Anda di halaman 1dari 96

KALIMANTAN UTARA

Sekolah
Pencetak
Wirausaha
Disusun oleh :
Gatot Hari Priowirjanto
Amat S.Pd, M.Pd
Iwan Suryatno
Yohanna Novathalia
Juni 2021

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................................................................... 3

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W ) .................................................................................. 4

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W ) .................................................................................. 6

Pengertian Program SPW .................................................................................................................................................................. 8


S M K N 1 TANJUNG PALAS .......................................................................................................................................... 10

S M K S KESEHATAN PUTRA BORNEO NUNUKAN ..................................................................................... 13

SMKN 2 MALINAU ............................................................................................................................................................... 29

SMKN 1 SEBATIK BARAT .................................................................................................................................................. 31

S M K N 1 TANJUNG SELOR.......................................................................................................................................... 34

S M K N 1 MALINAU .......................................................................................................................................................... 40

S M K N 4 TARAKAN .......................................................................................................................................................... 44

S M K N 1 BUNYU ................................................................................................................................................................ 50

S M K N 2 TA NJUNG SELOR ........................................................................................................................................ 53

S M K N 1 TARAKAN........................................................................................................................................................... 60

SMKN 3 TARAKAN .............................................................................................................................................................. 65

SMK NEGERI 1 TULIN ONSOI ....................................................................................................................................... 75

SMK SPP-N MALINAU ...................................................................................................................................................... 87

S M K N 1 TANJUNG PALA S TIMUR ........................................................................................................................ 94

2
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berjalannya Program Sekolah
Pencetak Kewirausahaan (SPW) yang diadakan di Kalimantan Utara dan diterbitkannya
E-book Sekolah Pencetak Wirausaha ini. Sejak Desember 2020 33 Sekolah telah
mengikuti program SPW ini, 19 sekolah diantaranya telah memberikan kesan-pesannya
mengenai program SPW yang merupakan implementasi dari teori Mata Pelajaran
Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital yang sudah diajarkan disekolah
masing-masing.

Suksesnya program ini dapat terlaksana berkat keaktifan siswa-siswi SMK, guru
pendamping, dan kepala sekolah. Tak hanya itu, kegiatan SPW ini juga dapat terlaksana
berkat gagasan dan dukungan dari Pak Gatot Hari Priowirjanto, Pak Amat, dan juga
Pak Iwan Suryatno sehingga program dan buku SPW ini dapat diterbitkan.

Kiranya E-book SPW ini menjadi salah satu acuan untuk sekolah-sekolah di
daerah lain untuk menambah pengetahuan dan juga ikut melakukan program SPW ini di
sekolahnya. Kami berharap buku ini bisa dinikmati pembaca dan juga bisa
mempraktekannya dalam merintis dunia usaha. Penulis menyadari bahwa E-book ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran, dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan E-book ini.

Bandung, 13 Juli 2021

Penulis

3
SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW)

Dunia pendidikan diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menghadapi


revolusi industri 4.0, selain itu juga mempersiapkan siswa yang aktif dan kreatif.
Kurikulum yang diterapkan di dunia pendidikan pun juga harus mengandung
pengetahuan tentang dunia industri. Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat
berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam pendidikan
setiap siswa pasti mendapatkan nilai-nilai, ilmu, kecakapan, dan keterampilan sehingga
dapat berfikir lebih kritis, logis, rasional, dan sistematis dalam menghadapi sebuah
persoalan atau masalah. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 tahun
2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Tingkat dan jenis pendidikan yang sekarang menjadi sorotan adalah pendidikan
kejuruan atau SMK. Sekolah Menengah Kejuruan merupakansekolah menengah yang
mempersiapkan siswanyauntuk siap bersaing di dunia kerja dalam bidang tertentu.
Selain itu, SMK juga menuntut siswa memiliki kecerdasan, pengetahuan, etika,
kepribadian, akhlak yang mulia untuk bekal hidup mandiri di era disrupsi 4.0.
Calon lulusan SMK sekarang ini harus memiliki inisiatif membuka lapangan
pekerjaan sendiri sehingga tidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di
Indonesia. Sekolah diharapkan mampu menyiapkan lulusannya untuk berdiri sendiri
dengan membuka usaha yang dapat memberikan penghidupan bagi dirinya dan
masyarakat sekitarnya. Salah satu caranya dengan mendidik anak SMK memiliki jiwa
berwirausaha yang tinggi. Untuk melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang
tinggi, maka perlu dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang
dapat menumbuhkan jiwa wirausaha.
Program Sekolah Pencetak Wirausaha diimplementasikan di SMK dengan tujuan
untuk melatih siswa dalam mempraktikkan teori yang didapatkan dalam Mata Pelajaran
Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital. Sebagai wadah yang dijadikan
praktik langsung dari dua Mata Pelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan skill
berwirausaha siswa. Menurut Kemendikbud (2018) dijelaskan bahwa dalam program
SPW ini terdapat tujuan khusus yaitu melatih siswa untuk menjadi wirausahawan muda
yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya sendiri maupun orang
lain serta juga bisa handal dalam teknik pemasaran.

4
Pengertian SPW menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa SPW atau Sekolah
Pencetak Wirausaha merupakan sebuah tempat atau wadah untuk menuangkan dan
mempraktikkan keterampilan yang dimiliki siswa dan juga kreativitas siswa dalam dunia
wirausaha. Berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dijelaskan bahwa program SPW
merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki 18 keterampilan
melalui praktik usaha. Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring/online
karena dipandang relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi
Z, sejalan dengan upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet
per semester. Dengan berjualan daring/online akan memudahkan siswa untuk bisa
mengunggah foto-foto dan melakukan transaksi ke daerah yang lebih luas serta tidak
membutuhkan biaya yang lebih besar.
Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh
lompatan perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri 4.0. Pada
periode ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi dilakukan dengan
aplikasi cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan serta kondisi
industri dan pasar yang terus berubah seiring munculnya profesi baru yang tidak pernah
diduga pada periode sebelumnya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan
siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi
tantangan masa kini dan masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki
keterampilan bukan hanya sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan
juga memiliki kompetensi khusus dalam berwirausaha. Mengingat bahwa semakin
membludaknya lulusan SMK yang tidak seimbang dengan peluang kerja yang disiapkan
oleh pemerintah. Sehingga dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga keterampilan yang
relevan yaitu kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi, berfikir kritis, dan memecahkan masalah, serta aktif dan inovatif.

5
SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW)

Perkembangan dan pengetahuan teknologi merupakan penentu utama jalannya


peradaban. Barometer peradaban tersebut kini melaju dengan cepat dalam bingkai
Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0). Era disrupsi 4.0 merupakan era yang
cepat adaptif dengan segala bentuk perubahan yang terjadi di sekitarnya dan
menyesuaikan tuntutan zaman dengan dibekali kompetensi profesional (aspek
pengetahuan, keahlian, dan sikap kerja) dan personal (aspek kepribadian dan interaksi
sosial). Era disrupsi 4.0 saat ini mulai berkembang sejalan dengan berkembangnya
teknologi komunikasi pada generasi milenial dan era internet of things. Banyak yang
telah menjadi korban dari era disrupsi, seperti organisasi-organisasi tingkat dunia
termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Mereka yang biasa sudah mendapat
kenyamanan tidak dapat bergerak cepat padahal banyak sekali peluang yang
menjanjikan. Penyampaian muatan informasi seharusnya bukan hanya menjadi tujuan
dalam pendidikan, namun juga harus memperhatikan lulusan siswanya. Dunia
pendidikan juga diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menghadapi
revolusi industri 4.0, selain itu juga mempersiapkan siswa yang aktif dan kreatif.
Kurikulum yang diterapkan di dunia pendidikan pun juga harus mengandung
pengetahuan tentang dunia industri. Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat
berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam pendidikan
setiap siswa pasti mendapatkan nilai-nilai, ilmu, kecakapan, dan keterampilan sehingga
dapat berfikir lebih kritis, logis, rasional, dan sistematis dalam menghadapi sebuah
persoalan atau masalah. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 tahun
2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Pendidikan memiliki tugas untuk menyiapkan sumber daya yang berkualitas
untuk meneruskan pembangunan. Mengingat betapa fundamen dan vitalnya arti
pendidikan, maka seharusnya pemerintah menempatkan pendidikan sebagai prioritas
pembangunan yang berkelanjutan yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang
unggul pada tataran dunia yang semakin mengglobal. Setiap tingkat dan jenis
pendidikan diharapkan mampu mencapai fungsi pendidikan nasional dari berbagai
aspek. Tingkat dan jenis pendidikan yang sekarang menjadi sorotan adalah pendidikan
kejuruan atau SMK. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolahmenengah yang
mempersiapkan siswanya untuk siap bersaing

6
di dunia kerja dalam bidang tertentu. Selain itu, SMK juga menuntut siswa memiliki
kecerdasan, pengetahuan, etika, kepribadian, akhlak yang mulia untuk bekal hidup mandiri
di era disrupsi 4.0. Sebagaimana dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah
pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. Sebagai tindak lanjut dari implementasi undang-undang di atas, maka perlu
dikembangkan suatu bentuk Pendidikan kejuruan. Khususnya Sekolah Menengah Kejuruan
menurut Depdiknas bertujuan untuk: 1) menyiapkan siswasiswi untuk memasuki lapangan
pekerjaan serta mengembangkan sikap professional; 2) menyiapkan siswa agar mampu
memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri; 3) menyiapkan
tenaga kerja yang mandiri dan atau mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat
ini maupun pada masa yang akan dating; dan 4) menyiapkan lulusan agar menjadi warga
negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Dalam sistematika pendidikan menyebutkan
bahwa SMK bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkompeten dan langsung terjun di
dunia kerja sesuai dengan keahlian bidang yang dimiliki. Siswa SMK diwajibkan untuk
memiliki keterampilan khusus agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan
yang harus dimiliki siswa SMK adalah keterampilan berwirausaha. Keterampilan
berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bentuk
penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam kehidupannya.
Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah
Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan agar siswanya dapat menguasai
kompetensi program keahlian dan kewirausahaan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja
maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya (Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan). Dalam kaitannya dengan mata pelajaran kewirausahaan, tidak lepas dengan
penciptaan wirausaha. Terciptanya wirausahawan sangat berperan penting dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi kondisi dunia kewirausahaan di Indonesia
belum sesuai dengan harapan. Kenyataannya, masih banyak siswa SMK yang belum
menggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK yang belum dapat menciptakan
lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih banyaknya jumlah pengangguran yang
berasal dari lulusan siswa SMK.
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang
merupakan update terakhir tanggal 23 Januari 2019, mengenai Tingkat Pengangguran dapat
diketahui bahwa jumlah pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan
data tahun 2018 bulan Agustus sebanyak 1.731.743 jiwa. Dibandingkan dengan bulan
Februari 2018 mengalami kenaikan sebesar 307.315 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat pengangguran lulusan SMK masih cukup tinggi. Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Darmin Nasution dalam Afriyadi (2019) memaparkan bahwa terdapat
masalah dalam pendidikan, khususnya pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidikan SMK ditempuh selama tiga tahun atau empat tahun dan masalahnya lulusan
yang harusnya disiapkan untuk mengisi dunia kerja justru banyak menganggur.

7
Menurutnya tingkat pengangguran pendidikan yang masih tinggi adalah SMK, angka
pengangguran ini masih sebanding dengan tahun 2017. Oleh karena itu hal tersebut masih
menjadi PR bagaimana kurikulum SMK bisa dan keterampilan lulusan siswa SMK dapat
menjawab dunia kerja. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan SMK yang seharusnya
mampu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Keadaan ini bukanlah sebuah
pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Masalah di atas sebenarnya dapat diperkecil dengan cara menumbuhkembangkan
kewirausahaan dan menjadi wirausaha merupakan alternatif pilihan yang tepat. Calon
lulusan SMK sekarang ini harus memiliki inisiatif membuka lapangan pekerjaan sendiri
sehingga tidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di Indonesia. Sekolah
diharapkan mampu menyiapkan lulusannya untuk berdiri sendiri dengan membuka usaha
yang dapat memberikan penghidupan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Salah satu
caranya dengan mendidik anak SMK memiliki jiwa berwirausaha yang tinggi. Untuk
melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu dikembangkan
model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha.
Ada beberapa program yang dikembangkan di SMK seperti Technopark, Teaching Factory,
Koperasi Sekolah, Sekolah Pencetak Wirausaha, dan sebagainya. Salah satu program di
SMK yang cukup mendukung adalah Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering
disingkat dengan sebutan SPW. Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk
menumbuhkan jiwa berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha. Direktur SEAMEO (The
Southeast Asian Ministers of Education Organization) Gatot Hari Priowirajanto dalam
Kemendikbud (2018) menyampaikan bahwa SPW merupakan bagian dari upaya pemerintah
mencapai target Revitalisasi SMK seseuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016.
Tujuan dibentuknya SPW ini adalah untuk mencetak siswa dengan “kartu biru”, anak-anak
yang membuka lapangan pekerjaan baik untuk diri sendiri maupun 7 untuk orang lain.
Tahun 2018 Direktorat Pembinaan SMK menargetkan 150 SMK mengikuti program
Sekolah Pencetak Wirausaha dengan memberikan bantuan berupa bimbingan teknis agar
dapat melahirkan wirausaha muda.

Pengertian Program SPW


Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang disingkat dengan kata SPW menurut Kasubdit
Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK, Mochamad Widiyanto dalam Nugraha (2018)
menjelaskan bahwa SPW merupakan sebuah tempat yang dijadikan salah satu contoh bagi
siswa untuk melakukan sebuah usaha. Kemudian menurut pengertian lain, Seftiawan (2018)
SPW adalah sebuah model pembelajaran kewirausahaan yang mendorong siswa untuk
memiliki keterampilan dan kreativitas dalam berwirausaha. Pengertian SPW menurut
beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa SPW atau Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan
sebuah tempat atau wadah untuk menuangkan dan mempraktikkan keterampilan yang
dimiliki siswa dan juga kreativitas siswa dalam dunia wirausaha. Berdasarkan penjelasan
definisi di atas dapat dijelaskan bahwa program SPW merupakan model pembelajaran yang
mendorong siswa untuk memiliki 18 keterampilan melalui praktik usaha.

8
Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring/online karena dipandang
relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi Z, sejalan dengan
upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet per semester.
Dengan berjualan daring/online akan memudahkan siswa untuk bisa mengunggah foto-foto
dan melakukan transaksi ke daerah yang lebih luas serta tidak membutuhkan biaya yang
lebih besar. Landasan Pemikiran Program SPW
Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh lompatan
perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri 4.0. Pada periode
ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi dilakukan dengan aplikasi
cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan serta kondisi industri dan
pasar yang terus berubah seiring munculnya profesi baru yang tidak pernah diduga pada
periode sebelumnya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa Sekolah
Menengah Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini
dan masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki keterampilan bukan hanya
sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan juga memiliki kompetensi
khusus dalam berwirausaha. Mengingat bahwa semakin membludaknya lulusan SMK yang
tidak seimbang dengan peluang kerja yang disiapkan oleh pemerintah. Sehingga
dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga keterampilan yang relevan yaitu kurikulum abad 21,
yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis, dan
memecahkan masalah, serta aktif dan inovatif. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat
Pembinaan SMK membentuk program Sekolah Pencetak Wirausaha atau SMK Pencetak
Wirausaha (Kemendikbud, 2018). Dalam program Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang
sering disingkat dengan SPW merupakan sebuah program yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan keterampilan berwirausaha siswa SMK. Pada program ini siswa diharapkan
tidak hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga mampu mengkomunikasikan hasil
produk dan jasa kepada pengguna atau pasar dengan terus menyesuaikan perubahan
teknologi digital.

9
SMKN 1 TANJUNG PALAS
Jl. M. Tayib Tanjung Palas Hilir, R T . 4, Kabupaten Bulungan
Kalimantan Utara

Wirausaha adalah sebuah kegiatan usaha atau suatu bisnis mandiri yang setiap
sumber daya dan kegiatannya dibebankan kepada pelaku usaha atau wirausahawan
terutama dalam hal membuat produk baru, menentukan bagaimana cara produksi baru,
maupun menyusun suatu operasi bisnis dan pemasaran produk serta mengatur permodalan
usaha. Wirausaha memiliki tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai lebih
tinggi dibandingkan sebelum diolah.
Menurut Burgess (1993), wirausaha adalah seseorang yang melakukan pengelolaan,
mengorganisasikan, dan berani menanggung segala risiko dalam menciptakan peluang
usaha dan usaha yang baru . Sedangkan menurut J.B Say (1803), Wirausaha adalah
pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis
(efektif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi tinggi.
Seorang wirausahawan yang unggul tentu memiliki ciri-ciri tersendiri dan belum
tentu dimiliki semua orang. Lagipula, nilai-nilai inilah yang menjadikan seseorang bisa
sukses di bidangnya.
Jadi, apa saja ciri-ciri yang dimaksud?

1. Memiliki keberanian yang tinggi.


2. Berani mengambil keputusan meskipun memiliki risiko tinggi.
3. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.
4. Memiliki berbagai inovasi yang jarang terpikirkan oleh orang lain.
5. Dapat berpikir secara jangka panjang.
6. Memiliki semangat dan kemauan yang keras.
7. Memiliki sifat hemat atau tidak konsumtif.
8. Memiliki sikap kepemimpinan dan bisa memotivasi diri sendiri dan tim
kerjanya.
Dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berwirausaha, maka SMK
Negeri 1 Tanjung Palas melaksanakan program kegiatan SMK Pencetak Wirausaha (SPW)
dengan berbagai macam produk yang dibuat diprogram keahlian. Peserta didik
berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pengembangan kewirausahaan tersebut.
Demikian tulisan yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi para
wirausahaan di SMK pelaksanan SPW.

Hasni Joni,S.Pd
Guru Pendamping SMK Negeri 1 Tanjung Palas

10
Assalamualaikum wr.wb
Pertama tama saya ingin mem beri tahukan bahwa saya dan orang tua saya
mempunyai usaha warung makan. Menu diwarung kami hanya memiliki menu
nasi goring dan nasi lalapan. Berikut ini adalah beberapa motivasi rahasia yang
harus dimiliki yaitu kerja keras,pantang menyerah,optimis,professional,tekun dan
berdoa.
Saat ini persaingan didunia kerja semakin berat dan pengangguran semakin
banyak. Maka dari itu saya dan orang tua saya membuka warung makan tersebut
untuk mebiayai kehidupan sehari hari, dan juga mempunyai tujuan untuk
membuka lapangan kerja untuk mengurangi para pengangguran.
Saya dan orang tua saya membangun usaha ini juga didukung oleh SMK
Negeri 1 Tanjung Palas, karena SMK mempunyai program SPW. Dan SPW juga
samhat membantu kami untuk meningkatkan skill berwirausaha yang baik. Selain
itu kami juga diajarkan tentang skill berkomunikasi yang baik. Karena SPW
bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkopeten dan langsung terjun didunia
kerja dan mengurangi pengangguran. Dan program SPW ini sangat berguna
sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa jiwa berwirausaha kami.
Jadi SWP sangat membantu untuk usaha kami
Jadi untuk memiliki usaha tidaklah sulit kita hanya perlu memiliki
niat,modal dan tekat. Karena di zaman sekarang sudah modern,untuk usaha pun
sudah tidak sulit. Usaha sekarang cukup mudah karena sudah ada bejualan online.
Dan karena SWP kita jadi mudah dan memahi tentang berwirausaha yang baik
dan benar itu bagaimana. Jadi kita harus berterimakasih kepada SWP karena
telah memudahkan untuk berwirausaha.
Setelah itu sekarang kita akan membahas tentang membuat strategi yang
baik dan matang. Ketika menjalankan sebuah bisnis atau usaha terutama untuk
usaha skala menengah keatas, dibutuhkan sebuah strategi dan perencanaan yang
baik dan juga matang. Agar usaha Anda dapat berkembang menuju level yang
lebih baik, buatlah sebuah strategi dan perencanaan mulai dari pemasaran, biaya,
visi, misi, target, dan lain-lain.

Tujuannya adalah untuk mempermudah dan juga membantu para pelaku usaha
agar dapat memperhitungkan anggaran-anggaran yang dibutuhkan serta tidak
melenceng dari target. Selain itu strategi ini digunakan agar pengusaha juga dapat
selalu fokus.

Hesti Pravitasari,

SMK Negeri 1 Tanjung Palas

11
LAPORAN SPW
SMKN 1 TANJUNG PALAS

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

12
S M K S K E S E H A T A N P U T R A B O R N E ON U N U K A N
Jl. A. Yani, Nunukan Tengah, Kec. Nunukan, Kabupaten
Nunukan, Kalimantan Utara 77482

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah menengah yang mempersiapkan


sisw anya untuksiap bersaing didunia kerja dalambidang tertentu. Selain itu, SMK
juga menuntut siswa memiliki kecerdasan, pengetahuan, etika, kepribadian, akhlak
yang mulia untuk bekal hidup mandiri di era disrupsi 4.0.
Menurut sepamahaman saya sebagai salah satu siswa di SMKS Kesehatan Putra
Borneo Nunukan Jurusan Farmasi bahwa SMK bertujuan untuk mencetak lulusan
yang berkompeten dan langsung terjun di dunia kerja sesuai dengan keahlian bidang
yang dimiliki. Serta siswa SMK diwajibkan untuk memiliki keterampilan khusus
agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa
SMK adalah keterampilan berwirausaha.
Keterampilan berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang
sebagai bentuk penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam
kehidupannya. Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan
Sekolah Menengah Kejuruan. Akan tetapi kenyataannya, menurut saya masih banyak
siswa SMK yang belummenggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK
yang belum dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih
banyaknya jumlah pengangguran yang berasal dari lulusan siswa SMK.
Masalah di atas sebenarnya dapat diperkecil dengan cara menumbuh kembangkan
kewirausahaan danmenjadi wirausaha merupakan alternatif pilihan yang tepat.
Untuk melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu
dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat
menumbuhkan jiwa wirausaha. Ada beberapa program yang dikembangkan di SMK
seperti Technopark, Teaching Factory, Koperasi Sekolah, Sekolah Pencetak
Wirausaha, dan sebagainya. Salah satu program di SMK yang cukup mendukung
adalah Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan sebutan SPW.
Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa
berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha.
Selain itu juga berdasarkan pada jumlah lulusan SMK yang belum bekerja,
sehingga SPW menjadisolusi bagi siswaketika tidak mendapatkanpekerjaan bisa
membuka usaha sendiri sesuai dengan teknis yang didapatkan di program Sekolah
Pencetak Wirausaha.

13
SPW merupakan sebuah komunitas yang dijalankan oleh siswa di bawah
bimbingan guru. Dimana disekolah kami SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan
sudah menerapkan program SPW ini yang mana keanggotaan SPW adalah siswa
yang memiliki keinginan dan potensi untuk mengembangkan jiwa berwirausahanya
tidak terbatas pada jurusan tertentu melainkan berlaku untuk semua siswa yang ada
disekolah. Komunitas ini memiliki dukungan penuh dari guru-guru, terutama guru
PKK/KWU. Pada SPW yang ada disekolah kami ini telah berhasil menjual beberapa
produk mulai dari makanan, minuman, hingga jasa. Dimana program SPW ini
bergerak dengan iuran dana dari sendiri yang selanjutnya akan dikelola oleh
kelompok yang di bagi di masing-masing kelas. Setelah dijalankan maka selanjutnya
akan dibuat pelaporan pelaksanaan SPW yang dijalankan kepada guru PKK masing-
masing jurusan (Asisten keperawatan dan Farmasi). Dari laporan tersebut akan
dievaluasi bersama untuk melihat kelayakan suatu usaha tersebut dengan
mempertimbangkan laba rugi yang dihasilkan.
Keberadaan Sekolah Pencetak Wirausaha disekolah kami memiliki fungsi
ganda yaitu sebagai sarana unit produksi sekolah dan sebagai tempat (laboratorium)
bagi para siswa untuk melaksanakan praktik penjualan. Dengan adanya praktik
berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat meningkatkan kualitas dan
motivasi siswa dalam menggali keahlian dan potensi melalui keterampilan dalam
mengembangkan kewirausahaan.
Harapannya adalah saya sebagai siswa di SMKS Kesehatan Putra Borneo
Nunukan siap belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita yang saya
inginkan yaitu menjadi orang sukses dan menjadi wirausahawan muda. Dimana
ketika lulus nanti saya siap bekerja guna menambah pengetahuan dan pengalaman
saya di dunia kerja dan tidak menjadi penghalang saya siap berwirausaha serta
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan. SMK Bisa, SMK
Hebat, SMK Luar Biasa.

Aiza
Jurusan Farmasi SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan

14
Program Sekolah Pencetak Wirausaha adalah sinergi antara PSMK, SEAMEO,
SEAMOLEC, dengan model pengembangan pembelajaran berdasarkan praktik
usaha berbasis omset pemasaran. Program ini dilaksanakan dengan metode
pendampingan secara terpadu dengan pola jarak jauh menggunakan TIK. Manfaat
yang sangat besarpun dirasakan oleh sekolah kami SMKS Kesehatan Putra Borneo
Nunukan. Salah satunya adalah melatih jiwa kewirausahaan siswa melalui program
SPW (Sekolah Pencetak Wirausaha).
SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan sebagai satu-satunya SMK di
Kabupaten Nunukan yang memiliki Program Keahlian Pekerjaan Sosial, memiliki
tugas pokok mendidik calon pekerja sosial profesional. Dalam kurikulumnya, selain
menyelenggarakan pembelajaran di kelas, SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan
juga menyelenggarakan program Pengadaan Produk Kreatif dari Kewirausahaan
yang di pasarkan di masyarakat umum.
Produk Kreatif / Kewirausahaan merupakan pembelajaran yang sangat penting
buat siswa SMK dalam menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk –
produk yang bisa di pasarkan di tempat umum. Produk Kreatif / Kewirausahaan di
Lingkungan Sekolah SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan sendiri telah
menghasilkan beberapa produk baik dari Pengadaan Produk barang maupun Produk
Jasa Pelayanan dari Kompetensi Keahlian yang ada di lingkungan SMKS Kesehatan
Putra Borneo Nunukan yaitu Jurusan Asisten Keperawatan dan Jurusan Farmasi
Klinis.
Ada beberapa produk yang dibuat disekolah kami dalam mengembangankan
program ini yang tertuang dalam pembelajaran Kewirausahaan.
1. Liptint (Tint Nature)
2. Lipgloss (Love Nature)
3. Roll on Aromatheraphy (Nature Care)
4. Sabun Herbal (Nature Soap)
5. Handsinitizer (Hand Clean)
6. Teh Herbal (The Miracle Tree)
7. Es daun sirsak (Ice Lab)
8. Masker organic (Face Mask)
9. Masker komedo spirulina
10. Bakso Ekstrak Kulit Buah Manggis
11. Lumpia Ubi Ungu
10. Medical Check up (Pemeriksaan Asam Urat, Kolesterol, Gula Darah, Tekanan
Darah)
11. Pemeriksaan golongan darah

15
Dimana produk tersebut dituangkan dalam suatu pameran dan bazar yang
pernah dilakukan oelh sekolah kami. Dari kegiatan tersebut manfaat yang dirasakan
yaitu “Anak-anak akan terlatih untuk menjadi wirausahawan muda, melatih
kemandirian, berani mengambil risiko, menjadi siswa yang kreatif, inovatif, serta
mengaplikasikan dalam dunia usaha yang sesungguhnya”.
Dengan program SPW yang diterapkan disekolah kami diharapakan akan
muncul wirausaha-wirausaha muda dari SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan.
Kepala SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan mengungkapkan bahwa Sekolah
Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa
untuk memiliki keterampilan melalui praktik usaha, siswa didorong melakukan
praktik wirausaha secara langsung.
Melalui program SPW ini, akan melatih para siswa untuk mandiri, belajar
melawan rasa malu, belajar menjadi konsisten, tentang komitmen, dan belajar untuk
dapat dipercaya.
SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan berkomitmen untuk pendidikan
kewirausahaan, langsung diimplementasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran
berbasis produksi dan bisnis sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter
mandiri dan mampu membuka lapangan kerja, baik untuk diri sendiri atau orang
lain.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya
mengembangkan kewirausahaan di kalangan siswa SMK. Melalui program Bantuan
Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan SMK, para Kepala Sekolah ditantang
untuk melahirkan lebih banyak wirausaha muda dari SMK.
Pendidikan kewirausahaan di SMK diimplementasikan dalam berbagai bentuk
pembelajaran berbasis produksi dan bisnis seperti Teaching Factory atau Techno
Park. Program SPW merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk
memiliki keterampilan melalui praktik usaha.
Hakekat dari program pendidikan kewirausahaan pada dasarnya merupakan
proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan
pemeliharaan perilaku dan sikap. Metode pembelajaran pendidikan Kewirausahaan
adalah menanamkan sikap, pembukaan wawasan dan pembekalan pengalaman awal
yang dalam proses pembelajarannya bukan sekedar hafalan atau target kognitif,
tetapi dipelajari melalui penanaman kebiasaan yang harus dikerjakan atau dilakukan
sendiri secara berulang-ulang dan tidak sekedar hanya mengerti dan mengalami.
Lebih jauh, jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) pada dasarnya bisa ditanamkan
oleh para orang tua ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Kewirausahaan
ternyata lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu
dipertentangkan apakah kemampuan wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil
pendidikan. Dengan kata lain, untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan

16
sebuah karakter unggul.

17
Karakter unggul tersebut meliputi pengenalan terhadap diri sendiri (self
awareness), kreatif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan
(problem solving), dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai
lingkungan, menghargai waktu (time orientation), empati, mau berbagi dengan
orang lain, mampu mengatasi stres, bisa mengendalikan emosi, dan mampu
membuat keputusan. Karakter tersebut tentu melalui sebuah proses yang panjang.
Saatnya pendidikan di Indonesia dapat berperan sebagai problem solver
dengan dibarengi mental wirausaha yang terpatri dalam diri anak didik. Dengan
bekal pelbagai disiplin keilmuan yang mumpuni yang dapat dijadikan “modal” untuk
menyelesaikan beberapa permasalahan yang muncul dan berkembang di masyarakat.
Selain itu, dengan jiwa wirausahanya peserta didik akan selalu melakukan
pembaharuan dan inovasi secara dinamis di masyarakat.
Dengan pengetahuan dan keterampilan dari para pembimbing SPW yang
ada disekolah kami, kami sebagai pembimbing berperan aktif dalam hal mencetak
peserta didik yang diharapkan memilki jiwa-jiwa wirausaha muda dengan
menjalankan program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW), dimana kami berharap
semoga program ini bisa terus berjalan dan berkelanjutan. Lulusan SMK nantinya
tidak hanya dicetak untuk siap bekerja tapi mampu menciptakan lapangan kerja
sendiri atau berwirausaha dengan keterampilan yang dimiliki.

Apt. Hendro Prayugo, S.Farm,


Guru pembimbing SPW
SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan.

18
LAPORAN SPW
SMKS KESEHATAN PUTRA BORNEO
NUNUKAN

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

19
SMKN 1 KRAYAN
Jl. Terang Baru Long Bawan Long Matung, Kec. Krayan, Kab. Nunukan
Prov. Kalimantan Utara

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatyu


Syalom

SMK Negeri 1 Krayan mengikuti program Sekolah Pencetak Wirausaha dimulai Tahun
2021 dan hal ini sesuai dengan Visi SMK Negeri 1 Krayan yaitu Mendidik Siswa di daerah
perbatasan menjadi Entrepreneur. Hadirnya visi ini untuk menjawab tentangan bahwa
tidak semua lulusan SMK dapat diterima di dunia kerja karena DUDI yang terbatas, dan
disisi lain juga, tidak semua siswa dapat melanjut ke Pendidikan yang lebih Tinggi karena
keterbatasan ekonomi orang tua, terutama disaat kesulitan ekonomi sebagai dampak dari
Covid 19. Oleh karena itu, sekolah berkeyakinan apabila siswa dibentuk sejak dini menjadi
wirausaha maka diharapkan akan muncul karakter kewirausahaan seperti kemandirian,
kreativitas, inovasi dan lain-lain, maka siswa dapat mempertahankan kehidupannya dimana
saja baik di dunia kerja, melanjutkan Pendidikan, bahkan berwirausaha sendiri.
Dengan hadirnya Program Sekolah Pencetak wirausaha oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia yang difasilitasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Kalimantan Utara khususnya Kabid PSMK, sangat membantu entrepreneur siswa
dan bahkan guru untuk lebih berinovasi, berkreatifitas dalam menjalankan usaha-usahanya,
sekalipun saat ini siswa SMKN 1 Krayan belum fokus pada usaha sesuai kompetensinya.
Untuk membantu siswa dan mengarah siswa dalam melaksanakan kegiatan kewirausahaan,
sekolah menetapkan 4 guru pembimbing untuk membimbing 6 siswa. Saat ini siswa SMKN
1 Krayan masih berwirausaha dibidang penjualan baju online, alat dapur online, pulsa
online, alat-alat motor online. Namun kami yakin SMKN 1 Krayan suatu saat pasti akan
bisa sesuai slogan “SMK Bisa” untuk berwirausaha sesuai kompetensiu keahlian karena siswa
dan guru SMKN 1 Krayan punya Semangat.
Kami menyadari untuk mencapai visi yaitu mencapai siswa yang enterpeneur yaitu
mencetak siswa menjadi wirausaha atau sebagai SPW tidak hanya punya semangat, namun
didukung juga oleh pemerintah pusat dan Daerah melalui sarana dan prasarana pendukung,
peningkatan kualitas SDM dan lain-lain. Ada berbagai hambatan dan tantangan yang
dihadapi oleh SMKN 1 Krayan, antara lain belum memiliki sarana prasarana pendukung
seperti internet, Ruang Produksi, mesin dan alat alat yang dibutuhkan untuk menunjang
SPW sesuai kompetensinya, seperti mesin-mesin produksi, mesin pengemasan produk, dan
juga pelatihan-pelalitan SDM baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam
mewujudkan SPW tersebut.
Kami berharap secara kuantitas maupun kualitas siswa peserta SPW di SMKN 1 Krayan
akan meningkat dari tahun ke tahunnya untuk lebih banyak mencetak generasi melinial
yang Entrepreneur dibidangnya dan tidak ada lagi yang menganggur di wilayah perbatasan,
khususnya Krayan Indonesia.
Semoga coretan ini bermanfaat untuk kemajuan SPW kedepan. Amin

Kepala Sekolah SMKN 1 Krayan


Krayan, 3 Juni 2021

20
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pada tahun ajaran 2020/2021 ini SMKN 1 Krayan melaksanakan kegiatan
SPW dan dalam kegiatan ini kepala sekolah mengangkat beberapa guru untuk
mendampingi dan membimbing siswa yang terpilih sebagai peserta kegiatan SPW.
Kepala SMKN 1 Krayan mempercayakan beberapa guru pendamping dan salah
satunya adalah saya dengan alasan karena saya memiliki bisnis kecil-kecilan dirumah.
Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya hanya guru simulasi dan
komunikasi digital. Selain mengajar disekolah saya juga membuka bisnis kecil-
kecilan dirumah dengan mejual produk kosmetik yang saya promosikan secara
online dan juga offline. Hal inilah yang menjadisalah satu pertimbangan kepala
sekolah mengangkat dan mempercayakan saya sebagai salah satu pendamping siswa
SPW. Sesuai dengan salah satu 1riteria pendamping yang telah ditentukan yaitu
memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi pengalaman dengan
siswa-siswi dan mendampingi mereka selama kegiatan SPW ini berlangsung.
Melalui kegiatan SPW ini untuk rencana kedepannya adalah untuk
meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan
sesuai dengan bakat dan minat siswa dan mencetak siswa – siswibukan hanya siap
kerja tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja untuk diri-sendiri, keluarga dan
bahkan lingkungan sekitar.
Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami
kendala, saya sebagai pendamping berusaha untuk membantu dan menfasilitasi siswa
dengan dibantu dana dari sekolah dan dengan berjalannya waktu, siswa-siswi
akhirnya bisa terus aktif hingga saat ini.
Dari SMKN 1 Krayan ada 6 siswa yang ikut serta dalam program SPW dan
memiliki berbagai produk yang berbeda-beda dan juga metode pemasaran yang
berbeda. Dengan kondisi pandemic saat ini yang sedang melanda, pemasaran yang
dilakukan ada yang memasarkan secara online yaitu dengan mengunggah postingan
dimedia sosial dan juga pemasaran secara secara offline dengan menawarkan secara
langsung dengan teman dekat, keluarga dan lingkungan.
Saya sebagai pendamping siswa SPW berharap kedepannya para siswa-siswi
yang ikut SPW bisa mengembangkan usahanya dan melebarkan sayap keberbagai
kalangan dan memiliki usaha mandiri yang dapat memberikan lapangan kerja bagi
orang-orang disekitarnya dan oleh karena itu masih banyak yang harus kami pelajari
dan kembangkan dengan dukungan dari sekolah.

Sumarni, S.Pd
Pembimbing SPW SMKN 1 Krayan

21
Salam sejahtera bagi kita semua semoga kita selalu diberikan kesehatan
dimanapun kita berada.
Saya dipercaya oleh Kepala SMKN 1 Krayan sebagai pembimbing pada program
Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) pada bulan Desember 2020 walaupun saya
sebenarnya bukanlah guru pada bidang kewirausahaan karena saya mengajar pada
mata pelajaran Produktif Keperawatan namun karena saya mempunyai usaha yang
saya jalankan dibidang bisnis online kemudian saya diberi kepercayaan untuk
membimbing dan membagikan ilmu kewirausahaan saya kepada siswa/siswi SPW.
Saya semenjak SD sebenarnya sudah mempunyai ketertarikan pada bidang
kewirausaan, saya selalu tertarik pada orang-orang yang mampu menciptakan
lapangan kerja bagi orang lain bahkan berdampak luas pada perekonomian suatu
daerah tertentu oleh karena itu saya selalu mengamati dan mempelajari akan suatu
usaha. Pada saat ini saya menjalankan usaha dibidang bisnis online baik dalam
produk fashion, elektronik, dan lain lain. Tidak banyak ilmu secara teori yang dapat
saya bagikan kepada siswa/siswi tetapi lebih kepada pengalaman bagaimana saya
mengelola bisnis tersebut dari survey produk, persiapan produk, memasarkan,
hingga sampai kepada tangan costumer.
Dalam hal berwirausaha diperlukan mental yang kuat dan pantang menyerah
karena akan banyak hal dan rintangan yang dihadapi jika sedikit rintangan saja
sudah menyerah maka usaha tersebut tidak akan berkembang. Diperlukan juga
inovasi dan modifikasi produk kita sehingga menjadi nilai tambah dimata costumer
dibandingkan produk serupa yang dipasarkan orang lain oleh karena itu kreativitas
dan tidak pernah berhenti belajar adalah kemampuan lain yang saya ajarkan kepada
siswa/siswi SPW yang harus selalu dimiliki oleh para wirausaha.
Dalam hal membimbing SPW di SMKN 1 Krayan tentu memiliki rintangan yang
lebih sulit dibanding pembimbing SPW di perkotaan karena infrasturuktur di
wilayah perbatasan masih sangat tertinggal seperti dalam hal komunikasi maupun
transportasi sehingga setiap hal yang memerlukan jaringan internet maupun
mobilisasi produk sering kali terhambat namun keterbatasan tersebut bukanlah
alasan untuk menyerah karena jiwa seorang wirausaha harus mampu melihat peluang
dibalik setiap masalah.
Harapan saya kelak para lulusan SMK dapat berbicara banyak dalam
menggerakan sektor perekonomian di daerah terutama di wilayahnya sendiri baik
dalam memasarkan produk-produk unggulan daerah secara lebih luas di masyarakat
maupun menciptakan lapangan-lapangan kerja baru sehingga dapat menyerap
tenaga kerja lokal.
Sekian dan Terima Kasih.
Depri Entoni, S.Kep

22
SMK Negeri 1 krayan merupakan salah satu sekolah Pusat Keunggulan, dan salah
satu sekolah yang mengikuti Program Sekolah Pencetak Wirausaha.
Di sekolah saya bukanlah seorang guru saya hanyalah tenaga administarsi sekolah,
tapi saya di percayakan untuk membimbing siswa SPW, dimana kemampuan saya
yang saya pikir tidak memadai untuk melaksanakan tugas ini, oleh kerena beberapa
pertimbangan dari kepala sekolah, adalah guru atau tenaga adm sekolah yang
memiliki usaha sendiri maka saya pun ditunjukan untuk menjadi pembimbing siswa
SPW.
Pertama kali saya di tugaskan untuk melaksanakan pendampingan/pembimbingan
Sekolah Pencetak Wirausaha saya merasa sangat terbebani sampai-sampai saya mau
mengundurkan diri, tapi oleh karena tugas saya pun tetap bertahan dan pada awal
pembimbingan saya sangat kewalahan karena banyak hal yang saya tidak saya
pahami dan masalah jaringan yang tidak memadai saya harus memeras otak untuk
mencari cara agar siswa tetap bisa mengikuti VCT dan juga mendapatkan ilmu,
berbagai kendala ini tidak mematahkan semangat kami sehingga saya tetap bisa
membimbing dua oarng siswa hingga saat ini.
Adapun usaha yang saat ini dijalankan siswa yang saya bimbing saat ini adalah
usaha Spare Part dan Olshop yang saya pikir ini adalah usaha yang menjanjikan jika
terus dikembangkan dengan menggunakan kemajuan teknologi saat ini, tapi apalah
guna teknologi jika jaringan internet yang tidak memadai di area kami saat ini,
jaringan internet hanya bisa di akses di internet prabayar yang harus d bayar 30rb/
250 MB, bakti aksi yang super lelet karena banyak penggunanya dan 4G kadang
timbul kadang hilang untuk waktu yang lama, dan saya terus saja memberi semangat
kepada siswa, Karena saya tau ketika seseorang hanya duduk diam tidak melakukan
apa-apa maka tidak ada hasil apa pun juga, tetapi ketika kita melakukan sesuatu
maka hasil akan menunjukan seberapa keras perjuangan kita.
Adapun manfaat mengikuti SPW kedepannya adalah untuk menambah ilmu dan
pengalaman untuk diri sendiri sedangkan manfaat lainya dapat menjadi langkah
awal dalam memulai sebuah usaha kecil mencapai usaha besar yang terus
dikembangkan hingga menciptakan lapangan pekerjaan guna memperbaiki
perekonomian setempat, dan mempu melahirkan ide-ide baru dalam berwirausaha
kedepannya.
Harapan saya sebagai pembimbing SPW adalah agara siswa yang bergabung dalam
SPW tidak berhenti dalam mengembangkan usahanya dan mampu mengembangkan
usahanya menjadi lebih besar dengan omset yang terus menigkat setiap bulannya,
harapan saya untuk sekolah agar sekolah lebih menonjolkan SPW dengan
mengapresiasi siswa yang mengkuti SPW dalam bentuk nilai, dan lain sebagainya
untuk memotivasi siswa tersebut dan siswa lainya yang belum bergabung.

23
Penulis
Ina Sari Bulan, S.Kep

24
Mengikuti program SPW di SMKN 1 Krayan. Pertama kali mendengar tentang
program ini yang disampaikan oleh Wali kelas saya langsung tertarik untuk
mengikutinya karena program ini berkaitan dengan kewirausahaan yang sebelumnya
memang sudah saya tekuni dalam bidang penjualan pulsa dan paket data. Wali kelas
melakukan pendataan kepada siswa yang mempunyai usaha dan ingin mengikuti
program ini untuk selanjutnya diarahkan kepada pembimbing SPW di sekolah.
Dalam mengikuti program ini saya mengira hanya akan diajarkan tentang cara
berwirausaha sehingga saya bisa dapat mengembangkan usaha saya tapi ternyata
banyak ilmu yang didapat dalam program ini diantaranya tentang pengelolaan
meeting secara virtual dan kampung bahasa inggris yang dimana kemampuan saya
berbahasa inggris dan mengelola sebuah meeting secara online pun dapat bertambah.
Dalam program SPW ini ada beberapa kendala yang harus dilewati oleh siswa/siswi
maupun para pembimbing diantaranya adalah koneksi internet tidak stabil di
wilayah Krayan hal itu dikarenakan di Krayan hanya mengandalkan Internet Satelit
sehingga koneksi bergantung pada banyak hal diantaranya cuaca yang tidak
menentu.
Dalam kegiatan usaha saya dibidang penjualan pulsa dan paket data saya banyak
belajar dari pembimbing tentang cara mengelola dan menghitung omset penjualan
saya sehingga saya dapat tau omset saya perbulan apakah mengalami kenaikan atau
sebaliknya. Saya juga diajarkan tentang cara pemasaran produk usaha saya sehingga
saya bisa mendapatkan pelanggan yang lebih luas. Jika sebelum mengikuti kegiatan
SPW dalam satu bulan keuntungan saya berkisar 150 - 200 ribu sekarang setelah saya
mengikuti kegiatan ini keuntungan saya berkisar 400-500 ribu dan saya termotivasi
untuk mengembangkan usaha saya dibidang lain seperti Fashion dan kosmestik
Walaupun saya adalah siswi Jurusan Keperawatan namun saya mempunyai
ketertarikan tersendiri dalam bidang wirausaha sehingga saya melakukannya dengan
penuh semangat walaupun saya tau ini tidaklah mudah namun saya percaya dapat
melakukannya dengan maksimal. Salam wirausaha Muda.

Mira Astika
Siswi kelas XII Jurusan Asisten Keperawatan

25
Mengikuti SPW di Sekolah

Saya Laura Aknesia salah satu siswi SMK Negeri 1 Krayan yang mengikuti
kegiatan Siswa Pencetak Wirausaha (SPW), saya kelas X Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura pertama kali mengikuti kegiatan program ini dengan suka dan
duka. Bagi siswa kami yang tinggal didaerah 3T khususnya tempat tinggal saya
didaerah terang baru dimana daerah saya tidak ada jangkauan jaringan internet jadi
harus menempuh jarak ± 4km untuk mendapatkan jaringan internet tersebut itupun
harus bergantung cerahnya cuaca. Tapi untungnya ada guru yang pantang menyerah
yang selalu membimbing saya dan selalu memotivasi semangat saya. Kebetulan saya
punya hobi memposting status dimedia social seperti facebook ataupun whatsapp
jadi saya memilih untuk membuka olshop supaya hobi saya tersalurkan dan sekaligus
belajar untuk berwirausaha.
Sistem penjualan kami melalui postingan social media meskipun jaringan
didaerah saya sulit tapi tidah mematahkan semangat saya untuk berusaha dan
berjuang, selain itu system pembayaran kami juga terkadang ada yang bayar tunai
ada juga yang non tunai mengingat kondisi pandemic sekarang ini membuat
sebagian besar mata pencaharian masyarakat lumpuh akibat lockdown yang
dilakukan oleh Negara Malaysia dimana 90% mata pencaharian masyarakat didaerah
saya bergantung pada Negari Jiran tersebut. Disinilah letak dukanya padahal uang
yang saya hasilkan dari usaha ini saya putar lagi untuk modal.
Dari awal penjualan, saya belum memiliki modal banyak karena hanya
mengumpulkan uang dari jajan saya setiap hari dan dari uang itu saya memberanikan
diri untuk berwirausaha dan berkat ketelatenan dan keuletan serta bimbingan guru
pendamping sehingga setiap bulan omset saya terus meningkat.
Dalam kegiatan program SPW ini, tidak banyak siswa yang mau ikut
dikarenakan dalam kegiatan penjualan tidak hanya butuh modal uang dan
kepintaran tapi juga ketelatenan, keuletan serta semangat pantang menyerah baik
dalam promosi produk maupun dalam pencatatan omset. Mudah-mudahan melalui
kegiatan SPW ini bisa menambah pengalaman dan wawasan saya dalam
berwirausaha kedepannya.

Laura Aknesia
kelas X Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

26
SUKA DUKA MENGIKUTI SPW DI SEKOLAH

Pertama kali saya mendengar tentang SPW yang di kenalkan oleh kepala sekolah
pada saat apel pagi dan timbul dalam hati saya ingin belajar berwirausaha saya ingin
mencoba bagaimana berbisnis, sejak saat itu saya pun mendaftarkan nama untuk
mengikuti SPW, dan saya berencana buka usaha spare part. Pertama kali mengikuti
seminar SPW saya mengalami bayak kendala terutama jaringan online jadi saya
sangat susah mengikuti VCT, hingga akhirnya kami mengambil keputusan untuk
mengikuti VCT secara offline agar tidak ketinggalan ilmunya.
Diawal bulan pertama saya menjalankan usaha omset saya hanya 0% saya pun
mulai berpikir apakah mungkin untuk terus menjalankan usaha? Saya sempat down
dan saya pun berkonsultasi demgam pembimbing SPW dan pembimbing saya
memberi banyak masukan kata-kata pembimbing saya yang paling saya ingat adalah
“ lakukan sesuatu maka hasil mengikuti” saya sangat menyukai kata-kata itu dan saya
pun terus bertahan untuk melakukan usaha saya dan terbukti di bulan kedua saya
mendapatkan omset pertama saya, saya sangat bangga pada diri saya sendiri dan saya
berpikir untuk terus berwirausaha dan hingga saat ini omset saya terus berkembang
tiap bulannya walaupun secara offline.
Saya sangat berterima kasih pada pembimbing yang terus memberi semangat
dan bimbingan untuk diri saya dalam mengikuti SPW, saya juga berterima kasih
untuk kepala sekolah SMKN 1 krayan yang sudah memperkenalkan SPW kepada
saya sehingga saya bisa mengenal apa itu SPW dan disana saya belajar bagaimana
berwirausaha, semoga dengan mengikuti SPW saya mengambil langkah awal yang
baik untuk mengebangkan diri kedepannya menjadi seorang yang selama ini saya
impikan yaitu bisa membanggkan kedua orang tua dan mampu mengahsilkan uang
dengan jeripaya sendiri.
Pengalaman ini saya bagikan untuk memberi semangat teman-teman yang lain
agar mau berwirausaha walaupun banyak suka dukanya teruslah berusaha maka hasil
mengikuti. Dan untuk pembaca semoga pengalaman saya ini bisa memberi motivasi
dan wawasan tentang apa itu SPW dan berwirausaha semoga bermanfaat, maaf jika
ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan beberapa pihak dan maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan.

Daud
siswa kelas XI-ATPH
SMK Negeri 1 Krayan

27
LAPORAN SPW
SMKN 1 KRAYAN

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

28
SMKN 2 MALINAU
KEBUN JERUK / PEMDA BARU, MALINAU KOTA, Kec.
Malinau Kota, Kab. Malinau Prov. Kalimantan Utara

Kegiatan SPW di jenjang SMK sangat mendukung meningkatkan kreatifitas


peserta didik untuk mengembangkan pada dunia usaha dan harapannya akan
menciptakan lapangan pekerjaan untuk ke depannya pada peserta didik SMK.
Kegiatan SPW produksi batik SMKN 2 Malinau diawali dengan ada bantuan
pemerintah pusat untuk melaksanakan pelatihan membatik di SMKN 2 Malinau.
Melihat perkembangan batik di Provinsi Kalimantan Utara sangat menjanjikan
bahkan suatu saat akan meningkat pada tingkat Nasional bahkan Internasional.
Selanjutnya melalui Kepala Sekolah saya dipercayakan menjadi salah satu guru
pembimbing SPW.
SPW SMKN 2 Malinau dilaksanakan secara mandiri dirumah peserta didik. Pada
tahap membuat motif, mencanting, dan mewarnai batik dilakukan oleh peserta didik
secara mandiri di rumah. Ketika pada tahap waterglass dan pelunturan malam pada
kain batik dilakukan di sekolah.
Namun pada masa pendemi ini kesulitannya adalah kita tidak dapat dilakukan
bimbingan dan pelatihan secara tatap muka dengan peserta didik. Namun besar
harapan saya kegiatan SPW ini tetap dilaksanakan, hingga suatu saat nanti kita
dapat mencetak peserta didik dengan keterampilan pada bidang kewirausahaan.
Pada SMKN 2 Malinau, siswa yang melaksanakan SPW adalah 10 siswa, 1 siswa
dengan bisnis Olshop, 12 siswa produksi batik tulis.
Dan hambatan kedua adalah masalah pada modal, alat atau sarana prasarana. Dan
ketika ada kegiatan SPW yang memerlukan tempat, modal yang besar maka itu yang
membuat kegiatan SPW tersebut cukup sulit untuk dilaksanakan.

Penulis
Lyrie Chris Yanto

29
LAPORAN SPW
SMKN 2 MALINAU

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

30
S M K N 1 S E B A T I KB A R A T
Jl. Trans Sebatik, Liang Bunyu, Kec. Sebatik Barat, Kab.
Nunukan Prov. Kalimantan Utara

Mengikuti SPW di Sekolah

Saya adalah salah satu siswa SMK Negeri 1 Sebatik Barat yang mengikuti
program SPW di sekolah. Saat ini saya berada di kelas X Akuntansi Keuangan
Lembaga. Disini saya merupakan siswa baru di sekolah,yang tentunya masih perlu
beradapatasi dengan lingkungan sekolah saya oleh karena itu awal mula saya
mengikuti program SPW ini banyak sekali yang harus saya hadapi baik untuk
dengan lingkungan sekolah saya sendiri maupun dengan program ini sendiri,di
tambah lagi situasi pandemic pada saat ini cukup buruk. Namun berkat bimbingan
dan arahan dari pihak sekolah khususnya guru pembimbing saya, saya dapat melalui
semua proses itu dengan baik. Sejak saya SD ,saya sudah memiliki hoby berjualan
dan itu berjalan terus hingga saya masuk di SMK. Dengan adanya program SPW ini
tentunya saya bisa dapat lebih mengembangkan pengetahuan saya dalam berbisnis.
Awal mulanya saya membuka warung gorengan di Pelabuhan yang ada di desa
bambangan, proses dalam membuka warung tersebut juga berjalan lancar dan
tentunya berkat bantuan dari guru pembimbing saya. Sekitar dua bulan lebih saya
berjualan gorengan dan lain lain di tempat tersebut. Namun saat memasuki bulan ke
tiga ,pendapatan saya mulai menipis dan tidak ada perkembangan sama sekali, hal
ini di sebabkan oleh kondisi pandemic yang terus meningkat, beberapa kali terjadi
lock down di daerah saya menjual yang menyebabkan kurangnya pembeli. Walaupun
demikian saya tidak bisa menyerah begitu saja, saya terus mencari dan melihat
bagaimana agar saya bisa mencari konsumen yang tetap dan tentunya dapat
meningkatkan pendapatan saya.
Karena di tempat tinggal saya yaitu didaerah sebatik, hampir semua masyarakat
bermata pencarian di daerah Liang Bunyu tepatnya memproduksi rumput laut. Di
daerah Liang bunyu ini banyak sekali masyakat yang berkerja hampir setiap hari ,
baik itu anak-anak, remaja sampai orang tua memiliki perkerja di tempat tersebut.
Saya memutuskan untuk membuat produk makanan yang bisa di komsumsi oleh
semua kalangan ,dan saya sendiri yang membawa produk tersebut untuk saya jual ke
masyarakat yang bekerja di daerah tersebut, saya juga memanfaatkan kondisi cuaca
di setiap hari nya, misalnya saat cuaca lagi panas saya membuat es boba untuk di
tawarkan kemasyarakat tersebut.
Semua berjalan lancar hingga saat ini, namun tentunya masih banyak hal yang harus
saya perhatikan, karena disini saya juga merupakan seorang siswa,seorang anak,dan
seorang kaka sulung dari 5 bersaudara. Saya harus pintar membagi waktu saya, dan
tentunya saya juga harus menjaga Kesehatan saya terlebih lagi di saat pandemic
seperti ini.
31
Dari program SPW ini saya mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengalaman
nyata yang terjadi selama saya mengikuti program ini, saya diajarkan untuk menjadi
orang dewasa yang bijaksana dalam berkreasi dan menata keuangan. Dari program
ini juga saya menyadari bahwa berbisnis butuh ilmu dasar dari orang yang
berpengalaman karena semua tidak semudah yang di bayangkan, semenjak saya
mengikuti program ini saya menjadi lebih mandiri dan menghargai waktu. Saya
berharap program ini dapat terus berjalan ke adik adik kelas saya nantinya, agar
kedepannya banyak siswa yang berkualitas di Indonesia.

Monika Mirin Werang


Siswi kelas X Akuntansi Keuangan Lembaga

32
LAPORAN SPW
SMKN 1 SEBATIK BARAT

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

33
SMKN 1 TANJUNG SELOR
J l . S k i p I , T j . S e l o r H u l u , T j . S e l o r ,K a b u p a t e n Bulungan,
Kalimantan Utara 77214

Penggerak SPW Mencetak Juragan Muda SMKN 1 Tanjung Selor

Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program yang dikelola oleh


DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi salah satu
solusi dari tingginya angka ketidak terserapan lulusan SMK khususnya di
Kalimanan Utara dan di Indonesia pada umumnya. Pada awal tahun 2020 program
ini mulai diimplemetasikan di SMK seKalimatan Utara yang kemudian dijadikan
wadah bagi siswa untuk melatih skill berwirausaha dan pemantauan melalui omset
bagi para peserta didik dan di bina oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Kalimantan Utara melalui Kepala Bidang PSMK dan kerjasama dengan
SEAMEO dan Kepala Sekolah. Program SPW ini bertujuan untuk membina dan
implementasi program SPW terhadap skill ( hardskill dan softskill ) berwirausaha
peserta didik SMKN 1 Tanjung Selor . Adapun skill berwirausaha tersebut meliputi
bagaimana merencanakan berwirausaha, memasarkan produk, mengelola pasar,
membukukan hasil wirausaha dan teknik membuka peluang usaha, teknik
pemasaran, berkomunikasi, kepemimpinan, dan kedisiplinan.
Dengan bekal ketrampilan yang didapatkan para peserta didik melalui SPWakan
menjadikan bekal modal setelah lulus dari bangku sekolah sehingga peserta didik
tidak akan mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan. Program SPW akan
berjalan dengan baik kalau semua warga sekolah terutama Guru/Pendidik
menyadari atau mempunyai rasa kepedulian tentang manfaat SPW bagi peserta
didik Skill yang didapatkan oleh peserta didik. Peran serta khusus guru
kewirausahaan melalui pendidikan PKK sangat mendukung sekali dalam
mengembangkan program SPW yang ada di SMKN 1 Tanjung Selor sekaligus
mempercepat program SPW. wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, guru
pembimbing program SPW, dan guru PKK mendorong dan memotivasi peserta
didik yang mengikuti program SPW di sekolah.
Program SPW ini kalau dijalankan dengan baik akan berdampak positif bagi
peserta didik yang mempunyai minat dan bakat serta mendorong motivasi
berwirausaha. Program SPW yang diikuti oleh peserta didik SMKN 1 Tanjung
Selor memiliki usaha dengan sistem Online dan ada juga berjualan dengan secara
langsung. Implementasi program SPW Melalui program SPW peserta didik dapat
meningkatkan skill berwirausahanya baik itu hard skill maupun soft skill, meliputi:
a) Peserta didik terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk orang lain.
b) Teknik pemasaran pada program SPW ini harus dilakukan secara online
sehingga siswa terlatih untuk memasarkan produk secara online melalui website
34
dan media sosial lainnya,

35
c) skill berkomunikasi peserta didik semakin membaik dengan mengikuti program
SPW, karena dalam implementasinya peserta didik dibiasakan berinteraksi dengan
konsumen,
d) Kepemimpinan peserta didik melalui program SPW mengalami peningkatan yang
cukup baik, karena ketika peserta didik membuka peluang usaha maka dia harus
berani dengan mengambil resiko yang akan ditanggungnya. Disisi lain skill
kepemimpinan peserta didik berkembang baik karena pelatihan yang diadakan oleh
guru pembimbing dalam program SPW di waktu tertentu.
e) melalui program ini kedisiplinan siswa semakin baik untuk mengelola keuangan
dan disiplin untuk mencatat pembukuan. Dari skill yang didapat oleh peserta didik
kalau diasah terus menerus akan menjadikan wirausawan muda atau juragan muda
yang suskses.
Kendala yang dihadapi sekolah saat ini adalah belum semuanya pendidik paham
dengan program SPW dan perlu adanya sosialisasi program yang terus menerus yang
dimasukkan dalam kurikulum sekolah dalam pengembangan SPW.

Penulis
Supriyono, S.Pd., M.Or
SMKN 1 Tanjung selor

36
HAPUS INSECURE MU DAN UBAH JADI BERSYUKUR

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan kata insecure. Ya, insecure adalah
perasaan cemas,takut,atau tidak percaya diri yang berlebihan. Setiap orang pasti
pernah merasakan insecure.
Tapi taukah kalian bahwa insecure dapat berpengaruh buruk bagi kehidupan
seseorang ? Misalnya contoh jika ingin berwirausaha, membuat atau memasarkan
produk, atau membuat sebuah karya kita harus memiliki rasa percaya diri agar usaha
bisa maju. Orang yang insecure biasanya takut untuk melangkah maju dan tidak siap
mengambil resiko. Umumnya, insecure disebabkan karena pergaulan, overthingking,
dan trauma pada masa lalu.
Ciri-ciri insecure :
1. Merasa rendah diri,
salah satu contohnya misalkan saat melihat orang lain lebih sukses menjadi
takut untuk bergaul karena merasa tidak sepadan.
2. Perasaan takut/cemas yang berlebihan,
Sebagai contoh misalnya, takut untuk berkarya dan mempublikasikan lewat
media sosial Karena khawatir dengan hujatan.
3. Sering membandingkan diri dengan orang lain.
Sebagai contoh, misalnya membandingkan diri dengan orang yang lebih
pintar, berbakat, atau yang kehidupannya lebih maju.
Padahal seharusnya kita menjadikan itu sebagai motivasi bukan malah
membandingkan diri.
Berikut adalah cara mengatasi insecure:
1. Berusaha untuk tetap berpikir positif, karena hidup ibarat roda yang berputar.
Kita semua tahu, hidup ibarat roda berputar, ada kalanya seseorang berada di
atas mengalami sukacita dan kesuksesan, dan adakalanya seseorang berada di bawah
mengalami duka, dan kegagalan.

2. Berhentilah menyalahkan diri sendiri


Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup, tapi kegagalan
bukanlah akhir dari segalanya. Justru dengan kegagalan itu kita harus menjadikannya
sebagai pelajaran dan berusaha lebih keras lagi untuk mencapai cita-cita dan tujuan.
3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain.
Kita harus menjadikan orang yang di atas kita sebagai motivasi untuk maju, tapi
kita harus ingat, bahwa masih ada orang di bawah kita yang juga ingin berada di
posisi kita.

Penulis,
Ayu sahara fitri
37
SMKN 1 Tanjung selor

38
LAPORAN SPW
SMKN 1 TANJUNG SELOR

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

39
SMKN 1 MALINAU
DESA TANJUNG LAPANG , Tanjung Lapang, Kec. Malinau
Barat, Kab. Malinau Prov. Kalimantan Utara

SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW)

A. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT KEWIRAUSAHAN.


Adam Smit adalah seorang pencetus system ekonomi kapitalis dan pasar bebas,
mengatakan tingkat kemakmuran suatu bangsa bukan berdasarkan standar
emas,tetapi pada kapabilitas manusia untuk melakukan investasi, dalam bebagai
ekonomi. Bgi kita bangsa Indonesia ekonomi kita harus sesuai dengan pasal 33
UUD 1945 dan lewat koperasi dan berwira usaha ,untuk lebih jelas maka kita
mengulasnya dalam tulisan singkat ini.
Kewirausahaan berasal dari istilah ente preneurship sedangkan wirausaha
berasal dari kata entrepreneur.Kata entrepreneur secara tertulis digunakan
pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”.
Entrepeneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti,meskipun
orang tersebut belum mengetahui berapa harga barang (guna ekonomi) itu akan di
jual.
Banyak orang memberikan pengertian entrepreneur dan entrepreneurship
diantaranya sebagai berikut.
1) Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengambil risiko.
2) Ada yang mengartikan sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan
modal.
3) Ada yang mengartikan sebagai orang yang menciptakan barang baru
4) Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengurus perusahaan.

Agar menjadi lebih jelas maka pengertian kewira usahaan adalah sebagai
berikur:
1. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha
meningkatkan hasil karyawan dalam arti meningkatkan penghasilan.
2. Kewirausahaan adalah proses seseorang guna mengejar peluang-peluang yang
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan
sumberdaya yang mereka kendalikan (Robin,1996).
3. Instruksi presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional me
masyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan(GNMMK) Kewirausahaan
adalah semangat,sikap,prilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah kepada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan keuntungan yang lebih besar.

40
Sedangkan yang di maksudkan dengan wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Wirausaha adalah mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan
pribadi,keluarga,masyarakat dan bangsanya.
2. Wirausaha adalah seorang yang menjadi pakar atas dirinya sendiri.
3. Wirausaha adalah sorang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengelola bahan bakar baru.
4. Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi
orang lain ( Gede Prama).
5. Pandangan menurut seorang Psykologis,wira usaha adalah seorang yang
memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan,
maka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di
luar kekuatan orang lain.
Dengan demikan dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa wira usaha itu
adalah seorang yang memiliki dorongan melihat dan menilai kesempatan –
kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang di butuhkan guna
mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan
kesuksesan.

B. TUJUAN KEWIRAUSAHAAN.
Kewira usahaan dapat di ajarkan dan di kembangkan di sekolah-sekolah mulai
dari sekolah dasar sampai di Perguruan Tingg agar mereka menjadi orang
berbakati, dengan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan para wira usahawan yang berkualitas.
2. Mewujutkan kemampuan dan kemantapan para wira usaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan sikap,prilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan
pelajar dan masyarakat yang mampu,handal dan unggul.
4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh
dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

C. MANFAAT WIRAUSAHA
Manfaat wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Memberi bantuan kepada orang lain dan pembaharuan social,sesuai dengan
kemampuannya.
2. Menambah daya tampung tenaga kerja,sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
3. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras,tekun,tetapi tidak
melupakan perintah agama.

41
D. KEUNTUNGAN BERWIRA USAHA.
1. Tebuka kesempatan menjadi bos.
2. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat,keuntungan secara maksimal.

Dari uraian diatas maka SMKN 1 Malinau sudah melaksanakan SPW sesuai
arahan dari propinsi dengan mendaftarkan sepuluh orang siswa mengikuti SPW
namun hingga saat ini cuma tiga siswa saja yang masih aktif berwira usaha dengan
omset yang sangat keci jauh dari keinginan dan harapan kita semua,namun sejak
tahun 2021 kami sudah menggarkan lewat RKAS untuk memberikan sedikit dana
sebagai pemantik awal untuk membuka usaha bagi siswa dan kami percaya satu
saat akan memperoleh omset yang besar di masa yang akan datang sesuai dengan
harapan SEAMEO agar siswa kita dapat mandiri berwira usaha setelah tamat dari
SMKN1 Malinau.

E. KESIMPULAN
Program sekolah pencetak wirausaha merupakan kerja sama direktorat
pembinaan SMK dengan The Southeast Asian Ministers Of Education
Organization (Seameo)merupakan lembaga antar pemerintah yang mencakup
wilayah asia tengara, program ini sangat bagus diterapkan untuk meningkatkan
skill berwirausaha siswa SMK diseluruh Indonesia dan kita patut memberikan
apresiasi kepada bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo.

Penulis

Drs. Soter Sandi M.Pd

42
LAPORAN SPW
SMKN 1 MALINAU

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

43
SMKN 4 TARAKAN
JL AKI BALAK RT 20, Karang Anyar Pantai, Kec. Tarakan Barat, Kota
Tarakan Prov. Kalimantan Utara

Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program yang dikelola oleh


DITPSMK bekerjasama dengan SEAMEO. Keberlangsunag program ini
memberikan manfaat yang sangat besar bagi SMK di Indonesia khususnya bagi
SMKN 4 Tarakan. Program yang mulai dijalankan di SMKN 4 Tarakan pada awal
tahun 2021 menjadi wadah bagi siswa untuk melatih skill berwirausahanya.
Dengan adanya program SPW ini ternyata memberikan dampak baik dan
positif terhadap skill berwirausaha siswa yang mengikuti program SPW dimana
saat ini beberapa siswa telah memiliki usaha yang berjalan dengan baik serta omset
yang cukup menggembirakan. Bidang usaha yang sudah berhasil dijalankan oleh
siswa di SMKN 4 Tarakan antara lain online shop, minuman jeruk, dan kuliner.
Melalui program SPW ini, skill siswa dalam berwirausaha semakin meningkat
baik itu hard skill maupun soft skill. Skill yang dimaksukan antara lain siswa
terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk orang lain, dalam hal teknik pemasaran dilakukan secara online sehingga
siswa terlatih untuk memasarkan produk secara online melalui website atau media
sosial lainnya, skill berkomunikasi siswa juga semakin membaik dengan mengikuti
program SPW, karena dalam implementasinya siswa dibiasakan berinteraksi
dengan konsumen, serta kepemimpinan siswa melalui program ini mengalami
peningkatan yang cukup baik, karena ketika siswa membuka peluang usaha maka
dia harus berani dengan resiko yang akan ditanggungnya. Disisi lain skill
kepemimpinan siswa berkembang baik karena pelatihan yang diadakan oleh guru
pembimbing dalam program SPW di waktu tertentu, melalui program ini
kedisiplinan siswa juga semakin baik. Hal itu terbukti dengan time schedule yang
dibuat oleh siswa serta siswa datang tepat waktu ketika mengikuti program SPW.
Sebagai pembimbing siswa dalam kegiatan SPW ini, tentu di awal implementasi
mendapatkan berbagai kendala diantaranya bagaimana memberikan motovasi dan
meyakinkan siswa tentang pentingnya berwirausaha serta bagaimana membimbing
siswa dalam menentukan jenis usaha yang baik untuk mereka. Alhamdulillah
dengan semangat wirausaha, kebersamaan dan kerjasama serta dukungan dari
Kepala Sekolah dan seluruh warga sekolah, kendala-kendala yang ada dapat dilalui
dengan baik.
Siswa yang telah mengikuti program ini diharapkan dapat menjadi rule model
dan pemicu semangat kepada siswa siswa lain yang belum mengikuti serta dapat
berbagi pengalaman dan ilmu kepada rekan-rekan mereka sesama siswa sehingga
kedepannya lebih banyak lagi siswa yang mau mengikuti program yang luar biasa
bagus ini.

44
Selanjutnya kami sebagai pembimbing berharap semoga program ini bisa
terus berjalan dan berkelanjutan sehingga dapat mencetak lebih banyak lagi
wirausahawan muda. Lulusan SMK nantinya tidak hanya dicetak untuk siap
bekerja tapi mampu menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha dengan
keterampilan yang dimiliki.

Nurlela, S.Pd, M.Pd,


Guru pembimbing SPW SMKN 4 Tarakan

45
Saya salah satu siswa SMKN 4 Tarakan dan saya di pilih oleh guru saya untuk
mengikuti program SPW di sekolah saya, Akhirnya, saya menerima tawaran dari
guru saya untuk mengikuti kegiatan SPW, dalam fikiran saya apa kah saya bisa
menjalankan program SPW ini. Sementara saya belum memahami tentang SPW
apakah SPW itu? lalu saya bertanya kepada guru ,guru saya menjawab SPW itu
adalah Sekolah Pengerak Kewirausahaan. .
Namun ada suatu hal yang membuat saya agak berbeda dalam memaknai
wirausaha setelah ada ajakan teman saya mengikuti sebuah seminar . Teman saya
itu tidak saja mengajak saya ikut seminar itu bahkan membayari saya. Melalui
seminar ini saya merasakan adanya logika terbalik terhadap pemahaman wirausaha
yang saya ketahui selama ini.
Namun dari semua itu, dalam pemahaman saya, wirausaha itu adalah bekerja.
Bekerja sebagaimana Nabi Adam dan Ibu Hawa lakukan ketika diturunkan Tuhan
ke bumi. Bekerja dengan kesungguhan dan keikhlasan. Bumi dan seisinya telah
tersedia untuk diolah dan dimanfaatkan melalui bekerja sehingga menghasilkan
sesuatu yang memiliki nilai jual. Dalam berwirausaha dibutuhkan kreatifitas yang
tinggi dalam membuat inovasi terbaru agar dapat mengikuti perkembangan dunia
usaha serta mempertahankan usaha yang telah dibangun.
Menjadi seorang wirausaha memang membutuhkan modal yang lumayan
besar.Mulai saya duduk di bangku SMP, saya sudah mulai membuka usaha kecil-
kecilan seperti menjual kue. Dengan modal pas-pasan dan untung yang tidak
lumayan besar, tapi saya senang ketika guru menunjuk saya sebagai peserta
program SPW.karena saya senang melakukan usaha atau jadi pembisnis yang sukses
kedepannya
Sejauh ini saya dipercaya menjalankan program SPW disekolah saya dan saya
diberi modal sebanyak 500.000 oleh guru kewirausahaan saya.dan saya memulai
usaha itu dengan berjualan kue dan omset yang saya capai lumayan
banyak,walaupun kegiatan SPW ini baru dikenal di sekolah kami yaitu SMKN 4
Tarakan tapi kami tetap semangat menjalankannya.
SPW ini tidak banyak siswa yang berminat mengikutinya dikarenakan
berbisnis itu tidak hanya diperlukan kepintaran saja tapi di butuhkan semangat
dan kerja keras, keuletan dari diri sendiri. Saya berharap dengan mengikuti
Program SPW ini bisa menambah wawasan saya untuk lebih matang lagi ketika
nantinya saya lulus dari SMKN 4 Tarakan dan bisa membaur ditengah masyarakat.

Revalisa Lim
Peserta SPW SMKN 4 Tarakan

46
PROGRAM SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW) SMK NEGERI 4
TARAKAN

Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa SMK yang lebih
berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.
Dibutuhkan sebuah kecakapandan ketrampilan yang relevan yaitu kurikulum abad
21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis
dan memecahkan permasalahan, serta kreatif dan inovatif. Pada program
kewirausahaan melalui kelas model SMK PENCETAK WIRAUSAHA (SPW),
siswa SMK diharapkan tidak hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga
mampu mengomunikasikan hasil produk dan jasa kepada pengguna atau pasar
dengan terus menyesuaikan perubahan teknologi digital.
Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan sebuah program baru yang
dikelola oleh DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi
salah satu solusi dari tingginya angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia.
Keanggotaan SPW adalah siswa yang memiliki keinginan dan potensi untuk
mengembangkan jiwa berwirausahanya. Komunitas ini memiliki dukungan penuh
dari guru-guru, terutama guru PKK/KWU sekaligus membimbing
keberlangsungnya SPW.
Keberadaan Sekolah Pencetak Wirausaha memiliki fungsi ganda (dual system)
yaitu sebagai sarana unit produksi sekolah dan sebagai tempat (laboratorium) bagi
para siswa untuk melaksanakan praktik penjualan. Dengan adanya praktik
berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat memotivasi siswa dalam
menggali keahlian dan potensi melalui keterampilan dalam mengembangkan
kewirausahaan.
Calon lulusan SMK diharapkan memiliki inisiatif membuka lapangan pekerjaan
sendiri sehinggatidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di
Indonesia. Selain itu sekolah juga diharapkan mampu menyiapkan lulusannya
untuk berdiri sendiri dengan membuka usaha yang dapat memberikan
penghidupan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Salah satu caranya dengan
mendidik anak SMK memiliki jiwa berwirausaha yang tinggi.
Di SMK Negeri 4 Tarakan yang memiliki 2 Kompetensi Keahlian yaitu
Multimedia dan Rekayasa Perangkat Lunak memiliki beberapa Program yang
dapat lakukan untuk mengatasi tingginya angka pengangguran lulusan SMK di
Indonesiadengan cara mengengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh siswa
seperti pada siswa kompetensi keahlian multimedia, keterampilan siswa yang dapat
dikembangkan seperti Keterampilan dalam pembuatan Desain Benner, Desain
Poster,

47
Desain Kartu Undangan. Dan kompetensi keahlian multimedia mengembangkan
keterampilan dalam bidang Fotografer, Editor Foto, Editor Video, dan Editor
Animasi. Sedangkan pada siswa kompetensi keahlian rekayasa perangkat lunak
keterampilan siswa yang dapat dikembangkan yaitu keterampilan dalam pembuatan
Web, Desain Grafis, dan Pembuat Aplikasi Mobile. Keterampilan siswa tersebut
dapat membuka suatupeluang wirausaha yang besar jika dapat di pasarkan melalui
media sosial diantaranya melalui Facebook, Instagram, dan Twitter. Menggunakan
media sosial sebagai media pemasaran merupakan pilihan yang tepat karenamanfaat
media sosialjuga tak hanya meningkatkan penjualan. Manfaat media sosial untuk
wirausaha juga bisa digunakan untuk menganalisis pasar, konsumen, hingga
kebutuhan produksi. Tidak dapat dipungkiri peran media sosial pada saat ini sangat
lah besar, setiap aktifitas tidak jauh dari media social sehingga melalui media sosial
suatu produk yang dijual bisa terpromosi dengan terstruktur dan tepat sasaran.
Sehingga dapat memberikan peluang usaha yang baik.
Melalui program ini diharapkan lulusan SMK dapat bersaing di dunia wirausaha
dan di bidang-bidang lainnya agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan
perkembangan Indonesia kedepannya dan dapat mengurangi jumlah pengangguran
di Indonesia. Selain itu, dengan mengikuti program SPW siswadapat meningkatakan
skill dan mengajarkan siswa untuk berpikir luas dan mengasah bakat dan
keterampilan yang tidak konvensional sehingga menciptakan peluang, menjamin
keadilan sosial, menanamkan kepercayaan diri dan meransang pola pikir untuk
kedepannya dalam berwirausaha.

48
LAPORAN SPW
SMKN 4 TARAKAN

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

49
SMKN 1 BUNYU
JL l. Tanjung Handasa Bunyu, Bunyu Timur, Kec. Pulau Bunyu, Kab.
Bulungan Prov. Kalimantan Utara

PENGALAMAN MENGIKUTI SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA

Kami adalah siswi dan siswa SMK 1 Bunyu yang sedang mengikuti program
SPW di sekolah, Kami berada di kelas 12 Geologi Pertambangan dan Teknik Alat
Berat, pertama kali kami mengikuti kegiatan ini banyak cerita suka maupun duka
yang kami rasakan. Berawalnya dari diajak untuk berjualan bersama melalui
kegiatan yang diadakan oleh sekolah yang bernama SPW (Sekolah Pencetak
Wirausaha) karena masa pandemi ini kegiatan hanya di rumah saja.
Kami mengawali dengan rapat untuk menentukan menu apa yang bias kami
jual, dan jualan pertama kami adalah Seblak. Kami memilih menu seblak karena
belum ada yang menjual dan pembuatannya cukup mudah, serta bahan yang
dibutukan mudah diperoleh untuk kami yang tinggal di pulau kecil yang dimana
bahan-bahan sembako dan lainnya harus di kirim dari luar pulau Bunyu. Kami
mengawalai dengan berjualan online dengan mengantarkan pesanan kerumah
rumah orang yang melakukan pemesanan melalui Media Sosial, Kami berjualan
atau memasak menu Seblak di area lingkungan sekolah tepatnya di Kedai Milik
Sekolah SMK N 1 Bunyu, dikedai inilah segala sesuatunya dimulai. Kami berjualan
Seblak sebagai menu utama dan andalan kami sambil mulai menambah menu
batang jabuk, dan minuman dingin lainnya.
Awalnya anggota SPW berjumlah 10 orang, kami semua sangat bersemangat
untuk mengikuti kegiatan ini kami juga sudah berbagi tugas ada yang memasak
,ada yang mengantar makanan semua sangat kompak dan alhamdullilah jualan
kami selalu habis dan banyak yang membelinya. Seiring waktu berjalan kami
tinggal bertiga, walaupun demikian kami tetap kompak dan tetap semangat dan
saat itu kami harus mengubah pembagian tugas mulai dari yang memasak dan yang
mengantar makanan dan mencatat keuangan serta pesanan. Alhamdullilah jualan
kami tetap habis dan tetap banyak pembelinya tapi dipertengahan kegiatan mulai
ada sedikit masalah pembeli tidak terlalu banyak, tidak seperti awal jualan yang
rame dan selalu habis dan sudah ada yang mengikuti kami menjual menu yang
sama, guru-guru kami selalu menyemangati kami biarpun makanan tidak habis
pembeli juga tidak terlalu banyak kami harus selalu semangat karna berbisnis atau
berjualan itu memang seperti itu awal jualan memang rame pertengahan sudah
mulai tidak terlalu rame dan ada saingan tapi harus semangat.
Seiring waktu kami masih bertiga tapi ada salah satu teman kami jarang sekali
turun untuk membantu akhirnya kami sisa berdua ,biarpun kami cuman berdua

50
kami tetap berjualan seperti biasa kami yang memasak kami berdua juga yang
mengantar pesanan orang tapi kami tidak masalahkan itu dari itu kami juga tau
cara bagaimana mencari uang dan bekerja keras dan kami juga jadi tau gimana
capeknya mencari uang. Setelah itu penjualan kami sangat menurun hanya bisa
dihitung berapa orang yang membeli ,jadi kami berdua putuskan untuk tetap
berjualan namun tidak ready setiap hari, kami mengubah menjadi sistem Pre-
Order, pesan 1 hari sebelumnya. Kami hanya menyiapkan menu seblak di jam
makan siang sesuai dengan jumlah pesanan. Sebenarnya kami mengubah sistem
penjualan bukan semata-mata hanya karna sepi pembeli namun karna memang
kami sudah kelas 12 dan harus fokum ujian, kami harus bisa tetap berjualandan
tetap bisa membagi waktu antara membantu orangtua, juga mengerjakan tugas
tugas sekolah.
Kegiatan SPW cukup sedikit peminatnya karena berjualan itu bukan hanya
yang mudah, membutuhkan kepandaian dan keahlian,serta semangat berbisnis,
walaupun kami belum memiliki keahlian dan kemampuan berbisnis, disinilah kami
memilih untuk memulai belajar dan mendapatkan pengalaman di dalam SPW,
sehingga kami jadi mengetahui cara bekerja mencari uang dan tau cara bangkit dari
kegagalan ,jadi saat kami lulus dari SMK ini kami bisa menambah wawasan kami
paling tidak membuka peluang usaha untuk diri sendiri, karna memang bekerja
atau mencari uang itu tidak gampang, tapi tidak susah juga, hanya butuh
KESABARAN.

Susanti dan Ilham Ramadhan


kelas 12 Geologi Pertambangan dan Teknik Alat Berat

51
LAPORAN SPW
SMKN 1 BUNYU

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

52
SMKN 2 TANJUNG SELOR
Jl. Meranti No.34, Tj. Selor Hilir, Tj. Selor, Kabupaten Bulungan,
Kalimantan Utara 77216

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu


Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 2 Tanjung Selor melaksanakan
Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi
dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan
(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata
pelajaran Kewirausahaan.
Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya bukan seorang guru
Kewirausahaan, saya seorang guru mata pelajaran Produktif Multimedia. Selain
mengajar di sekolah, saya juga mempunyai sebuah usaha kecil yaitu beternak
Domba dan ayam kalkun yang sudah saya kerjakan sekitar 5 tahun silam. Tujuan
awal sebenarnya hanya hobi yang bisa saya kerjakan setelah pulang sekolah, tetapi
dengan bertambahnya jumlah ternak dan permintaan dari wilayah bulungan
sampai tarakan bisa membantu perekonomian keluarga saya. Hal ini menjadi salah
satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu guru
pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah
ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi
pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW
ini berlangsung.
Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk
meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan
sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa, mencetak siswa-siswi
yang tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,
dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan
mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat
mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.
Selama kegiatan SPW ada beberapa siswa yang saya bimbing, dan saya bantu
dalam hal pencatatan hasil penjualan agar bisa terstruktur dan dapat dengan
mudah di cek sewaktu-waktu. Sehingga dengan mudah siswa bisa melihat apakah
bisnisnya menurun atau meningkat.
Ada siswa yang menjalankan bisnis online seperti menjual baju melalui media
facebook dan ada yang menjalakan bisnis offline seperti menjual masakan di rumah
makan/ warung dan ada juga yang menjual sembako.

53
Saya berharap kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat
mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri
yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih
banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari
Sekolah.

Penulis
Agus Adiwijaya, S.Kom

54
Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 2 Tanjung Selor melaksanakan
Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi
dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan
(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata
pelajaran Kewirausahaan.
Dalam hal ini saya akan jelaskan bahwa sebenarnya saya guru Sejarah
Indonesia,dan saya juga mengajar mata pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan (PKK). Selain mengajar di sekolah, saya juga mempunyai sebuah
usaha jual sepeda,acecoris dan sparepart,dan kami memulai usaha sejak tahun 2018.
Hal ini sangant membantu saya dan keluarga dalam hal ekonomi. Dan hal ini
menjadi salah satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu
guru pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah
ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi sedikit
pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW
ini berlangsung.
Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk
meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan
sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa, mencetak siswa-siswi
yang tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,
dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan
mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat
mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.
Pendampingan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) di SMK Negeri 2
Tanjung Selor,saya bertugas mendampingi siswa kelas X dan XI jurusan Teknik
Komputer Jaringan dengan anggota awal berjumlah 8 orang,2 orang siswa dan 6
orang siswi.
Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami
kendala, , tetapi dengan berjalannya waktu, 4 siswa memutuskan untuk tidak
melanjutkan usahanya, sehingga saat ini hanya 4 siswa yang masih aktif.

Ada beberapa usaha yang dilakukan oleh siswa baik secara onlinemaupun offline,
ada 3 siswa yang berjualan secara online, masing-masing dari mereka memiliki
produk yang berbeda-beda dalam pemasarannya. Satu siswa memilih untuk
berjualan sembako secara offline,dalam hal ini siswa tersebut membantu usaha
orang tua. Dan ke tiga siswa lainya memiliki usaha online shop ,ia memperoleh
barangdari supplier online dan menentukan harga sesuai dengan biaya modal dan
ekspedisi yang ia gunakan.

55
Saya berharap semoga kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat
mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri
yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih
banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari
Sekolah.

Penulis
Eri Umrah, S.Pd

56
Assalamualaikum Wr.Wb
Kegiatan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) dimulai pada tahun
ajaran 2020 / 2021 DiSMK Negeri 2 Tanjung Selor. Yang beranggotakan Guru
Kewirausahaan dan Siswa siswi SMK Negeri 2 Tanjung Selor. Program SPW yang
berintegrasi dengan mata pelajaran kewiausahaan atau Program kreatif dan
kewirausahaan (PKK).
Perkenalkan nama Saya Mastutin, saya guru produktif Pemasaran, Saya
sangat tertarik dengan kegiatan ini, saya merasa kegiatan ini satu Frekuensi dengan
saya, dimana selain mengajar saya jugameluangkan waktu untuk menjalankan
bisnis secara online maupun Offline, yang produknya dari berbagai perusahaan
MLM baik perusahaan kosmetik, perlatan rumah tangga, suplemen dan berbagai
jenis bisnis yang saya jalankan dari Supplier lain yang berjenis kan apa yang
diperlukan konsumen saya readykan, Walaupun saya bukan guru kewirausahaan,
tapi saya mengajar Produktif pemasaran yang ilmunya berkaitan dengan ilmu yang
saya ajarkan. Dalam kegiatan SPW ini selain memotifasi siswa siswi. Setidaknya
saya bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan Siswa siswi saya. kami sebagai guru
pembimbing mengharapkan sekali siswa siswi SMK Negeri 2 memiliki Usaha
sendiri berdasarkan hobi mereka masing2. Memiliki produk unggulan yang kreatif
dan inovatif sesuai potensi diri mereka sehingga mampu bersaing diDunia usaha
dan Industri diseluruh Dunia dan kelak mampu menciptakan peluang usaha bagi
diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu apa yang kami harapkan tidak semua sesuai
dengan kenyataan, kegiatan ini menemui beberapa kendala dimana beberapa orang
siswa siswi yang terjaring mengundurkan diri untuk mengikuti kegiatan SPW ini.
Dengan berbagai macam alasan. Sehingga hanya 5 Siswa yang masih aktif.
Pengawasan kurang maximal karena terbatasnya tatap muka dengan siswa siswi
karena dalam keadaan pandemi, dan tempat tinggal anak didik yang jauhnya
berbeda beda, jika dijangkau ada yang memakan waktu berjam jam maka dari itu
kami tidak memaksakan anak didik untuk melanjutkan mengikuti kegiatan siswa
pencetak kewirausahaah (SPW).
Jenis usaha siswa siswi yang sudah mengikuti kegiatan SPW diantaranya,
Bisnis kuliner,Bisnis Online, Bisnis sembako dll. masing masing dari mereka
memiliki strategi pemasaran yang berbeda, walaupun siswa siswi masih tahap
belajar dan memiliki omzet yang belum besar kami sebagai pembimbing
semampunya untuk membantu dan dan berusaha memberikan semangat dan ilmu
bisnis yang bermanfaat. Sehingga nanti dengan sendirinya memiliki keinginan dan
minat memasuki dunia usaha tanpa keterpaksaan.

57
Besar harapan kami kedepannya terhadap siswa siswi SMK Negeri 2 kelak
memiliki Bisnis Sendiri setelah menjadi alumni. Apa yang mereka dapatkan dalam
kegiatan SPW ini bisa mereka terapkan dalam kehidupan sehari hari. agar bisnis
yang mereka jalankan tetap berlanjut kedepannya, sehingga omzet yang
diterimasemakin meningkat, Pengalaman bertambah, bisnis yang dijalankan
meluas hingga keberbagai bidang, mampu menghadapi dan menyelasaikan konflik
yang terjadi didunia usaha.

Penulis
Mastutin, SE

58
LAPORAN SPW
SMKN 2 TANJUNG SELOR

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

59
SMKN 1 TARAKAN
JL. Pangeran Diponegoro, Pamusian, Tarakan Tengah, Kp. Enam,
Tarakan Tim., Kota Tarakan, Kalimantan Utara

Pada saat covid 19 muncul dimana sekolah di liburkan dan pada saat itu semua
dilakukan serba di rumah. pada saat itu itu semua kelas 12 di sekolah saya sedang
praktek kerja lapangan (PKL).saya mendapat PKL di Teaching Factory (TEFA)
SMKN 1 Tarakan. Di TEFA saya banyak sekali dapat pembelajaran teruma
membuat Pastry and bakery,cara berjualan dan masi banyak lagi. 2 minggu saya
jalani PKL tersebut ternyata kami pun juga harus di liburkan sampai 2 minggu dan
harus tetap di rumah saja ttetapi lama kelamaan dan waktu 2 minggu Sudah lewat
saya pun belum mendapatkan informasi untuk kembali ke industri tetapi saya
tetap menunggu informasi tersebut dan ternyata saya telah di tarik oleh sekolah
dari industri karena covid 19 yang makin menyebar luas.makin hari saya makin
bosan di rumah akhirnya saya membantu orang tua saya untuk berjualan aneka
makanan, roti, minuman,snack dan lainnya.
Pada saat saya jalan jalan saya melihat panggang untuk cake dan harganya
agak murah lalu saya membelinya karna saya ingin sekali membuat cake karna si
sekolah libur saya tidak bisa membuatnya nah saya beli panggangan tersebut lalu
saya bikin brownies karena saya tidak tahu cara memakainya kue saya pun gosong
saya mengira waktu saya masak di oven dan di panggangan yang saya beli itu sama
waktunya tetapi di sama di panggangannya itu agak cepat saya tidak putus asa
keesokan harinya saya membuat bolu pisang dengan berbagai percobaan.
Percobaan pertama bolunya agak bantet percobaan kedua adonannya kebanyakan
jadi pada saat membukanya adoanannya keluar percobaan ketiga allhamdullilah
kue bolu saya Sudah cantik.
Keesokan harinya saya pun berinisiatif membuat cake lainsaya bikin kue
brownis lagi tetapi rasanya kurang coklat tetapi saya mendapat resep dari tetangga
saya yaitu kue mentega akhirnya saya pun mencobanya ternyata kuenya langsung
jadi tanpa ada kekurangan kemudian saya memberikan kepada orang orang yang
sering berbelanja di tempat orang tua saya dan mereka pun bilang kue saya enak
dan orang tua saya pun suruh menjual kue mentega itu . jadi setiap harinya saya
membuat kue mentega saya membeli bahan seadanya memakai uang saya.
Awalnya modal saya sekitaran 50.000 an itu untuk 3 loyang saya menjualnya
per 1 adonan 40.000 bisa juga di jual per potong harganya 2000 jadi kira kira
pengahasilan saya perhari itu 120.000. Tiap hari saya membuat kue saya semang
sekali karna banyak yang suka. Itulah kelebihannya saya menjual kue saya menjadi
tertantang untuk membuat banyak lagi macam macam jenis kue tetapi Ada juga
kekurangan saya menjual yaitu kadang kue saya hanya separuh yang terjual.

60
Seiring berjalannya waktu penjualan saya naik turun saya awalnya Sudah
tidak mau menjual lagi karna jarang ada yang beli sempat ada 1 bulan saya tidak
menjual karna posisinya pada saat itu saya banyak mengikuti ujian praktek ada
ujian sekolah dan penjualan saya pun naik turun jadi saya putus kan untuk tidak
berjualan dulu.
Akhirnya setelah saya mengikuti ujian saya pun kembali menjual kue karna
orang orang juga mencarinya .setiap hari saya membuat kue tersebut saya tidak
hanya menjual kue tetapi saya juga menjual kacang dan kerupuk makan.
Saya senang memasak masak dan ternyata masakan saya bisa saya jadikan uang
dengan hasil saya sendiri.

Rezki agustina
Kelas XII Tata Boga 2

61
Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa SMK Negeri 1
Tarakan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini dan
masa depan. Dibutuhkan sebuah kecakapan dan ketrampilan yang relevan yaitu
kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi,
berfikir kritis dan memecahkan permasalahan, serta kreatif dan inovatif dalam
membuka peluang kerja baru.
Pada program kewirausahaan melalui Mata Pelajaran PKWU model SMK
PENCETAK WIRAUSAHA (SPW), siswa SMK Negeri 1 Tarakan diharapkan
tidak hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga mampu mengomunikasikan
hasil produk dan jasa sebagai hasil olahan praktek (TEFA) kepada pengguna atau
pasar dengan terus menyesuaikan perubahan teknologi digital. Pada mata
pelajaran PKWU bimbingan bagi siswa SMK Negeri 1 Tarakan akan difokuskan
pada penanaman nilai-nilai kewirausahaan melalui pembiasaan, penanaman sikap,
dan pemeliharaan perilaku wirausaha. Dengan kegiatan SPW di SMKN 1 Tarakan
siswa memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(kreatif dan inovatif). SPW menerapkan pengintegrasian mata pelajaran
kewirausahaan pada setiap muatan produktif diharapkan menekankan penanaman
jiwa wirausaha. Dengan dimilikinya jiwa wirausaha maka siswa akan memiliki rasa
optimis untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efektif, efisien dan praktis.
Selain itu Guru PKWU selalu memberi motivasi kepada siswa untuk memiliki jiwa
kewirausahaan (cara-cara membuka bisnis, cara menangkap peluang, pengelolaan
finansial dan lain nya). Situasi ideal bagi Siswa Kelas XII diharapkan mampu
merintis dan meneruskan usaha baru dari tiap lulusan SMK atau pengikutsertaan
lulusan SMK pada program-program pendampingan dan pembinaan
kewirausahaan dibawah kordinir Penelusuran tamatan disekolah.
Sehubugan dengan hal tersebut diatas calon pebisnis-pebisnis muda yang
menuntut ilmu di SMK Negeri 1 Tarakan akan didorong oleh guru-guru pembina
kewirausahaan untuk bergabung dalam dalam SPW, untuk mendapatkan
bimbingan dan semangat dari Bapak/Ibu Guru pendamping/Pengampu mata
pelajaran PKWU.
Walaupun dalam proses pelaksanaan program SPW di sekolah ada banyak
faktor yang mempengaruhi berjalannya wirausaha oleh para siswa seperti
kurangnya modal usaha, namun menurut pemantauan kami selaku pendamping
kegiatan SPW di SMK N 1 Tarakan siswa kami masih tetap semangat dalam
melakoni usahanya dengan omset perbulannya persiswa mulai dari puluhan ribu
sampai dengan jutaan rupiah.

62
Semoga kedepannya Program SPW dapat memberikan motivasi kedapa para siswa
untuk lebih bersemangat menjalani usaha bisnis yang dilakoninya.

Ruslan
Koordinator SPW SMKN 1 Tarakan

63
LAPORAN SPW
SMKN 1 TARAKAN

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

64
SMKN 3 TARAKAN
JL. KARYA BERSAMA G U N U N G MANDIRI, Juata Laut, Kec. Tarakan
Utara, Kota Tarakan Prov. Kalimantan Utara

SPW PENGOLAHAN BANDENG TANPA DURI


(BATARI) DI SMK NEGERI 3 TARAKAN

Bandeng tanpa duri adalah ikan bandeng segar dimana secara biologi struktur
dan untuk menghilangkan faktor pembatas duri halus tersebut telah tersedia
teknologi tepat guna yang sederhana melalui pengkajian letak dan struktur duri
dan menghilangkannya dengan mencabut duri. Komoditas ikan bandeng di kota
tarakan merupakan produk unggulan yang dikenal dan banyak diminati oleh
masyarakat pada umumnya baik konsumen lokal maupun dari berbagai daerah .
Ikan bandeng sangat melimpah di Tarakan namun belum ditingkatkan nilai
jualnya.
Kelemahan utama ikan bandeng adalah durinya yang sangat banyak dan duri
duri kecil yang terdapat diseluruh tubuh ikan bandeng sangat merepotkan apa lagi
pada ikan bandeng yang kecil. Oleh karena itu kami selaku siswa dari kompetensi
keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikan (APHPi) memanfaatkan peluang
yang ada dengan kompetensi yang kami miliki dengan melaksanakan program
SMK Pencetak Wirausaha (SPW) dengan produk Bandeng Tanpa Duri (BATARI).
Produk Batari dari SMK Negeri 3 Tarakan cukup digemari karena mutunya sangat
baik. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatannya diterapkan standar
pengolahan yang baik sesuai standar GMP dan SSOP. Selain itu juga produk batari
SMK Negeri 3 Tarakan sudah mendapat sertifikat Halal dari MUI.
Untuk pemasarannya sendiri sangat terbuka luas baik di Tarakan maupun
diluar tarakan bahkan peluang untuk ekspor juga bisa, karena letak geografis
Tarakan berdekatan dengan Malaisya dan Brunaei Darussalam. Untuk dalam kota
Tarakan sudah dipesan oleh rumah-rumah makan yang ada di Tarakan begitu juga
yang diluar Tarakan, sudah ada rumah makan di Balikpapan yang memesan secara
rutin, sehingga dalam pemasaran produk ini tidak terlalu sulit.
Kegiatan yang di lakukan didalam proses pengolahan bandeng cabut duri
mulai dari penyisikan, pembelahan, pencabutan duri bandeng, penyortiran,
pencucian, sampai penimbangan dan pengemasan .pengertian dalam mencabut
duri bandeng petama-tama dilakukan setelah adanya bahan baku adalah pencucian
setelah itu pembelahan.Didalam membelah ikan harus dilakukan dengan benar
agar ketika sampai pada proses pencabutan duri pada garis-garis ikan terlihat dan
daging tidak hancur/pecah-pecah. Setelah pembelahan ikan dicuci lagi untuk
membersihkan kotoran ikan dan darah ikan yang masih menempel.

65
Setelah itu barulah pencabutan duri ikan bandeng dimulai,yang perlu diperhatikan
disini adalah tentang letak garis-garis ikan yang merupakan terdapat duri-duri
ikan.Ada tiga garis pada daging ikan bandeng garis ke-1 terletak pada bagian dekat
sirip ikan,garis ke-2 terletak pada bagian tulang belakang ikan,dan garis ke-3 bagian
dekat ekor ikan.Setelah mencabut duri hal yang selanjutnya adalah penyortiran untuk
memeriksa kembali apa bila ada tulang ikan yang masih tersisa,setelah penyortiran
lanjut ikan di cuci lagi dan di lakukan penimbangan sertapengemasan.
Manfaat yang di dapatkan dalam proses bandeng cabut duri adalah menjadi tahu
bagaimana cara mencabut duri ikan bandeng selama mengikuri SPW bandeng cabut
duri ini saya menjadi bisa bahwa mencabut duri ikan bandeng diperlukan adanya
pengetahuan tentang garis-garis yang terdapat pada ikan bandeng dimana yang
merupakan terdapat duri-duri ikan bandeng. Selain itu diperlukan indra penglihatan
yang tajam atau jeli terutama dalam mencari garis ketiga pada daging ikan dan indera
peraba yang baik dalam merasakan duri-duri ikan bandeng. Namun proses bandeng
cabut duri tidak hanya mengajarkan tentang cabut duri saja tetapi mengajarkan
tentang cara penanganan yang baik dari proses pencucian 1, pencabutan duri,
pencucian 2, pengesan pada ikan, dan yang terakhir pengemasan agar matanya tidak
merah dan daging ikan tidak mengalami pembusukan seperti berbau amis dan lembek.
Dan dalam hal menjaga sanitasi pun diajarkan untuk menjaga tempat produksi
pengolahan agar selalu bersih sehingga pada saat kembali melakukan proses bandeng
cabur duri di pagi hari lebih nyaman dan semangat untuk bekerja.
Kendala yang dialami selama proses bandeng cabut durin ini adalah pada saat
bahan baku yang datangnya tidak segar sehingga menyulitkan pada saat pembelahan
terutama pada saat proses pencabutan duri/tulang ikan bandeng,karena kondisi ikan
yang tidak segar atau lembek. Pada saat proses pembelahan daging ikan sudah pecah
dan lebih menyulitkan lagi pada saat pencabutan durinya yang bisa membuat daging
ikannya pun ikut tercabut. Dan seharusnya pada ruangan terdapat mesin pendingin
ruangan seperti AC karena kalau hanya mengandalkan es batu cepat mencair dan
ketersediaan kadang tidak mencukupi. Kalau ruangannya dingin ikan bisa lebih
bertahan lama agar matanya tidak memerah. Kendala yang lain adalah pada proses
sanitasi atau membereskan ruangan setelah proses cabut duri bandeng selesaI karena
air yang tergenang dilantai, karena pencucian ruangan butuh waktu lama untuk
mengurasnya m,menurut saya sebainya diberikan sebuah lubang air pada dinding agar
ketika pembersihan air bisa langsung mengalir keluar tanpa harus dikuras lagi
menggunakan alat penghilang air sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama
dalam proses sanitasi.

Sriwijaya, klas XI APHPi


SMK N 3 Tarakan

66
“Menumbuhkan Semangat Berwirausaha Siswa SPW”

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Negeri 3 Tarakan Program Sstudi Keahlian


Agribisnis pertanian, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (XIIAphpa) , dalam
pengembangan pembelajaran kewirausahaan yaitu Sekolah Pencetak Wirausaha ( SPW)

Pada kegiatan Sekolah Pencetak Wirausaha di Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) Negeri 3 Tarakan, yang dimulai sejak beberapa bulan yang lalu. Selaku
pembimbing dalam kegiatan SPW di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 3
Tarakan pada Kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Pada
awal membimbing siswa-siswi SMK Negeri 3 Tarakan kelas XII APHPa, pertama-
tama kami mendapatkan penjelasan dan arahan dari kapala bidang SMK melalui
pengenalan program SPW secara virtual. Selanjutnya kami mendapatkan arahan
dari Bapak Kepala sekolah SMK Negeri 3 Tarakan terkait kegiatan SPW. Kemudian
pihak sekolah (kepala sekolah, guru-guru produktif pada jurusannya masing-
masing) mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membahas kegiatan tentang
Program SPW.
Pada Kompetensi KeahlianAgribisnis Pengolahan Hasil Pertanian untuk
SPW difokuskan pada produk hasil pertanian seperti roti manis,pizza dan burger.
Awal dari kegiatan ini, kami berkoordinasi dengan siswa-siswi dan mengadakan
pertemuan-pertemuan untuk memberikan arahan kepada seluruh siswa-siswi kelas
XII APHPa. Selanjutnya siswa kami bagi dalam beberapa kelompok kerja dalam
membuat produknya masing-masing, ada tiga kelompok SPW di kompetensi
keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian :
1. Kelompok Produk membuat roti manis,
2. Kelompok Produk membuat pizza
3. Kelompok Produk membuat Burger.
Setelah membentuk 3 kelompok kerja SPW di kompetensi keahlian Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian, Kami selaku pembimbing kegiatan SPW menugaskan
siswa-siswa dalam kelompok untuk membuat dan mengajukan proposal usaha SPW
yang diinginkan pada masing-masing kelompok. Yang mana dalam proposal
tersebut berisi : Judul Kegiatan Usaha (produk), pendahuluan (latar belakang dan
Tujuan), alat-alat dan bahan-bahan, prosedur kerja, analisa usaha dan kesimpulan.
Setelah masing-masing kelompok selesai membuat proposal selanjutnya kami
ajukan kepada kepala sekolah untuk ditindak lanjuti berkaitan dengan maksud dari
usaha kegiatan SPW pada masing-masing kelompok SPW. Selanjutnya setelah
disetujui oleh kepala sekolah dan masing-masing kelompok sudah mendapatkan
anggaran kegiatan usaha SPW. Maka kami selaku pembimbing selanjutnya
mendampingi siswa-siswi pada kelompoknya masing-masing untuk melakukan
kegiatan memproduksi pizza, roti manis dan burger.
67
Pada pendampingan kegiatan SPW kami juga mengatur untuk pertemuan-
pertemuan kegiatan kerja membuat produknya. Yang mana setiap kelompok kami
jadwalkan seminggu hanya sekali untuk melakukan kegiatan memproduksi hasil
produknya baik pizza, roti manis dan burger. Mengingat situasional dan keadaan pada
masa pendemic covid-19. Untuk itu kami juga sangat menjaga kondisi baik siswa-siswi,
guru pendamping juga lingkungan di sekolah.
Pada pelaksanaan kegiatan memproduksi produk baik pizza, roti manis dan
burger.masing-masing kelompok kami jadwalkan seminggu sekali dan pelaksanaan
mulai pukul 08:00 – 14:45. Mulai siswa-siswi mempersiapkan bahan, peralatan,
melakukan proses kegiatan kerja, sampai dengan produk siap kemas dan dipasarkan.
Semua kegiatan dari awal kegiatan proses sampai akhir kegiatan proses dilakukan
siswa dengan penuh tanggungjawab dan tertib tentunya mengikuti prosedur “Standar
operasional Prosedur dalam kegiatan memproduksi masing-masing produk baik pizza,
roti manis dan burger”.
Dalam kegiatan SPW pada kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil
Pertanian kami selaku pendamping membimbing siswa dari awal hingga akhir
kegiatan proses, semua kegiatan pekerjaan dilakukan oleh siswa-siswi secara mandiri,
kreatif, inovatif dan penuh tanggungjawab. Sehingga pada kegiatan membuat produk
baik pizza, roti manis dan burger berjalan dengan baik dan lancer. Untuk hasil produk
baik pizza, roti manis dan burger sementara hanya dipasarkan di sekitar lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Kami selaku pembimbing berharap semoga dengan adanya program Sekolah
Pencetak Wirausaha (SPW)dapat berjalan dan berkelanjutan pada kelompok-kelopok
siswa yang lain pada kompetensi keahliannya masing-masing.
Semoga menjadikan siswa-siswi di SMK Negeri 3 Tarakan menjadi siswa-siswi yang
mandiri, memiliki karya inovatif yang tinggi, kreatif dan menjadi siswa-siswi yang
dapat mengembangkan usahanya secara mandiri dikemudian hari.

Terima kasih

Masdianto, S Pt.,M.P
Guru Pendamping kegiatan SPW SMK N 3 Tarakan

68
"Cerdas dalam Berwirausaha”

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Negeri 3 Tarakan program studi keahlian


agribisnis pertanian XII – Aphpa, dalam pengembangan pembelajaran kewirausahaan
yaitu SPW (Sekolah Pencetak Wirausaha) .
Pengalaman saya selama mengikuti kegiatan Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW)
banyak hal-hal yang dapat saya pelajari dengan cara bagaimana membuat produk yang
awalnya belum jadi dan menjadi produk jadi dan siap untuk di pasarkan seperti membuat
pizza dan roti.dalam kegiatan ini kita di ajarkan dan di bimbing bagaimana cara membuat
produk dengan baik dan benar , sehingga bisa memperoleh hasil yang memuaskan. Dan
juga menggunakan alat-alat yang sudah di sediakan untuk di gunakan dengan baik, hal itu
agar adonan tidak rusak dan membuat adonan menjadi tekstur yang di inginkan. selama
kegiatan SPW ini kadang kala ada produk yang gagal , tetapi dengan itu kita jangan
menyerah tetap semangat dan terus mencoba untuk hasil yang terbaik. Dari kegagalan itu
kita dapat belajar apa kekurangan dan kesalahan dalam membuat produk , sehingga kita
mencoba memperbaiki sehingga menjadi produk yang di sukai kalangan masyarakat.
Dalam kegiatan sekolah pencetak wirausaha ini kita mendapatkan banyak ilmu-ilmu,
dan keterampilan dalam hal kegiatan ini saya pribadi sangat senang bisa melakukan
pembelajaran ,praktek serta berwirausaha dengan itu kita mampu membuat suatu
produk .
Dengan program SPW ini kita akan dilatih menjadi wirausaha muda menjadi siswa
yang berinovatif, kreatif serta berani menggambil risiko dalam dunia usaha. Dan juga kita
akan di latih untuk mandiri, dan melawan rasa malu .
1). Tujuan dari kegiatan SPW adalahProgram sekolah pencetak wirausaha ini untuk
mengetahui tentang banyak hal-hal bagimana cara mengolah produk dengan baik dan
benar,dan juga kita bisa praktekan dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, program spw ini
bertujuan untuk menciptakan jiwa muda yang memiliki jiwa dan skill dalam
berwirausaha..
2). Maanfaat dari kegiatan SPW adalah kita mendapat wawasan, penggalaman dan
mengetahui cara membuat adonan roti dan pizza kita juga bisa untuk promosikan produk
kita ke berbagai tokoh ,dengan itu usaha kecil yang mengguntungkan dalam kegitan
sekolah pencetak wirausaha ini saya mendapat banyak manfaat , yaitu bisa menumbuhkan
inisiatif , berkerja sama dalam team maupun individu , berpikir kreatif dan inovatif.
3). Harapan kedepannya adalah sekolah Pencetak Wirausaha , bisa menjadi lebih baik
dari sebelumnya dan juga kita dapat mengembangkan dan meningkatkan jiwa muda
berwirausaha agar kita dapat menambahkan skill dalam berkerja ,ketika siswa sudah lulus
maka siswa dapat membuka lapangan kerja baru, Dan dapat mengurangi peningkatan
penggangguran.

Nur Andriyani
Kelas XII-Aphpa SMK N 3 Tarakan

69
PELAKSANAAN SPW DI SMK N 3 TARAKAN

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan


nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga
diharapkan dengan adanya pendidikan dapat melahirkan generasi yang lebih baik
untuk masa depan bangsa Indonesia. pendidikan dituntut untuk menghasilkan dan
mempersiapkan generasi untuk menghadapi tantangan dimasa mendatang. Namun,
kenyataannya di Indonesia pelaksanaan pendidikan masih bersifat hanya
mentransfer ilmu saja, atau dapat dikatakan guru hanya memberikan teori dan
hafalan materi. Pendidikan entrepreneur sebenarnya juga sudah dijelaskan oleh
kemendiknas (2010) dimana pendidikan entrepreneurship atau kewirausahaan
ditingkat dasar atau sekolah bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
yaitu manusia yang memiliki pemahaman dan ketrampilan secara utuh.
Secara umum pendidikan mempunyai dua tugas besar. Pertama menyiapkan
generasi yang punya kemampuan adaptasi terhadap ekspektasi lingkungan. Kedua,
menyiapkan agar mereka mampu mengatasi masalah-masalah yang ditemukan
dengan cara-cara baru. Melalui yang pertama siswa belajar untuk memahami
kondisi dan pola yang ada di sekitar mereka. Sedangkan yang kedua mendorong
siswa untuk berinovasi. Dua fungsi tersebut harus dioperasionalkan secara
seimbang. Pengembangan pendidikan melalui model entrepreneur menjadi
alternatif yang sesuai dengan dua fungsi pendidikan tersebut karena pendidikan
entrepreneur sangat menekankan pada pembentukan perilaku mencipta.
Bagaimana cara mengajarkan pendidikan entrepreneurship pada masa pandemi
seperti sekarang ini? Pada masa sekarang ini guru dapat mengajarkan siswa tentang
pendidikan entrepreneurship melalui media online, dimana para peserta didik
dapat praktek secara langsung dengan membantu orang tua berjualan secara
online. Mengajarkan entrepreneurship pada siswa sekolah dasar dapat membentuk
suatu karakter kewirausahaan mereka. Beberapa karakteristik entrepreneurship
adalah sebagai berikut : (1) memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang
dilakukannya, (2) memiliki rasa percaya diri, (3) mempunyai rasa semangat dan
kerja keras, (4) selalu menghendaki umpan balik dengan cepat, (5) memiliki
wawasan yang jauh kedepan, (6) memiliki ketrampilan,(7) lebih menghargai
prestasi, (8) berani mengambi resiko, (9) memiliki rasa jujur dan tekun, (10)
memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

70
Pendidikan kita selama ini mengarahkan siswa "berhenti" di proses memahami.
Kalau sudah paham dengan fakta dan konsep yang diajarkan, dipandang cukup.
Untuk melihat pemahaman yang dikuasai, siswa dites atau dengan isitilah
"ulangan". Walaupun proses memahami dapat dinyatakan melalui proses belajar
siswa secara aktif melalui aktifitas-aktifitas yang menyenangkan. Tapi akhir dari
pembelajaran tetap membuat siswa paham.
Bukan masalah benar dan salah. Ini masalah perubahan orentasi belajar. Belajar
untuk era sekarang tidak cukup kalau berhenti dalam tahapan memahami.
Tahapan harus dilanjutkan ke proses menghasilkan. Siswa harus dilatih untuk
memfungsikan pengetahuan dan skills yang telah dimiliki untuk dapat
menghasilkan ciptaan yang bernilai. Dengan kata lain seorang yang belajar akan
selalu "menantang" dirinya dengan pertanyaan, "Dengan pengetahuan dan
kecakapan yang saya miliki, saya dapat menghasilkan apa?" dan "Apakah inovasi
yang saya akan hasilkan dapat diterima oleh komunitas?" Proses menghasilkan
inovasi yang diterima oleh komunitas inilah yang akan menjadi penekanan dalam
pendidikan entrepreneur tingkat TK – SMA/SMK
Kegiatan yang telah dilakukan selama ini di SMK Negeri 3 Tarakan dalam
mempersiapkan alumni dalam memasuki dunia yang sesungguhnya adalah dengan
membekali mereka melalui ketrampilan baik jasa maupun non jasa. Kegiatan
Produk kreatif di SMK Negeri 3 Tarakan di kelompokkan menjadi 3, antala lain :
1. Produk Olahan
Produk olahan yang ada di sekolah antara lain : bakso, pempek, otak – otak
bandeng, es krim, nugget ikan/ udang, dodol rumput laut, surimi, bandeng tanpa
duri, brownis rumput laut, permen rumput laut, roti, pizza dan mmasih banyak
olahan lainya.
Kelebihan produk dari SMK Negeri 3 bahwa semua produk olahan tersebut sudah
di daftarkan legalitasnya dan mempunya label “ Halal “
2. Produk Hasil Budidaya
Produk Hasil budidaya meliputi : Filet ikan patin, Filet ikan lele,dan filet ikan
nila
3. Produk Jasa
Produk jasa yang ada di SMK Negeri 3 adalah : Penyewaan speet, paket wisata,
pembuatan teralis, gilnet dan pembuatan alat penangkap kepiting
Pemasaran adalah sebuah proses yang sangat penting dalam dunia wirausaha
karena pemasaran merupakan berbagai tindakan yang dilakukan supaya barang-
barang produksi bisa mengalir dengan lancar hingga ke tangan konsumen.

71
Media pemasaran yang yang telah dilakukan untuk memasarkan produk di
lakukan secara offline dan online , untukpemasaran sistem offline dapat dilakukan
dengan cara
1. Stok di sekolah
2. Menitip di beberapa toko
Sedangkan sistem online adalah dengan cara melalui media social diantaranya
adalah
1. Grup Faceboook
2. Instagram
3. Whatshapp

Anik Suparmi, S.Si.


Guru SMK N 3 Tarakan

72
PELAKSANAAN SPW DI SEKOLAH

Pengalaman saya selama mengikuti kegiatan spw banyak banyak hal yang dapat
dipelajari terutama tentang bagaimana cara mengolah produk yang awalnya belum
jadi menjadiproduk jadi dan siap di pasarkan seperti membuat roti dan pizza.
Dalam kegiatan ini kita di ajarkan bagaimana membuat produk yang baik dan
benar sehingga bisa memperoleh hasil yang baik, menggunakan alat-alat yang
sudah di sediakan di gunakan dengan semestinya dengan tidak merusak nya,
membuat adonan dengan baik sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan. Dalam
mengikuti kegiatan spw kadang kala ada produk yang gagal tetapi dari kegagalan
itu kita jangan mudah menyerah tetapi kita tetap terus membuat produk untuk
menghasilkan yang terbaik, dari kegagalan itu kita dapat belajar apa saja yang
kurang sehingga kita dapat memperbaiki nya sehingga produk itu dapat di sukai
oleh banyak orang.
Tujuan dari kegiatan spw adalah mengetahui tentang banyak hal bagaimana
cara mengelola produk yang baik dan benar dan bisa di praktekan dalam kegiatan
sehari-hari dan juga jika ada modal bisa membuka usaha kecil-kecilan.
Manfaat nya dapat menambah wawasan tentang cara membuat adonan roti dan
pizza bisa untuk promosi hingga distribusi ke konsumen. Dengan itu, usaha kecil
yang menguntungkan bukan hanya untuk kita saja tetapi juga bagi orang lain.
Harapan ke depan nya semoga dari kegiatan spw ini bisa menjadi lebih baik lagi
kedepannya dari sebelumnya.

Elvi S.L
XII-APHPA SMK N 3 Tarakan

73
LAPORAN SPW
SMKN 3 TARAKAN

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

74
SMKNEGERI 1 TULINONSOI
JL. TRANS KALIMANTAN, Sanur, Kec. Tulin Onsoi, Kab. Nunukan
Prov. Kalimantan Utara

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu


Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 1 Tulin Onsoi melaksanakan
Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi
dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan
(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata
pelajaran Kewirausahaan.
Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya bukan seorang guru
Kewirausahaan, saya seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Selain mengajar
di sekolah, saya juga mempunyai sebuah usaha rumahan yaitu produksi kue kering
dan dessert box juga mengelola butik kecil yang saya rintis semenjak di bangku
kuliah. Hal ini sangat membantu perekonomian saya dan keluarga. Hal ini menjadi
salah satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu guru
pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah
ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi
pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW
ini berlangsung.
Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk
meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan
sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa,mencetak siswa-siswi yang
tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,
dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan
mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat
mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.
Pendampingan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) di SMK Negeri 1
Tulin Onsoi di kelompokkan sesuai dengan Jurusan perkelas, saya bertugas
mendampingi siswa kelas XI Akuntansi B dengan anggota awal berjumlah 9 orang,
2 siswa dan 7 siswi.
Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami
kendala, saya sebagai guru pendamping berusaha untuk membantu dan
memfasilitasi dengan dibantu dana dari koperasi sekolah, tetapi dengan
berjalannya waktu, 5 siswa memutuskan untuk tidak melanjutkan usahanya,
sehingga saat ini hanya 4 siswa yang masih aktif.
Ada beberapa usaha yang dilakukan oleh siswa baik secara online maupun
offline. Ada 3 siswa yang berjualan secara online, masing-masing dari mereka
memiliki produk yang berbeda-beda dalam pemasarannya.
75
SMKNEGERI 1 TULINONSOI
JL. TRANS KALIMANTAN, Sanur, Kec. Tulin Onsoi, Kab. Nunukan
Prov. Kalimantan Utara

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu


Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 1 Tulin Onsoi melaksanakan
Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi
dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan
(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata
pelajaran Kewirausahaan.
Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya bukan seorang guru
Kewirausahaan, saya seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Selain mengajar
di sekolah, saya juga mempunyai sebuah usaha rumahan yaitu produksi kue kering
dan dessert box juga mengelola butik kecil yang saya rintis semenjak di bangku
kuliah. Hal ini sangat membantu perekonomian saya dan keluarga. Hal ini menjadi
salah satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu guru
pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah
ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi
pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW
ini berlangsung.
Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk
meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan
sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa,mencetak siswa-siswi yang
tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,
dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan
mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat
mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.
Pendampingan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) di SMK Negeri 1
Tulin Onsoi di kelompokkan sesuai dengan Jurusan perkelas, saya bertugas
mendampingi siswa kelas XI Akuntansi B dengan anggota awal berjumlah 9 orang,
2 siswa dan 7 siswi.
Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami
kendala, saya sebagai guru pendamping berusaha untuk membantu dan
memfasilitasi dengan dibantu dana dari koperasi sekolah, tetapi dengan
berjalannya waktu, 5 siswa memutuskan untuk tidak melanjutkan usahanya,
sehingga saat ini hanya 4 siswa yang masih aktif.
Ada beberapa usaha yang dilakukan oleh siswa baik secara online maupun
offline. Ada 3 siswa yang berjualan secara online, masing-masing dari mereka
memiliki produk yang berbeda-beda dalam pemasarannya.
76
Siswa pertama memilih untuk memasarkan produk kosmetik dengan cara
bergabung menjadi member pada salah satu produsen kecantikan, dengan
ketentuan harga dan promosi barang yang telah ditentukan serta tidak hanya
mendapatkan hasil dari keuntungan penjualan tetapi juga bonus langsung dari
produsen atas pencapaian dari penjualannya. Kemudian siswa kedua memilih
untuk memasarkan produk kecantikan yang ia peroleh dari supplier online
terutama produk kecantikan dari Korea yang tidak mematok harga secara nasional
dan tidak memberlakukan system member, sehingga ia harus menentukan harga
jual sesuai dengan perhitungan modal, ongkos ekspedisi dan jasa pengantaran
kepada pelanggan. Siswa ketiga memilih usaha fashion secara online, ia
memperoleh barang juga dari supplier online dan menentukan harga sesuai dengan
biaya modal dan ekspedisi yang ia gunakan, selain dengan cara online ia juga
memasarkan secara offline ketika ada Hari Pasar di wilayah Tilin onsoi, yaitu
setiap tanggal 15 bertepatan dengan hari gajian perusahaan-perusahaan yang ada di
wilayah Tulin Onsoi. Hal ini sangat menguntungkan baginya, karena
penghasilannya akan lebih banyak daripada hari-hari biasanya.
Kemudian ada satu siswa yang melakukan usaha secara offline, yaitu
melanjutkan usaha kue dari orangtuanya yang bertempat di mess perusahaan.
Karena selama pandemic covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara daring, ia
harus mencari jaringan internet ditempat-tempat tertentu untuk dapat mengikuti
pembelajaran. Sehingga tidak mudah untuk berjualan secara online
Saya berharap kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat
mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri
yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih
banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari
Sekolah.

Penulis
Fatikhatul Lafiana, S.Pd

77
Siswa pertama memilih untuk memasarkan produk kosmetik dengan cara
bergabung menjadi member pada salah satu produsen kecantikan, dengan
ketentuan harga dan promosi barang yang telah ditentukan serta tidak hanya
mendapatkan hasil dari keuntungan penjualan tetapi juga bonus langsung dari
produsen atas pencapaian dari penjualannya. Kemudian siswa kedua memilih
untuk memasarkan produk kecantikan yang ia peroleh dari supplier online
terutama produk kecantikan dari Korea yang tidak mematok harga secara nasional
dan tidak memberlakukan system member, sehingga ia harus menentukan harga
jual sesuai dengan perhitungan modal, ongkos ekspedisi dan jasa pengantaran
kepada pelanggan. Siswa ketiga memilih usaha fashion secara online, ia
memperoleh barang juga dari supplier online dan menentukan harga sesuai dengan
biaya modal dan ekspedisi yang ia gunakan, selain dengan cara online ia juga
memasarkan secara offline ketika ada Hari Pasar di wilayah Tilin onsoi, yaitu
setiap tanggal 15 bertepatan dengan hari gajian perusahaan-perusahaan yang ada di
wilayah Tulin Onsoi. Hal ini sangat menguntungkan baginya, karena
penghasilannya akan lebih banyak daripada hari-hari biasanya.
Kemudian ada satu siswa yang melakukan usaha secara offline, yaitu
melanjutkan usaha kue dari orangtuanya yang bertempat di mess perusahaan.
Karena selama pandemic covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara daring, ia
harus mencari jaringan internet ditempat-tempat tertentu untuk dapat mengikuti
pembelajaran. Sehingga tidak mudah untuk berjualan secara online
Saya berharap kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat
mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri
yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih
banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari
Sekolah.

Penulis
Fatikhatul Lafiana, S.Pd
Pendamping SPW XI Akuntansi B

78
·CERITA KEGIATAN SPW

Assalamualaikum Wr.Wb
Pekenalkan nama saya Rizgina Fauzia ,saya kelas XI Akuntansi B ,dan saya di
pilih untuk mengikuti kegiatan WIRAUSAHA di sekolah saya SMKN 01 TULIN
ONSOI bersama teman-teman saya yang lainnya .Jadi, kebetulan oang tua saya
mempunyai jualan makanan /kue/gorengan jadi saya tinggal melanjutkan usaha
tersebut bersama orang tua saya untuk menambah penghasilan dan ekonomi
keluarga.
Awal mula saya menggantikan orang tua saya untuk berjualan saya ragu sebab
belum tau caranya melayani pembeli dengan benar dan harga untuk jualan
tersebut, tapi saya mulai membiasakan diri saya untuk bisa menggantikan orang
tua saya. Setelah beberapa hari saya mulai untuk jualan dan membiasakan diri
dengan kegiatan tersebut, akhirnya saya sudah bisa jualan tanpa di dampingi mama
saya dan berjualan dengan adik saya .
Jualan bukan hal yang mudah dan sederhana untuk dilakukan oleh anak
seumuran saya tapi karena adanya tekad dan usaha untuk bisa membantu orang tua
jadi saya belajar untuk mandiri bersama adik saya. Selama jualan biasanya saya dan
adek selalu gantian untuk melayani pembeli yang mampir kadang kami juga ganti-
gantian untuk berjualan.
Kami jualan itu di tempat kerjanya bapak sebab sekarang lagi pandemic jadi
sekolah ditutup dan otomatis warungnya mama yang ada disekolah juga harus
ditutup. Jadi kami berfikir untuk berjualan di tempat kerjanya bapak, bapak saya
kerja didepo air dan banyak orang yang biasa bolak-balik ambil air bisa mampir
membeli.
Setiap hari jualan dan ikut bapak pergi ke tempat kerjanya itu buat kami lelah
di tambah dengan belajar di rumah (Daring) itu bikin kami betul-betul harus
fokus. Kami tidak hanya jualan di depo air kami juga jualan di sekolah sore.
Lepas jualan ditempat kerjanya bapak dan semua kue sudah habis, kami lanjut
lagi di jam dua (2) untuk sambung jualan di warung sekolah karena di sekolah itu
ada anak-anak madrasah/sekolah sore jadi kami buka warung nya mama yang ada
di sekolah untuk jualan makanan ringan kepada anak-anak madrasah, begitulh
terus menerus kegiatan kami diulang-ulang kecuali hari minggu.
Terkadang kami menikmati waktu menunggu pembeli dengan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru dan selalu gantian untuk mencari
jaringan di sela-sela kami melayani pembeli, terkadang hasil dari jualanyang kami
dapatkan itu tidak sesuai dengan perhitungan jumlah atau harga keseluruhan
kue/gorengan yang kami jual dikarenakan banyak sekali orang-orang yang ngutang

79
dan biasanya lepas gaji baru di lunasi kadang hal itu yang bikin kami sering
mengeluh tapi is okay kami tetap semangat karena kami percaya kalau itu pasti
bakalan di lunasi.
Berbanding terbalik dengan suasana saat kami jualan makanan ringan di sekolah
sore bersama anak-anak madrasah yang sering ajak kami bicara, bermain,
bercanda,dll.Terkadang saya dan adek saya tertawa dengan kelakuan-kelakuan
anak-anak itu.Lalu dijam tiga (3) kami dan anak-anak itu ramai-ramai datang ke
masjid untuk sholat berjamaah.
Disaat saya sedang sendirian saya berfikir bagaimana susahnya orang tua saya
untuk mencari rizki, untuk memenuhi kebutuhan saya,dan itu saya rasakan sendiri
pada saat saya dan adek saya membantu untuk berjualan makanan. Adanya
kegiatan wirausaha ini saya bisa membantu orang tua saya dan bisa mendapatkan
motivasi dan sifat untuk bisa mandiri.
Dengan kegiatan wirausaha ini juga saya banyak mendapatkan ide-ide baru, saya
juga bisa berfikir lebih besar untuk kedapannya, saya mulai bisa membuat tujuan
hidup saya, intinya kegiatan wirausaha ini sangat membantu para siswa untuk
mendapatkan sifat yang lebih baik lagi plus bisa bantuin orang tua dan tidak hanya
dapat menyusahkan orang tua saja.
Kegiatan wirausaha ini dapat juga memunculkan kreatifitas siswa untuk
membangun bisnis atau usaha-usaha untuk mendapatkan penghasialan sendiri.
Tetapi tidak semuanya saya lalui dengan mudah ada rasa susah dan lelah yang
hampir tiap saat saya rasakan, jadi disini saya juga di ajarkan rasa sabar dan terus
bisa untuk berusaha mencapai apa yang saya inginkan.
Mungkin sekian yang dapat saya sampaikan atas pengalaman yang saya rasakan
untuk kegiatan wirausaha saya yaitu membantu orang tua saya untuk berjualan
makanan atau kue-kue. Mohon maaf apa bila ada kata yang salah dan ada kesalahan
yang timbul.
Sekian dan Terima Kasih.

Penulis

Rizgina Fauzia
Sissi kelas XI Akuntansi B

80
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu’

Perkenalkan nama saya Siti Aisyah kelas XI Akuntansi B di SMK Negeri 1


Tulin Onsoi. Kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai pengalaman saya semenjak
tergabung dan menjadi anggota dalam Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW),
sebelum menceritakan pengalaman saya, terlebih dahulu saya akan menjelaskan apa
itu SPW, tujuan SPW, dan tugas SPW.
Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) adalah program baru yang dikelola oleh
DITPSMK yang bekerja sama dengan SEAMEO (Southeast Asian Ministers of
Education Organization). Program ini menjadi salah satu solusi dari tingginya
angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia. Tujuan SPW adalah untuk
mengintegrasikan konsep BMW, yaitu bekerja, melanjutkan studi, wirausaha.
Tugas SPW adalah menjadikan sebuah organisasi atau bisnis bagi pemula seperti
saya dan teman-teman saya yang juga tergabung dan menjadi anggota dalam SPW.
Sehingga kami mendapat peluang untuk berusaha dalam berwirausaha dan
mendapatkan dukungan yang tidak hanya dari keluarga tetapi dari sekolah juga.
Pengalaman saya dalam berwirausaha saya awali dengan berjualan online,
karena dalam masa pandemic covid-19 ini, sangat terbatas akses untuk berkegiatan
diluar rumah. Berjualan online membantu saya tetap produktif walaupun hanya
dari tumah, juga memudahkan saya dalam hal promosi dengan menggunakan sosial
media. Jadi, walaupun online bukan berarti peluang saya berkurang, justru sangat
menguntungkan saya, karena bagi pemula seperti saya, sangat terbantu sekali dan
menjadi target saya untuk menarik perhatian pelanggan di sosial media.
Modal awal saya berwirausaha saya dapatkan dengan bantuan pinjaman dari
Koperasi Sekolah sebesar Rp.400.000. Dengan modal tersebut, saya bergabung dan
menjadi member Oriflame. Alasan saya memilih Oriflame karena berbagai macam
kebutuhan wanita atau pria bahkan remaja dan anak-anak juga a tersedia,
contohnya skincare, fragrance, bodycare, haircare dan aksesoris tersedia dalam satu
katalog. Terlebih dalam setiap produk sudah memiliki gambar dan penjelasan yang
sangat rinci, sehingga saya hanya perlu menambahkan sedikit kata-kata pemanis
untuk menarik pelanggan di sosial media. Tetapi bukan berarti saya tidak
mengalami kendala, karena harga produk yang sebagian besar kurang terjangkau
bagi saya dan remaja seusia saya, jadi saya harus benar benar jeli untuk mencari
pelanggan.
Selain berjualan produk oriflame, saya juga berjualan online barang-barang
lain seperti pakaian, tas, sepatu dan perabotan rumah tangga. Hal ini dikarenakan
saya belum mampu untuk membuat produk dengan pengembangan saya sendiri.

81
Saya rasa, hal ini tidak mengurangi semangat saya untuk tetap berwirausaha.
Karena setiap pelanggan terkadang mempunyai permintaan yang berbeda-beda.
Contohnya bagi remaja seusia saya akan banyak permintaan untuk baju-baju
kekinian, kemudian skincare yang sesuai dengan usia remaja. Sedangkan untuk ibu
rumah tangga,
Selain dari skincare dan bodycare mereka juga sangat tertarik dengan barang-
barang rumah tangga, baik itu perabotan dapur ataupun barang-barang lainnya.
Jadi saya benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk tetap berusaha dan
bertahan dalam besarnya persaingan usaha online di tempat saya. Karena tidak
hanya saya, tetapi banyak dari remaja seusia saya yang juga berjualan online. Tidak
dipungkiri keuntungan dari berjualan online sangat memadai bagi saya.
Kesulitan yang saya alami dalam berwirausaha adalah selain untuk memasarkan
produk, saya juga masih kesulitan dalam membagi waktu dalam berjualan dan
belajar. Karena semua dilakukan secara online. Tugas-tugas sekolah yang harus saya
kerjakan terkadang saya menjadi berkejar-kejaran dengan waktu. Saya masih
berusaha untuk lebih bijak dalam hal ini.
Saya sangat bersyukur dengan saya berwirausaha, saya dapat membantu
ekonomi keluarga, walaupun tidak banyak tetapi setidaknya saya tidak lagi
meminta uang saku/jajan kepada orangtua saya, saya juga bisa sedikit-sedikit
membantu belanja dapur. Saya sangat berharap kedepannya saya bisa berhasil dan
sukses menjadi seorang wirausahawan. saya masih harus banyak belajar dan
berusaha untuk memajukan usaha saya menjadi lebih dikenal orang dan
mendatangkan keuntungan yang besar.
Saya rasa cukup sekian yang saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kata
yang kurang tepat dalam penulisan saya dan Terima kasih.

Siti Aisyah
Siswi kelas XI Akuntansi B

82
Sekolah Pencetak Wirausaha

Dalam sistematika pendidikan menyebutkanbahwa SMK bertujuan untuk


mencetak lulusan yang berkompeten dan langsung terjun di dunia kerja sesuai
dengan keahlian bidang yang dimiliki. Siswa SMK diwajibkan untuk memiliki
keterampilan khusus agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan
yang harus dimiliki siswa SMK adalah keterampilan berwirausaha. Keterampilan
berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bentuk
penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam
kehidupannya. Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan agar siswanya dapat menguasai
kompetensi program keahlian dan kewirausahaan untuk memenuhi tuntutan dunia
kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
Dalam kaitannya dengan mata pelajaran kewirausahaan, tidak lepas dengan
penciptaan wirausaha. Terciptanya wirausahawan sangat berperan penting dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi kondisi dunia kewirausahaan di
Indonesia belum sesuai dengan harapan.Kenyataannya, masihbanyaksiswa SMK
yang belummenggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah untuk
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK yang
belum dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih
banyaknya jumlah pengangguran yang berasal dari lulusan siswa SMK.
Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program baru yang dikelola
oleh DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi salah
satu solusi dari tingginya angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia.Melalui
program SPW siswa dapat meningkatkan skill berwirausahanya baik itu hard skill
maupun soft skill, meliputi: a) siswa terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, b) teknik pemasaran pada
program SPW ini harus dilakukan secara online sehingga siswa terlatih untuk
memasarkan produk secara online melalui website dan media sosial lainnya, c) skill
berkomunikasi siswa semakin membaik dengan mengikuti program SPW, karena
dalam implementasinya siswa dibiasakan berinteraksi dengan konsumen, d)
kepemimpinan siswa melalui program ini mengalami peningkatan yang cukup
baik, karena ketika siswa membuka peluang usaha maka dia harus berani dengan
resiko yang akan ditanggungnya. Disisi lainskill kepemimpinan siswa berkembang
baik karena pelatihan yang diadakan oleh guru pembimbing dalam program SPW
di waktu tertentu; dan e) melalui program ini kedisiplinan siswa semakin baik. Hal
itu terbukti dengan time schedule yang dibuat oleh siswa serta siswa datang tepat
waktu ketika mengikuti program SPW.

83
Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa
berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha, dimana lulusan SMK nanti
tidak hanya bekerja sebagai buruh perusahaan tetapi juga bisa menjadi
wirausahawan muda dengan menciptakan peluang usaha untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain. Sekolah PencetakWirausaha merupakan
wahanapembelajaran yang berguna untuk melatih keterampilan yang dimiliki baik
oleh siswa maupun guru yang ada di sekolah.
Keanggotaan SPW adalah siswa yang memiliki keinginan dan potensi untuk
mengembangkan jiwa berwirausahanya. Komunitas ini memiliki dukungan penuh
dari guru-guru, terutama guru PKK/KWU. Pada komunitas ini telah berhasil
menjual beberapa produk mulai dari makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.
Mereka bergerak dengan iuran dana dari mereka sendiri.
Dengan adanya praktik berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat
meningkatkan kualitas dan motivasi siswa dalam menggali keahlian dan potensi
melalui keterampilan dalam mengembangkan kewirausahaan. Akan tetapi, pada
kenyataannya program SPW yang terdapat di SMK Negeri 1 Tulin Onsoi belum
dimanfaatkan sepenuhnya oleh siswa. Hal ini terlihat pada anggota SPW
yangbelum cukup banyak, masih sedikit yang berminat untuk bergabung di
program SPW ini.Tidak semua siswa atau siswa yang memiliki jiwa berwirausaha
meskipun nilainya sangat tinggi. Dan pembelajaran kewirausahaan di SMK Negeri
1 Tulin Onsoi keberhasilannya belum optimal karena pembelajaranwirausaha
masihdiberikan oleh gurusekolah yang bersangkutan dengan pengalaman
wirausaha yang terbatas.

Penulis

Damiati

84
Mengikuti SPW di Sekolah

Saya salah satu siswa SMK Negeri 1 Tulin Onsoi yang mengikuti program SPW
di sekolah, saya kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, pertama
kali mengikuti program ini banyak cerita suka dan dukanya. Bagi kami siswa yang
tinggal didaerah 3T, khususnya tempat tinggal saya di petak 17 suatu kem
perusahaan sawit yang tidak ada jaringan internetnya untuk megikuti SPW secara
online. Ketika ada kegiatan secara online yang membutuhkan jaringan, maka kami
harus pergi mencari jaringan di atas bukit, itupun bisa kami lakukan kalau cuaca
sedang cerah.Tapi untungnya guru pembimbing kami tidak pernah patah semangat
membimbing kami untuk selalu mengikuti SPW meski dengan cara ofline, ya kami
yang tinggal di Kem perusahaan . Saya punya hobi memasak kue jadi saya berjualan
kue basah dengan cara keliling dari perumahan satu ke perumahan yang lain.
Sistem penjualan kami tidak secara tunai, harap maklum karena biasa tetangga –
tetangga disini biasa bayar kalau mereka sudah menerima gaji dari perusahaan.
Disini cerita sedih saya rasakan ketika tiba hari membayar tetapi belum juga
dibayar padahal modal seharusnya saya putar untuk membeli bahan – bahan
dagangan selanjutnya. Dan sedikitnya modal yang saya miliki menjadi salah satu
hambatan yang saya hadapi.
Penjualan sekala besar bisa kami jual dagangan ketika ada Pasar di hari gaji,
meski letak pasar sangat jauh dari tempat tinggal kami tapi disinilah kesempatan
kami untuk mendapatkan omset banyak jadi kami bersemangat untuk tetap
menjual. Tapi pasar di hari gaji seperti itu hanya ada satu kali dalam satu bulan.
Saya harus pintar mengatur waktu antara membantu orang tua, mengerjakan
tugas – tugas sekolah dan menjalankan usaha. Hal ini terjadi karena di masa
pandemic kami harus belajar dirumah, apabila terdengar kabar daerah kami
terdapat orang yang terkena covid maka penjualan kami omsetnya juga menurun
karena pihak perusahaan akan menetapkan aturan bagi kami yang tinggal di kem
tidak bisa leluasa keluar masuk area kem terdapat penjagaan ketat. Sedih saya
rasakan tapi mau bagaimana lagi memang keadaannya seperti itu.
SPW ini sedikit siswa seperti saya yang mau mengikuti karena, menjual itu
tidak hanya diperlukan kepintaran saja tapi butuh semangat dan keuletan dari diri
pribadinya untuk berjualan. Saya berharap dengan mengikuti program SPW ini
bisa menambah wawasan saya untuk lebih matang lagi ketika nantinya saya lulus
dari SMK dan membaur di tengah – tengah masyarakat

Penulis
Nasriani
Siswi kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura

85
LAPORAN SPW
SMKN 1 TULIN ONSOI

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

86
SMKSPP-N MALINAU
JLN. LADANG, MALINAU SEBERANG, Kec. Malinau Utara, Kab.
Malinau Prov. Kalimantan Utara

Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan sebuah program baru yang


dikelola oleh DITPSMK yang bekerja sama dengan SEAMEO. Tujuan dari
program ini adalah untuk mencetak jiwa kewirausahaan siswa-siswa SMK untuk
mempersiapkan diri mereka pada saat mereka lulus di masyarakat khususnya di
daerah Kabupaten Malinau.

Program ini sangat berkaitan dengan revolusi industri 4.0 yang dicanangkan oleh
pemerintah, dimana kegiatan lebih diutamakan menggunakan teknologi informasi
digital untuk usahanya, karena itu teknologi informasi digital sangat di
kedepankan dalam pelatihan SPW kali ini, dimana siswa di fokuskan mengikuti
pelatihan menggunakan sarana digital dengan memanfaatkan aplikasi – aplikasi
meeting online, sehingga mendidik mereka untuk dapat mengerti teknologi, selain
itu juga siswa diajarkan bagaimana cara berkomunikasi secara umum dalam bentuk
seminar, dengan menjadi pembawa acara dalam seminar online yang dihadiri oleh
banyak orang.

Sesuai dengan program sekolah SMK saat ini yang berhubungan dengan
pendidikan antara lain meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan kejuruan
(vokasi) untuk memenuhi kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaing
secara global, serta menghasilkan SDM kreatif melalui pendidikan yang diperlukan
dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Selain itu siswa juga dididik secara mental untuk dapat bersaing dengan wirausaha
lainnya, dengan melakukan pendampingan di sekolah oleh guru-guru, yang mana
mengajarkan cara perencanaan usaha, pemilihan jenis usaha yang memiliki nilai
jual serta produksi hasil usaha yang terus menerus.

Kegiatan SPW merupakan suatu praktek siswa yang akan mempersiapkan mereka
untuk dapat berusaha mandiri pada saat mereka akan lulus sekolah, dengan
menerapkan ilmu pertanian yang merupakan salah satu program studi yang ada di
SMK SPP Malinau, serta meliat peluang usaha, maka pendamping siswa
memberikan pelatihan tentang cara budidaya tanaman hidroponik sederhana pada
siswa.

Memang untuk daerah Malinau pemasaran hasil sayuran hidroponik tidak sebesar
daerah – daerah besar, serta harga jualnya pun tidak sebesar daerah – daerah lain,
akan tetapi ini merupakan suatu ide yang menarik serta dapat mengenalkan
sayuran hidroponik kepada masyarakat, dimana sayuran
87
hidroponik ini merupakan sayuran organik yang bebas bahan kimia, seperti
pestisda, dimana pengunaan pestisida pada sayuran akan berbahaya untuk
dikonsumsi.

Selain itu juga untuk dapat mengenalkan kepada masyarakat sekitar tempat tinggal
siswa, dimana kegiatan budidaya sayuran sepantasnya tidak memerlukan area lahan
yang luas, akan tetapi bisa memanfaatkan lahan sempit dipekarangan rumah untuk
dapat dijadikan tempat budidaya sayuran hidroponik.
Selama kegiatan SPW di SMK SPP Negeri Malinau, sudah bisa mengajarkan siswa
bagaimana melakukan persiapan lahan untuk ditanamai sayuran hidroponik, serta
cara perawatan dengan pemberian pupuk dan pemeliharaan sayuran agar terhidar
dari hama, dengan melakukan penanganan secara manual.
Akhir kata saya sebagai Kepala Sekolah mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh panitia SPW yang merupakan program dari DITPSMK dengan berkerja
sama dengan SEAMEO yang sudah membuat pelatihan yang sangat membantu
untuk siswa mengembangkan diri mereka, kedepannya sebagai saran untuk
kegiatan ini agar bisa memberikan pelatihan lainnya yan lebih lagi pada siswa,
sehingga siswa juga dapat menambah penegetahuannya untuk bekal mereka pada
saat lulus nanti.

Terima kasih.

Kepala Sekolah SMK SPPN MALINAU

88
Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program baru yang dikelola oleh
DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi salah satu
solusi dari tingginya angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia. Pada awal
tahun 2018 program ini mulai diimplemetasikan di SMK yang kemudian dijadikan
wadah bagi siswa untuk melatih skill berwirausahanya.

Tantangan yang ada pada saat ini yang berhubungan dengan pendidikan antara
lain meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan kejuruan (vokasi) untuk
memenuhi kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaing secara global, serta
menghasilkan SDM kreatif melalui pendidikan yang diperlukan dalam
pengembangan ekonomi kreatif.

Untuk mencapai hal tersebut dalam sasaran strategis untuk mencapai tujuan
strategis T3 yang secara keseluruhan terdapat 11 sasaran,maka ada dua target yang
menarik yang menjadi tujuan yaitu sekitar 70% lulusan SMK bekerja pada tahun
kelulusan dan seluruh SMK menyediakan layanan pembinaan pengembangan
kewirausahaan. Sejalan dengan Renstra Kementrian Pendidikan Nasional, maka
dalam Road Map Pengembangan SMK 20102014 tentang Visi Direktorat
Pembinaan SMK diharapkan terwujudnya SMK yang dapat menghasilkan tamatan
berjiwa wirausaha (entrepreneur) yang siap kerja, cerdas, kompetitif, dan memiliki
jati diri bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat
bersaing dipasar global.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu


pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka
dan multi makna. Pembelajaran seumur hidup berlangsung secara terbuka melalui
jalur formal, non formal, serta informal yang dapat diakses oleh peserta didik
setiap saat tanpa dibatasi usia, tempat, dan waktu. Terkait dengan pendidikan
multi makna diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,
pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi pekerti luhur dan watak
kepribadian, atau karakter yang unggul serta berbagai kecakapan hidup(life
skills).Paradigma ini memperlakukan,memfasilitasi, dan mendorong peserta didik
menjadi subyek Pembelajar mandiri yang bertanggung jawab,kreatif, inovatif,
sportif, dan berkewirausahaan.

89
Salah satu kondisi pembelajaran yang dapat mendukung pencapaian kompetensi adalah
mengembangkan proses pembelajaran berbasis aktivitas siswa dengan latar kegiatan
dunia kerja. Pembelajaran yang perlu dikembangkan dalam rangka pembentukan
kompetensi adalah interaksi yang memungkinkan para siswa mampu membangun
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya melalui berbagai modus transformasi pengala-
man belajar. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum program studi pendidikan
kejuruan perlu berorientasi pada dunia kerja, sedangkan pembelajarannya berorientasi
pada siswa.

Dari penjelasan diatas kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan adalah salah satu solusi
untuk dapat mendidik dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa sehingga menjadi
bekal pada saat mereka lulus. Dalam kegiatan ini kami diajarkan bagaimana cara
berkomunikasi, membuat perencanaan, membuat desain, merancang pemasaran dan
proses pengepakan yang baik.
Dalam kegiatan sekolah pencetak kewirausahaan ini menurut saya yang terpenting adalah
perencanaan produk yang akan di jual, dengan melihat situasi pasar, sehingga haril
produk yang akan diproduksi dapat laku dipasaran.

Kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan ini merupakan program yang dikelola oleh
DITPSMK dan berkerjasama dengan SEAMEO. Program ini merupakan salah satu solusi
bagi lulusan SMK yang tidak mendapatkan pekerjaan, karena dalam kegiatan ini
mengajarkan siswa cara berwirausaha secara mandiri dengan banyak materi pendukun
didalamnya.
Dengan adanya kegiatan SPW siswa diajarkan mandiri bagaimana cara membuat suatu
perencanaan yang matang dalam membuat wirausaha yang baik, serta penmbahan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi untuk memasarkan produknya.

Selain materi yang didapatkan dari pemateri pada saat seminar siswa juga mendapatkan
ilmu tambahan dari guru pendamping SPW yang ada disekolah, tentang teknik untuk
meningkatkan produktifitas hasil produksi, khususnya dalam membuat produk hasil
pertanian yang baik serta dapat bersaing di pasaran. Selain hasil produk yang baik siswa
juga diajarkan mengenai kegiatan survei harga produk untuk menentukan harga produk
yang nanti akan dipasarkan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah
berpartisipas dalam kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan, yang sudah banyak
memberikan ilmu yang begitu berguna dalam mengembangkan jiwa kewirausahan siswa
sebagai bekal siswa pada saat lulus dari SMK. Sebagai saran bagi panitia untuk
kedepannya semoga kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan ini agar terus
dilaksanakan untuk siswa, dan saran lainnya semoga dalam kegiatan kedepannya siswa
juga lebih banyak diajarkan cara perencanaan usaha serta membuat pemasaran secara
online sesuai dengan kebutuhan sekaran.

90
Sekolah Pencetak Wirausaha

Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh


lompatan perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri
4.0. Pada periode ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi
dilakukan dengan aplikasi cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari
kebutuhan serta kondisi industri dan pasar yang terus berubah seiring munculnya
profesi baru yang tidak pernah diduga pada periode sebelumnya
Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa Sekolah Menengah
Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampumenghadapi tantangan masa kini dan
masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki keterampilan bukan
hanya sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan juga
memiliki kompetensi khusus dalam berwirausaha.Mengingat bahwa semakin
membludaknya lulusan SMK yangtidak seimbang denganpeluang kerja yang
disiapkan oleh pemerintah. Sehingga dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga
keterampilan yang relevan yaitu kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis, dan memecahkan masalah, serta
aktif dan inovatif.Berdasarkan hal tersebut,Direktorat Pembinaan SMK
membentuk program SekolahPencetak Wirausaha atau SMK Pencetak Wirausaha.
Dalam program Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan
SPW merupakan sebuah program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
keterampilan berwirausaha siswa SMK. Pada program ini siswa diharapkan tidak
hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga mampu mengkomunikasikan hasil
produk dan jasa kepada pengguna atau pasar dengan terus menyesuaikan
perubahan teknologi digital.
Program Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan kerja sama Direktorat
Pembinaan SMK dengan The Southeast Asian Ministersof Education Organization
(SEAMEO). SEAMEO merupakan lembaga antar pemerintah yang mencakup
wilayah regional Asia Tenggara dan didirikan pada tahun 1965 atas kesepakatan
antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara dalam rangka mempromosikan
kerjasama di bidang pendidikan, ilmu pengetahan, dan kebudayaan.
Program Sekolah Pencetak Wirausaha diimplementasikan di SMK dengan tujuan
untuk melatih siswa dalam mempraktikkan teori yang didapatkan dalamMata
Pelajaran, Produktif, Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital.
Sebagai wadah yang dijadikan praktik langsung dari dua Mata Pelajaran tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan skill berwirausaha siswa.

91
Keanggotaan SPW adalah siswa yang memiliki keinginan dan potensi untuk
mengembangkan jiwa berwirausahanya. Komunitas ini memiliki dukungan penuh
dari guru-guru, terutama guru produktif, PKWU, dan Simulasi Digital. Pada
komunitas ini telah berhasil menjual beberapa produk tanaman hidroponik.
Keberadaan Sekolah Pencetak Wirausaha memiliki fungsi ganda (dual system)
yaitu sebagai sarana unit produksi sekolah dan sebagai tempat (laboratorium) bagi
para siswa untuk melaksanakan praktik penjualan. Dengan adanya praktik
berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat meningkatkan kualitas dan
motivasi siswa dalam menggali keahlian dan potensi melalui keterampilan dalam
mengembangkan kewirausahaan. Akan tetapi, pada kenyataannya program SPW
yang terdapat di SMK SPP Negeri Malinau belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh
siswa. Hal ini terlihat pada anggota SPW yang belum cukup banyak, masih sedikit
yang berminat untuk bergabung di program SPW ini.Tidak semua siswaatau siswa
yang memiliki jiwa berwirausaha meskipun nilainya sangat tinggi. Di karenakan
Program ini merupakan program baru di SMK SPP Negeri Malinau. Kedepannya
melalui program ini diharapkan pengangguran lulusan SMK semakin berkurang.
Selain itu, dengan mengikuti program SPW siswa dapat meningkatakan skill
berwirausahanya

92
LAPORAN SPW
SMK SPPN MALINAU

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

93
SMKN 1 TANJUNG PALAS TIMUR
JLN. HAJI M . K U N I N G R T 10 RW 01, Mangku Padi, Kec. Tanjung Palas
Timur, Kab. Bulungan Prov. Kalimantan Utara

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke


dalam kehidupan. Visi tersebut bias berupa inovatif, peluang, cara yang baik dalam
menjalankan sesuatu. Kewirausahaan merupakan sebuah sikap mental seseorang yang
memiliki kreativitas yang tinggi. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah
orang yang kreatif, unik, berdaya guna membuat sesuatu, serta bermanfaat bagi banyak
orang. Kegiatan kewirausahaan memiliki proses yang dinamis demi menciptakan sesuatu
yang disertai dengan model, sumber daya, waktu, serta risiko yang mungkin terjadi.
Kewirausahaan merupakan proses dalam mewujudkan visi dan misi usaha.
Berikut ini adalah ciri-ciri orang yang memiliki jiwa kewirausahaan sebagai berikut:

1. Memiliki sifat kreatif dan berani


2. Berkemauan keras dan memiliki semangat yang tinggi
3. Mampu menganalisis dengan baik
4.Memiliki jiwa kepemimpinan dan tidak boros
5. Dapat membuat keputusan dengan bijak dan bertanggungjawab
6. Mengabdi pada bisnis yang dijalankan

Kewirausahaan merupakan kegiatan yang saat ini sudah banyak berkembang di Indonesia.
Sudah banyak yang mulai merintis usaha-usaha yang kreatif sehingga meningkatkan
perekonomian di Indonesia. Berikut ini adalah tujuan kewirausahaan.
Tujuan kewirausahaan:

Dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain


Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang bias menyerap banyak tenaga kerja di
daerah asal
Meningkatkan kesejahteraan kehidupan diri sendiri serta masyarakat sekitar dari
usaha yang dijalankannya dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Menularkan serta mengembangkan semangat berwirausaha pada orang lain

Permasalahan ketenagakerjaan secara langsung maupun tidak langsung salah satunya


adalah karena meningkatnya jumlah angkatan kerja dalam waktu yang cepat dan jumlah
yang tinggi, sementara kesempatan kerja yang tersedia sangat terbatas akan
menimbulkannya pengangguran. Penciptaan wirausaha menjadi alternatif solusi atas
berbagai masalah di masyarakat seperti kemiskinan dan kesenjagan sosial. Untuk
meningkatkan minat berwirausaha salah satunya adalah dengan meningkatkan
pemahaman dan minat masyarakat terhadap bidang wirausaha. Kegiatan wirausaha harus
didorong dengan keberanian dan keuletan serta tekad yang kuat, karena berwirausaha
pada dasarnya berhimpitan dengan ketidakpastian, dalam hal keberhasilan, maupun
kegagalan. Karena hanya dengan menggeluti usaha secara penuh keberanian dan beresiko
tinggi maka usaha akan tumbuh dan berkembang.
94
Kegiatan berjualan di warung-warung kecil sangat menyenangkan walaupun dengan
modal yang kecil, hanya berjualan cendol dan sembako di kios-kios kecil, kegiatan ini juga
dapat membawa pengaruh positif bagi saya, dimana saya dapat belajar menyeimbangkan
pengeluaran dan pendapatansaya.
Rincian dari kegiatan wirausaha:
Nama Siswa: Pitriani
Kelas : X Teknis Otomasi Industri 2

95
LAPORAN SPW
SMKN 1 TANJUNG PALAS TIMUR

LAPORAN SPW PERBULAN

LAPORAN SPW SISWA

96

Anda mungkin juga menyukai