedang

9 Anindita Kesyha Mahira P TKLB Kesulitan belajar

10 Aqudra P SDLB Tuna grahita ringan

11 Asep Saipuloh L SMALB Tuna laras

12 Bayu Setiawan L SMPLB Tuna laras

13 Cahya Puspaning Tiyas Asih P SMPLB P

14 Diandra Navero Ashidqy L SDLB Tuna grahita sedang

15 Dimas Prasetiyo L SMALB Kesulitan belajar

16 Dina Safira P SDLB Tuna grahita sedang

17 Dwi Rizkia Faleni P SMALB Tuna grahita sedang

18 Erni Gusmiyarni P SDLB Tuna grahita sedang

19 Farel Febian Saputra L SDLB Autis

20 Faustina Indira Dian P SDLB Tunawicara


51

Nugraheni

21 Febri Darmawan L SMALB Tuna grahita sedang

22 Fitria Ananta P SDLB Tuna daksa ringan

23 Ganes Erlansyah L SDLB Tuna laras

24 Ibnu Adi Chandra L SMPLB Tuna grahita ringan

25 Ikram Maulana Ibrahim L TKLB Down syndrome

26 Izza Khairunnisa P TKLB Tuna grahita sedang

27 Juanda Pratama Sitompul L SMALB Tuna grahita sedang

28 Juanda Saputra L SDLB Autis

29 Kukuh Oktavian Muhafid L SDLB Tuna grahita ringan

30 M Alfatar Zavier Fandi Yani L SDLB Autis

31 M Sena Nur Alam L SMPLB Tuna laras

32 Melisa Rahmawati P TKLB Down syndrome

33 Muhamad Irfan L SDLB Tuna grahita ringan

34 Muhammad Ridho Saputra L SMALB Tuna grahita sedang

35 Mutiara Nur Azizah P SDLB Tuna grahita sedang

36 Nabila Sastra Ludira P SMPLB Autis

37 Nayla Muthyana P SMPLB Tunawicara

38 Noviar Sari P SMPLB Tuna grahita sedang

39 Nurlatif Hadi Nugroho L SDLB Tuna daksa sedang

40 Putra Adiansya L TKLB Autis

41 Reni Sephia Dewi P SDLB Tuna grahita ringan

42 Ridwan Al Anshorie L TKLB F

43 Risky Rahmadhani L SMPLB Kesulitan belajar


52

44 Sarifudin Yahya L SMALB F

45 Satria Rahmadan L SDLB Tuna Daksa ringan

46 Uji Prabela L SDLB Autis

47 Yuliandi L SMALB Tuna netra

48 Zahra Dwi Cahyanti P SMPLB Kesulitan belajar

49 Zahwa Khairana P TKLB Kesulitan belajar

B. Penerapan Metode Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Berkebutuhan

Khusus di Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu

Komunikasi merupakan sebuah pengalihan informasi dari satu orang ke

orang lain. Komunikasi sendiri merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu

kepada orang lain, baik berupa ide, gagasan, fakta, fikiran serta berbagai

sikap dan nilai-nilai.

Dengan mengadakan sebuah komunikasi, setiap manusia dan mahluk

hidup dapat menyampaikan dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan,

yang diinginkan dan yang mereka harapkan. Begitu pula hal nya dengan

komunikasi yang dilakukan antara guru dan murid, dimana guru sebagai

penyampai informasi dan siswa sebagai penerima informasi. dalam hal itu

guru harus membuat cara bagaimana informasi yang ingin disampaikan

dengan maksimal dan siswa akan menerima informasi tersebut,

memikirkannya dan pada akhirnya mereka akan melaksanankan sesuai sesuai

dengan instruksi yang di berikan.

Kondisi fisik dan karakteristik seorang siswa didalam kelas saat

pembelajaran juga berbeda-beda, oleh karna itu seorang guru perlu


53

memahami metode apa yang harus digunakan saat berkomunikasi dengan

siswanya saat proses pembelajaran atau diluar pembelajaran, agar pesan-

pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dan dapat di serap oleh

siswa sebagaimana semestinya.

Data ini diambil untuk menganalisis metode komunukasi antara guru

dan siswa berkebutuhan khusus di SLB Harapan Ibu Kota Metro. Komunikasi

sendiri kita ketahui merupakan indikator utama dalam menunjang

keberhasilan suatu proses belajar mengajar di sekolahan, agar pesan-pesan

yang ingin disampaikan guru dapat tersampaikan dengan baik sesuai apa yang

diinginkan. Komunikasi merupakan bidang yang sangat penting dan strategis

dalam pendidikan, karena merupakan sebuat penentu keberhasilan

pendidikan. Berikut jawaban tentang pemahaman informan mengenai Metode

Komunikasi Antara Guru dan Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB Harapan

Ibu Kota Metro.

Berikut yang telah diungkapkan oleh Ibu Siska Ayunda Dewi, Salah

satu guru di SLB Harapan Ibu.

“Untuk berkomunikasi saat ini dengan murid masih sama dengan


komunikasi pada umumnya, hanya tuna rungu saja yang memiliki perbedaan
dalam cara berkomunikasi. Untuk anak tunarungu guru akan berkomunikasi
dengan bahasa mimik mulut dengan intonasi berbicara yang sedikit
diperlambat, atau menggunakan bahasa isyarat. Untuk cara berkomunikasi
ketunaan yang lain untuk saat ini sama dengan yang lain nya tetapi harus
menggunakan pengulangan, jika dipanggil tidak ada respon kita ulangi lagi,
jika tetap tidak ada respon, kita pegang lah pakai tangan”.52

52
Hasil Wawancara dengan Ibu Siswa Ayunda Dewi pada tanggal 25 Mei 2022 di
Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu
54

Begitu juga yang diungkapkan oleh Ibu Jayanti salah satu guru di SLB

Harapan Ibu.

“Teknik komunikasinya kalau untuk tuna grahita mereka bisa


memahami apa yang kita sampaikan baik dikelas maupun diluar kelas,
berbeda dengan tunarungu, untuk anak-anak yang memiliki ketunaan yaitu
tunarung kita menggunakan benda kongkrit, benda yang nyata, jadi mereka
bisa melihat langsung ataupun menggunkan bantuan bahasa isyarat”.53

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, peneliti dapat memahami

bahwa komunikasi yang dipakai oleh tenaga pendidik di SLB Harapan Ibu

menggunakan metode Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal.

Sedangkan dalam proses pembelajaran tak sedikit pula menggunakan media

atau alat bantu supaya siswa mudah untuk memahami dan dengan mudah

menerima pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran anak tuna rungu memakai bahasa isyarat

dan bahasa bibir, dan beberapa media yang membantu agar komunukasi dan

pembelajaran berjalan dengan baik, karna siswa yang memiliki kebutuhan

khusus tuna rungu tidak bisa semudah itu dalam menerima pembelajaran

secara langsung tanpa adanya media yang dapat membantu mereka dalam

berkomunikasi saat pembelajaran baik di dalam maupun diluar kelas.

Komunikasi verbal sendiri merupakan bentuk komunikasi yang

disampaikan komunikator kepada komunikan dengancara tertulis maupun

lisan, komunikasi verbal menempati posisi paling besar dalam kehidupan

manusia yang pada kenyataan nya, ide-ide, pemikiran, keputusan lebih mudah

disampaikan verbal ketimbang non-verbal. Dengan harapan agar komunikan (

53
Hasil Wawancara Dengan Ibu Jayanti Pada Tanggal 25 Mei 2022 Di Sekolah Luar
Biasa Harapan Ibu.
55

baik pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan

yang ingin disampaikan.54

Di SLB Harapan ibu masih menggunakan metode komunikasi secara

verbal, namun yang dilakukan dewan guru agar materi dan pesan-pesannya

bisa diterima dengan baik mereka akan melakukan pengulang secara terus

menerus, jika siswa tidak merespon pesan-pesan yang disampaikan oleh guru

makan akan menggunakan komunikasi menggunakan nonverbal atau

menggunakan gerakan tubuh. Seperti saat siswa mengabaikan instruksi yang

diberikan oleh guru, pendidik akan mengulan berulang instruksi tersebut, jika

masih tidak merespon maka guru akan menggunakan sentuhan untuk

memperjelas instruksi yang diberikan oleh guru.

Sedangkan Nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang tidak

menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi nonverbal

menggunakan tanda-tanda melalui tubuh, meliputi gerak tubuh, ekspkresi

muka.55

Komunikasi utama yang digunakan guru saat berkomunikasi dengan

siswa di SLB Harapan Ibu adalah komunikasi verbal, komunikasi nonverbal

akan digunakan saat komunikasi secara verbal yang dilakukan tidak

mendapatkan respon, maka guru akan memberikan penekanan atau

memberikan instruksi lewat komunikasi nonverbal ini. untuk ketunaan tuna

rungu guru akan sepenuhnya menggunakan komunikasi nonverbal ini dengan

penekanan pada gerak mimik wajah, dan tak jarang guru akan menggunakan
54
Desak Putu Yuli Kurniati, Modul Komuniksi Verbal Dan Non Verbal
( Universitas Urdayana, 2016 ) Hlm. 7
55
ibid
56

media yang nyata sebagai pendukung saat guru melakukan komunikasi

dengan siswa berkubutuhan khusus terkhusus untuk anak-anak yang

mengalami ketunaan tunarungu baik itu didalam kelas saat pembelajaran

berlangsung maupun komunikasi diluar kelas.

Penggunakan Komunikasi nonverbal yang dilakukan guru untuk

berkomunikasi dengan siswa di SLB Harapan Ibu sesuai dengan fungsinya

yaitu sebagai penekanan untuk menonjolkan atau menekankan beberapa

bagian dari pesan verbal, melengkapi atau memperkuat warna atau sikap

umum yang dikomunikasikan pesan verbal, mengisyaratkan keinginan untuk

mengatur arus dari komunikasi verbal, mengulangi atau merumuskan ulang

dari pesan verbal, dan sepenuhnya menggantikan komunikasi verbal,

biasanya poin ini digunakan saat guru berkomunikasi dengan siswa yang tuna

rungu.

Komunikasi yang di katakan berhasil adalah Pesan yang dikirimkan

oleh pengirim pesan kepada penerima pesan bisa di fahami dan pesan yang

ingin disampaikan dapat tersampaikan dan direspon dengan baik sesuai

dengan apa yang dikehendaki.

Anak-anak berkebutuhan khusus ( ABK ) yang ada di Sekolah Luar

Biasa Harapan ibu sangat bersemangat dalam mengikuti proses belajar

mengajar, mereka juga selalu aktif berinteraksi langsung dengan guru,

mereka dapat merespon dengan baik walaupun tidak dapat merespon secepat

anak-anak normal pada umumnya, karena Metode komunikasi yang dipakai

oleh guru terhadap murid dalah komunikasi Verbal, Komunikasi Non-verbal


57

dengan dibantu dengan media yang dapat membantu memperlancar dalam

sebuah komunikasi, baik itu media yang bersifat nyata maupun hanya gambar

visual.

Berikut yang diungkapkan oleh siska guru di SLB Harapan Ibu.

“Kalau minat belajar siswa sangat antusias sejauh ini, mau nya belajar,
belajar, Sekolah, sekolah, seperti tidak mau libur”.56

Selanjutnya ibu jayanti selaku guru SMPLB Harapan Ibu menyatalan

bahwa :

“Biasanya kalau anak-anak yang kurang kondusif itu susah ya, jadi kita
menyampaikan ini mereka tidak kondusif, seperti ketunaan autis untuk
menyampaikan materi agar mereka tenang dan mampu untuk bisa mengikuti
instruksi yang kita berikan. Jadi kalau dikelas anak-anak sudah bosan belajar
jadi kita ganti agar suasana belajarnya menyenangkan sebisa mungkin
membuat anak-anaka nyaman, bisa dengan membuat keterampilan,
menggambar atau apa, setelah itu nanti anak-anak anak senang dan mood nya
kembali lagi. Atau ketrampilan seperti meruncing, agar konsentrsi, pasti
mereka akan diam karna mereka ingin bisa juga”.57
Berikut adalah hasil wawancara dengan beberapa anak dari jenjang
SMP dan SMA Sekolah Luar Biasa harapan Ibu.
M. Sena siswa SMP SLB Harapan Ibu :
“seneng, banyak temen, bisa maen-maen”.58
Hal serupa juga di ungkapkan oleh Nayla siswa SMP SLB Harapan Ibu :
“kadang nanem pakek topi, terus buat sendal juga” .59
Agil Setiawan siswa SMA SLB Harapan Ibu :

56
Hasil Wawancara Dengan Ibu Siska Ayunda Dewi Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di
Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu
57
Hasil Wawancara Dengan Ibu Jayanti Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di Sekolah Luar
Biasa Harapan Ibu.
58
Hasil Wawancara Dengan Sena Siswa Smp Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di Sekolah
Luar Biasa Harapan Ibu.
59
Hasil Wawancara Dengan Ibnu Siswa Smp Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di Sekolah
Luar Biasa harapan Ibu.
58

“seneng, happy, bisa ketemu sama temen-temen, kadang belajarnya


susah kalok itung-itungan”.60
Hal serupa juga diungkapkan oleh Juanda siswa SMA SLB harapan Ibu :
“seneng belajar, kadang berkebun juga”.61
Hasil wawancara dengan Sumarni, 21 Yosomulyo ibu dari Mutiara Nur

Azizah ( Gita ) :

“Alhamdulillah, gita setelah sekolah di SLB Harapan Ibu sudah mulai


bisa mandiri, menjadi tidak malu lagi,kemana-mana sudah terbiasa sendiri,
mengalami peningkatan kepercayaan diri dengan orang-orang dilingkungan
nya, jika ada tamu aktif mengajak bermain, baik tua mapun muda”.62

Pernyataan serupa juga diutarankan oleh Purwanti, Bundang Rejo 32

Polos Ibu dari siswa SLB Harapan Ibu Bernama Faiz :

“faiz setelah sekolah di SLB Harapan Ibu mulai mengalami


perkembangan, alhamdulillah seperti sudah bisa menulis sedikit-sedikit, bisa
lebih mandiri dengan bantuan orang tua dirumah juga”.63
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan beberapa narasumber diatas,

maka dapat difahami, bahwa metode komunikasi antara guru terhadap siswa

berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu kota metro berjalan

dengan baik. Hal ini terlihat dari berbagai cara komunikasi yang diterapkan

dalam proses pembelajaran siswa, baik di dalam maupun diluar kelas, bahkan

tenaga pendidik akan menggunkan teknik inovasi lain saat proses

pembelajaran itu berlangsung, agar minat belajar siswa yang pada dasarnya

memiliki kebutuhan khusus ini semakin bertambah.


60
Hasil Wawancara Dengan Agil Siswa Sma Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di Sekolah
Luar Biasa Harapan Ibu.
61
Hasil Wawancara Dengan Juanda Siswa Sma Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di
Sekolah Luar Biasa Hrapan Ibu.
62
Hasil Wawancara Dengan Ibu Sumarni Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di Sekolah
Luar Biasa Harapan Ibu.
63
Hasil Wawancara Dengan Ibu Purwanti Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di Sekolah
Luar Biasa Harapan Ibu.
Antusias siswa dan juga kemajuan yang didapat setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran juga menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan tenaga

pendidik dalam menyampaikan pembelajaran di Sekolah, dengan

menggunakan berbagai medote berkomunikasi yang pada akhirnya membuat

siswa mengerti dan kemudian faham apa yang disampaikan guru kepada

mereka. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa komunikasi guru terhadap

siswa saat proses pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Luar Biasa

Harapan Ibu berjalan dengan efektif.

C. Faktor penghambat dan pendukung Komunikasi Antara Siswa dan

Guru Terhadap Siswa Berkebutuhan Khusus Dalam Melakukan

Pembelajaran di Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Kota Metro

Dalam sebuah proses pembelajaran baik untuk siswa reguler ataupun

siswa yang memiliki keterbatasan, tentu saja akan ada yang namnya

hambatan.

Informasi dari Siska Ayunda Dewi selaku guru di SLB Harapan ibu

sebagai berikut.

“Dengan begitu banyak nya karakter anak yang harus ditangani faktor
yang menghambat guru harus mengikuti mood belajar siswa, dalam hal itu
guru tidak akan memaksakan keinginan anak, jika siswa bosan dengan
pembelajaran didalam ruangan guru anak mengajak siswa belajar diluar, jika
hari ini materi sudah disiapak oleh guru, tetapi siswa kurang berminat
melakukan pembelajaran, hal yang dilakukan guru adalah mencarikan
alternatif lain untuk belajar. Kendala lain nya buku-buku yang mendukung
pembelajaran siswa mayoritas berkiblat pada buku-buku sekolah dasar,
sebagai guru hal yang dilakukan adalah menurunkan kapasitas materi yang
diberika, mencari sumber belajar lain. Untuk faktor pendukung sendiri guru
merasa excited saat orang tua murid juga antusias untuk menyekolahkan

59
60

anaknya di SLB Harapan Ibu, fasilitas-fasilitas yang dimiliki pun sudah


tergolong memadahi”.64
Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu jayanti selaku guru di SLB

Harapan ibu:

“Faktor pendukung untuk pembalajaran tentunya media-media


pembelajaran, kemudia buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Sedangkan hambatannya yaitu dari bubu-buku tidak sesuai, jadi kita
dapat dari pemerintah adalah buku untuk reguler bukan untuk SLB, jadi kita
mengalami kesulitan disitu, jika materi terlalu tinggi jadi kita turunkan paling
tidak temanya mendekati itu, disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
masing-masing”.65
Dari hasil wawancara peneliti dapat memahami hambatan-hambatan

metode komunikasi terjadi karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh

siswa di SLB Harapan Ibu, keterbatasan tersebut membuat mereka kesulitan

dalam menerima informasi dan pembelajaran yang didapat dari guru, murid-

murid yang mempunyai keterbatasan tersebut sulit untuk mengembangkan

potensi pada diri mereka.

Mood atau emosional yang sangat mudah berubah juga membuat guru

mengalami kesulitan, mereka akan mengurangi komunikasi mereka dan

didalam pembelajaran hal tersebut juga menjadi kendala karna pembelajaran

yang sebelumnya sudah direncanakan oleh guru harus diubah, guru harus

dapat memberika alternatif pembelajaran lain yang menyenangkan agar mood

atau emosional mereka kembali.

Selain hambatan yang datang dari siswa, hambatan lainya yaitu buku-

buku yang mereka pelajari biasanya perkiblat pada materi-materi sekolah

64
Hasil Wawancara Dengan Ibu Siska Ayunda Dewi Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di
Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu.
65
Hasil Wawancra Dengan Ibu Jayanti Pada Tanggal 27 Mei 2022 Di Sekolah Luar
Biasa Harapan Ibu.
61

yang leguler. Karna siswa ini memiliki keterbatasan baik pada fisik,

emosional, mental dan itelektual, jadi materi yang ada didalam buku, guru

harus cermat dalam menyampaikannya, harus disesuaikan dengan

kemampuan belajar siswa tersebut.

Akan tetapi antusias dari wali murid juga menjadikan pendukung dan

menambah motivasi guru untuk lebih semangat memberika ilmu. Kemudian

fasilitas-fasilitas yang tersedia juga membantu guru dalam menyampaikan

materi dan banyak media-media yang pada akhirnya mempermudah guru

untuk bisa berkomunikasi dengan para siswa yang memiliki keterbatasan

khusus ini, fasilitas-fasilitas yang tidak hanya membantu dalam proses

pembelajaran dan proses berkomunikasi tetapi juga membantu mereka untuk

terus mengembangkan potensi dan minat bakat yang ada pada diri mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sugiono sebagai

Kepala Sekolah Di SLB Harapan Ibu :

“sarananya, kenapa saya mengadakan poskes ini tidak ada anggaran dari
pemerintah, anak yang tunarungu, tuna wicara teria, diruang khusus mereka
terhormat, dihargai. Tujuannya mengadakan hal semacam itu bukan
memperoleh keuntungan, kalo ada keuntungan alhamdulillah, ini untuk
peningkatan peserta didik sesuai dengan kopentensinya. Anak yang menari
kita siapkan tempat menari, anak yang ingin bermusik kita ada alat band nya,
kalau nanti anak ingin olah raga, dan olah raga ini baru ada diindonesia yang
memiliki alat bocia dan kursi roda, alat bocia ini kita datangkan dari korea,
dan kursinya pun kita datangkan dari jerman, karna untuk anak tunagrahita
alat tidak boleh macam-macam. Kami mempunyai yang namanya
peningkatan mutu sesuai dengan karakter anak yang dipimpin oleh masing-
masing departemen, sehingga sarana-sarana yang ada walaupun kecil kita
siapkan. Ada uks, terdapat tempat tidurnya, tempat pengukurannya, ada
perpustakaan, untuk sarana olahraga kita ada lapangan bocia, untuk ibadah
ada mushola, bahakn untuk anak-anak yang sudah mengalami pubertas kita
siapkan tempat sendiri, maka tadi kita adakan pelatihan tentang reproduksi,
kita juga menyiapkan tempat untuk bertani, berkebun, membuat pupuk, kita
juga mempunyai yang namanya pengajian khusus disabilitas. Kami mencoba
62

bahwasanya anak kita jangan sampai menjadi hambatan, tetapi bagaimana


anak kita diberdayakan sesuai dengan kompetensi”.66
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepada sekolah SLB Harapan

Ibu bapak Sugiono, peneliti dapat menyimpulkan bahwa komunikasi dalam

proses pembelajaran di Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu berjalan dengan

lancar, karena metode-metode komunikasi yang dipakai oleh guru terhadap

siswa sangat efektif. Penggunaan alternatif pembelajaran lain juga sangat

membatu siswa dalam memahami pesan-pesan atau materi pembelajaran yang

sudah direncanakan oleh pihak guru, antusis dari siswa dan orang tua siswa

juga semakin membatu dan memberika semangat pada guru untuk terus

memberika inovasi-inovasi pembelajaran lain.

Diluar dari metode komunikasi yang digunakan dalam pembelajaran,

sekolah luar biasa harapan ibu juga memberika fasilitas-fasilitas yang akan

terus meningkatkan semangat belajar, mengembangkan kreatifitas siswa dan

memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Hal tersebut dapat dilihat

dari adanya fasilitas-fasilitas seperti peralatan band, melatih siswa menari,

lapangan olahraga, dan sekolah juga mengfasilitasi media-media untuk

mengembangkan kemandirian seperti menanam dan berkebu, membuat pupuk

kompos, membuat sendal dan pramuka.

66
Hasil Wawancara Dengan Bapak Sugiono Pada Tanggal 10 Mei 2022 Di Sekolah
Luar Biasa Harapan Ibu.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

peneliti mengenai Metode Komunikasi Antar Guru Terhadap Siswa

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa ( SLB ) Harapan Ibu Kota

Metro, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode Komunikasi Antara Guru Terhadap Siswa Bekebutuhan Khusus

Di SLB Harapan Ibu sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari

berbagai metode komunikasi yang digunakan guru dan antusia siswa serta

orang tua siswa dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan.

Metode-metode yang digunakan antara lain.

a Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan

komunikator kepada komunikan dengancara tertulis maupun lisan.

b komunkasi Non-Verbal adalah bentuk komunikasi yang tidak

menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan.

2. Faktor yang mendukun dan penghambat dalam proses pembelajaran bisa.

Berikut beberapa faktor pendukung dan penghambatan yang guru rasakan

saat proses bembelajaran :

a Mood atau emosional yang sangat mudah berubah.

63
64

b Buku-buku yang mereka pelajari biasanya buku yang diajarkan kepada

siswa sekolah reguler.

c antusias dari wali murid juga menjadikan pendukun dan menambah

motivasi guru untuk lebih semangat memberika ilmu.

C. Pengembangan potensi dan kemandirian seorang siswa juga menjadi fokus

yang diutamakan di Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu ini, agar nantinya

setelah selesai mengenyam pendidikan, siswa bisa menjadi lebih mandiri,

kreatif dan bisa dihargai serta bermanfaat bagi keluarga masyarakat

lingkungan sekitar.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tersebut makan peneliti dapat memberika saran untuk

Sekolah Luar Biasa Harapan Ibu Kota Metro :

1. Diharapkan peran dan fungsi guru dapat menjadikan perubahan bagi

pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) pada Sekolah Luar

Biasa Harapan Ibu Kota Metro.

2. Dinas pendidikan dan dinas kesehatan sebaiknya dapat lebih sering

mengadakan pelatihan-pelatihan serta memberikan pengarahan dan

mengontrol serta mendampingi tumbuh kembang Anak-anak

Berkebutuhan Khusus di SLB Harapan Ibu.

3. Lebih inovatif lagi dalam memberikan metode pembelajaran yang

menyenangkan, guru-guru lebih sering memberikan pendampingan

dalam proses pengembangan potensi, kreatifitas serta kemandirian

siswa saat proses pembelajaran.


65

DAFTAR PUSTAKA

Alhafid, Syamsul Bahri. Pola Komunikasi Antarpribadi Guru dan Siswa


Berkebutuhan Khusus Dalam Menumbuhkan Kemandirian. Skripsi. UIN
Makasar. Makasar. 2018. http://repositori.uin-alauddin.ac.id. Diakses pada
30 September 2021. Pukul 13.30 WIB
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : rajawali

Pers, 2016.

Desiningrum, Dinie Ratri. Psokologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta :


Psikosain. 2016.

Ibrahim. Metodologi Penelitian Kualitatif Panduan Penelitian Beserta Contoh


Proposal Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2018.

Irdamurni. Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Kuningan : Goresan Pena


Publishing. 2018.

Karyaningsih, Ponco Dewi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Samudera Biru. 2018.

Khoir, Syaghilul. “Pola Komunikasi Guru dan Murid di Sekolah Luar Biasa B
( SLB B ) Frobel Montessori Jakarta Timur”. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2014. https://repository.uinjkt.ac.id.
Diakses pada 30 September 2021, Pukul 14.20 WIB.

Konvensi Hak-Hak Anak. 20 November 1989. https://www.balibagham.go.id.


Diakses pada 04 Oktober 2012, Pukul 00.10 WIB.
Kurniati, Desak Putu Yuli, Modul Komunikasi Verbal dan Non Verbal
( Universitas Udayana: 2016.

Kusumawati, Tri Indah, komunikasi verbal dan nonverbal, Al-Irsyad ; Jurnsl

pendidikan dan konseling, vol.6, no.2, edisi juni-desember 2016. Hal.85

Nida, Fatma Laili Khoirun. At-Tabsyir. Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam.


Komunikasi bagi anak berkebutuhan khusus. Volume 1. Nomor 2. Juli-
Desember 2013, https://iainkudus.ac.id. Diakses pada 30 September 2021.
Pukul 11.15 WIB.

Nurjanah, Siti. ”Komunikasi Interpersonal antara Guru dan Siswa Berkebutuhan


Khusus Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial ( Studi Kasus di SLB
66

Tunarungu Pertiwi Bangunsari Ponorogo )”. Skripsi. Institut Agama Islam


Negeri Ponorogo. Ponorogo. 2020. http://etheses.iainponorogo.ac.id.
Diakses pada 30 September 2021, 18.15 WIB.

Pratiwi, Shinta. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Semarang : Semarang


University Pres. 2011.

Rahayu, Kiki. “Aktivitas Komunikasi Nonverbal guru Pada Anak Tunagrahita


Dalam Proses Belajar Mengajar ( Studi Pada Guru SDLB-N
KedungKandang )”. Skripsi, Universitas Muhammadiyyah Malang,
Malang, 2014. http://eprint.umm.ac.id. Diakses Pada 02 Desember 2021.
Pukul 06.44 WIB.

Sadiah, Dewi. Metode Penelitian Dakwah. Bandung : Pt Remaja Rosdakarya.


2015.

Sidiq Umar, Moh. Miftahul Choiri. Metode penelitian Kualitatif Di Bidang


Pendidikan. Ponorogo : Cv. Nata Karya, 2019.

UU Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia.
67

LAMPIRAN

Foto 1. Wawancara dengan Ibu Siska selaku Guru di SLB Harapan Ibu

Foto 2. Wawancara dengan Ibu Jayanti Selaku Guru Di SLB Harapan Ibu
68

Foto 3. Wawancara dengan Ibu Sumarni Ibunda Gita


69

Foto 3. Wawancara dengan Ibu Purwanti Ibunda Faiz

Foto 5. Kegiatan Pembelajaran Di SLB Harapan Ibu


70

Foto 6. Kegiatan Pembuatan Pupuk Kompos


71

Foto 7. Kegiatan Membuat Keterampilan Sendal

Foto 8. Kegiatan Berkebun


72

RIWAYAT HIDUP

Fakur Muhamad Iqbal, dilahirkan di Desa Karang Mulyo,

Kecamatan Muara Sungkai, Kabupaten Lampung Utara, pada

11 Mei 2000. Penulis merupakan anak semata wayang dari

pasangan Bapak Bakrudin dan Ibu Sulaesih.

Pendidikan awal penulis ditempuh di SD Negeri Karang Sakti dan selesai

pada tahun 2014. Kemudia melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Hidayatuth

Tholibin Karang Rejo dan lulus pada tahun 2016. Dan melanjutkan pendidikan ke

Madrasah aliyah Roudlotut Tholibin Kota Metro dan selesai pada tahun 2018.

kemudia penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke Institut Agama Islam Negeri

( IAIN ) Metro dengan Jurusan Komunikas dan Penyiaran Islam Pada tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai