Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MATERI


POKOK ARITMATIKA SOSIAL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampu : Dr. Sumarno, M.Pd

Oleh

Fajar Husaini 1784202018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat diselesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis membahas ”Model Pembelajaran
Blended Learning Materi Pokok Aritmatika Sosial”, Dalam pembuatan makalah
ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Dr. Sumarno, M.pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Karya Tulis
Ilmiyah. Dan terima kasih pula kami ucapkan kepada bapak dan ibu dirumah yang
telah memberikan bantuan materi maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah
ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Kotabumi, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Definisi Aritmatika Sosial........................................................................3
2.2 Definisi Blended Learning.......................................................................6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning .......................................10
2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Blended Learning................................11
III PENUTUP.......................................................................................................13
A. Simpulan....................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................14

iii
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia. Matematika sebagai ratu sekaligus pelayan
ilmu (Fehr, 1963; Suriasumantri, 1994; Ruseffendi, 1998 ). Matematika
merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis
dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak (Daniel dan David,
2008). Matematika juga memainkan peran penting di sejumlah bidang keilmuan
seperti fisika, kimia, statistika dan teknik. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Sehingga, matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan
dasar, menengah dan perguruan tinggi.
Pembelajaran online adalah model pembelajaran yang digunakan
pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang dilaksanakan sejak pada
pertengahan tahun 1960-an oleh Universitas terbuka di Amerika Serikat dan di
Inggris. Materi-materi seperti bentuk ceramah dan simulasi sudah di buat menjadi
bentuk videotape kemudian dikembangkan dengan penggunaan internet, DVD
dan CD, membuat pembelajaran dengan menggunakan fasilitas video call guru
dengan siswa sehingga memudahkan siswa belajar dan menjelajah pengetahuan.
Blended learning merupakan solusi dari kelemahan-kelemahan dari
pembelajaran online karena menggabungkan online, offline dan pembelajaran
tatap muka. Pembelajaran online terdiri dari media yang dilengakapi dengan alat
pengontrol yang digunakan oleh pengguna (user) sehingga pengguna (user) dapat
mengakses adapun media oflline tidak dilengkapi dengan alat pengontrol yang
dapat digunakan oleh pengguna (user) yang tidak perlu terkoneksi dengan
jaringan internet misalnya materi bentuk tutorial dalam bentuk CD atau media
yang sudah dibuat melalui aplikasi yang bisa digunakan oleh siswa tanpa
terkoneksi pada jaringan internet.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aritmatika sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan blended learning?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan blended learning?
4. Apa saja langkah-langkah pembelajaran blended learning?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui definisi aritmatika sosial
2. Untuk mengetahui definisi blended learning
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan blended learning
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran blended learning

II
PEMBAHASAN

2
2.1 Definisi Aritmatika Sosial
Aritmatika sosial adalah konsep pada pembelajaran matematika yang
umumnya digunakan pada kehidupan sehari-hari. Dalam materi ini membahas
mengenai untung, rugi, diskon, bruto, tara, neto, bunga dan pajak.

2.1.1 NILAI KESELURUHAN DAN NILAI PERUNIT

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan masalah seperti berikut.


Misalkan harga sebuah buku tulis Rp. 2.500. Jika kita ingin membeli 5 buah buku
tulis maka uang yang harus dibayarkan adlah 5 x Rp. 2.500 = Rp. 12.500. jika
harga satu pak buku tulis yang berisi 12 buah buku adalah Rp. 24.000. maka kita
Rp . 24.000
dapat menghitung harga 1 buah buku yaitu = Rp. 2000.
12

Dalam masalah diatas, harga 5 buah buku tulis dan harga satu pak buku tulis
merupakan nilai keseluruhan, sedangkan harga satu buah buku tulis merupakan
nilai per unit.

(i) Nilai keseluruhan = Banyak unit x Nilai per unit

Nilai Keseluruhan
(ii) Banyak unit =
Nilai Per unit

Nilai Keseluruhan
(iii) Nilai per unit =
BAnyak unit

Contoh :

Suli membeli barang-barang di Super Bazar dengan rincian sebagai berikut: 20


mobil-mobilan dengan harga Rp. 60.000, 15 boneka dengan harga Rp. 75.000, 14
buku tulis dengan harga Rp. 35.000.

a. Berapa rupiah yang harus dibayar Suli seluruhnya?

b. Berapa banyak barang yang dibeli suli?

c. Jika suli hanya ingin membeli 1 mobil-mobilan, 1 boneka, dan 1 buku tulis,
berapa rupiah yang harus ia bayar?

3
Jawab:

a. Harga keseluruhan yang harus Suli bayar = Rp. 60.000 + Rp. 75.000 + Rp.
35.000=Rp.170.000.
b. Total barang yang dibeli Suli = 20+15+14=49 buah.
Rp .60 .000
c. Harga 1 mobil-mobilan = = Rp. 3000
20
Rp .75 .000
Harga 1 boneka = = Rp. 5000
20
Rp .35 .000 Rp .2.500
Harga 1 buku tulis = = +
14 ¿ Rp .10 .500

2.1.2 UANG DALAM PERDAGANGAN

Dalam perdagangan bebas,uang berfungsi sebagai pembayaran yang sah. Sebagai


contoh, Andi ingin membeli sebuah buku di toko seharga Rp. 10.000. dengan
menyerahkan uang Rp. 10.000 kepada pemilik/penjaga toko tersebut, maka Andi
telah sah sebagai pemilik buku tersebut. Harga beli, harga jual,keuntungan dan
kerugian. Dalam perdagangan kita serign mendengar atau menggunakan istilah-
istilah seperti harga beli, harga jual,keuntungan dan kerugian. Untuk menjelaskan
hal tersebut, perhatikan contoh berikut ini.

Contoh: Ibu Narti membeli 2 set peralatan minum (tea set) dengan harga Rp.
600.000 dari pusat grosir “Manjur” . seminggu kemudian ia menjual 1 set
peralatan minum itu kepada Tante Ria dengan harga Rp. 400.000 dan 1 set lagi ia
jual kepada Bu Johan seharga Rp. 350.000. hal ini berarti harga jual sebesar Rp.
400.000 + Rp. 350.000 = Rp. 750.000, maka Ibu Narti memperoleh untung
sebesar Rp. 750.000 - Rp. 600.000 = Rp. 150.000.

1. Jika harga beli < harga jual maka pedagang akan memperoleh keuntungan.
2. Jika harga beli = harga jual maka pedagang akan mengalami impas.
3. Jika harga beli > harga jual maka pedagang akan menderita kerugian.

4
Penentuan pasar keuntungan ataupun besar kerugian dalam perdagangan
ditentukan oleh rumus berikut ini.

 Besar keuntungan = Harga jual – Harga beli


 Besar kerugian = Harga beli – Harga jual

Perumusan matematis dari ketentuan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.


Misalkan harga beli (B). Harga jual (J), besar keuntungan (U), dan besar kerugian
(R), maka dalam perdagangan akan terdapat rumusan sebagai berikut.

 U = J – B dengan B < J
 R = B – J dengan B > J

Berdasarkan rumus : U = J – B dan R

 U=J–BR=B–J
 J = U + B dan B = J + R
 B=J–UJ=B–R

2.1.3 RABAT (DISKON), BRUTO, TARA DAN NETO

2.1.3.1 Rabat (DISKON)

Dalam proses jual beli atau perdagangan sering kita jumpai istilah rabat (Diskon),
bruto, tara dan neto. Rabat (diskon) dipakai saat pedagang mempromosikan
barang dagangannya. Sedangkan bruto, tara dan neto dipakai saat penentuan berat
barang. a. Rabat (diskon) Rabat(diskon) merupakan potongan harga jual suatu
barang pada saat terjadi transaksi jual beli. Tujuan dari pemberian rabat (diskon)
adalah sebagai ajang promosi agar pembeli mempunyai minat yang besar. Istilah
ini sering dijumpai dalam perdagangan buku, alat-alat tulis dan kantor, pakaian,
perumahan, dan produk laiinya.

Contoh : Toko buku “Cahaya Ilmu” membeli beberapa jenis buku pelajaran dari
penerbit Erlangga. Buku matematika dibeli sebanyak 100 buah dengan harga Rp.
5.000.000 dan memperoleh rabat 35%. Berapa rupiah yang harus dibayar pemilik

5
toko buku itu? Jawab : Diketahui : harga beli (B) = Rp. 5.000.000 dan rabat =
35
35%. Rabat pembelian buku adalah = x Rp. 5.000.000 = Rp. 1.750.000. Jadi,
100
pemilik toko buku harus membayar kepada penerbit sebesar = Rp. 5.000.000 - Rp.
1.750.000 = Rp.3.250.000.

2.1.3.2 Bruto, Tara dan Neto


Istilah bruto, tara dan neto sering digunakan dalam permasalahan berat barang.
Dalam perdagangan, bruto berarti berat kotor, neto berarti berat bersih, dan tara
sebagai potongan berat. Hubungan dari ketiganya dapat dituliskan sebagai berikut.
a. Bruto = Neto + Tara
b. Tara = Bruto – Neto
c. Neto = Bruto – Tara
d. Tara < Neto < Bruto
Contoh : Sebuah karung beras ditimbang, ternyata beratnya 50,25 kg, artinya berat
karung + berat beras = 50,25kg. Jika berat karung 0,25kg maka berat beras saja
(Neto) = 50,25kg – 0,25kg = 50kg Secara matematis dikatakan: Berat kotor
(bruto) = 50,25 kg Berat bungkus (tara) = 0,25 kg Berat bersih (Neto) = 50,00 kg

2.2 Definisi Blended Learning

Istilah Blended Learning secara ketatabahasaan terdiri dari dua kata yaitu
Blended dan Learning. Kata Blend berarti “campuran bersama untuk
meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula
suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary)
(Heinze and Procter, 2006: 236), sedangkan Learning memiliki makna umum
yakni belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran
yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara satu pola
dengan pola yang lainnya. Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang
dicampurkan? Elenena Mosa (2006) menyampaikan bahwa yang dicampurkan
adalah dua unsur utama, yakni pembelajaran di kelas dengan tatap muka secara

6
konvensional (classroom lesson) dengan pembelajaran secara online. Ini yang
dimaksudkan adalah pembelajaran yang secara konvensional biasa dilakukan di
dalam ruangan kelas dikombinasikan dengan pembelajaran yang dilakukan secara
online baik yang dilaksanakan secara independen maupun secara kolaborasi,
dengan menggunakan sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi.
Strategi Blended learning merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan
pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer (online
dan offline) serta beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru
dan siswa (Dwiyogo, 2011). Blended learning merupakan strategi pembelajaran
yang fleksibel karena tidak tergantung oleh waktu dan tempat untuk belajar.
Pembelajaran ini menawarkan beberapa kemudahan karena pembelajaran dengan
komputer tidak sepenuhnya menghilangkan pembelajaran tatap muka. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana
antara pendidik dan peserta didik saling berinteraksi secara langsung, masing-
masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar
mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar
mandiri secara online.
Blended learning merupakan pembelajaran masa kini dan masa depan yang
perlu dikuasai oleh para tenaga pengajar. Pembelajarannya mengintegrasikan
pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer
(Dwiyogo, 2018). Kelebihannya: 1) flexibility, 2) participation, 3) pembelajaran
memiliki waktu pembelajaran yang lebih banyak (Marsh, 2012). Tujuannya,
adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik mahasiswa agar
terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga
belajar akan menjadi efektif, lebih efesien dan lebih menarik (Rooney, 2003).
Blended learning terbukti efektif meningkatkan kualitias hasil belajar.
Pemanfaaatan Information, Communication And Technology (ICT)
dalam pendidikan sudah mengubah cara belajar dari pembejaran konvensional
atau pembelajaran tradisonal yang mengedepannkan tatap muka menjadi
pembelajaran yang berbasis digital dengan pemanfaatan teknologi dan informasi.
Banyak pengembangan media pembelajaran yang berbasis digital yang

7
memudahkan siswa untuk belajar mandiri sehingga menghasilkan pembelajaran
online atau Pembelajaran offline. Namun menurut Noer dalam Husamah bahawa
pembelajaran online mempunyai kendala interaksi langsung antara peserta didik
dengan pengajar bagaimanapun pengajar perlu feedback dari peserta didik dan
peserta didik juga butuh feedback dari pengajar. Alasan mengapa pembelajaran
online kurang memuaskan padahal materi sudah tersedia bisa belajara dimana saja
karna peserta didik juga butuh interaksi dan interaksi langsung dengan pengajar.
Sekalipun sekarang pembelajaran online juga dilengkapi dengan pengembangan
video conference dan webchat siswa dengan siswa, siswa dengan guru butuh
interaksi langsung satu sama lain.
Meta analisis dilakukan oleh Means terhadap publikasi keefektivan
blended learning terbit priode publikasi tahun1996-2003 dan 2004 -2008, rata-rata
hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran online lebih baik daripada mereka
yang menerima pembelajaran tatap muka (Means, Toyoma, Murphy & Baki,
2013). Dalam pembelajaran Sains, dapat memberikan dampak positif hasil belajar
keterampilan, sikap dan hasil belajar dapat mencapai level tertinggi. (Almasaeid,
2014). Pelaksanakan pembelajaran secara blended, memerlukan suatu aplikasi
yaitu Learning Management System (LMS). LMS merupakan suatu aplikasi atau
software yang digunakan untuk mengelola pembelajaran online, meliputi beberapa
aspek yaitu materi, penempatan, pengelolaan, dan penilaian (Mahnegar, 2012).
Salah satu syarat penggunaannya dalam proses pembelajaran, pendidik dan
peserta didik harus terkoneksi dengan jaringan internet yang memadai. Beberapa
fitur dimiliki LMS yang dapat mendukung proses pembelajaran online, yaitu:
forum diskusi, kurikulum sumber belajar, kuis, tugas, jenis informasi akademik,
dan pengelolaan data siswa.

2.2.1 KONSEP BLENDED LEARNING


Pada tahun 2002, Driscoll mengidentifikasi empat konsep pembelajaran blended
learning yaitu:
1. Menggabungkan atau mencampur mode teknologi yang berbasis web misalnya
kelas virtual langsung, pembelajaran kolaboratif, streaming video, audio dan teks.
2. Menggabungkan pendekatn pedagogis misalnya kognitivisme, konstruktivisme,

8
behaviorisme, untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa
penggunaan teknologi.
3. Menggabungkan segala bentuk te knologi pembelajaran misalnya video tape,
CDROM, pelatihan berbasis web,film dengan dipimpin instruktur tatap muka.
4. Mencampur atau mengadukkan teknologi pembelajaran yang sebenarnya untuk
menciptakan efek pembelajaran dan kerja yang harmonis.
Komposisi blended learning yang sering digunakan yaitu dengan pola 50/50,
dalam alokasi waktu yang tersedia 50% tatap muka 50% pembelajaran online,
juga ada pula yang menggunakan pola 75/25, artinya 75% pertemuan tatap muka
25% pembelajaran online, dan ada juga yang menerapkan 25/75, 25%
menggunakan pembelajaran tatap muka 75% menggunakan pembelajaran online.
Dalam penggunaan pola tersebut tergantung dari analisis kompetensi yang
dibutuhkan, tujuan mata pelajaran, karakteristik pebelajar, karakteristik dan
kemampuan pebelajar dan sumber daya yang terssedia. Namun pertimbangan
utama dalam merancang komposisi pembelajaran yaitu penyediaan sumber belajar
yang cocok untuk berbagai karakteristik pebelajar agar pembelajaran menjadi
menarik efektif dan efisien.

2.2.2 PRINSIP-PRINSIP BLEDED LEARNING


Prinsip-prinsip blended learning yaitu komunikasi antara pertemuan pembelajaran
tatap muka dengan komunikasi tertulis online. Konsep pembelajaran ini terkesan
sangat sederhana namun lebih komplek dalam penggunaannya. Maka dari itu
perlu dilakukan oleh para pedidik dalam meningkatkan mutu pembelajarannya.
Prinsipprinsip blended learning menurut Garrison dan Faughan dalam Husamah
penggunaan yaitu :
1. Pememikiran dengan menggabungkan pembelajaran online dengan
pembelajaran tatap muka.
2. Pemikiran ulang yang mana dalam mendesain pembelajaran ingin melibatkan
siswa dalam proses pembeajaran.
3. Mengatur ulang pembelajaran tradisonal.

9
Dalam menggabungkan pembelajaran online dengan tatap muka yang disebut
dengan blended learning beda dengan model pembelajaran lainnya. Blended
learning juga mempunyai karakteristik tertentu diantaranya (1) proses
pembelajaran yang menggabungkan berbagai model pembelajaran, gaya
pembelajaran serta penggunaan berbagai media pembelajaran berbasis teknologi
dan komunikasi, (2) perpaduan antara pembelajaran mandiri via online dengan
pembelajaran tatap muka guur dengan siswa serta menggabungkan pembelajaran
mandiri, (3) pembelajaran didukung dengan pembelajaran yang efektif dari cara
penyampaian, cara belajar dan gaya pembelajarannya, (4) dalam blended learning
orang tua dengan guru juga mempunyai peran penting dalam pembelajaran anak
didik guru merupakan fasilitator sedangkan orang tua sebagai motivator dalam
pembelajaran anaknya.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning

2.3.1 KELEBIHAN BLENDED LEARNING


Adapun kelebihan dari blended learning yang diungkapkan oleh Kusairi (dalam
Husamah 2014: 35), yaitu:
a. peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri
dengan memanfaatkan materi materi yang tersedia secara online
b. peserta didik dapat berkomunikasi/ berdiskusi dengan pengajar atau peserta
didik lain yang tidak harus dilakukan saat di kelas (tatap muka).
c. kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka
dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar.
d. pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.
e. pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjakan tes
yang dilakukan sebelum pembelajaran.
f. pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan
memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
g. peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lainnya.
Berdasarkan pemaparan Kusairi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelebihan dari blended learning yaitu kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di

10
kelas maupun diluar kelas dengan memanfaatkan teknologi untuk menambah
materi pelajaran dan soal-soal yang diberikan di kelas maupun melalui online
yang dikelola dan dikontrol sedemikan rupa oleh guru supaya kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung, serta komunikasi antar siswa dan antara guru
dengan siswa dapat terjalin baik ketika berada di kelas maupun di luar kelas
(online) dengan membentuk sebuah grup diskusi yang memanfaatkan
perkembangan teknologi di era ini karena pembelajaran tanpa ada komunikasi
tidak akan memberikan hasil sesuai dengan harapan baik dari guru mapun siswa.
Dewey dan Moore (dalam Comey; dalam Sari, 2016) berpendapat bahwa
komunikasi merupakan peranan penting dalam proses pembelajaran dan mejadi
kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

2.3.2 KELEMAHAN BLENDED LEARNING


a. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila
sarana dan prasarana tidak mendukung.
b. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses
internet. Padahal dalam Blended Learning diperlukan akses internet yang
memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam
mengikuti pembelajaran mandiri via online.
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
d. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses
internet.

2.4 Langkah-langkah pembelajaran blended learning

Kegiatan Pendahuluan
Fase 1 : Seeking of information
 Guru membagikan kode kelas Google Classroom melalui grup Whatsapp.
 Siswa sudah masuk ke kelas Google Classroom.
 Guru membuka pelajaran dengan salam.
 Guru mengecek kehadiran siswa melalui Google Classroom.
 Guru melakuka apersepsi.

11
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru membagikan link video pembelajaran mengenai materi aritmatika
social untuk dipelajari.

Kegiatan Inti
Fase 2 : Acquisition of iformation (Iterpretasi melalui pembelajaran daring)
 Selanjutnya guru melakukan pembelajaran secara daring melalui video call
whatsapp. Pembelajaran secara video call bertujua agar guru dan siswa
bisa belajar dengan tatap muka dalam jaringan, seperti melakukan diskusi
dan tanya jawab.
 Guru bertanya kepada siswa apakah sudah mengerti atau belum mengenai
materi aritmatika sosial yang dipelajari.
 Guru dan siswa melakuka diskusi.
 Siswa mampu menyebutkan contoh aritmatika sosial dalam kehidupan
sehari-hari.
 Guru melakukan tanya jawab kepada siswa.
 Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang menjawab dengan benar.

Kegiatan Penutup
Fase 3 : Synthesizing of knowledge
 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran mengenai materi aritmatika
sosial.
 Siswa selanjutnya mengerjakan kuis di Google Classroom.
 Kuis diberikan melalui lik yang diupload oleh guru.
 Siswa mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah guru berikan.

12
III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Dengan berbagai riset oleh para peneliti menunjukkan bahwa
pembelajaran blended learning mempunyai pengaruh hasil yang tinggi di
bandingkan dengan pembelajaran online dan tatap muka karna blended learning
memadukan atau mencampur pembelajaran konvensional atau tradisonal dengan
pembelajaran tradisonal dengan mengembangkan berbagai media pembelajaran.
Blended learning merupakan solusi alternatif untuk menaggulangi kelemahan-
kelemahan pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka untuk menghasilkan
rangkaian pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan bagi siswa
dengan tidak membuang teori-teori pembelajaran lama.
3.2 Saran
Siswa yang masih belum paham teknologi bisa diajarkan di sekolah
dengan cara diikutkan pelatihan-pelatihan dalam pengaplikasian teknologi.
Pengusaan teknologi di Indonesia belum merata, karena luasnya wilayah
Indonesia dan keterbatasan sumber daya, maka diharapkan pemerintah memberi
investasi teknologi disetiap daerah dan memberikan pelatihan pada guru sehingga
bisa meningkatkan mutu pendidikan Indonesia serta dapat menerapkan model
pembelajaran Blended learning di Indonesia utnuk mempercepat dan
mempermudah proses pembelajaran.

13
DAFTAR RUJUKAN

1. Khoiroh, Ni’matul. dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Blended


Learning dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Universitas
Negeri Surabaya.
2. Rachman, Aditia. dkk. 2019. Penerapan Model Blended Learning dalam
Peningkatan Hasil Belajar Menggambar Objek 2 Dimensi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Wardani, Deklara Nanindya. dkk. 2018. Daya Tarik Pembelajaran di Era
21 dengan Blended Learning. Universitas Negeri Malang.
4. I Ketut Widiara. 2018. Blended Learning Sebagai Alternatif Pembelajaran
di Era Digital.
5. Irwan. dkk. 2019. Desain Model Pembelajaran Blended Learning Pada
Perkuliahan Hubungan Internasional. Universitas Negeri Padang.
6. Whendie Prayitno, S.Kom. M.T. Implementasi Blended Learning Dalam
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Widyaiswara
LPMP D.I.Yogyakarta.
7. Darma, I Ketut. dkk. 2020. Blended Learning, Inovasi Strategi
Pembelajaran Matematika di Era Revolusi Industri 4.0 Bagi Pendidikan
Tinggi. Politeknik Negeri Bali.
8. Walib Abdullah. 2018. Model Blended Learning Dalam Meningkatkan
Efektifitas Pembelajaran. Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat
Pamekasan,
9. Irvanvi Ningsih. Aritmatika Sosial, SMP Kelas VII. Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
10. Hasbullah. 2014. Blended Learning, Trend Strategi Pembelajaran
Matematika Masa Depan. Universitas Indraprasta PGRI,

14

Anda mungkin juga menyukai