1. Apa yang dimaksud dengan gangguan adiksi? (narkotika, psikotropika, porno, masturbasi,
merokok,
Adiksi: perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi dengan hilangnya kontrol dan
melakukannya secara terus menerus.
Penyalahgunaan NAPZA adalah suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh pengguna
yang terus-menerus sampai terjadi masalah. Pengguna NAPZA dapat mengalami kondisi lanjut
yaitu: ketergantungan napza yang merupakan suatu kondisi yang cukup berat dan parah sehingga
mengalami sakit yang cukup berat ditandai dengan ketergantungan fisik (sindrom putus zat dan
toleransi).
Contoh:
Tahap - tahap adiksi
Sumber: Parallelus. (n.d.). PDSKJI.Org. Retrieved June 27, 2022, from
https://www.pdskji.org/article_det-40-kecanduan-perilaku.html
Burrows, D., Trautmann, F., Bijl, M., & Sarankov, Y. (1999). Training in the Russian
https://doi.org/10.1177/002204269902900405
2. Bagaimana dapat terjadi keluhan mual, anoreksia, keringat berlebihan, cemas, dan insomnia?
(patofisiologi) – Rosyidini
Ganglia basal,
Yang memainkan peran penting dalam bentuk positif dari motivasi, termasuk efek
menyenangkan dari aktivitas sehat seperti makan, bersosialisasi, dan seks, serta terlibat
dalam pembentukan kebiasaan dan rutinitas.
Alkohol→ meningkatkan reward sirkuit berlebih→ euforia berlebih→ Paparan berulang→
mengurangi sensitivitas→ sulit merasakan kesenangan dari apapun selain alkohol
Amigdala
- Paparan berulang→ semakin sensitivitas→ apabila tidak mengkonsumsi→ Peningkatan rasa
cemas, iritabilitas, dan kegelisahan→bisa ga bisa dia harus mengkonsumsi alkohol/zat yang
efeknya sama→ karena reward sirkuit sudah beradaptasi→ hanya bisa mendapatkan euphoria
dari alcohol
- Minum alcohol→ masuk menuju saluran pencernaan→ masuk lambung→ merusak mukosa
lambung (gastritis erosive)→ mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan
difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung → asam lambung meningkat→
peradangan lambung→ memicu saraf n.vagus di lambung→ serotonin release→ dibawa
menuju otak→ menuju reseptor 5-HT3→ respon mual→ bisa muntah
- Mual : Konsumsi alkohol → 10% absorbsi di lambung dan 90% di usus halus → mencapai
konsentrasi puncak sekitar 30-90 menit → konsentrasi alkohol di lambung terlalu tinggi →
mukus disekresi dan katup m. Sfingter pilorus menutup → memperlambat absorbsi dan
mencegah alkohol masuk ke usus halus → lama-lama spasme pilorus → mual dan muntah
- Anoreksia : Selain itu alkohol mengganggu sistem saraf otonom untuk respon makan
- Keringat berlebihan : minum alkohol → ada rangsang ke hipothalamus (fungsi : atur proses
fisiologi suhu tubuh, pernafasan dan berkeringat) → vasodilatasi → berkeringat
Sumber: https:/\/calgaryguide.ucalgary.ca\/author\/admin\/#author. (2016, May 6). Gangguan
Penggunaan Alkohol: Patogenesis dan Temuan Klinis. The Calgary Guide to Understanding
Disease. https://calgaryguide.ucalgary.ca/gangguan-penggunaan-alkohol-patogenesis-dan-
temuan-klinis/
Patkar, O. L., Belmer, A., & Bartlett, S. E. (2016). Contribution of noradrenaline,
serotonin, and the basolateral amygdala to alcohol addiction: Implications for novel
https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.409
6. Apa diagnosis utama dan diagnosis banding pada pasien di scenario? – Chirly
DU: F10.0 Intoksikasi Akut
Axis 1: F10.0 Gangguan Mental dan perilaku (Intoksikasi Akut)
Axis 2: Z03.2
Axis 3:Tidak ada
Axis 4: Masalah psikososial dan lingkungan lain (pergaulan bebas)
Axis 5: Gaf 60- 51 (Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang)
DD: F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Sumber: PPDGJ edisi 3
Batra, A., Müller, C. A., Mann, K., & Heinz, A. (2016). Alcohol dependence and
International. https://doi.org/10.3238/arztebl.2016.0301
Pemeriksaan Penunjang: Dilakukan skrining tes AUDIT yaitu sebuah instrumen singkat
berupa kuesioner 10-item yang meninjau asupan alkohol, perilaku minum abnormal dan
ketergantungan alkohol (alcohol dependence), hubungan antara konsumsi alkohol dan
deteksi terhadap efek psikologis, serta masalah terkait alkohol (alcohol-related problems).
Dan Pemeriksaan Lab. Spt: hitung darah lengkap, pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal.
Pemeriksaan hepatitis B, C, dan HIV sebaiknya juga dilakukan bila juga ditemukan riwayat
penyalahgunaan zat lain melalui jalur injeksi.
10. Tatalaksana apa yang dapat diberikan kepada pasien? (farmakoterapi dan psikoterapi) – Safira
Penanganan dan Rehabilitasi
Intervensi
Tujuan pada tahap ini, yang disebut-juga konfrontasi, adalah memutus rasa penyangkalan dan
membantu pasien mengenali konsekuensi simpang yang akan terjadi jika gangguan ini tidak
diobati. Intervensi, sebagai suatu proses, bertujuan memaksimalkan motivasi terapi dan
abstinensi berkelanjutan Keluarga dapat sangat membantu dalam intervensi. Anggota
keluarga harus belajar untuk tidak melindungi pasien dari masalah yang disebabkan alkohol; bila
tidak, pasien mungkin tidak mampu mengumpulkan energi dan motivasi yang diperlukan untuk
berhenti minum. Selama tahap intervensi, keluarga juga dapat menyarankan pasien untuk
menemui orang yang telah sembuh dari alkoholisme, mungkin melalui alcoholics Anonymous (AA),
dan mereka dapat bertemu dengan kelompok, seperti Alanon, yang menjangkau anggota
keluarga. Kelompok pendukung untuk keluarga tersebut bertemu pada banyak kesempatan dalam
satu minggu dan membantu anggota keluarga serta teman untuk melihat bahwa mereka tidak
sendiri dalam rasa takut, khawatir, dan bersalah. Para anggota berbagi strategi penyelesaian
masalah dan membantu satu sama lain untuk menemukan sumber di komunitas. Kelompok
tersebut dapat sangat berguna dalam membantu anggota keluarga membangun kembali hidup
mereka, bahkan bila alkoholik tersebut menolak untuk mencari bantuan
Detoksifikasi
Langkah penting pertama detoksifikasi adalah pemeriksaan fisik menyeluruh. Bila tidak ada
gangguan medis serius atau penyalahgunaan obat gabungan, keadaan putus alkohol yang berat
jarang terjadi. Langkah kedua adalah memberi istirahat, nutrisi adekuat, dan vitamin multipel,
terutama yang mengandung tiamin.
Keadaan putus zat Ringan - Sedang
Memberi cukup depresan otak pada hari pertama untuk mengurangi gejala dan kemudian
menyapih pasien dari obat dalam 5 hari berikutnya memberi sebagian besar pasien pelepasan
yang optimal dan meminimalkan kemungkinan keadaan putus zat berat dapat terjadi. Terapi yang
adekuat dapat diberikan baik dengan obat kerja singkat (contohnya lorazepam) atau zat kerja-
lama (contohnya klordiazepoksid dan diazepam).
A. Farmakologi
Benzodiazepin untuk memodulasi pengikatan GABA ke reseptor GABA-A, meningkatkan
masuknya ion klorida dan memberikan efek penghambatan yang mirip dengan etanol.
B. Non Farmakologi
- Psikoedukasi: Psikoedukasi kepada pasien dan keluarga pasien perlu dilakukan agar
keluarga tahu mengenai keadaan pasien, penyebab keadaan pasien saat ini, rencana
terapi terhadap pasien kedepan, prognosis pasien serta tindakan apa saja yang dapat
membantu perkembangan pasien selanjutnya.
- Konseling: Selama masa pengobatan, seorang konselor akan membantu pasien mengatasi
masalah emosional. Mereka juga akan memberi dukungan selama masa sulit menjalani
putus alkohol.
- Kelompok: membiarkan mereka berbagi tentang tujuan dan hambatan mereka dengan
orang-orang yang melalui peristiwa yang sama. Mereka berada di lingkungan aman yang
tidak akan menghakimi mereka. Memiliki tempat atau kelompok yang membuat pasien
merasakan dukungan, dapat membantu mereka untuk tetap termotivasi dalam
mempertahankan keadaan tidak mabuk.
Sumber: National Institute on Drug Abuse. (2009). In Encyclopedia of Substance Abuse
Prevention, Treatment, & Recovery. SAGE Publications, Inc.
http://dx.doi.org/10.4135/9781412964500.n214