PEMBAHASAN
Kecelakaan kerja secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku
kerja yang tidak aman (unsafe action) dan kondisi kerja yang tidak aman
(unsafe condition). Menurut Suma’mur (1981), 80-85% kecelakaan
disebabkan oleh kelalaian (unsafe human act) dan kesalahan manusia (human
eror). Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa perilaku manusia
merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam mengakibatkan
suatu kecelakaan (Sucipto, 2014).
Perilaku tidak aman yang paling banyak dilakukan oleh pekerja di PT.
Gunanusa Utama Fabricators adalah mengoperasikan peralatan kerja tidak
sesuai dengan kecepatan yang dianjurkan (12,8%), sedangkan perilaku aman
lain yang dilakukan oleh pekerja adalah tidak slalu menggunakan APD saat
bekerja dan diarea kerja (9,6%), menyimpan barang disembarang tempat
(7,4%), memaksakan mengangkat beban yang berlebihan (5,3%), mengambil
dan mengangkat beban dengan posisi yang tidak nyaman dan tidak benar
(3,2%), mengoperasikan peralatang yang bukan haknya (2,1%), tidak
memberitahukan kepada pengawas saat terjadi kondisi yang berbahaya
(2,1%), serta menggunakan peralatan tidak sesuai dengan pekerjaan (1,1%).
56
57
Perilaku aman pada pekerja dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya status
karyawan, umur, dan masa kerja. Karyawan dengan status tetap (100%)
cenderung berperilaku aman dibandingkan dengan karyawan dengan status
kontrak. Pada kategori umur pertengahan (45-59 tahun) (68,8%) dan usia
lanjut (>60 tahun) (100%) cenderung berperilaku aman. Serta pada masa
kerja yang lama (>10 tahun) (68,2%) juga cenderung berperilaku secara
aman. Namun pada ketiga faktor tersebut tidak ditemukan hubungan yang
bermakna dengan perilaku aman (safe behaviour).
STIKes Faletehan
58
STIKes Faletehan
59
Terdapat 2 (dua) media dalam menyampaikan pesan K3 yaitu media cetak dan
media elektronik. Media cetak dapat berupa booklet, leaflet, flit chart, rubric,
poster, dan foto. Sedangkan untuk media elektronik dapat berupa televisi,
radio, video, slide, dapat berupa media papan (Billboard) (Notoatmodjo,
2012).
STIKes Faletehan
60
Pada meeting harian yang dilakukan oleh PT. Gunanusa Utama Fabricators
didalam membahas seputar Alat Pelindung Diri (APD), sumber bahaya pada
pekerjaan dan lingkungan kerja, temuan kejadian yang tidak aman atau
kecelakaan kerja, penggunaan peralatan kerja yang baik dan benar, dan
prosedur kerja yang sesuai.
Diperlukannya variasi penyampaian materi meeting harian dan juga cara yang
efektif agar para pekerja dapat mudah memahami maksud dan tujuan yang
diberikan. Diperlukannya juga hiburan saat meeting harian berlangsung seperti
games, senam, olahraga ringan, dan hiburan lainya. Namun tidak menyimpang
dari konseptual penyampaian pesan K3.
STIKes Faletehan
61
STIKes Faletehan
62
Berdasarkan hasil analisa yang tertera pada tabel 5.6 diketahui bahwa dari 22
responden yang tidak pernah mendapatkan pelatihan K3 terdapat 13 (59,1)
responden berperilaku aman. Dari 45 responden yang jarang mendapatkan
pelatihan K3 terdapat 27 (60%) responden berperilaku aman. Serta dari 27
responden yang sering mendapatkan pelatihan K3 terdapat 17 (63%)
responden berperilaku aman.
Setiap responden baik yang tidak pernah, jarang, dan sering mendapatkan
pelatihan K3 semuanya cendurung berperilaku aman. Sehingga hasil analisa
bivariat dengan menggunakan uji Chi square diperoleh bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku aman (safe
behaviour), dengan nilai Pvalue (0,956) > α (0,05).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Halimah
(2010), bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pelatihan
keselamatan dengan perilaku aman (Pvalue 0,449), serta menyatakan
responden yang jarang (81,8%) ataupun sering (86,8%) mendapatkan
pelatihan memiliki perilaku yang aman. Namun, penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sipayung (2014), bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pelatihan dengan perilaku aman (Pvalue 0,007).
STIKes Faletehan
63
Pada analisa bivariat tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara media
promosi K3 dengan nilai Pvalue (0,450) > α (0,05). Dikarenakan responden
yang menyatakan media promosi K3 yang kurang baik dan baik keduanya
cenderung memilikin perilaku yang aman.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sipayung
(2014), bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara rambu-rambu K3
dengan perilaku aman. Hal tersebut disebabkan keberadaan rambu-rambu K3
yang menyentuh para pekerja dalam membenahi atau mengarahkan perilaku
kerja yang aman.
STIKes Faletehan
64
Berdasarkan hasil analisa yang tertera pada tabel 5.5 diketahui bahwa dari 39
responden yang menyatakan meeting harian yang kurang baik terdapat 21
(53,8%) responden berperilaku tidak aman. Sedangkan dari 55 responden yang
menyatakan meeting harian yang baik terdapat 39 (70,9%) responden
memiliki perilaku yang aman.
Dari hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji Chi square diperoleh
Pvalue (0,027) bila dibandingkan dengan nilai α (0,05) maka Pvalue < α,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara meeting harian dengan perilaku aman (safe behaviour).
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sipayung (2014), menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara komunikasi K3 dengan perilaku aman. Hal ini disebabkan intensitas
pada komunikasi pesan K3 yang diberikan tidaklah efektif karena diberikan
saat apel pagi setiap bulan, perayaan hari K3, dan pada saat inspeksi saja.
Berbeda halnya dengan penerapan meeting harian yang dilakukan di PT.
Gunanusa Utama Fabricators yang dilakukan setiap hari sebelum memulai
pekerjaan secara menyeluruh setiap unit pekerjaan dan pada shift kerja pagi
serta shift kerja malam secara merata.
STIKes Faletehan
65
setiap hari, kemungkinan juga materi yang diberikan tidaklah bervariasi, serta
konsep yang kurang dipahami para pekerja.
Dari hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji Chi square diperoleh
Pvalue (0,000) bila dibandingkan dengan nilai α (0,05) maka Pvalue < α,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara meeting harian dengan perilaku aman (safe behaviour).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Halimah
(2010), bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran pengawas dengan
perilaku aman (Pvalue 0,000). Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sipayung (2014), bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara pengawasan dengan perilaku aman (Pvalue 1,000), hal
tersebut dikarnakan pengawasan yang dilakukan hanya sekedar mengingatkan
STIKes Faletehan
66
pekerja namun tidak menegur atau memberi sanksi jika ada pekerja yang
memiliki perilaku yang tidak aman.
STIKes Faletehan