Disusun oleh :
Disusun oleh :
Mengesahkan,
Kepala SMK NEGERI 5 JEMBER
iii
Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyususn dapat
menyelesaikan praktik kerja lapangan dengan lancar dan dapat membuat laporan
praktik kerja lapangan ini. Shalawat serta salam tetap dicurahkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan arahan dari
zaman kegelapan menuju masa yang terang benderang, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan praktik kerja lapangan di PTPN X Gayasan Ajong yang
dilaksanakan mulai tanggal 12 Maret hingga tanggal 27Juni 2022.
DAFTAR ISI
Halaman
iv
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
1. Dasar Pelaksaan Praktik Kerja Lapangan..............................1
2. Rumusan Masalah..................................................................2
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan..................................................3
BAB II PROFIL DUDI
A. Pembibitan....................................................................................15
1. Persiapan Media Dan Alat....................................................15
2. Sterilisasi da nisi dosis..........................................................15
3. Pembuatan bedengan ............................................................15
4. Perawatan pillen....................................................................19
B. Persiapan Tanam..........................................................................23
1. Persiapan lahan........................................................................23
2. Persiapan tanam bibit..............................................................25
C. Tanam............................................................................................26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................31
v
B. Saran................................................................................31
Daftar Pustaka...................................................................................32
Lampiran ..........................................................................................33
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
Tabel 1. Pengamatan......................................................................................18
vii
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
9
dan pengalaman yang banyak. Sehingga dalam pelaksanaan PKL ini semua
pihak dapat diuntungkan.
B. Rumusan Masalah
lain :
10
Program PKL disusun bersama antara SMK dan DU/DI yang menjadi
Institusi Pasangan (IP) dalam pelaksanaa PKL untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik sebagai peserta PKL, sekaligus merupakan wahana
berkontribusi bagi DU/DI terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan
di SMK. Tujuan PKL antara lain sebagai berikut.
1. Memberikan pengalaman kerja langsung kepada peserta didik
membangun dan menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membangun dan mengembangkan kepribadiannya yang
berkarakter sesuai dengan nilai-nilai positif yang tumbuh dan
diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang
ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
4. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar
mencapai keutuhan standar kompetensi lulusan.
5. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam
penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
antara SMK dan Institusi Pasangan yang memadukan secara
sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah dan
program pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja.
11
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
12
(PP) No. 7 / 1972 Pengalihan bentuk PNP XXVII men
tanggal 22 Pebruari jadi Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perkebunan XXVII.
13
2.Mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kegiatan meliputi
perencanaan,pengorganisasipelaksanaan,
administrasi dan pengawasan dalam wilayah
kerjanya dan menciptakan lingkungan kerja
yang menunjang tercapainya sasaran
diwilayah kerjanya.
3. Mempunyai wewenang : melakukan
seleksi calon karyawan, melaksanakan
pembayaran yg berkaitan dengan gaji,
tunjangan2 & biaya pegawai lainnya serta
membuat program pelatihan karyawan.
Tembakau Besuki Naa Oogst itu sendiri pada awalnya dirintis oleh G.
BIRNEE bekerjasama dengan Mr. C. SANDERBERG DAN Ad. Van
GENEP dari Belanda, mereka bertiga mendirikan Perkebunan Tembakau
dengan nama LAND BOUW MAATSCHAPP OUD DJEMBER (LMOD),
yang sukses mengekspor secara besar-besaran tembakau Besuki Naa
Oogst pada tahun 1859.
14
Perkembangan selanjutnya PPN Baru Jatim IX pada tahun 1963 berubah
menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Tembakau V dan tahun 1968
menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP XXVII) yang pada akhirnya
juga berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
XXVII pada tahun 1972.
PRODUKSI INTI.
Produksi pokok dari Kebun Ajong gayasan adalah tembakau, sejak dari
tahapan proses awal pembibitan sampai dengan tembakau yang siap
dipasarkan pada pembeli.
15
Produksi tembakau Kebun Ajong Gayasan terdiri dari dua faritas yaitu
Tembakau Bawah Naungan (TBN) dan Tembakau Na Oogst (NO), areal
tanaman pada MTT 2017-2018 terbagi menjadi :
KARYAWAN.
Keberhasilan pencapaian sasaran dan target produksi, berkaitan erat
dengan Sumber Daya Manusia dalam hal ini karyawan sebagai pelaku
tehnis dari suatu proses produksi.
16
Karyawan Tetap = 121 orang / bulan
- Laki – laki = 108 orang
- Perempuan = 13 orang
Karyawan Kontrak = 69 orang / bulan
- Laki – laki = 68 orang
- Perempuan = 1 orang
A. Karyawan Tetap.
Karyawan tetap di lingkungan Kebun Ajong Gayasan berjumlah 157
orang, keseluruhan telah diikutsertakan dalam program Jamsostek.
17
Mengenai hak – hak dan kewajiban karyawan tetap telah diatur dalam
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Direksi PT. Perkebunan Nusantara
X (Persero) dengan Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara X tahun 2016 -
2017.
Visi
Misi
18
1. Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu dan tembakau
yang berdaya saing tinggi untuk pasar domestik dan internasional dan
berwawasan lingkungan.
Filosofi Perusahaan
Budaya Perusahaan
Agar produktifitas karyawan dalam bekerja tetap tinggi, maka budaya kerja yang
harus dihayatidan dilaksanakan adalah:
19
4. Struktur Organisasi PTPN X Gayasan Ajong
20
BAB III
PEMBAHASAN
1. Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Nicotiana
b) Morfologi Batang
Tanaman tembakau memiliki bentuk batang yang bulat lonjong atau bulat
tergantung dari varietasnya. Batang tembakau berdiri tegak dengan warna
hijau dan berbulu. Batang memliki struktur yang agak lunak dengan
21
diamter sekitar 5 cm. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga
ditumbuhi tunas ketiak daun. Di setiap ketiak daun tersebut terdapat titik-
titik tumbuh cabang yang dorman. Apabila batang tersebut dipangkas,
maka titik tumbuh akan bertunas sebagai sirung. Dimana sirung tersbut
akan bercabang dan berkembang, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan tanaman.
c) Morfologi Daun
Tanaman tembakau memiliki daun yang bersifat tunggal, bertangkai atau
duduk dibatang dan tersusun secara spiral. Jumlah daun sekitar 18-25
lembar dengan panjang yang bervariasi, antara 30-43 cm dan lebar 16-27
cm. Secara umum daun tembakau berwarna hijau kekuningan.
d) Morfologi Bunga
Bunga tembakau merupakan bunga majemuk berbentuk malai dengan
karangan bunga berbentuk piramidal, dan terletak di ujung tanaman.
Bunga ini menyerupai terompet dengan warna merah jambu sampai merah
tua pada bagian atas. Bunga tembakau terdiri dari kelopak, mahkota
bunga, benang sari, dan putik. Kelopak tersebut berlekuk dan mempunyai
lima buah pancung. Secara umum, satu buah bunga memiliki lima benang
sari yang melekat di mahkota. Bakal buah mempunyai dua buah ruang
yang membesar dan terletak di atas dasar bunga. Sementara itu, kepala
putik terletak pada tabung bunga berdekatan dengan benang sari.
e) Morfologi Buah dan Biji
Tambakau memiliki buah berbentuk seperti telur ayam dengan panjang
1,5-2 cm. Saat buah masih muda berwarna hijau, kemudian setelah masak
berubah menjadi coklat. Tingkat kemasakan buah per individunya tidak
serempak. Oleh karena itu, panen buah untuk benih dilakukan secra
serempak setelah 75% buah masak. Bakal buah tembakau terletak diatas
dasar bunga dan terdiri dari dua ruang. Pada tiap ruang-ruang tersebut
berisi biji yang cukup banyak. Biji ini memiliki warna coklat tua, dan pada
umumnya setiap tanaman akan menghasilkan 6-7 g benih.
A. Pembibitan
22
Tembakau merupakan tanaman yang di budidayakan melalui benih/pillen,
dalam pembuatan benih pillen di buat dari benih murni/wose yang sudah
mendapatkan sertifikat mutu benih sesusai variestasnya berdasarkan hasil
pengunjian UPT PSBP Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, sudah
mengalami masa simpan minimal 1 (satu) tahun, sehat dan daya kecambah ≥
90% (SNI : ≥ 85%)
1. Persiapan media dan alat
1.1 Pengadaan kompos & tanah
1.2 Buat tempat steril
a) Tungku
Tungku adalah sebuah alat tempat pengukusan media tanam.
b) Meja penampungan
Meja penampungan adalah sebuah tempat yang dimana dari
pengukusan di pindahkan untuk di masukan di sosis juga
membuang hawa panas dari sisa pengukusan.
1.3 Buat alat-alat bedengan
a) Reng-reng/Lis/Nampan
2. Sterilisasi dan isi sosis
Sterilisasi dimana setiap bahan di harus melalui sterilisasi agar tidak
menimbulkan penyakit pada saat pembibitan dan pembesaran di tempat
pembiakan.
2.1 Ayak bahan
2.2 Mencampur media
2.3 Isi sosis (isi media plastic)
3. Pembuatan Bedengan
Bedengan adalah dimana sebuah tempat pembibitan tembakau yang di
bentuk persegi panjang dan mempunyai tingkat kemiringan 60 drajat,untuk
pembuatanya harus benar-benar rapi,tingkat kemiringan sesusai dan tidak
menimbulkan genangan air di atas bedengan (Tidak Bergelombang/Lubang)
3.1 Bajak
23
Mengunakan traktor untuk membalik tanah bertujuan tanah dalam ke
bagian atas dan mempermudah bedengan.
3.2 Pagar bedengan
Pagar bedengan terbuat dari wareng dan untuk tinggi wareng 2m di
pasang mengelilingi lahan yang di gunakan untuk pembibitan.
Bertujuan melindungi semua bentuk hama.
3.3 Buat got dan jalan
Got memasukan dan membuang air lebar dan dalam 50×50m, jalan
untuk memudahkan para perkerja, dibuat 1×20m.
3.4 Ps. Trocok
3.5 Ukuran pembuat bedengan 60cm
3.6 Buat bedengan (bangun dan dihalusi)
3.7 Pasang cagak bedengan
80 dari dasar bedengan
3.8 Ps. Plastik lamak/alas & lis bedengan
Plastik dasar yang di buat alas bedengan 11m
Lis bedengan panjang 10,5m sedangkan lis samping 120cm.
3.9 Ps. Kawat/Kerangka BAP
Menyanggah atap wareng di bedengan.
3.1.0 Ps. Atap dan abir-abir (penutup samping)
Pemasangan atap utama yang terbuat dari wareng sama plastic
putih,atap kedua di terbuat dari wareng dan plastik hitam. Ukuran
3×2,5m.
a) Atap putih : memberi kecupukan sinar matahari setelah sebar.
b) Atap hitam : meredam sinar matahari langsung selama
perkecambahan, kurang lebih 8 hari dari sebar.
c) Waktu : Pemasangan H-3 dan di buka H+8
Wareng yang sudah berbentuk setengah lingkaran
3.1.1 Angkut sosis
Dari tempat pembuatan sosis poly ke tempat bedengan.
3.1.2 Potong dan tata polybag
24
Memotong bagian sosis menjadikan polybag dengan ukuran
4cm/polybag,sekali potong 5×6 lonjang sosis menjadi 30 polybabg.
Dengan alat persegi ukuran 20×15cm.
3.1.3 Ps. Instalasi air
Instalasi air di buat dengan tujuan untuk mempermudah saat melakukan
penyiraman di dalam lahan pembibitan dan biasanya disediakan 1 pompa
air yang untuk menyedot air dari sumur.
3.1.4 Sanitasi bedengan (layak sebar)\
Lahan bersih dari gulma/rumput dll. Untuk area luar atau dalam bedengan.
3.1.5 Pelembaban untuk sulam
Untuk memberi kecukupan air terhadap akar,bibit yang di pindah.
3.1.6 Pupuk awal
Untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
3.1.7 Racun lingkungan
Untuk mensterilkan media yang akan di sebar benih. Dengan tujuan
mengantisipasi penyakit dan hama.
3.1.8 Sebar benih (Pasang pilen)
Pasang benih, 1 (satu) biji disetiap 1(satu) polybag.
3.1.9 Pelembaban sebar utama
Untuk memberi kecukupan air terhadap akar,bibit yang di pindah.
3.2.0 Pupuk awal
Untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
3.2.1 Racun lingkungan
Untuk mensterilkan media yang akan di sebar benih. Dengan tujuan
mengantisipasi penyakit dan hama.
3.2.2 Sebar utama/hari pertama
Dalam sebar benih pilen mengikuti luas area tanaman pembibitan, paling
cepat 1-2 Hari (paling lambat 3hari)
25
3.2.3 Tabel Pengamatan Pillen Berkecambah Menjadi Bibit.
12 -Maret- 1
1 Senin - Masih berupa benih pillen 0
2022 Hari
26
Di sebabkan oleh beberapa faktor
sebagai berikut : 1. kelewat 2. Semut dan 3. Faktor tidak tumbuh 5%
(Melakukan sulaman 1)
27
4.6 Racun II
Lannate (10gram/5 bedeng sprayer dengan isi 10 liter air) Untuk
mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
4.7 Pupuk susulan 2
MPK (20gram/bedengn dengan jumlah polly kurang lebih 8 Ribu)
Untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
4.8 Racun III
Lannate (10gram/5 bedeng sprayer dengan isi 10 liter air) Untuk
mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
4.9 Seleksi II
Memilah pertumbuhan sesusai ukuran great A,B dan C.
Bertujuan mempermudah perawatan pertumbuhan.
4.1.0 Racun Extra
Delouse 200L Mengantisipasi hama bemesia, ulat. Racun extra berupa
racun tambahan.
4.1.1 Pupuk susulan 3
MPK (30gram/bedengn dengan jumlah polly kurang lebih 8 Ribu)
Untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
4.1.2 Racun IV
Lannate (10gram/5 bedeng sprayer dengan isi 10 liter air)
Mengantisipasi hama bemesia, ulat. Racun extra berupa racun
tambahan.
4.1.3 Buka atap
Buka bagian atap atau mulai ditarang/dijemur.
4.1.4 Pupuk susulan 4
28
MPK (35gram/bedengn dengan jumlah polly kurang lebih 8 Ribu)
Untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
4.1.5 Pupuk susulan 5
MPK (40gram/bedengn dengan jumlah polly kurang lebih 8 Ribu)
Untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan bibit tersebut. Cara
pengaplikasian disiramkan ke polybag.
4.1.6 Racun V
Lannate (10gram/5 bedeng sprayer dengan isi 10 liter air)
Mengantisipasi hama bemesia, ulat. Racun extra berupa racun
tambahan.
4.1.7 Racun VI
Lannate (10gram/5 bedeng sprayer dengan isi 10 liter air)
Mengantisipasi hama bemesia, ulat. Racun extra berupa racun
tambahan.
4.1.8 Isi ke nampan
Memindahkan bibit ke nampan yang kosong. Di umur 35 Hari.
4.1.9 Angkut bibit
Pemindahan bibit dari tempat pembibitan ke tempat tanam pada 38
Hari.
4.2.0 Racun VII/VIII
Lannate (10gram/5 bedeng sprayer dengan isi 10 liter air)
Mengantisipasi hama bemesia, ulat. Racun extra berupa racun
tambahan.
4.2.1 Tanam
Di lakukan penyiraman secukupnya dan peracunan lannate, bibit siap
di pindahkan ke penataran.
4.2.2 Tabel Pupuk Dan Racun
29
Jumlah
Pestisida Kapasitas Dosis
pestidida/spr
Umur sprayer Pestisida
ayer isi 10
(Hari) isi 10 liter Per Ha (5
Merk Dagang Bahan Aktif liter/gembor
(Bedeng) Bedeng)
8 liter
7,1
-2 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l ml
7,1
-1 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l gr
7,1
1 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l gr
7,1
2 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l ml
7,1
3 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l gr
7,1
4 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l ml
7,1
5 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l gr
7,1
6 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l ml
7,1
7 10 gr 7
Lannate 40 SP Metomil 40% gr
7,1
10 10 ml 7
Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 g/l gr
7,1
15 10 gr 7
Lannate 40 SP Metomil 40% gr
14,3
20 gr
Manzate 82 WP Mankozeb 82% gr
8,3
20 10 gr 6
Lannate 40 SP Metomil 40% gr
16,7
20 gr
Manzate 82 WP Mankozeb 82% gr
Imidakloprid 200 8,3
10 ml
Extra Delouse 200 SL g/l ml
12,5
25 10 gr 4
Lannate 40 SP Metomil 40% gr
25,0
20 gr
Manzate 82 WP Mankozeb 82% gr
Imidakloprid 200 12,5
10 ml
Extra Delouse 200 SL g/l ml
12,5
10 gr 4
30 Lannate 40 SP Metomil 40% gr
7,5
1,5 ml
Ridomil Gold 350 ES Mefenoxam 350 g/l gr
Extra Delouse 200 SL Imidakloprid 200 8 ml 40.0
30
g/l ml
16,7
10 gr 3
35 Lannate 40 SP Metomil 40% gr
33,3
20 gr
Manzate 82 WP Mankozeb 82% gr
Imidakloprid 200 16,7
10 ml 3
38 Delouse 200 SL g/l ml
16,7
10 gr 3
44 Lannate 40 SP Metomil 40% gr
B . Persiapan Tanam
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan adalah dimana kita mencari lahan untuk di pergunakan
dalam tempat budidaya tembakau, yang sesusai ketentuan PTPN X
Gayasan Ajong yang sudah di tentukan, untuk mendapatkan lahan yang
sesusai dengan ketentuan/kriteria perlu melakukan beberapa tahapan dan
proses agar benar-benar sesusai apa yang sudah tentukan.
Berikut beberapa tahapan :
a. Ploting lahan
Adalah mencari lahan yang berpotensi atau yang baik kategori lahan
yang baik yaitu :
- Jauh dari pohon besar yang rindang
- Bukan bekas tanaman inang/harus bekas (tanaman padi)
- Melihat kecukupan air dan melihat system pembuang air (irigasi)
untuk masukan air yang baik dan membuang air
- Hindari tanah yang berlanas tinggi
- Melihat struktur kemiringan tanah
- Mengunakan alat GPS sabagai alat ukur luas lahan.
31
b. Pengosongan lahan
adalah hal dimana yang telah di sepakati pemilik dan dengan penyewa
tanah tersebut (PTPN X Gayasan Ajong)
- Pengosahan lahan paling lambat H-45 Hari (Maka aktivitas
pekerjaan mengacu pada rekomendasi khusus)
c. Pengambilan sempel tanah
adalah untuk rekomendasi pemupukan bulan ferbruari-minggu 1 mei
2021. Di lakukan oleh pihak litbang.
d. Desain blok TBN
Mengunakan kompas,buatan dari kayu membentuk ( + ) sudutnya 90
drajat. Untuk mendesain tanaman terlihat lurus/atur.
adalah 16 meter (1 Ha = 7 gudang : 21 Kamar.
e. Pelaksanaan pembuatan got keliling dan jalan
Dengan ukuran yang sudah ditentukan atau sesusai sop lebar 50 cm
dan kedalaman 50 cm ,bertujuan untuk mengatuskan air.
Jalan untuk memudahkan mobilisasi penyiraman,pemupukan dan
pemanenan. Ukuran jalan kamar 1m,jalan tol/panen 3m maksimal.
f. Sistem pengolahan tanah untuk tanaman TBN mengacu sebagai
berikut :
Tabel pengolahan tanah
32
- Bajak Traktor II dengan kedalaman 25-30 cm dimulai pada H-24
- Bajak Traktor III/Rotari dengan kedalaman 25-30 cm di mulai pada H-17
- Meratakan siap tanam H-10 sampai H-7
33
Melobangi media tanam dengan cara disiram terlebih dahulu (Musim
kiring) mengunakan alat kayu. Hal dilakukan H-5 sebelum tanam.
f. Pupuk dasar
Mempercepat pertumbuhan, menggunakan pupuk SP36, KNO3, ZA
dengan takaran, cara pengaplikasian di larutkan di air.
C. Tanam
Tanam adalah dimana merupakan proses pemindahan bibit dari lokasi
pembibitan ke tempat pembesaran, di tempat pembesaran bibit dari di
pindah sampek panen kurang 42-45 hari (Petik)
7.1 Seri tanam
Sistem seri merupakan untuk mengatur waktu juga luasan/seri, dalam
1 (satu) areal tanam dan biasanya di setiap 1 areal tanam : 3 seri.
7.2 Syarat bibit layak tanam
Dengan sop ini untuk menghasilkan tumbuhan tembakau yang dan
berkulitas tinggi.
Syarat-syarat bibit yang layak tanam di antaranya :
- Sehat
- Kuat dan seragam
- Ukuran tinggi batang 6-8 cm.
7.3 Jarak tanam TBN
Untuk mengatur pertumbuhan tembakau secara baik batang besar dan
tinggi.
Dengan ketentuan jarak sebagai berikut :
Jarak antar baris tanaman : 105 cm × 42 cm Jarak antar tanaman.
7.4 Pemasangan alat pengukur ketinggian tanaman
Untuk memantau setiap hari pertembuhan tanaman. Setiap petak seri
di pasang 2 buah alat, di lakukan H-2.
7.5 Waktu sulaman tanam
34
Untuk mengenapi jumlah tanaman dengan sebab-sebab diantaranya
mati/kelewat tidak tertanami (Faktor kelalaian). Dalam waktu
penyulaman di siapkan 2 waktu.
- H+1 s/d H=10 dengan di ganti polybag dari bedengan.
- H+11 s/d H=18 dengan polybag besar (2 kg).
- Prinsip sulaman tanaman mengunakan bibit yang sehat, kuat, kokoh
dan lebih besar di bandingkan sekitarnya.
- Bibit sulaman di sediakan di bawah 5% untuk sepenataran.
Jika terjadi kematian di umur tersebut bisa langsung di ganti dan
penanaman di polybag dilukan H-2 terlebih dahulu,bertujuan agar umur
atau tanaman sulaman setara sama tanaman yang sudah di tanam.
35
Agristick 400L Alkilaril poliglikol 5 ml 228 ml
eter 400 ml/l
14 Lannate 40 SP Metomil 40% 10 gr 480 513 gr
Cabrio 250 EC Piraklostrobin 5 ml 257 ml
250 g/l
Ekstra Demolish 18 EC Abamectin 18 g/l 5 ml 257 ml
**)+ +
Agristick 400L Alkilaril poliglikol 5 ml 257 ml
eter 400 ml/l
21 Buldok 25 EC Betasiflutrin 25 10 ml 420 587 ml
g/l
Manzate 82 WP Mancozeb 82% 20 gr 1,174 gr
Ekstra Delouse 200 SL Imidakloprid 200 10 ml 587 ml
**)+ g/l +
Agristick 400L Alkilaril poliglikol 5 ml 293 ml
eter 400 ml/l
28 Lannate 40 SP Metomil 40% 10 gr 420 587 gr
Cabrio 250 EC Piraklostrobin 5 ml 293 ml
250 g/l
35 Agrimec 18 EC Abamectin 18 g/l 5 ml 390 316 ml
Manzate 82 WP Mancozeb 82% 20 gr 1,264 gr
Ekstra Prevathon 50 Klorantraniprol 10 ml 632 ml
SC **) 50 g/l
42 Lannate 40 SP Metomil 40% 10 gr 390 632 gr
Ridomil Gold Mankozeb 64% 15 gr 948 gr
MZ4/64 WG +Mefenoksam 4%
Ekstra Demolish 18 EC Abamectin 18 g/l 5 ml 316 ml
**)+ +
Agristick 400L Alkilaril poliglikol 5 ml 316 ml
eter 400 ml/l
49 Delouse 200 SL Imidakloprid 200 10 ml 350 704 ml
**)+ g/l +
Cabrio 250 EC Piraklostrobin 5 ml 352 ml
250 g/l
Ekstra Delouse 200 SL Imidakloprid 200 10 ml 704 ml
**)+ g/l +
Agristick 400L Alkilaril poliglikol 5 ml 352 ml
eter 400 ml/l
56 Prevathon 50 SC Klorantraniprol 10 ml 350 704 ml
**) 50 g/l
Manzate 82 WP Mancozeb 82% 20 gr 1,408 ml
Ekstra Demolish 18 EC Abamectin 18 g/l 5 ml 352 ml
**)+ +
Agristick 400L Alkilaril poliglikol 5 ml 352 ml
eter 400 ml/l
63 Lannate 40 SP Metomil 40% 10 gr 300 822 gr
36
70 Prevathon 50 SC Klorantraniprol 10 ml 822
**) 50 g/l gr
D. Pembahasan
Hal ini di lakukan karena pada saat perkecambahan tidak terjadi pembusukan
karena adanya air yang mengenangan pada.
37
Hal dalam pembuatan media pembibitan tembakau dengan campuran
kompos,pasir dan abu. Setelah di campur dengan merata,di masukan ke karung
yang sudah di modifikasi seperti lonjongan lontong dan di masukan ke tempat
pengukusan kurang lebih 30menit-1jam dengan suhu 100 °C. Lalu diangkat dan di
tuangkan ke tempat penampungan untuk pendinganan setelah itu di masukan ke
plastik sosis.
Selesai di masukan sosis di angkut dan dipotong dengan ukuran 4-5 cm, lalu
diberikan pelembaban,pupuk awal dan racun lingkungan setelah itu masuk
dengan ketahapan penyebaran benih , sesudah penyebaran benih selesai, di
lakukan penyiraman pada polly secara merata dan air masuk ke seluruh bagian
polly sampek kebagian bawah polly.
Jika sudah di lakukan penyebaran masuk ketahapan perawatan yang tiap hari
lakukan penyiraman,pumupukan dan peracunan secara rutin selama 38 Hari,untuk
penyiraman,setelah di pembibitan masuk ke proses tanam.
38