Anda di halaman 1dari 5

PENGOBATAN MALARIA

No. Dokumen

No. Revisi

SOP Tanggal Terbit

Halaman 1-4

UPT dr. Gunawan


Puskesmas NIP.19710203 200501 1 010
Loano
Purworejo

Pengertian Pemberian obat anti malaria (OAM) kepada penderita positif


malaria sesuai jenis plasmodium dan berat badannya.
Tujuan Memastikan semua penderita positif malaria mendapatkan OAM
sesuai standar
Kebijakan 1. Pengobatan kasus malaria harus mengikuti kebijakan nasional
pengendalian malaria di Indonesia.
2. Pengobatan dengan ACT hanya diberikan kepada kasus
dengan hasil pemeriksaan darah malaria positif.
3. Kasus malaria tanpa komplikasi diobati dengan terapi
kombinasi berbasis artemisinin (ACT) plus primakuin sesuai
dengan jenis plasmodiumnya.
Referensi 1. Buku saku Tatalaksana Kasus Malaria, 2019
2. Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/556/2019 tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata Laksana Malaria
Alat dan OAM terdiri dari DHP dan primakuin
Bahan
Langkah- 1. Petugas menanyakan keluhan/gejala yang dirasakan.
langkah 2. Bila keluhan demam atau riwayat demam lanjutkan dengan
menanyakan riwayat berkunjung ke daerah malaria, riwayat
tinggal di daerah malaria.
3. Menanyakan juga riwayat sakit malaria sebelumnya (sampai 3
PENGOBATAN MALARIA

No. Dokumen

No. Revisi

SOP Tanggal Terbit

Halaman 2-4

UPT dr. Gunawan


Puskesmas NIP.19710203 200501 1 010
Loano
Purworejo

tahun sebelumnya untuk Pvivax) serta riwayat minum obat


anti malaria.
4. Mengambil sediaan darah dan memeriksa suspek malaria.
5. Menyerahkan hasil pemeriksaan sediaan darah ke
dokter/perawat di bagian pengobatan dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan dalam waktu 1x24 jam.
6. Mengirimkan slide darah untuk dicrosscheck/uji silang ke
crosschecker kabupaten.
7. Berdasarkan hasil pemeriksaan sediaan darah sebelum
dicrosschcek, Petugas memberikan OAM (DHP) dan primakuin
sesuai jenis plasmodium dan berat badannya sesegera
mungkin.
8. Sebelumnya penderita diedukasi tentang dosis obat, tatacara
minum obat serta perlunya minum obat sampai habis.
9. Dosis OAM dan Primakuin mengikuti protap nasional sebagai
berikut:
PENGOBATAN MALARIA

No. Dokumen

No. Revisi

SOP Tanggal Terbit

Halaman 3-4

UPT dr. Gunawan


Puskesmas NIP.19710203 200501 1 010
Loano
Purworejo

10. Kasus malaria berat diobati dengan Artesunate intravena atau


Artemeter intramuskular dan dilanjutkan ACT oral plus
primakuin.
11. Merujuk kasus malaria berat. Sebelum dirujuk kasus harus
diberi dosis awal (3.2 mg/kgBB) Artemeter intramuskuler atau
Artesunate intravena/ intramuskular.
PENGOBATAN MALARIA

No. Dokumen

No. Revisi

SOP Tanggal Terbit

Halaman 4-4

UPT dr. Gunawan


Puskesmas NIP.19710203 200501 1 010
Loano
Purworejo

12. Ibu hamil positif malaria pada semua usia kehamilan diberikan
DHP selama 3 hari tanpa primakuin.
13. Melakukan follow up pengobatan hari ke-4, 14, 21, 28 untuk
Pfalciparum dan ditambah hari ke-90 untuk Pvivax, dengan
mengambil dan memeriksa sediaan darahnya.
14. Mencatat di kartu penderita/buku pengobatan.
Unit terkait Puskesmas , Rumah Sakit pemerintah dan klinik swasta,
laboratorium malaria, crosschecker Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
Dokumen 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tahun 2013 tentang Tata
Terkait
Laksana Pengobatan Malaria
2. Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/556/2019 tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata Laksana Malaria

Rekam No Yang diubah Isi Perubahan Tgl mulai


Historis diberlakukan
Perubahan
PENGOBATAN MALARIA

No. Dokumen

No. Revisi

SOP Tanggal Terbit

Halaman 5-4

UPT dr. Gunawan


Puskesmas NIP.19710203 200501 1 010
Loano
Purworejo

Anda mungkin juga menyukai