Anda di halaman 1dari 16

LI

LBM 4 Modul Masalah Jiwa


1.Apa yg dimaksud cemas dan macam kecemasan?
Cemas: Suatu respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak jelas diketahui,
internal, samar-samar, atau bersifat konfliktual. Cemas terbagi menjadi 2:
a. Cemas normal
b. Cemas patologis

Macam2 kecemasan:
a. Kecemasan realitas: kecemasan yg berasal dari eksternal dan memiliki taraf
kecemasan yg berbeda
b. Kecemasan neurotik: kecemasan trhd tidak terkendalinya naluri yg menyebabkan
seseorang melakukan tindakan yg bisa merugikan dirinya. Terbagi menjadi 3
- Cemas umum →kecemasan yg tidak ada hubungan dengan hal tertentu terjadi karena
seseorang merasa takut
- Cemas penyakit →kecemasan yg mencakup pengalaman seseorang terhadap
objek/situasi misal: operasi.
- Cemas dalam bentuk ancaman →kecemasan yg seseorang tsb mempunyai riwayat
kejiwaan misal hysteria (biasanya penderita tsb tidak ingat apa apa).
Kalsifikasi tingkat kecemasan
a. Kecemasan ringan →biasanya berhubungan dengan kehidupan sehari hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dalam meningkatkan persepsinya. Tujuannya untuk memotivasi
belajar dan pertumbuhan kreativitas.
- Respon fisiologis: nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan
pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar.
- Respon kognitif: persepsi meluas, mampu menerima rangsangan yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara
efektif.
- Respon perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor halus tangan,
suara kadang-kadang meninggi.
b. Kecemasan sedang →persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan
pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Sehingga seseorang
mengalami perhatian seefektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c. Kecemasan berat →persepsi menyempit. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil
yang menggambarkan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan
membutuhkan banyak pengarahan atau tuntunan

d. Panik →berhubungan dengan terperangah ketakutan dan terror, rincian terpecah dari
proposinya karena mengalami kehilangan kendali. Jika terjadi panic akan mengalami
peningkatan motorik dan menurunkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran rasional.
Sumber: 121, N. sari fkep. (2021). TINDAKAN PENANGANAN KECEMASAN PADA
KESEHATAN MENTAL TINDAKAN PENANGANAN KECEMASAN PADA KESEHATAN
MENTAL. Center for Open Science. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/uszxf

2.Mengapa pasien merasa khawatir, ketakutan dan sulit konsentrasi disertai kencang di
tengkuk, gemetar dan tdk dpt santai? (Patofisiologi)
Stressor cemas →akan mengaktifkan LHPA (limbic hipotalamus pituitary adrenal axis) →kemudian
merangsang hipotalamus →terjadi sekresi hormon CRH → hormon ACTH aktif → akan
menstimulus produksi hormon kortisol di korteks adrenal dan teraktivasinya neuron adrenergik dari
locus ceruleus (LC) → LC akan mensekresi epineprin dan norepineprin. dimana LC merupakan
tempat diproduksinya NE yang kemudian akan mensekresikan epinephrinestimulasi aktivitas saraf
otonom. Sistem LC bertanggungjawab untuk merespon langsung terhadap stresor dengan “melawan
atau lari/fight or flight”.

Sumber: https:/\/calgaryguide.ucalgary.ca\/author\/admin\/#author. (2016, May 6).


Gangguan Kecemasan: Patogenesis Kecemasan. The Calgary Guide to Understanding
Disease. https://calgaryguide.ucalgary.ca/gangguan-kecemasan-patogenesis-kecemasan/

Edwards, L. and Guilliams, T.G. (2010) Chronic Stress and the HPA Axis Clinical
Assessment and Therapeutic Considerations. The Standard, 9, 1-12.

3.Mengapa bisa terjadi hiperaktivitas otomomik, tanda dan gejala lain?


Ketika seseorang cemas akan mengkatifkan dua jalur utama stress, yaitu sistem endokrin
(korteks adrenal) dan sistem saraf otonom (simpatis dan parasimpatis).
a. Korteks adrenal
Di anterior hipotalamus akan melepaskan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH)
yang akan menginstruksikan kelenjar hipofisis bagian anterior untuk mensekresikan
Adrenocorticotropin Hormone (ACTH). Dengan disekresikannya hormon ACTH ke dalam
darah maka hormon ini akan mengaktifkan zona fasikulata korteks adrenal untuk
mensekresikan hormon glukortikoid yaitu kortisol Hormon kortisol ini juga berperanan
dalam proses umpan balik negatif yang dihantarkan ke hipotalamus dan kemudian sinyal
diteruskan ke amigdala untuk memperkuat pengaruh stress terhadap emosi seseorang.
Selain itu, umpan balik negatif ini akan merangsang hipotalamus bagian anterior untuk
melepaskan hormon Thirotropic Releasing Hormone (TRH) dan akan menginstruksikan
kelenjar hipofisis anterior untuk melepaskan Thirotropic Hormone (TTH). TTH ini akan
menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang mengakibatkan
perubahan tekanan darah, frekuensi nadi, peningkatan Basal Metabolic Rate (BMR),
peningkatan asam lemak bebas, dan juga peningkatan ansietas
b. Sistem saraf otonom
Setelah stimulus diterima oleh hipotalamus, maka hipotalamus langsung mengaktifkan
sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Aktivasi sistem saraf simpatis akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan frekuensi jantung, dilatasi ateri koronaria, dilatasi
pupil, dilatasi bronkus, meningkatkan kekuatan otot rangka, melepaskan glukosa melalui
hati dan meningkatkan aktivasi mental Perangsangan saraf simpatis juga mengakibatkan
aktivasi dari medula adrenalis sehingga menyebabkan pelepasan sejumlah besar
epineprin dan norepinefrin ke dalam darah untuk kemudian kedua hormon ini dibawa oleh
darah ke semua jaringan tubuh. Epinefrin dan norepinefrin akan berikatan dengan reseptor
β1 dan α1 adrenergik dan memperkuat respon simpatis untuk meningkatkan tekanan
darah dan frekuensi nadi.
Aktivasi saraf parasimpatis akan mengakibatkan terlepasnya asetilkolin dari postganglion
n. vagus, untuk selanjutnya asetilkolin ini akan berikatan dengan reseptor muskarinik (M3)
pada otot polos bronkus dan mengakibatkan peningkatan frekuensi nafas. Ketika bahaya
telah berakhir, serabut saraf parasimpatis membalik proses ini dan mengembalikan tubuh
pada kondisi normal sampai tanda ancaman berikutnya dan mengaktifkan kembali
respons simpatis.
Sumber: HUBUNGAN ANTARA STRES DAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA
MAHASISWA, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ISSN: 2089-9084 ISM, VOL.2
NO.1, JANUARI-APRIL; sinta.universitas udayana.ac.id

4.Apa saja etiologi dan factor risiko dr kasus scenario? (jenis kelamin, usia)
Etiologi dan faktor kecemasan
A. Teori Psikologis
a. Teori Psikoanalisis →Freud menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik
psikis yang tidak disadari. Kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif
terhadap tekanan dari dalam diri. Terjadi: sensor super ego menurun, desakan Id meningkat
dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya.
b. Teori perilaku →kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (fakta),
waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus yang penting.
Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan
individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
c. Teori interpersonal →bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar
individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.
d. Teori keluarga →bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya
konflik dalam keluarga.
B. Teori Biologis
a. Neurotransmitter
- Norepinefrin →agonis adrenergic beta (isoproterenol) dan antagonis alfa 2 (co :
yohimbin) mencetuskan serangan panic. Agonis alfa 2 (klonidin)→ menurunkan
gejala cemas.
- Serotonin →antidepresan serotonergik (clomipramine) punya efek terapetik
gangguan obsesif kompulsif, busprione untuk obat gangguan cemas, fenfluramine
menyebabkan pelepasan serotonin sehingga menyebabkan peningkatan kecemasan
pd pasien dgn gangguan kecemasan.
- GABA →dalam gangguan kecemasan didukung paling kuat oleh manfaat
benzodiazepine yang tidak dapat dipungkiri, yang meningkatkan aktivitas GABA
pada reseptor GABAa di dalam pengobatan beberapa jenis gangguan kecemasan.
b. Kelainan pada otak: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis,
oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus
parahipokampus.
c. Penelitian genetik: kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian
terhadap proses fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh
penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini
termasuk kecemasan sekunder.
C. Faktor lain
a. Faktor eksternal
- Ancaman terhadap integritas fisik meliputi yang akan terjadi atau penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari (penyakit, trauma
fisik, pembedahan yang akan dilakukan).
- Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri,
dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu.
b. Faktor internal
- Usia: berkaitan dengan kemampuan koping, seseorang yang mempunyai
usia lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan kecemasan.
- Jenis kelamin: rempuan lebih peka dengan emosinya yang pada akhirnya
peka juga terhadap perasaan cemasnya daripada laki-laki.
- Tingkat pengetahuan: akan membantu seseorang dalam mempersepsikan
suatu hal, sehingga seseorang dapat menurunkan perasaan cemas yang
dialami.
- Tipe kepribadian: orang dengan tipe kepribadian A dengan ciri-ciri tidak
sabar, kompetitif, ambisius, dan ingin serba sempurna lebih mudah
mengalami gangguan kecemasan daripada orang dengan tipe kepribadian B.
- Lingkungan dan situasi: seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata
lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan bila dia berada di
lingkungan yang biasa ditempati.
Sumber: Sadock, BJ., Sadock, V.A. dan Kaplan & Sadock’s., 2010. Ganggaun Pervasif
dalam : Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed 2. Jakarta : EGC

5.Bagaimana hubungan stressor (suami pindah kerja) dgn keluhan yg dirasakan pasien?
Secara fisiologi situasi stress dan kecemasan akan mengaktifkan hipotalamus, yang
selanjutnya akan mengaktifkan dua jalur utama stress, yaitu sistem endokrin (korteks
adrenal) dan sistem saraf otonom (simpatis dan parasimpatis).
Setelah hipotalamus menerima stimulus stres atau kecemasan, bagian anterior
hipotalamus akan melepaskan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang akan
menginstruksikan kelenjar hipofisis bagian anterior untuk mensekresikan
Adrenocorticotropin Hormone (ACTH). Dengan disekresikannya hormon ACTH ke dalam
darah maka hormon ini akan mengaktifkan zona fasikulata korteks adrenal untuk
mensekresikan hormon glukortikoid yaitu kortisol Hormon kortisol ini juga berperanan
dalam proses umpan balik negatif yang dihantarkan ke hipotalamus dan kemudian sinyal
diteruskan ke amigdala untuk memperkuat pengaruh stress terhadap emosi seseorang.
Sumber: HUBUNGAN ANTARA STRES DAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA
MAHASISWA, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ISSN: 2089-9084 ISM, VOL.2
NO.1, JANUARI-APRIL; sinta.universitas udayana.ac.id

6.Diagnosis multiaksial dan diagnosis banding dr kasus scenario?


Diagnosis multiaksial
Axis 1: F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Axis 2: Z03.2
Axis 3: Z03.2
Axis 4: Masalah dengan "primary support group" (keluarga)
Axis 5: 50 - 41 (gejala berat (serious), disabilitas berat)
DD
Sumber: PPDGJ edisi 3

7.Bagaimana komplikasi dan prognosis dr kasus di scenario?


Komplikasi
a. Sebanyak 25% penderita akhirnya mengalami gangguan panik, juga dapat
mengalami gangguan depresi mayor.
b. Peningkatan morbiditas dan kematian
- Cemas →Depresi →Bunuh diri
- Gangguan kecemasan →Mekanisme neuroendokrin dan neuroimmune
→Hipertensi/Aritmia jantung
c. Gangguan kecemasan sosial →Kualitas hidup
d. Penyalahgunaan narkoba

Prognosis

a. Usia
b. Onset
c. Durasi gejala
d. Perkembangan gangguan kecemasan dan depresi

Dalam menentukan prognosis dari gangguan kecemasan menyeluruh, perlu diingat bahwa
banyak segi yang harus dipertimbangkan:

a. Keadaan penderita
b. Lingkungan penderita
c. Dokter yang mengobatinya
d. Ikut mengambil peran dalam menentukan prognosis gangguan kecemasan
menyeluruh

Sumber:Kaplan HI, Saddock BJ. Gangguan Kecemasan. In: Wiguna M, editor. Synopsis
Psikiatri. Edisi ketujuh jilid dua: Phyladelphia. Hal 60-66

8.Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pd scenario?


Interpretasi PF pasien.
TTV
- TD: 110/70 →normal

- RR: 28x/mnt →takipneu

- Nadi: 100x/mnt →takikardi

- Suhu: 36,5 C→ normal


suhu tubuh normal menurut who 36,5 sampai 37,5, jadi suhunya masih normal “ berarti pasien
berkeringat dingin bukan karena infeksi.
Sumber: Santoso, D. (2020). Pemeriksaan Klinik Dasar. Airlangga University Press.

9.Bagaimana tatalaksana yg bisa dilakukan thd pasien di scenario?


Farmakoterapi

a. Golongan obat yang memodulasi serotonin (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor;


SSRI)

No NAMA OBAT DOSIS PENGGUNAAN

1 Fluoxetine 20-80 mg perhari 1 kali sehari

2 Sertraline 50-100 mg 1 kali sehari


perhari

3 Escitalopram 10-20 mg perhari 1 kali sehari

Efek samping:

Gangguan saluran cerna (dipengaruhi jumlah dosis) seperti mual, muntah, dyspepsia,
sakit perut, diare, konstipasi, anoreksia atau kenaikan berat badan, reaksi hipersensitivitas
termasuk gatal, biduran, anafilaksis, myalgia, mulut kering, gugup, halusinasi, mengantuk,
kejang, disfungsi seksual, gangguan pada kandung kemih untuk mengeluarkan urin atau
mengosongkannya, gangguan pengelihatan, gangguan pembekuan darah/perdarahan,
dan hyponatremia.

b. Golongan SNRI (Serotonin Norepinephrine Reuptake Inhibitor)

No NAMA OBAT DOSIS PENGGUNAAN

1 Venlavaxine 150-225 mg 1 kali sehari


perhari

2 Duloxetine 20-60 mg perhari 1-2 kali sehari

Efek samping:

Mual dan muntah, pening, kepala kliyengan, sulit tidur (insomnia), mimpi yang tidak biasa,
mimpi buruk, keringat berlebihan, sembelit, gemetar, merasas cemas, dan masalah
seksual

c. Golongan Benzodiazepine

No NAMA OBAT DOSIS PENGGUNAAN

1 Alprazolam Cemas: 1-4 mg 1-3 kali sehari


perhari
Panik: 5-6 mg
perhari

2 Lorazepam 2-6 mg perhari 1-2 kali sehari

3 Klobazam 10-20 mg perhari 1-2 kali sehari

Perhatian khusus:

Golongan obat ini memiliki potensi adiksi yang cukup besar pada beberapa jenis obat,
khususnya yang memiliki waktu paruh pendek dan onset yang cepat, seperti alprazolam.
Karena sifatnya tersebut, alprazolam masih menjadi pilihan dalam terapi gangguan panik
yang sering muncul tiba-tiba dengan durasi yang relative singkat.

d. Golongan Antidepressant Trisiklik dan Tetrasiklik

No NAMA OBAT DOSIS PENGGUNAAN

1 Amitriptilin 50-150 mg 1 kali sehari,


perhari menjelang tidur

2 Maprotiline 75-150 mg 1 kali sehari,


perhari menjelang tidur

Perhatian khusus:

- Obat golongan trisiklik, khususnya Amitriptiline, sering disebut sebagai “Dirty Drug”
karena sifatnya yang berkaitan dengan banyak reseptor, sehingga kemungkinan adanya
efek samping lebih besar.

- Efek samping yang sering muncul adalah efek samping terkait efek antikolinergik,
seperti mata kabur, konstipasi, retention urin, mulut kering, nafsu makan meningkat dan
peningkatan berat badan. Efek samping lain yang perlu mendapat perhatian adalah
pusing, mengantuk, dan pada Sebagian orang dapat muncul disfungsi ereksi.

e. Golongan Antipsikotik Atipikal (Terapi Adjunctive)

No NAMA OBAT DOSIS PENGGUNAAN

1 Qurtiapine XR 50-300 mg 1 kali sehari


perhari

2 Risperidone 0,5-6 mg perhari 1 kali sehari

3 Aripiprazole 1-10 mg perhari 1 kali sehari

Non Farmakoterapi

a. Pertolongan Pertama Psikologis (Psychological First Aid; PFA)

Tujuannya adalah untuk mengurangi kesulitan awal, memenuhi kebutuhan saat ini,
mempromosikan penanganan yang fleksibel dan mendorong penyesuaian.

b. Intervensi Krisis
c. Relaksasi

Tujuannya adalah untuk membuat pasien menjadi tenang, rileks, dan focus dengan cara
melakukan control terhadap tekanan yang ada. (Wolberg, 1988).

d. Psikoterapi Supportif

Tujuannya adalah untuk membawa pasien ke keseimbangan emosional secepat mungkin,


dengan memperbaiki gejala dan memperkuat mekanisme koping, serta menghilangkan
atau mengurangi faktor eksternal yang menjadi sumber stress, sehingga pasien dapat
berfungsi normal. (Wolberg, 1988)

e. Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT)


Targetnya adalah untuk mempromosikan pola pikir dan perilaku yang efektif dalam
mengatasi permasalahan dan krisis yang ada.

f. Psikoedukasi

Edukasi yang tepat tentang aspek-aspek dari wabah, sangat diperlukan untuk
meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap tingkah Langkah medis maupun non medis
dari pemerintah dan semua pihan terkait.

Sumber: Krisnawardhani, K. K., & Noviekayati, I. (2021). Terapi Seft (Spiritual Emotional
Freedom Technique) untuk Meredakan Gangguan Cemas Menyeluruh pada Subjek
Dewasa. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(5), 2251.
https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i5.1263

10. Macam-macam phobia?


Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi
tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan.
- Ablutophobia - Takut mencuci atau mandi.
- Acrophobia - Takut pada rasa gatal atau serangga yang menyebabkan gatal.
- Acerophobia - Takut akan rasa asam.
- Achluophobia - Takut akan gelap/kegelapan.
- Acousticophobia - Takut akan suara.
- Acrophobia - Takut akan ketinggian.
- Aerophobia - Takut meneguk, menelan udara,atau material beracun yang ada di
udara.
- Aeroacrophobia - Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
- Aeronausiphobia - Takut akan muntah atau mabuk udara.
- Agateophobia - Takut akan kegilaan.
- Agliophobia - Takut akan rasa sakit.
- Agoraphobia - Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum
seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
- Agraphobia - Takut akan pelecehan seksual.
- Agrizoophobia - Takut akan binatang liar.
- Agyrophobia - Takut pada jalan atau menyebrang jalan.
- Aichmophobia - Takut pada jarum atau benda benda yang mempunyai ujung.
Ailurophobia - Takut pada kucing.
- Albuminurophobia - Takut akan penyakit ginjal.
- Alektorophobia - Takut pada ayam.
- Algophobia - Takut pada rasa sakit.
- Alliumphobia - Takut pada bawang putih.
- Allodoxaphobia - Takut akan pendapat orang.
- Altophobia - Takut akan ketinggian.
- Amathophobia - Takut akan debu.
- Amaxophobia - Takut mengendarai mobil.
- Ambulophobia - Takut berjalan.
- Amnesiphobia - Takut amnesia.
- Amychophobia - Takut pada goresan atau takut tergores.
- Anablephobia - Takut melihat ke atas.
- Ancraophobia - Takut pada angin. (Anemophobia)
- Androphobia - Takut pada laki-laki.
- Anginophobia - Takut radang tenggorokan, tersedak.
- Anglophobia - Takut pada negara dan kebudayaan inggris, dll.
- Angrophobia - Takut pada kemarahan atau takut marah.
- Ankylophobia - Takut sikap tak bergerak suatu sambungan.
- Anthrophobia or Anthophobia - Takut pada bunga.
- Anthropophobia - Takut pada orang atau masyarakat.
Sumber: Halodoc, R. (2019, February 8). Fobia adalah reaksi takut berlebihan dan
alasannya sering tidak rasional. Yuk, cari tahu jenis-jenis fobia di. Halodoc.
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-jenis-fobia-penyebab-rasa-takut-berlebihan

Anda mungkin juga menyukai