TUGAS 3
Y = 360 + 200(i)
= 360 + 200 (0,28)
= 360 + 56
= 416
1) Capital Inflow
Merupakan dana/modal yang masuk ke dalam suatu negara (dicatat sebagai
kredit), misalnya melalui investasi asing (FDI), pembelian saham, obligasi, atau
surat berharga lainnya. Capital inflow yang berkontribusi baik bagi perekonomian
adalah yang dalamjangka panjang, misalnya melalui investasi modal riil (FDI)
berupa pembangunan pabrik atau pembelian mesin baru. Sementara itu capital
inflow jangka pendek seringg disebut “hot Money”, merupakan dana yang hanya
singgah sebentar dii suatu negara dan tidak berkontribusi langsung ke
peningkatan output (GDP). Hot Money biasanya hanaya mencari keuntungan
jangka pendek, misalnya dari pembelian saham.
2) Capital Outflow
Merupakan dana/modal yang keluar dari suatu newgara (dicatat sebagai
debit), misalnya ada swasta/masyarakat yang melakukan investasi (baik FDI
maupun pembelian saham dan surat berharga lainnya) di luar negeri, pembayaran
cicilan hutang luar negeri, pembayaran bunga atas hutang luar negeri, dan lain
sebagainya.
4. Neraca pembayaran adalah suatu catatan yang mana berisi ringkasan transaksi
ekonomi yang terjadi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara yang
lain dalam jangka waktu tertentu.⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀
Transaksi Debit yang ada dalam Neraca Pembayaran Indonesia adalah, transaksi yang
akan menimbulkan kewajiban suatu negara bertambah yaitu kewajiban untuk
melakukan pembayaran ke negara lain, transaksi ini disebut juga dengan transaksi
negatif (-) karena merupakan transaksi yang menyebabkan posisi cadangan devisa
berkurang.
Barang impor
5. Sistem nilai tukar mata uang mengambang terkendali adalah kombinasi dari sistem
nilai tukar mata uang tetap dengan sistem niali tukar matta uang mengambang bebas.
Dalam sistem ini, nilai tukar mata uangg dibiarkan untuk berfluktuasi tanpa adanya
batasandalam nilai yang ditetapkan. Akan tetapi, dalam sistem ini pemerintah jugga
dapat melakukan intervensi untuyk mencegah nilai tukar berubah sewaktu-waktu.
Kelebihan dan kekuarangan nya adalah :
Beberapa bank sentral menerapkan kebijakan ini, termasuk di negara Indonesia. Nilai
tukar mengambang yang terkendali memungkinkan independensi kebijakan
moneter. Hal Ini juga memungkinkan bank sentral untuk menggunakan kebijakan lain,
seperti suku bunga, untuk menstabilkan pergerakan nilai tukar, tidak hanya
menggunakan cadangan devisa. Namun, seperti dalam nilai tukar mengambang bebas,
sistem ini juga dapat memicu kegiatan spekulasi, terutama ketika cadangan devisa tidak
mencukupi.