Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 2 No. 2, Juli 2017, Hal. 157-165

Availabel online at:


http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000

Kinerja mengajar guru sebagai faktor determinan


prestasi belajar siswa
(Performances of teaching teachers as determinant factor of
student achievement)

Lia Tresna Yulianingsih1, A. Sobandi2*


1,2
Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran,
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi, No. 229 Bandung, Jawa Barat Indonesia
Email: ade@upi.edu

ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum optimalnya prestasi belajar siswa.
Hal ini ditandai dengan perolehan hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket dengan skor rentang 1 sampai dengan 5 model rating scale.
Responden adalah 53 siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Sekolah Menengah
Kejuruan di Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif
dengan teknik analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian diperoleh
bahwa kinerja mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar siswa, baik secara parsial maupun simultan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan
kinerja mengajar guru. Artinya semakin tinggi kinerja mengajar guru akan berdampak
pada prestasi belajar siswa yang semakin tinggi.

Kata Kunci: kinerja mengajar guru, prestasi belajar siswa

ABSTRACT
The problem in this research is not optimal student achievement. It is characterized by
the acquisition of learning outcomes of student who have not reached the Minimum
Completeness Criteria in school. This study aims to determine the effect of
performance of teaching teachers on student achievement. The method used in this
research was survey method. Data collection techniques used question model on scale
of 1-5 form with rating scale. Respondents were 53 students of class X of Office
Administration Vocational High School in Bandung. The approach used is a
quantitative approach to data analysis techniques using regression analysis. The
result showed that the performance of teaching teachers has a positive and significant
impact on student achievement, either partially or simultaneously. It can be concluded
that student achievement can be improved through increased performance of teaching
teachers. It means the better of performance of teaching teacher will have an impact
on student achievement for the better.

Keywords : Performance of teac hing teachers, student achievement

* Corresponding author Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


157
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana yang paling urgen dalam mengembangkan sumber daya
manusia (SDM) dan watak bangsa (Nation Character Building) (Priansa, 2014). Harkat
dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh mutu pendidikannya. Mengingat begitu
pentingnya peran pendidikan bagi kehidupan masyarakat, maka dewasa ini pemerintah
berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Harapan agar pendidikan di Indonesia
bangkit dari keterpurukan dan menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa.
Bentuk dari peningkatan kualitas pendidikan ialah melalui proses pendidikan yang
dilaksanakan dalam proses belajar yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik kepada
peserta didik di sekolah (Subandowo, 2009).
Proses belajar yang telah terjadi di sekolah akan menghasilkan suatu nilai akhir atau
hasil pembelajaran guna mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah
disampaikan oleh guru. Dalam setiap proses belajar tentunya diharapkan siswa dapat
memperoleh hasil belajar yang baik. Namun pada kenyataannya hasil belajar yang
diperoleh siswa tidak selamanya sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya.
Hasil belajar siswa yang rendah menjadi salah satu permasalahan dalam pendidikan.
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari pencapaian siswa terhadap standar
KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Hal ini harus menjadi perhatian dan bahan
evaluasi dalam proses pembelajaran. Hasil pembelajaran yang berkualitas akan
berpengaruh pada prestasi belajar yang diperoleh siswa (Wulandari, 2013).
Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa yang merupakan salah satu gambaran
keberhasilan kemampuan siswa (Novauli, 2015) serta merupakan tolok ukur keberhasilan
guru dalam mengajar (Rohmah & Marimin, 2015). Untuk memastikan kualitas penentuan
prestasi siswa, ada keharusan untuk melaksanakan suatu bentuk pengukuran dan evaluasi
dalam proses belajar mengajar (Shahril, Salimin, & Elumalai, 2015).
Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum
menunjukkan hasil yang optimal. Hal tersebut tercermin pada nilai siswa belum mencapai
KKM 100%, baik pada UTS (Ujian Tengah Semester) maupun pada UAS (Ujiah Akhir
Sekolah). Pertanyaan yang timbul dari permasalahan tersebut adalah mengapa prestasi
belajar siswa belum optimal? Merujuk pada perspektif teori belajar bahwasannya banyak
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik secara internal maupun
eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah kinerja mengajar guru yang diduga dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor eksternal yang berpengaruh pada prestasi
belajar adalah fasilitas belajar, bimbingan guru dan orang tua (Mushtaq & Khan, 2012).
Faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah kualitas guru (Rivkin,
Hanushek, & Kain, 2005).
Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah
pengaruh kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa?” Dengan demikian tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja mengajar guru terhadap
prestasi belajar siswa.

TINJAUAN PUSTAKA
Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di
sekolah (Ramadhan & Winata, 2016). Salah satu indikator keberhasilan proses belajar
adalah prestasi belajar (Rohmah & Marimin, 2015). Prestasi adalah nilai yang merupakan
perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa
selama masa tertentu (Suryabrata, 2006).

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


158
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

Pendapat lain mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa dapat diukur melalui tiga
faktor utama, yaitu faktor kognitif, faktor afektif , dan faktor perilaku yang diharapkan
dapat memperkuat karakter siswa sebagai generasi muda yang memiliki prestasi tinggi dan
independen (Astuty, 2015). Prestasi belajar mencerminkan tujuan pada tingkat tertentu
yang berhasil dicapai oleh anak didik (siswa) yang dinyatakan dengan angka atau huruf
(Sudjana, 2009). Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan
rumusan tujuan yang direncanakan oleh guru sebelumnya yang dikelompokkan dalam tiga
kategori, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor (Usman dalam Jihad & Haris,
2009).
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak didik pada periode tertentu (Heck, 2009). Pendapat lain bahwa :“prestasi
belajar sebagai salah satu bentuk penilaian terhadap hasil dari kegiatan transfer ilmu
(belajar) yang dilakukan di sekolah dan diwakilkan dalam bentuk angka sebagai salah satu
bentuk penilaian standar akan pencapaian suatu peserta didik dalam rentang waktu yang
telah ditentukan sebelumnya”. (Dislen, 2013)
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah
hasil yang telah dicapai siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar yang terlihat
dari kecakapan-kecakapan siswa yang mencerminkan tingkat penguasaan materi yang telah
dipelajarinya.

Kinerja Mengajar Guru


Sebelum dipaparkan kinerja mengajar guru secara utuh, berikut ini akan dikemukakan
pengertian kinerja guru dan pengertian mengajar guru secara terpisah. Kinerja dapat
didefinisikan sebagai tingkat pencapaian seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu (Moeheriono, 2009). Kinerja merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan
pekerjaan tertentu, dinilai berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Khan, Shah, & M,
2012). Menurut Obilade kinerja guru dapat digambarkan sebagai tugas yang dilakukan
oleh seorang guru pada periode tertentu dalam sistem sekolah untuk mencapai tujuan
organisasi (Adeyemi, 2011). Lebih lanjut Imam Wahyudi (2012) menjelaskan :
“Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran”.
Standar kinerja guru berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya
(Rusman, 2010). Tugas guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa ialah bagaimana
proses belajar mengajar di kelas berjalan secara optimal dan siswa dapat memahami
materi yang disampaikan. Mengajar suatu hal yang terjadinya proses interaksi guru dan
siswa di kelas. Mengajar semakin digunakan untuk membuat penilaian tentang kualitas
pengajaran, peningkatan karir, dan pendanaan mengajar itu sendiri (Kuzmanovic, Savic,
Gausavace, Nikolic, & Panic, 2012).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja guru adalah
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya pada periode tertentu dalam sistem sekolah untuk mencapai
tujuan organisasi.
Berkaitan dengan pengertian mengajar guru, Hasibuan (2001) mengatakan bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Mengajar

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


159
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

didefinisikan sebagai suatu situasi atau keadaan dimana guru memberikan pengetahuan
kepada siswa (Thomas & Sarah, 2008). Mengajar adalah membimbing bagaimana siswa
belajar (Gimbert, Bol, & Wallace, 2007). Mengajar berarti mengatur dan menciptakan
kondisi yang ada di lingkungan anak didik sehinga dapat dapat melakukan kegiatan
belajar.
Dari beberapa definisi mengenai mengajar maka dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah segala upaya guru yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi
siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan.
Kinerja mengajar guru adalah penampilan kerja guru dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan bimbingan belajar yang berisi pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi peserta didik (Rodriguez,
Capelleras, & Garcia, 2014). Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan seorang guru dalam melakukan tugasnya yaitu menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Kinerja mengajar guru dapat diukur menggunakan 10 indikator (Wahyudi, 2012),
yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun bahan pembelajaran, merencanakan
penggunaan metode pembelajaran, merencanakan penggunaan alat dan sumber yang akan
dipakai dalam pembelajaran, merencanakan penilaian hasil pembelajaran, keterampilan
membuka pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan menutup pembelajaran,
menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau hasil belajar siswa,
dan melakukan tindakan lanjut hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode survey. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan informasi faktual melalui angket. Teknik pengumpulan data
menggunakan model rating scale dengan rentang 1 sampai 5 dengan responden penelitian
berjumlah 53 orang di salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Bandung.
Instrumen pengumpalan data terdiri dari 1 bagian saja yaitu angket untuk mengukur
kinerja mengajar guru, terdiri dari 3 dimensi, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Dalam dimensi perencanaan pembelajaran
tedapat 5 indikator yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun bahan
pembelajaran, merencanakan penggunaan metode pembelajaran, merencanakan
penggunaan alat dan sumber yang akan dipakai dalam pembelajaran, dan merencanakan
penilaian hasil pembelajaran. Pada dimensi pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 3
indikator, yaitu keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan menjelaskan, dan
keterampilan menutup pembelajaran. Kemudian yang terakhir dimensi evaluasi
pembelajaran terdapat 2 indikator, yaitu menggunakan berbagai strategi dan metode
penilaian untuk memantau hasil belajar siswa, dan melakukan tindakan lanjut hasil belajar
siswa.
Gambaran dari tanggapan responden dalam hal kinerja mengajar guru diperoleh
dengan statistik deskriptif menggunakan skor rata-rara tiap bagian. Kemudian teknik
analisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan regresi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Prestasi Belajar Siswa
Deskripsi variabel Prestasi belajar siswa diperoleh melalui pengukuran nilai rata-rata
dari hasil UTS dan UAS kelas X semester genap tahun ajaran 2015/2016, mata pelajaran

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


160
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

produktif Administrasi Perkantoran di salah satu SMK di kota Bandung. Hasil prestasi
belajar siswa untuk mata pelajaran produktif di SMK dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Rata-Rata Nilai UTS dan UAS


Rentang Penafsiran Frekuensi Persentase
0-59 Sangat Rendah/E 15 28%
60-69 Rendah/D 9 17%
70-79 Sedang/C 29 55%
80-89 Tinggi/B 0 0%
90-100 Sangat Tinggi/A 0 0%
Jumlah 53 100%
Min 40
Max 79
Rata-Rata 65.42

Berdasarkan tabel 1, dapat di ambil kesimpulan bahwa prestasi belajar yang terlihat
dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi
Perkantoran semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, berada pada kelas interval 70-79
dengan frekuensi sebanyak 29. Untuk idealnya hasil belajar yang diukur dari nilai rata-rata
hasil UTS dan UAS siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran
sebaiknya berada pada kriteria tinggi melebihi nilai rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM). Namun, dilihat dari nilai rata-rata yaitu sebesar 65,42, jika dikonsultasikan dengan
kriteria prestasi belajar untuk mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran SMK
angka tersebut berada pada rentang skor 00,00 – 79,99 atau berada pada kategori sedang.

Kinerja Mengajar Guru


Berdasarkan jawaban responden terhadap angket yang disebarkan, diperoleh hasil
sebesar 54,9% responden menyatakan kinerja mengajar guru berada pada kategori sedang
atau cukup. Hal ini menunjukkan kinerja mengajar guru yang sedang atau cukup
mencerminkan kegiatan belajar mengajar untuk upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
masih belum optimal. Berdasarkan indikator yang dijadikan kajian, jawaban responden
terhadap angket yang disebarkan tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Deskripsi Kinerja Guru
Indikator Rata-rata Penafsiran
merumuskan tujuan pembelajaran 3,11 Cukup
menyusun bahan pembelajaran 3,25 Cukup
merencanakan penggunaan metode 3,25 Cukup
pembelajaran
merencanakan penggunaan alat dan sumber 3,17 Cukup
yang akan dipakai dalam pembelajaran
merencanakan penilaian hasil pembelajaran 3,16 Cukup
keterampilan membuka pembelajaran 3,18 Cukup

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


161
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

keterampilan menjelaskan 3,18 Cukup


keterampilan menutup pembelajaran 3,33 Cukup
menggunakan berbagai strategi dan metode 3,37 Cukup
penilaian untuk memantau hasil belajar siswa
melakukan tindakan lanjut hasil belajar siswa 3,17 Cukup
Rata-rata 3,22 Cukup
Jika dilihat dari tabel 2, menunjukkan bahwa rata-rata skor jawaban responden untuk
variabel kinerja mengajar guru sebesar 3,22. Dimana dapat dilihat bahwa angka 3,22
berada pada rentang skor 2,60 - 3,39, yang artinya menunjukkan bahwa kategori kinerja
mengajar guru berada pada kategori cukup. Skor tertinggi berada pada indikator
menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau hasil belajar siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa melaksanakan evaluasi hasil belajar berada pada kategori
cukup hampir mencapai kategori tinggi. Sedangkan skor terendah berada pada indikator
merumuskan tujuan pembelajaran, berada pada kategori cukup bahkan hampir kurang. Hal
tersebut menjelaskan bahwa belum semua guru merencanakan dan menyampaikan tujuan
yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran secara optimal.

Kinerja Mengajar Guru sebagai Determinan Prestasi Belajar Siswa


Persamaan regresi linier sederhana untuk hipotesis varabel kinerja mengajar guru
terhadap prestasi belajar siswa adalah Υ̂ = 103,068 + 0,298(X). Tanda positif (+)
menunjukkan hubungan antara varabel bebas dengan variable terikat berjalan satu arah,
sehingga apabila semakin tinggi kinerja mengajar guru, maka semakin tinggi prestasi
belajar siswa begitupun sebaliknya. Uji hipotesis, deperoleh nilai Fhitung lebih besar dari
nilai Ftabel yaitu 7,213 > 4,0304 dengan tingkat kesalahan α = 0,05 dan dk reg b/a = 1 dan
dk res = n – 2 = 51. Dengan demikian nilai koefisien determinasi, dapat diketahui bahwa
besarnya pengaruh kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 12%
sedangkan 88% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Hasil ini sejalan dengan pendapat para ahli mengenai keterkaitan kinerja mengajar
guru dengan prestasi belajar siswa. Guru yang mempunyai kinerja mengajar yang baik
akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang
pada akhirnya akan mampu meningkatakan prestasi belajar siswa (Gimbert, Bol, &
Wallace, 2007). Menurut B. Bloom ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal, dimana salah satu faktor tersebut
mendukung meningkatnya prestasi belajar siswa. Salah satu dari faktor tersebut ialah guru
(Sudjana, 2006).

KESIMPULAN
Prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari rata-rata nilai UTS dan UAS, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan
55% siswa yang memiliki nilai sedang dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tinggi
atau sangat tinggi, berdasarkan informasi tersebut maka prestasi belajar siswa dikatakan
kurang atau rendah.
Kinerja guru yang meliputi 10 indikator, diantaranya merumuskan tujuan
pembelajaran, menyusun bahan pembelajaran, merencanakan penggunaan metode
pembelajaran, merencanakan penggunaan alat dan sumber yang akan dipakai dalam
pembelajaran, merencanakan penilaian hasil pembelajaran, keterampilan membuka

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


162
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan menutup pembelajaran,


menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau hasil belajar siswa,
dan melakukan tindakan lanjut hasil belajar siswa, berada pada kategori cukup atau
sedang.
Kinerja mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan, bahwa jika kinerja mengajar guru meningkat
maka prestasi belajar siswa akan meningkat, begitupun sebaliknya.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan ada kajian lebih mendalam terhadap prestasi
belajar siswa dengan faktor-faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi. (2011). Principals' Leadership Styles and Teachers' Job Performance in Senior
Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Journal of Economic The Departement
of Educational Foundations and Management, University of Ado-Ekiti, III(3), 84-
92.

Astuty, E. (2015). Implementation Analysis of Lecturer's Pedagogical Competence on


Student's Academic Achievement. Journal of Management Research, 7(2), 7.

Dislen, G. (2013). The Reasons of Lack of Motivation from the Students and Teachers
Voices. The Journal of Academic Social Science, 1(1), 35-45.

Gimbert, B., Bol, L., & Wallace, D. (2007). The Influence of Techer Preparation on
Student Achievement and the Application of National Standards by Teachers of
Mathematics in Urban Secondary School. Educatin and Urban Society, I(40), 91-
117.

Hasibuan, M. S. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Heck, R. H. (2009). Teacher Effectiveness and Student Achievement Investigating a


Multilevel Cross-Classified Model. Journal of Educational Administrasi, II(47),
227-249.

Jihad, A., & Haris, A. (2009). Teroi Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Aruz Media.

Khan, A., Shah, I., & M, K. S. (2012). Teacher Stress, Performance & Resources The
Moderating Effect of Resources on Stress and Performance. International Review
of Social Science and Humanities, II(2), 21-29.

Kuzmanovic, M., Savic, G., Gausavace, B. A., Nikolic, D. M., & Panic, B. (2012). A
Conjoint-Based Approach to Student Evaluations of Teaching Performance. Expert
System With Applications, IV(10), 83-89.

Moeheriono. (2009). Penguukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia


Anggota IKAPI.

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


163
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

Mushtaq, I., & Khan, S. N. (2012). Factors Effecting Students’ Academic Perfor-mance.
Global Journal of Management and Business Research, XII(12), 738-756.

Novauli, F. (2015). Kompetensi Guru dalam Peningkatan Prestasi Belajar pada SMP
Negeri Dalam Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan, III(1), 45-67.

Priansa, D. J. (2014). Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Ramadhan, R. P., & Winata, H. (2016). Prokrastinasi Akademik Menurunkan Prestasi


Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, I(1), 163-169.

Rivkin, S. G., Hanushek, E. A., & Kain, J. F. (2005). Teachers, Schools, and Academic
Achievement. Econometrica, LXXIII(2), 417-458.

Rodriguez, A. M., Capelleras, J. L., & Garcia, V. G. (2014). Teaching Performance :


Determinants of the student assessment. Academia Revista Latinoamericana de
Administraction, III(27), 401-418.

Rohmah, K. K., & Marimin. (2015). Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan
Mengajar, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi Sosial Guru terhadap Prestasi
Siswa Program Studi Administrasi Perkantoran di SMK 1 Purwodadi. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, X(1), 28-41.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Shahril, M. I., Salimin, N., & Elumalai, G. (2015). The Validity and Reliability of ISO
Test Towards The Performance Assessment of Future Physical Education Teachers
in Teaching and Learning Process. Procedia - Social and Behavioral Sciences ,
814-820.

Subandowo. (2009). Peningkatan Produktivitas Guru dan Lembaga Pendidikan Tenaga


Kependidikan pada Era Global. Jurnal Ilmiah Kependidikan, I(2), 1-14.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sudjana, N. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algesindo.

Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan . Jakarta: CV Rajawali.

Thomas, S. D., & Sarah, R. C. (2008). Out of Field Teachers and Student Achievement.
Public Finance Review, I(36), 7-32.

Wahyudi, I. (2012). Mengejar Profesionalisme Guru . Jakarta: Prestasi Pustakan Publiser.

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


164
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017

Wulandari, D. (2013). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru


terhadap Economic Literacy melalaui Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA
Kota Malang. Jurnal Pendidikan Humaniora, I(1), 25-29.

Copyright © 2017, EISSN 2656-4734


165

Anda mungkin juga menyukai