Oleh
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat diselesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis membahas ”Model Pembelajaran
Blended Learning Materi Pokok Aritmatika Sosial”, Dalam pembuatan makalah
ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Dr. Sumarno, M.pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Karya Tulis
Ilmiyah. Dan terima kasih pula kami ucapkan kepada bapak dan ibu dirumah yang
telah memberikan bantuan materi maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah
ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Definisi Aritmatika Sosial........................................................................3
2.2 Definisi Blended Learning.......................................................................6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning .......................................10
2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Blended Learning................................11
III PENUTUP.......................................................................................................13
A. Simpulan....................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................14
iii
I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aritmatika sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan blended learning?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan blended learning?
4. Apa saja langkah-langkah pembelajaran blended learning?
II
PEMBAHASAN
2
2.1 Definisi Aritmatika Sosial
Aritmatika sosial adalah konsep pada pembelajaran matematika yang
umumnya digunakan pada kehidupan sehari-hari. Dalam materi ini membahas
mengenai untung, rugi, diskon, bruto, tara, neto, bunga dan pajak.
Dalam masalah diatas, harga 5 buah buku tulis dan harga satu pak buku tulis
merupakan nilai keseluruhan, sedangkan harga satu buah buku tulis merupakan
nilai per unit.
Nilai Keseluruhan
(ii) Banyak unit =
Nilai Per unit
Nilai Keseluruhan
(iii) Nilai per unit =
BAnyak unit
Contoh :
c. Jika suli hanya ingin membeli 1 mobil-mobilan, 1 boneka, dan 1 buku tulis,
berapa rupiah yang harus ia bayar?
3
Jawab:
a. Harga keseluruhan yang harus Suli bayar = Rp. 60.000 + Rp. 75.000 + Rp.
35.000=Rp.170.000.
b. Total barang yang dibeli Suli = 20+15+14=49 buah.
Rp .60 .000
c. Harga 1 mobil-mobilan = = Rp. 3000
20
Rp .75 .000
Harga 1 boneka = = Rp. 5000
20
Rp .35 .000 Rp .2.500
Harga 1 buku tulis = = +
14 ¿ Rp .10 .500
Contoh: Ibu Narti membeli 2 set peralatan minum (tea set) dengan harga Rp.
600.000 dari pusat grosir “Manjur” . seminggu kemudian ia menjual 1 set
peralatan minum itu kepada Tante Ria dengan harga Rp. 400.000 dan 1 set lagi ia
jual kepada Bu Johan seharga Rp. 350.000. hal ini berarti harga jual sebesar Rp.
400.000 + Rp. 350.000 = Rp. 750.000, maka Ibu Narti memperoleh untung
sebesar Rp. 750.000 - Rp. 600.000 = Rp. 150.000.
1. Jika harga beli < harga jual maka pedagang akan memperoleh keuntungan.
2. Jika harga beli = harga jual maka pedagang akan mengalami impas.
3. Jika harga beli > harga jual maka pedagang akan menderita kerugian.
4
Penentuan pasar keuntungan ataupun besar kerugian dalam perdagangan
ditentukan oleh rumus berikut ini.
U = J – B dengan B < J
R = B – J dengan B > J
U=J–BR=B–J
J = U + B dan B = J + R
B=J–UJ=B–R
Dalam proses jual beli atau perdagangan sering kita jumpai istilah rabat (Diskon),
bruto, tara dan neto. Rabat (diskon) dipakai saat pedagang mempromosikan
barang dagangannya. Sedangkan bruto, tara dan neto dipakai saat penentuan berat
barang. a. Rabat (diskon) Rabat(diskon) merupakan potongan harga jual suatu
barang pada saat terjadi transaksi jual beli. Tujuan dari pemberian rabat (diskon)
adalah sebagai ajang promosi agar pembeli mempunyai minat yang besar. Istilah
ini sering dijumpai dalam perdagangan buku, alat-alat tulis dan kantor, pakaian,
perumahan, dan produk laiinya.
Contoh : Toko buku “Cahaya Ilmu” membeli beberapa jenis buku pelajaran dari
penerbit Erlangga. Buku matematika dibeli sebanyak 100 buah dengan harga Rp.
5.000.000 dan memperoleh rabat 35%. Berapa rupiah yang harus dibayar pemilik
5
toko buku itu? Jawab : Diketahui : harga beli (B) = Rp. 5.000.000 dan rabat =
35
35%. Rabat pembelian buku adalah = x Rp. 5.000.000 = Rp. 1.750.000. Jadi,
100
pemilik toko buku harus membayar kepada penerbit sebesar = Rp. 5.000.000 - Rp.
1.750.000 = Rp.3.250.000.
Istilah Blended Learning secara ketatabahasaan terdiri dari dua kata yaitu
Blended dan Learning. Kata Blend berarti “campuran bersama untuk
meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula
suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary)
(Heinze and Procter, 2006: 236), sedangkan Learning memiliki makna umum
yakni belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran
yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara satu pola
dengan pola yang lainnya. Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang
dicampurkan? Elenena Mosa (2006) menyampaikan bahwa yang dicampurkan
adalah dua unsur utama, yakni pembelajaran di kelas dengan tatap muka secara
6
konvensional (classroom lesson) dengan pembelajaran secara online. Ini yang
dimaksudkan adalah pembelajaran yang secara konvensional biasa dilakukan di
dalam ruangan kelas dikombinasikan dengan pembelajaran yang dilakukan secara
online baik yang dilaksanakan secara independen maupun secara kolaborasi,
dengan menggunakan sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi.
Strategi Blended learning merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan
pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer (online
dan offline) serta beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru
dan siswa (Dwiyogo, 2011). Blended learning merupakan strategi pembelajaran
yang fleksibel karena tidak tergantung oleh waktu dan tempat untuk belajar.
Pembelajaran ini menawarkan beberapa kemudahan karena pembelajaran dengan
komputer tidak sepenuhnya menghilangkan pembelajaran tatap muka. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana
antara pendidik dan peserta didik saling berinteraksi secara langsung, masing-
masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar
mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar
mandiri secara online.
Blended learning merupakan pembelajaran masa kini dan masa depan yang
perlu dikuasai oleh para tenaga pengajar. Pembelajarannya mengintegrasikan
pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer
(Dwiyogo, 2018). Kelebihannya: 1) flexibility, 2) participation, 3) pembelajaran
memiliki waktu pembelajaran yang lebih banyak (Marsh, 2012). Tujuannya,
adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik mahasiswa agar
terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga
belajar akan menjadi efektif, lebih efesien dan lebih menarik (Rooney, 2003).
Blended learning terbukti efektif meningkatkan kualitias hasil belajar.
Pemanfaaatan Information, Communication And Technology (ICT)
dalam pendidikan sudah mengubah cara belajar dari pembejaran konvensional
atau pembelajaran tradisonal yang mengedepannkan tatap muka menjadi
pembelajaran yang berbasis digital dengan pemanfaatan teknologi dan informasi.
Banyak pengembangan media pembelajaran yang berbasis digital yang
7
memudahkan siswa untuk belajar mandiri sehingga menghasilkan pembelajaran
online atau Pembelajaran offline. Namun menurut Noer dalam Husamah bahawa
pembelajaran online mempunyai kendala interaksi langsung antara peserta didik
dengan pengajar bagaimanapun pengajar perlu feedback dari peserta didik dan
peserta didik juga butuh feedback dari pengajar. Alasan mengapa pembelajaran
online kurang memuaskan padahal materi sudah tersedia bisa belajara dimana saja
karna peserta didik juga butuh interaksi dan interaksi langsung dengan pengajar.
Sekalipun sekarang pembelajaran online juga dilengkapi dengan pengembangan
video conference dan webchat siswa dengan siswa, siswa dengan guru butuh
interaksi langsung satu sama lain.
Meta analisis dilakukan oleh Means terhadap publikasi keefektivan
blended learning terbit priode publikasi tahun1996-2003 dan 2004 -2008, rata-rata
hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran online lebih baik daripada mereka
yang menerima pembelajaran tatap muka (Means, Toyoma, Murphy & Baki,
2013). Dalam pembelajaran Sains, dapat memberikan dampak positif hasil belajar
keterampilan, sikap dan hasil belajar dapat mencapai level tertinggi. (Almasaeid,
2014). Pelaksanakan pembelajaran secara blended, memerlukan suatu aplikasi
yaitu Learning Management System (LMS). LMS merupakan suatu aplikasi atau
software yang digunakan untuk mengelola pembelajaran online, meliputi beberapa
aspek yaitu materi, penempatan, pengelolaan, dan penilaian (Mahnegar, 2012).
Salah satu syarat penggunaannya dalam proses pembelajaran, pendidik dan
peserta didik harus terkoneksi dengan jaringan internet yang memadai. Beberapa
fitur dimiliki LMS yang dapat mendukung proses pembelajaran online, yaitu:
forum diskusi, kurikulum sumber belajar, kuis, tugas, jenis informasi akademik,
dan pengelolaan data siswa.
8
behaviorisme, untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa
penggunaan teknologi.
3. Menggabungkan segala bentuk te knologi pembelajaran misalnya video tape,
CDROM, pelatihan berbasis web,film dengan dipimpin instruktur tatap muka.
4. Mencampur atau mengadukkan teknologi pembelajaran yang sebenarnya untuk
menciptakan efek pembelajaran dan kerja yang harmonis.
Komposisi blended learning yang sering digunakan yaitu dengan pola 50/50,
dalam alokasi waktu yang tersedia 50% tatap muka 50% pembelajaran online,
juga ada pula yang menggunakan pola 75/25, artinya 75% pertemuan tatap muka
25% pembelajaran online, dan ada juga yang menerapkan 25/75, 25%
menggunakan pembelajaran tatap muka 75% menggunakan pembelajaran online.
Dalam penggunaan pola tersebut tergantung dari analisis kompetensi yang
dibutuhkan, tujuan mata pelajaran, karakteristik pebelajar, karakteristik dan
kemampuan pebelajar dan sumber daya yang terssedia. Namun pertimbangan
utama dalam merancang komposisi pembelajaran yaitu penyediaan sumber belajar
yang cocok untuk berbagai karakteristik pebelajar agar pembelajaran menjadi
menarik efektif dan efisien.
9
Dalam menggabungkan pembelajaran online dengan tatap muka yang disebut
dengan blended learning beda dengan model pembelajaran lainnya. Blended
learning juga mempunyai karakteristik tertentu diantaranya (1) proses
pembelajaran yang menggabungkan berbagai model pembelajaran, gaya
pembelajaran serta penggunaan berbagai media pembelajaran berbasis teknologi
dan komunikasi, (2) perpaduan antara pembelajaran mandiri via online dengan
pembelajaran tatap muka guur dengan siswa serta menggabungkan pembelajaran
mandiri, (3) pembelajaran didukung dengan pembelajaran yang efektif dari cara
penyampaian, cara belajar dan gaya pembelajarannya, (4) dalam blended learning
orang tua dengan guru juga mempunyai peran penting dalam pembelajaran anak
didik guru merupakan fasilitator sedangkan orang tua sebagai motivator dalam
pembelajaran anaknya.
10
kelas maupun diluar kelas dengan memanfaatkan teknologi untuk menambah
materi pelajaran dan soal-soal yang diberikan di kelas maupun melalui online
yang dikelola dan dikontrol sedemikan rupa oleh guru supaya kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung, serta komunikasi antar siswa dan antara guru
dengan siswa dapat terjalin baik ketika berada di kelas maupun di luar kelas
(online) dengan membentuk sebuah grup diskusi yang memanfaatkan
perkembangan teknologi di era ini karena pembelajaran tanpa ada komunikasi
tidak akan memberikan hasil sesuai dengan harapan baik dari guru mapun siswa.
Dewey dan Moore (dalam Comey; dalam Sari, 2016) berpendapat bahwa
komunikasi merupakan peranan penting dalam proses pembelajaran dan mejadi
kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
Kegiatan Pendahuluan
Fase 1 : Seeking of information
Guru membagikan kode kelas Google Classroom melalui grup Whatsapp.
Siswa sudah masuk ke kelas Google Classroom.
Guru membuka pelajaran dengan salam.
Guru mengecek kehadiran siswa melalui Google Classroom.
Guru melakuka apersepsi.
11
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru membagikan link video pembelajaran mengenai materi aritmatika
social untuk dipelajari.
Kegiatan Inti
Fase 2 : Acquisition of iformation (Iterpretasi melalui pembelajaran daring)
Selanjutnya guru melakukan pembelajaran secara daring melalui video call
whatsapp. Pembelajaran secara video call bertujua agar guru dan siswa
bisa belajar dengan tatap muka dalam jaringan, seperti melakukan diskusi
dan tanya jawab.
Guru bertanya kepada siswa apakah sudah mengerti atau belum mengenai
materi aritmatika sosial yang dipelajari.
Guru dan siswa melakuka diskusi.
Siswa mampu menyebutkan contoh aritmatika sosial dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa.
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang menjawab dengan benar.
Kegiatan Penutup
Fase 3 : Synthesizing of knowledge
Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran mengenai materi aritmatika
sosial.
Siswa selanjutnya mengerjakan kuis di Google Classroom.
Kuis diberikan melalui lik yang diupload oleh guru.
Siswa mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah guru berikan.
12
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dengan berbagai riset oleh para peneliti menunjukkan bahwa
pembelajaran blended learning mempunyai pengaruh hasil yang tinggi di
bandingkan dengan pembelajaran online dan tatap muka karna blended learning
memadukan atau mencampur pembelajaran konvensional atau tradisonal dengan
pembelajaran tradisonal dengan mengembangkan berbagai media pembelajaran.
Blended learning merupakan solusi alternatif untuk menaggulangi kelemahan-
kelemahan pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka untuk menghasilkan
rangkaian pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan bagi siswa
dengan tidak membuang teori-teori pembelajaran lama.
3.2 Saran
Siswa yang masih belum paham teknologi bisa diajarkan di sekolah
dengan cara diikutkan pelatihan-pelatihan dalam pengaplikasian teknologi.
Pengusaan teknologi di Indonesia belum merata, karena luasnya wilayah
Indonesia dan keterbatasan sumber daya, maka diharapkan pemerintah memberi
investasi teknologi disetiap daerah dan memberikan pelatihan pada guru sehingga
bisa meningkatkan mutu pendidikan Indonesia serta dapat menerapkan model
pembelajaran Blended learning di Indonesia utnuk mempercepat dan
mempermudah proses pembelajaran.
13
DAFTAR RUJUKAN
14