Anda di halaman 1dari 35

PUTUSAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: PUT-001643.16/2019/PP/M.XB Tahun 2021

JENIS PAJAK
PPN & PPnBM

TAHUN/MASA PAJAK
Februari 2016

POKOK SENGKETA
Koreksi Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 atas Pajak
Masukan yang dapat diperhitungkan sebesar Rp16.673.328,00 karena jawaban konfirmasi
dijawab "Tidak Ada" yang tidak disetujui Pemohon Banding;

Pengadilan Pajak memeriksa dan mengadili perkara Banding pada tingkat pertama dan
terakhir, atas sengketa pajak terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018 tentang Keberatan Wajib Pajak atas
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak
Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017, yang diterima
Pengadilan Pajak pada hari Senin tanggal 25 Februari 2019 (diantar langsung) dan terdaftar
dalam berkas perkara Nomor001643.16/2019/PP, antara:

PT TVS Motor Company Indonesia, NPWP 01.869.683.1-055.000, Jenis Usaha:
Produsen Motor (Manufacturing), beralamat di Gedung Wirausaha Lt.3, JI. H.R. Rasuna Said
Kav.C-5, Jakarta 12920, dalam hal ini memberikan kuasa kepada:

Nama : Ady Muliawan, S.E., BKP

Jabatan : Kuasa Hukum

Nomor Izin Kuasa Hukum : KEP-511/PP/lKH/2019 tanggal 23 Mei 2019

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

berdasarkan Surat Kuasa Nomor TVS/FIN/TAX/2019-20/065 tanggal 11 September 2019,


untuk selanjutnya disebut Pemohon Banding;

MELAWAN

Direktur Jenderal Pajak, berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto 40-42, Jakarta, dalam hal ini
diwakili oleh:

Nama/NIP : - Harlianugroho/198407222006021002

- Yosep Kurnia/197409061996021001

Jabatan : Penelaah Keberatan

Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding

Surat Tugas Nomor : ST-8471/PJ.07/2020 tanggal 17 Juli 2020

Nama/NIP : - Lusi Wiratno/197707191999031001

Jabatan : Penelaah Keberatan

Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding

Surat Tugas Nomor : ST-3263/PJ.07/2020 tanggal 2 Maret 2020

Nama/NIP : - Anita Agustina/197508101995032001

Jabatan : Penelaah Keberatan

Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding

Surat Tugas Nomor : ST-17949/PJ.07/2019 tanggal 31 Desember 2019

Nama/NIP : - Rindhaswari L.S./198307222006021002

Jabatan : Penelaah Keberatan

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding

Surat Tugas Nomor : ST-17223/PJ.07/2019 tanggal 10 Desember 2019

Nama/NIP : - Totar Maria T/198411232009012016

Jabatan : Penelaah Keberatan

Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding

Surat Tugas Nomor : ST-11547/PJ.07/2019 tanggal 18 September 2019


untuk selanjutnya disebut sebagai Terbanding;



Pengadilan Pajak tersebut:

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor PEN-1183/PP/BR/2019


tanggal 30 Juli 2019 dan Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor KEP-023/PP/2019
tanggal 13 November 2019;
Telah membaca Surat Permohonan Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal
22 Februari 2019;
Telah membaca Surat Uraian Banding Nomor SUB-1859.SUB/WPJ.07/2019 tanggal 10
Juni 2019;
Telah mendengar keterangan para pihak yang bersengketa dalam persidangan;
Telah memeriksa bukti-bukti yang disampaikan para pihak yang diajukan dalam
persidangan;

TENTANG DUDUK SENGKETA

Menimbang, bahwa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa Masa Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017
diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Dua berdasarkan Laporan
Hasil Pemeriksaan Nomor LAP-17/WPJ.07/2017 tanggal 4 Agustus 2017 dengan perhitungan
sebagai berikut:

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Menimbang, bahwa atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017
a quo , Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan Surat Nomor TVS/FIN/TAX/2017-
18/87 tanggal 29 November 2017 dan dengan Keputusan Terbanding Nomor KEP-
04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018 permohonan Pemohon Banding
tersebut ditolak sehingga dengan surat Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22
Februari 2019 Pemohon Banding mengajukan banding;

ARGUMEN PEMOHON BANDING DALAM SURAT


BANDING

Pemohon Banding dalam Surat Bandingnya, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai
berikut:

Pemenuhan Ketentuan Formal Pengajuan Banding (dalam Surat Banding)

Bahwa Pemohon Banding mengajukan banding berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009 (Undang-Undang KUP), yaitu mengajukan banding atas keputusan keberatan;

Bahwa pemenuhan Ketentuan Pasal 35 Undang-Undang Pengadilan Pajak:

a. Surat Banding ini dibuat dalam bahasa Indonesia dan ditujukan kepada Pengadilan
Pajak,

b. Surat banding disampaikan masih dalam jangka waktu 3 {Tiga) bulan sejak diterima
keputusan yang dibanding, karena surat Keputusan Keberatan Nomor KEP-
04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018 diterima pada tanggal 29
November 2018;

Bahwa pemenuhan ketentuan Pasal 36 Undang-Undang Pengadilan Pajak:

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
a. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Banding,

b. Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas sebagaimana akan diuraikan
pada bagian selanjutnya,

Bahwa pemenuhan Ketentuan Pasal 37 Undang-Undang Pengadilan Pajak:


Bahwa Surat Banding ditandatangani oleh Venkataraman Thiyagarajan jabatan selaku
Direktur yang dibuktikan dengan akta Nomor 3 tanggal 08 April 2016;

Bahwa dengan demikian surat banding yang diajukan Pemohon Banding terhadap surat
Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018
telah memenuhi ketentuan formal sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang KUP
dan Undang-Undang Pengadilan Pajak;

Mengenai Ketetapan Semula dan keputusan yang Dibanding (dalam Surat


Banding)

Bahwa Pemohon Banding telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 04 September
2017 Masa/Tahun Pajak Februari 2016 yang diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan pajak
oleh Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Dua;

Bahwa atas ketetapan tersebut, Pemohon Banding telah mengajukan keberatan kepada
Terbanding dengan surat Nomor TVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017 yang
pada intinya Pemohon Banding tidak setuju atas perhitungan pajak;

Bahwa atas surat keberatan yang diajukan Pemohon banding, telah diterbitkan surat
Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018;

Mengenai Pokok Sengketa dan Alasan Banding (dalam Surat Banding)

Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan banding ini adalah koreksi
Terbanding yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding dengan rincian sebagai berikut:

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Bahwa alasan yang mendasari banding atas koreksi yang diajukan banding tersebut di atas
adalah sebagai berikut :

Bahwa Pemohon Banding tidak setuju terhadap koreksi Terbanding dengan alasan sebagai
berikut:

Bahwa Terbanding melakukan koreksi terhadap Faktur Pajak dengan rincian sebagai berikut:


Bahwa Pemohon Banding telah melakukan pengkreditan PPN Masukan sesuai ketentuan
Pasal 9 dan Pasal 13 Undang-Undang PPN, di mana PPN Masukan dimaksud berhubungan
dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dan telah didukung dengan Faktur Pajak yang secara
formal dan material telah memenuhi ketentuan;

Bahwa dalam konteks transaksi, Pemohon Banding hanya dapat mengecek kelengkapan
dan perhitungan pada dokumen-dokumen transaksi dari supplier,

Bahwa PPN atas transaksi tersebut sudah Pemohon Banding bayarkan kepada supplier yang
bersangkutan, sedemikian sehingga Pemohon Banding seharusnya tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban secara renteng atas kesalahan atau kelalaian dari s upplier terkait
Faktur Pajak dimaksud;

Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-253/PJ.532/2000
tanggal 18 Februari 2000 tentang Perlakuan Terhadap Pajak Masukan Yang Belum
Dilaporkan/Dibayar oleh Supplier dan/atau Sub-Contractor ditegaskan bahwa:
"Atas Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak dan ternyata belum dilaporkan
dalam SPT Masa PPN o/eh PKP yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
(mendapat konfirmasi negatif), pembeli tidak dapat diminta pertanggungjawaban
pembayaran PPN ke Kas Negara dan Pajak Masukan tersebut dapat diperhitungkan
sepanjang dapat dibuktikan bahwa pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut benar-
benar telah dibayar kepada penjual, di mana pembuktian tersebut antara lain adalah Faktur
Pajak asli dan sah (tidak fiktif) dari penjual dan dokumen lain seperti kuitansi pembayaran,
invoice, arus kas/barang, dan Delivery Order (DO)";

Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
2548/PJ.53/2000 tanggal 19 Desember 2000 tentang Restitusi PPN Masukan butir 6

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
ditegaskan bahwa:
"Pajak Masukan yang mendapat konfirmasi negatif dapat diperhitungkan apabila dapat
dibuktikan kepada pemeriksa bahwa pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut
benar​ benar telah dipungut dan disetor";

Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-135/PJ.54/1999 tanggal
29 Januari 1999 ditegaskan bahwa:
"Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak yang mendapat konfirmasi negatif dapat
diperhitungkan apabila dapat dibuktikan kepada Pemeriksa bahwa pajak yang tercantum
dalam Faktur Pajak tersebut benar-benar telah dibayar kepada Penjual, di mana Pembuktian
tersebut antara lain adalah Faktur Pajak asli dan sah (tidak fiktif) dari penjual dan dokumen
lain misalnya kuitansi pembayaran, invoice, arus kas/barang dan Delivery Order (DO) serta
Faktur Pajak Standar tersebut diisi sesuai ketentuan Pasal 13 ayat (5) dan atas Pajak
Masukan tersebut tidak bertentangan dengan Pasal 9 ayat (8) Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1983";

Bahwa dengan demikian, jika kemudian kesalahan tersebut dibebankan kepada Pemohon
Banding dengan dikoreksinya Pajak Masukan yang Pemohon Banding kreditkan, maka
Pemohon Banding akan sangat dirugikan, sebab secara tidak langsung Pemohon Banding
telah membayar PPN sebanyak 2 (dua) kali untuk satu transaksi yaitu saat penagihan dari
suplier-suplier Pemohon Banding tersebut dan saat koreksi Pajak Masukan dilakukan oleh
Pemeriksa;

Perhitungan Pajak Terutang Menurut Pemohon Banding (dalam Surat Banding)

Bahwa dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, perhitungan pajak terutang yang


seharusnya menurut Pemohon Banding adalah sebagai berikut:

Kesimpulan dan usul Pemohon Banding (dalam Surat Banding)

Bahwa berdasarkan penjelasan dan uraian di atas, Pemohon Banding menyimpulkan bahwa:

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
1. Surat Banding telah memenuhi seluruh ketentuan formal pengajuan banding
sebagaimana diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang KUP serta Pasal 35, 36, dan 37
Undang-Undang Pengadilan Pajak,

2. Bahwa koreksi Terbanding tidak tepat dan seharusnya dibatalkan karena baik secara
substansi maupun secara formal tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku;

Bahwa selanjutnya, Pemohon Banding mengusulkan kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak
yang terhormat agar:

1. Menyatakan bahwa banding yang diajukan Pemohon Banding dapat diterima karena
telah memenuhi seluruh ketentuan formal;

2. Mengabulkan seluruhnya banding yang diajukan Pemohon Banding;

3. Membatalkan Keputusan Terbanding karena telah bertentangan dengan fakta dan


prinsip pengenaan pajak yang adil dan sesuai objeknya;

Bahwa Pemohon Banding dalam Surat Bandingnya melampirkan dokumen-dokumen


sebagai berikut:

P-1 Fotokopi Surat Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018


tanggal 28 November 2018,

P-2 Fotokopi SKPKB PPN Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September


2017 Masa Pajak Februari 2016,

P-3 Fotokopi Surat Keberatan NomorTVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29


November 2017,

P-4 Fotokopi Bukti Penerimaan Negara NTPN 74C3767RDQ7LQMKO sebesar


Rp33.346.656,00 tanggal 29 November 2017,

P-5 Fotokopi Akta Pernyataan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham PT TVS
Motor Company Indonesia Nomor 3 tanggal 8 April 2016;

TANGGAPAN TERBANDING DALAM SURAT URAIAN


BANDING

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Terbanding dalam Surat Uraian Bandingnya, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai
berikut:

Ketentuan Formal (dalam Surat Uraian Banding)

Bahwa berdasarkan Penelitian terhadap surat banding Pemohon Banding Nomor


TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019 yang diterima oleh Pengadilan Pajak
tanggal 25 Februari 2019, diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Banding diajukan dengan surat banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan
Pajak,

b. Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima surat
keputusan yang dibanding yaitu pada tanggal 29 November 2018 sehingga masih
memenuhi jangka waktu 3 (tiga) bulan,

c. Terhadap 1 (satu) keputusan diajukan 1 (satu) surat banding,

d. Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas dan mencantumkan tanggal
diterima Surat Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28
November 2018, sedangkan Pemohon Banding mengajukan banding pada tanggal 29
November 2018,

e. Pada surat banding sudah dilampirkan salinan surat keputusan yang dibanding, yaitu
Surat Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28
November 2018,

f. Surat banding ditandatangani oleh V. Thiyagarajan selaku Direktur sebagaimana


tercantum pada Lampiran V SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2017;

Bahwa berdasarkan uraian di atas, permohonan banding Pemohon Banding sepanjang


memenuhi ketentuan formal sebagaimana diatur dalam Pasal 27 dan Pasal 32 Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009, Pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 36 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4),
serta Pasal 37 ayat (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
sehingga dapat dipertimbangkan lebih lanjut;

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Uraian Mengenai Ketetapan Semula, Keberatan Dan Keputusan Atas


Keberatan (dalam Surat Uraian Banding)

Bahwa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor
00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017 Masa Pajak Februari 2016 diterbitkan
berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing
Dua Nomor LAP-17/WPJ.07/2017 tanggal 4 Agustus 2017;

Bahwa atas hal tersebut, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan surat Nomor
TVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017, yang diterima Kantor Pelayanan Pajak
Penanaman Modal Asing Dua tanggal 30 November 2017 berdasarkan LPAD Nomor:
PEM:01012329\055\nov\2017 tanggal 30 November 2017;

Bahwa atas surat keberatan Pemohon Banding, telah diterbitkan Surat Keputusan
Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018;

Alasan Permohonan Banding (dalam Surat Uraian Banding)

Bahwa terhadap Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28


November 2018, Pemohon Banding mengajukan banding dengan surat Nomor
TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019;

Analisa Pokok Sengketa (dalam Surat Uraian Banding)

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
Bahwa setelah membaca surat banding, mempelajari berkas surat menyurat yang
berlangsung selama proses penyelesaian keberatan, uraian pemandangan keberatan
(Laporan Penelitian Keberatan), surat keberatan Pemohon Banding, dengan ini disampaikan
analisa pokok sengketa atas surat banding dari Pemohon Banding sebagai berikut:

Pokok Sengketa:

Bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterima dan
dipertimbangkan Terbanding, berikut ini disampaikan pokok sengketa yang diajukan oleh
Pemohon Banding sebagai berikut:

Pajak Masukan yang dapat dikreditkan:

Menurut Pemeriksa
Bahwa Faktur Pajak Masukan yang telah dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa
PPN Masa Februari 2016 telah dilakukan konfirmasi ke KPP lawan transaksi Pemohon
Banding, dan diperoleh jawaban "Tidak Ada";

Menurut Tim Peneliti:

Dasar Hukum Penelitian:
Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009, disebutkan pada:

a) Pasal 3 ayat (1) bahwa:

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan
jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

b) Pasal 4 ayat (1) bahwa:

Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar,
lengkap, jelas, dan menandatanganinya.

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, disebutkan pada:

a) Pasal 1 angka 23,


Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak;

b) Pasal 9 ayat (2b),


Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) dan ayat (9).

c) Pasal 9 ayat (8) huruf f,


Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat
diberlakukan bagi pengeluaran untuk perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan Nomor
Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;

d) Pasal 9 ayat (9),


Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran
pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama
3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum
dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

e) Pasal 13 ayat (1a) huruf a,


Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat pada saat penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;

f) Pasal 13 ayat (5) huruf f,


Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat antara lain kode, nomor
seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak;
Dalam penjelasannya antara lain dijelaskan bahwa Faktur Pajak yang tidak diisi
sesuai dengan ketentuan dalam ayat ini mengakibatkan Pajak Pertambahan Nilai yang
tercantum dl dalamnya tidak dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat
(8) huruf f.

g) Pasal 13 ayat (9),


Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan material.

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Bahwa Pasal 4 ayat (4) huruf d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014
tentang Surat Pemberitahuan disebutkan bahwa:
SPT Masa PPN, selain berisi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga memuat
data mengenai jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.

Bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-754/PJ./2001 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak dengan Aplikasi Sistem Informasi Perpajakan
disebutkan pada:

Pasal 1 bahwa:
Konfirmasi Faktur Pajak dengan aplikasi Sistem Informasi Perpajakan adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan tentang keabsahan Faktur Pajak.

Data, Fakta, dan Pendapat Terbanding:

Bahwa dari hasil pemeriksaan atas pelaksanaan kewajiban PPN Pemohon Banding untuk
SPT Masa PPN Masa Februari 2016 terdapat koreksi atas beberapa Pajak Masukan yang
telah dikreditkan oleh Pemohon Banding. Koreksi ini dilakukan berdasarkan hasil konfirmasi
Faktur Pajak kepada KPP lawan transaksi Pemohon Banding yang memberikan jawaban
"Tidak Ada".

Rincian Faktur Pajak Masukan tersebut adalah:


Bahwa Terbanding telah melakukan permintaan data/dokumen kepada Pemohon Banding
melalui Surat Nomor S-406/WPJ.07/BD.05/2018 tanggal 19 Januari 2018 dan S-
1198/WPJ.07/BD.05/2018 tanggal 27 Februari 2018, berupa:

a. Akta Perusahaan yang menunjukkan V. Thiyagarajan sebagai pengurus Pemohon


Banding pada saat pengajuan keberatan,

b. SPT Masa PPN Masa Pajak terkait dan bukti pelaporan serta pembayarannya (SSP),

c. Audit Report Tahun 2016, Rekening Koran dan General Ledger,

d. Rincian Faktur Pajak Masukan yang dikoreksi oleh Pemeriksa disertai Faktur Pajak dan
bukti/dokumen pendukungnya antara lain berupa invoice , bukti pembayaran, bukti
penyerahan BKP/JKP, rekening koran, general ledger, dan lain sebagainya,

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
e. Surat peminjaman dokumen dan tanda terima penyerahan dokumen oleh Pemohon
Banding,

f. Gambaran usaha/Company profile ,

g. Gambaran transaksi atas koreksi Pemeriksa,

h. Surat Pernyataan Integritas dengan ditandatangani Pemohon Banding dan bermeterai,

i. Surat Kuasa Khusus apabila perusahaan Saudara diwakili oleh Kuasa dan Kuasa yang
mewakili harus memenuhi Peraturan Menteri Keuangan nomor 229/PMK.03/2014,

j. Data/dokumen /bukti lainnya yang mendukung keberatan Pemohon Banding;

Bahwa akan tetapi sampai dengan batas waktu yang ditentukan, Pemohon Banding belum
memberikan data tersebut di atas;

Bahwa mengingat hal tersebut di atas, Terbanding tidak dapat melakukan uji arus uang, arus
barang dan arus dokumen atas transaksi yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut
sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa Faktur Pajak tersebut telah memenuhi persyaratan
material sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (9) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009;

Bahwa Terbanding tidak dapat melakukan penelitian lebih lanjut terhadap PPN Masukan
yang telah dikreditkan oleh Pemohon Banding sesuai dengan tata cara sebagaimana diatur
dalam Pasal 9 ayat (2) dan ayat (9) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009;

Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Terbanding menolak permohonan keberatan
Pemohon Banding dan mempertahankan koreksi Pemeriksa atas Pajak Masukan Dalam
Negeri yang Dapat Dikreditkan Masa Pajak Februari 2016 sebesar Rp16.673.328,00

Kesimpulan (dalam Surat Uraian Banding)

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
Bahwa surat banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019 dapat
dipertimbangkan lebih lanjut, sepanjang memenuhi ketentuan formal sebagaimana diatur
dalam Pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 36 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) serta
Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November
2018 diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 telah sesuai dengan data dan ketentuan yang
berlaku;

Bahwa koreksi Terbanding telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku;

Usul (dalam Surat Uraian Banding)

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan kepada Pengadilan Pajak untuk
menolak permohonan banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan Keputusan
Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018 tentang
Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017 Masa Pajak
Februari 2016 atas nama PT TVS Motor Company Indonesia NPWP: 01.869.683.1-055.000;

Bahwa Terbanding dalam Surat Uraian Bandingnya tidak melampirkan dokumen apapun;

Menimbang, bahwa kepada Pemohon Banding telah dikirimkan salinan Surat Uraian Banding
melalui surat Wakil Panitera Pengadilan Pajak Nomor B-1978/PAN.Wk/2019 tanggal 27 Juni
2019 dengan permintaan agar Pemohon Banding menyampaikan Surat Bantahan, namun
sampai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam Pasal 45 ayat (3) Undang Undang
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Majelis tidak menerima Surat Bantahan
dimaksud;

DOKUMEN TAMBAHAN YANG DISAMPAIKAN DI


DALAM PERSIDANGAN OLEH TERGUGAT

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Menimbang bahwa untuk menguatkan alasan Bandingnya, Pemohon Banding dalam


persidangan menyampaikan bukti-bukti/dokumen, berupa:

P-6 Surat Kuasa Khusus,

Fotokopi Keputusan lzin Kuasa Hukum Nomor KEP-511/PP/IKH/2019 tanggal


P-7
23 Mei 2019,

Fotokopi Akta Pernyataan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham PT TVS


P-8
Motor Company Indonesia Nomor 3 tanggal 8 April 2016,

P-9 Fotokopi Kartu lzin Praktik Konsultan Pajak a.n. Ady Muliawan,

P-10 Pakta Integritas Kuasa Hukum,

P-11 Pakta Integritas Direktur PT TVS Motor Company Indonesia,

P-12 Matriks Sengketa,

P-13 Berita Acara Uji Bukti beserta bukti pendukungnya,

P-14 Pendapat Akhir;

Bahwa berdasarkan hasil penilaian Majelis atas bukti-bukti/dokumen yang disampaikan


Pemohon Banding tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bukti-bukti/dokumen
(Bukti P-5 sampai dengan Bukti P-14) telah sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat (1) huruf
a dan d serta Pasal 70 huruf a dan d Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak:

DOKUMEN TAMBAHAN YANG DISAMPAIKAN DI


DALAM PERSIDANGAN OLEH PENGGUGAT

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
Menimbang bahwa untuk menguatkan alasan koreksinya Terbanding dalam persidangan
menyerahkan bukti-bukti/dokumen, berupa:

T-1 Surat Tugas,

T-2 Fotokopi Laporan Hasil Pemeriksaan,

T-3 Fotokopi Laporan Penelitian Keberatan,

T-4 Fotokopi Kertas Kerja Pemeriksaan,

T-5 Berita Acara Uji Bukti;

Bahwa berdasarkan hasil penilaian Majelis atas bukti-bukti/dokumen yang disampaikan


Terbanding tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bukti-bukti/dokumen (Bukti T-1
sampai dengan Bukti T-5) telah sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat (1) huruf a dan d
serta Pasal 70 huruf a dan d Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak;

PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN PAJAK

PERTIMBANGAN HUKUM ATAS PEMENUHAN


KETENTUAN FORMAL SENGKETA

Menimbang bahwa sesuai peraturan perundangan-undangan peradilan pajak, pemeriksaan


materi sengketa banding dilakukan setelah pemeriksaan atas pemenuhan ketentuan-
ketentuan formal

1. Pemenuhan Ketentuan Formal Pengajuan Banding

Bahwa Surat Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019 dibuat


dalam bahasa Indonesia ditujukan kepada Pengadilan Pajak, sehingga memenuhi ketentuan
Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id
https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Bahwa Surat Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019, diterima
oleh Sekretariat Pengadilan Pajak pada hari Senin, tanggal 25 Februari 2019 (diantar
langsung), sedangkan Keputusan Terbanding atas keberatan Pemohon Banding diterbitkan
pada tanggal 28 November 2018, sehingga pengajuan banding memenuhi ketentuan
mengenai jangka waktu 3 (tiga) bulan pengajuan banding sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (2) Undang​-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Bahwa Surat Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019,
menyatakan tidak setuju terhadap Keputusan Terbanding Nomor KEP-
04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November 2018 tentang Keberatan Wajib Pajak atas
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak
Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017, memenuhi
persyaratan satu Surat Banding untuk satu Keputusan Terbanding sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Bahwa Surat Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019, memuat
alasan-alasan banding yang jelas, dan mencantumkan tanggal diterimanya Surat Keputusan
Terbanding yaitu tanggal 29 November 2018 sehingga memenuhi ketentuan Pasal 36 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Bahwa Surat Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019, dilampiri
dengan salinan keputusan yang dibanding, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 36 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Bahwa banding diajukan terhadap besarnya Pajak yang terutang sebesar Rp223.228.105,00
dan 50% dari pajak terutang tersebut adalah sebesar Rp111.614.052,50 namun jumlah
tersebut belum menjadi utang pajak sampai dengan putusan banding diterbitkan, sehingga
pengajuan banding memenuhi ketentuan Pasal 36 ayat (4) Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak juncto Pasal 27 ayat (5c) Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

Bahwa Surat Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22 Februari 2019,
ditandatangani oleh Sdr. Venkataraman Thiyagarajan, jabatan: Direktur berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham PT TVS Motor Company Indonesia
Nomor 3 tanggal 8 April 2016 yang dibuat oleh Notaris Rismalena Kasri, S.H., Notaris di
Jakarta, berhak menandatangani surat banding sehingga memenuhi ketentuan Pasal 37 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Bahwa dengan demikian Surat Banding Nomor TVS/FIN/TAX/2018-19/147 tanggal 22
Februari 2019 memenuhi ketentuan formal pengajuan banding;

2. Pemenuhan Ketentuan Formal Pengajuan Keberatan

Bahwa pengajuan banding telah didahului dengan Surat Keberatan


NomorTVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017 yang berisi keberatan Pemohon
Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
Masa Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017;

Bahwa Surat Keberatan Nomor TVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017,
ditujukan kepada Terbanding dan dibuat dalam bahasa Indonesia sehingga memenuhi
ketentuan Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

Bahwa Surat Keberatan Nomor TVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017,
memuat alasan-alasan keberatan yang jelas dan perhitungan besarnya pajak yang terutang
menurut Pemohon Banding sehingga memenuhi ketentuan Pasal 25 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009;

Bahwa Surat Keberatan Nomor TVS/FIN!TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017,
diterima oleh Terbanding pada tanggal 30 November 2017, sedangkan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016
Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017, sehingga pengajuan keberatan
memenuhi ketentuan mengenai jangka waktu 3 (tiga) bulan pengajuan keberatan
sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

Bahwa Surat Keberatan Nomor TVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017,
diajukan terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa Masa Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017,
dan jumlah yang telah disetujui Pemohon Banding berdasarkan Pembahasan Akhir hasil
pemeriksaan adalah sebesar Rp0,00 sehingga pengajuan keberatan memenuhi ketentuan

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat (3a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

Bahwa Sdr. V. Thiyagarajan, jabatan: Utama selaku penandatangan Surat Keberatan Nomor
TVS/FlN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017, berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Edaran Para Pemegang Saham PT TVS Motor Company Indonesia Nomor 3
tanggal 8 April 2016 yang dibuat oleh Notaris Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta, berhak
menandatangani surat Keberatan sehingga memenuhi ketentuan Pasal 32 ayat (1) Undang‐
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009;

Bahwa Surat Keberatan Pemohon Banding Nomor TVS/FIN!TAX/2017-18/87 tanggal 29
November 2017 memenuhi ketentuan formal pengajuan keberatan;

3. Pemenuhan Ketentuan Formal Penerbitan Keputusan Terbanding

Bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November


2018, merupakan keputusan atau jawaban terhadap Surat Keberatan Pemohon Banding
Nomor TVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017;

Bahwa keputusan Terbanding atas keberatan Pemohon Banding diterbitkan tanggal 28
November 2018 sedangkan Surat Keberatan diterima oleh Terbanding tanggal 30 November
2017, sehingga Terbanding memenuhi ketentuan mengenai kewajiban membalas dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

Bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November
2018 memenuhi ketentuan formal Penerbitan Keputusan;

4. Pemenuhan Ketentuan Formal penerbitan Surat Ketetapan Pajak

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
Bahwa Surat Keberatan Nomor TVS/FIN/TAX/2017-18/87 tanggal 29 November 2017
ditujukan terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa Masa Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017;

Bahwa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa
Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017 diterbitkan
pada tanggal 4 September 2017, merupakan ketetapan atas Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Februari 2016 yang diterima oleh Terbanding pada tanggal ..., sehingga diterbitkan
masih dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud Pasal 13 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009;

Bahwa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa
Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17 tanggal 4 September 2017 memenuhi
ketentuan formal penerbitan Surat Ketetapan Pajak;

PERTIMBANGAN HUKUM ATAS POKOK SENGKETA

Menimbang, bahwa pemeriksaan terhadap materi sengketa banding dilakukan dengan


mendahulukan pemeriksaan terhadap materi sengketa mengenai objek pajak dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap materi sengketa mengenai tarif pajak, kredit pajak
dan materi sengketa tentang hal lainnya, diakhiri dengan pemeriksaan terhadap materi
sengketa tentang sanksi administrasi;

Menimbang, bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai objek pajak;

Menimbang, bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak;

Menimbang, bahwa dalam banding ini terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak;

Menimbang, bahwa pemeriksaan terhadap materi sengketa mengenai kredit pajak dimulai
dengan menganalisis perkembangan sengketa mengenai kredit pajak, dilanjutkan
menyimpulkan pokok-pokok sengketa mengenai kredit pajak, membahas setiap pokok
sengketa mengenai kredit pajak tersebut, dan diakhiri dengan penilaian Majelis terhadap
nilai kredit pajak menurut keputusan Terbanding atas keberatan Pemohon Banding sebelum

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
banding ini;

Bahwa Majelis telah menghimpun data untuk menganalisis perkembangan nilai sengketa
mengenai besarnya kredit pajak, sebagai berikut:

Bahwa menurut pendapat Majelis, Terbanding menggunakan Pajak Masukan yang dapat
diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 sebesar
Rp1.861.672.209,00 dalam Surat Ketetapan Pajaknya, sedangkan Pemohon Banding
melaporkan dalam Surat Pemberitahuan nilai Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 sebesar
Rp1.878.345.537,00, sehingga nilai sengketa Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
sampai dengan sebelum keberatan adalah sebesar Rp16.673.328,00;

Bahwa menurut pendapat Majelis, atas ketetapan Terbanding yang menyatakan Pajak
Masukan yang dapat diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak
Februari 2016 sebesar Rp1.861.672.209,00, Pemohon Banding mengajukan Keberatan
dengan menyebutkan secara eksplisit besarnya Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 sebesar
Rp1.878.345.537,00, sehingga nilai sengketa sampai dengan Keberatan adalah
Rp16.673.328,00;

Bahwa menurut pendapat Majelis, atas keberatan Pemohon Banding yang menyatakan
secara eksplisit besarnya Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 sebesar Rp1.878.345.537,00, Terbanding
menerbitkan surat keputusan atas keberatan Pemohon Banding dengan menyatakan Pajak
Masukan yang dapat diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak
Februari 2016 sebesar Rp1.861.672.209,00, sehingga nilai sengketa sampai dengan
Keputusan Keberatan adalah Rp16.673.328,00;

Bahwa menurut pendapat Majelis, atas keputusan keberatan Terbanding yang menyatakan
Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa
Pajak Februari 2016 sebesar Rp1.861.672.209,00, Pemohon Banding mengajukan Banding
dengan menyebutkan secara eksplisit besarnya Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 sebesar
Rp1.878.345.537,00, sehingga nilai sengketa sampai dengan surat banding adalah
Rp16.673.328,00;

Bahwa menurut pendapat Majelis, atas banding Pemohon Banding yang menyatakan secara
eksplisit besarnya Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai Barang

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 sebesar Rp1.878.345.537,00, Terbanding dalam Surat
Uraian Bandingnya menyatakan Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 sebesar Rp1.861.672.209,00,
sehingga nilai sengketa sampai dengan Surat Uraian Banding adalah Rp16.673.328,00;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 atas Pajak Masukan yang dapat
diperhitungkan sebesar Rp16.673.328,00 karena jawaban konfirmasi dijawab "Tidak Ada"
yang tidak disetujui Pemohon Banding;

Menimbang bahwa hasil pembahasan atas pokok sengketa adalah sebagai berikut:

Menurut Terbanding

Dasar Hukum:
- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009: Pasal 3 ayat (1), Pasal 4 ayat (1),

- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009: Pasal 1 angka 23, Pasal 9 ayat (2b),
Pasal 9 ayat (8) huruf f, Pasal 9 ayat (9), Pasal 13 ayat (1a) huruf a, Pasal 13 ayat (5)
huruf f, Pasal 13 ayat (9),

- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan:


Pasal 4 ayat (4) huruf d,

- Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-754/PJ./2001 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak dengan Aplikasi Sistem Informasi Perpajakan:
Pasal 1;

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
Tanggapan Terbanding:

Bahwa dari hasil pemeriksaan atas pelaksanaan kewajiban PPN Pemohon Banding untuk
SPT Masa PPN Masa Februari 2016 terdapat koreksi atas beberapa Pajak Masukan yang
telah dikreditkan oleh Pemohon Banding;

Bahwa koreksi ini dilakukan berdasarkan hasil konfirmasi Faktur Pajak kepada KPP lawan
transaksi Pemohon Banding yang memberikan jawaban "Tidak Ada";

Bahwa Rincian Faktur Pajak Masukan tersebut adalah sebagai berikut:

Bahwa Terbanding telah melakukan permintaan data/dokumen kepada Pemohon Banding


melalui Surat Nomor S-406/WPJ.07/BD.05/2018 tanggal 19 Januari 2018 dan S-
1198/WPJ.07/BD.05/2018 tanggal 27 Februari 2018, berupa:

a. Akta Perusahaan yang menunjukkan V. Thiyagarajan sebagai pengurus Pemohon


Banding pada saat pengajuan keberatan,

b. SPT Masa PPN Masa Pajak terkait dan bukti pelaporan serta pembayarannya (SSP),

c. Audit Report Tahun 2016, Rekening Koran dan General Ledger,

d. Rincian Faktur Pajak Masukan yang dikoreksi oleh Pemeriksa disertai Faktur Pajak dan
bukti/dokumen pendukungnya antara lain berupa invoice , bukti pembayaran, bukti
penyerahan BKP/JKP, rekening koran, general ledger, dan lain sebagainya,

e. Surat peminjaman dokumen dan tanda terima penyerahan dokumen oleh Pemohon
Banding,

f. Gambaran usaha/Company profile ,

g. Gambaran transaksi atas koreksi Pemeriksa,

h. Surat Pernyataan Integritas dengan ditandatangani Pemohon Banding dan bermeterai,

i. Surat Kuasa Khusus apabila perusahaan Saudara diwakili oleh Kuasa dan Kuasa yang
mewakili harus memenuhi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.03/2014,

Bahwa akan tetapi sampai dengan batas waktu yang ditentukan, Pemohon Banding belum

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
memberikan data tersebut di atas;

Bahwa mengingat hal tersebut di atas, Terbanding tidak dapat melakukan uji arus uang, arus
barang dan arus dokumen atas transaksi yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut
sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa Faktur Pajak tersebut telah memenuhi persyaratan
material sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (9) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009;

Bahwa Terbanding tidak dapat melakukan penelitian lebih lanjut terhadap PPN Masukan
yang telah dikreditkan oleh Pemohon Banding sesuai dengan tata cara sebagaimana diatur
dalam Pasal 9 ayat (2) dan ayat (9) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009;

Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Terbanding menolak permohonan keberatan
Pemohon Banding dan mempertahankan koreksi Pemeriksa atas Pajak Masukan Dalam
Negeri yang Dapat Dikreditkan Masa Pajak Februari 2016 sebesar Rp16.673.328,00

Menurut Pemohon Banding

Bahwa Pemohon Banding telah melakukan pengkreditan PPN Masukan sesuai ketentuan
Pasal 9 dan Pasal 13 Undang-Undang PPN, di mana PPN Masukan dimaksud berhubungan
dengan kegiatan usaha Pemohon Banding dan telah didukung dengan Faktur Pajak yang
secara formal dan material telah memenuhi ketentuan;

Bahwa dalam konteks transaksi, Pemohon Banding hanya dapat mengecek kelengkapan
dan perhitungan pada dokumen-dokumen transaksi dari supplier;

Bahwa PPN atas transaksi tersebut sudah Pemohon Banding bayarkan kepada supplier yang
bersangkutan, sedemikian sehingga Pemohon Banding seharusnya tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban secara renteng atas kesalahan atau kelalaian dari s upplier terkait
Faktur Pajak dimaksud;

Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-253/PJ.532/2000
tanggal 18 Februari 2000 tentang Perlakuan Terhadap Pajak Masukan Yang Belum
Dilaporkan/Dibayar oleh Supplier dan/atau Sub-Contractor ditegaskan bahwa:
"Atas Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak dan ternyata be/um dilaporkan

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
dalam SPT Masa PPN oleh PKP yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
(mendapat konfirmasi negatif), pembeli tidak dapat diminta pertanggungjawaban
pembayaran PPN ke Kas Negara dan Pajak Masukan tersebut dapat diperhitungkan
sepanjang dapat dibuktikan bahwa pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut benar-
benar telah dibayar kepada penjual, di mana pembuktian tersebut antara lain adalah Faktur
Pajak asli dan sah (tidak fiktif) dari penjual dan dokumen lain seperti kuitansi pembayaran,
invoice, arus kas/barang, dan Delivery Order (DO)";

Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-2548/PJ.53/2000
tanggal 19 Desember 2000 tentang Restitusi PPN Masukan butir 6 ditegaskan bahwa:
"Pajak Masukan yang mendapat konfirmasi negatif dapat diperhitungkan apabila dapat
dibuktikan kepada pemeriksa bahwa pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut
benar​ benar telah dipungut dan disetor'';

Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-135/PJ.54/1999 tanggal
29 Januari 1999 ditegaskan bahwa:
"Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak yang mendapat konfirmasi negatif dapat
diperhitungkan apabila dapat dibuktikan kepada Pemeriksa bahwa pajak yang tercantum
dalam Faktur Pajak tersebut benar-benar telah dibayar kepada Penjual, di mana Pembuktian
tersebut antara lain adalah Faktur Pajak asli dan sah (tidak fiktif) dari penjual dan dokumen
lain misalnya kuitansi pembayaran, invoice, arus kas/barang dan Delivery Order (DO) serta
Faktur Pajak Standar tersebut diisi sesuai ketentuan Pasal 13 ayat (5) dan atas Pajak
Masukan tersebut tidak bertentangan dengan Pasal 9 ayat (8) Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1983";

Bahwa dengan demikian, jika kemudian kesalahan tersebut dibebankan kepada Pemohon
Banding dengan dikoreksinya Pajak Masukan yang Pemohon Banding kreditkan, maka
Pemohon Banding akan sangat dirugikan, sebab secara tidak langsung Pemohon Banding
telah membayar PPN sebanyak 2 (dua) kali untuk satu transaksi yaitu saat penagihan dari
suplier-suplier Pemohon Banding tersebut dan saat koreksi Pajak Masukan dilakukan oleh
Pemeriksa;

Bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan Pendapat Akhir (Bukti P-14),
yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagaimana yang disampaikan dalam Surat
Bandingnya;

Pendapat Majelis

Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi atas Pajak Masukan

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
yang dapat diperhitungkan sebesar Rp16.673.328,00 karena jawaban konfirmasi dijawab
"Tidak Ada";

Bahwa Terbanding telah melakukan permintaan data/dokumen kepada Pemohon Banding
akan tetapi sampai dengan batas waktu yang ditentukan, Pemohon Banding belum
memberikan data yang dimaksud, sehingga Terbanding tidak dapat melakukan uji arus
uang, arus barang dan arus dokumen atas transaksi yang tercantum dalam Faktur Pajak
tersebut;

Bahwa dengan demikian tidak dapat dibuktikan bahwa Faktur Pajak tersebut telah
memenuhi persyaratan material sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (9) Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009;

Bahwa menurut Pemohon Banding, melakukan pengkreditan PPN Masukan sesuai
ketentuan Pasal 9 dan Pasal 13 Undang-Undang PPN, di mana PPN Masukan dimaksud
berhubungan dengan kegiatan usaha Pemohon Banding dan telah didukung dengan Faktur
Pajak yang secara formal dan material telah memenuhi ketentuan;

Bahwa PPN atas transaksi tersebut sudah Pemohon Banding bayarkan kepada supplier yang
bersangkutan, dengan demikian seharusnya Pemohon Banding tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban secara renteng atas kesalahan atau kelalaian dari s upplier terkait
Faktur Pajak dimaksud;

Bahwa oleh karena sengketa banding ini terkait pembuktian materi maka Majelis
memerintahkan kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukan Uji Kebenaran
Materi (Uji Bukti) dalam persidangan, adapun hasil Uji Bukti sebagai berikut:

Uraian Sengketa:
Koreksi terhadap Pajak Masukan Dalam Negeri atas "Jawaban Konfirmasi Tidak Ada" sebesar
Rp16.673.328,00

Menurut Pemohon Banding
- Bukti yang disampaikan:

1. Rekapitulasi Dokumen Pengujian Arus Uang dan Barang,

2. Dokumen Transaksi terkait Uji arus Uang dan Barang, seperti:

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
a. Invoice ,

b. Faktur Pajak,

c. Purchase Order (PO),

d. Berita Acara Serah Terima,

e. Bukti Pembayaran Transaksi,

f. Jurnal Voucher,

g. Rekening Koran

- Uraian menurut Pemohon Banding

● Bahwa Terbanding melakukan koreksi terhadap PPN Masukan karena konfirmasi


negatif dengan rincian sebagai berikut:

● Bahwa Pemohon banding telah melakukan pengkreditan PPN Masukan sesuai


ketentuan Pasal 9 dan Pasal 13 Undang-Undang PPN, di mana PPN Masukan
dimaksud berhubungan langsung dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dan telah
didukung dengan Bukti transaksi yang valid dan Faktur Pajak yang secara formal
dan material telah memenuhi ketentuan, sebagaimana Bukti Pemohon Nomor 1
dan 2 yang menjadi satu kesatuan dengan Berita Acara ini,

● Bahwa dalam konteks transaksi, Pemohon Banding hanya dapat mengecek


kelengkapan dan perhitungan pada dokumen-dokumen transaksi dari supplier,
dan tidak dapat mengetahui apakah Faktur Pajak dimaksud sudah dilaporkan
oleh Supplier yang bersangkutan atau tidak,

● Bahwa PPN atas transaksi tersebut sudah Pemohon Banding bayarkan kepada
s u p p lie r yang bersangkutan, sedemikian sehingga Pemohon Banding
seharusnya tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban secara renteng atas
kesalahan atau kelalaian dari supplier terkait Faktur Pajak dimaksud,

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
● Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16F Undang-Undang PPN Nomor 42 Tahun
2009 dinyatakan bahwa Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena
Pajak bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran pajak, sepanjang
tidak dapat menunjukkan bukti bahwa Pajak telah dibayar,

● Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-


253/PJ.532/2000 tanggal 18 Februari 2000 tentang Perlakuan Terhadap Pajak
Masukan Yang Belum Dilaporkan/Dibayar oleh Supplier dan/atau Sub-Contractor
ditegaskan bahwa: "Atas Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak dan
ternyata belum dilaporkan dalam SPT Masa PPN oleh PKP yang menyerahkan
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak (mendapat konfirmasi negatif), pembeli
tidak dapat diminta pertanggungjawaban pembayaran PPN ke Kas Negara dan
Pajak Masukan tersebut dapat diperhitungkan sepanjang dapat dibuktikan
bahwa pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut benar-benar telah
dibayar kepada penjual, di mana pembuktian tersebut antara lain adalah Faktur
Pajak asli dan sah (tidak fiktif) dari penjual dan dokumen lain seperti kuitansi
pembayaran, invoice , arus,

● Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-


2548/PJ.53/2000 tanggal 19 Desember 2000 tentang Restitusi PPN Masukan
butir 6 ditegaskan bahwa: "Pajak Masukan yang mendapat konfirmasi negatif
dapat diperhitungkan apabila dapat dibuktikan kepada pemeriksa bahwa pajak
yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut benar-benar telah dipungut dan
disetor",

● Bahwa berdasarkan referensi Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-


135/PJ.54/1999 tanggal 29 Januari 1999 ditegaskan bahwa: "Pajak Masukan yang
tercantum dalam Faktur Pajak yang mendapat konfirmasi negatif dapat
diperhitungkan apabila dapat dibuktikan kepada Pemeriksa bahwa pajak yang
tercantum dalam Faktur Pajak tersebut benar-benar telah dibayar kepada
Penjual, di mana Pembuktian tersebut antara lain adalah Faktur Pajak asli dan sah
(tidak fiktif) dari penjual dan dokumen lain misalnya kuitansi pembayaran, invoice ,
arus kas/barang dan Delivery Order (DO) serta Faktur Pajak Standar tersebut diisi
sesuai ketentuan Pasal 13 ayat (5) dan atas Pajak Masukan tersebut tidak
bertentangan dengan Pasal 9 ayat (8) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983",

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

● Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koreksi Terbanding atas


konfirmasi negatif PPN Masukan dari Su pplie r tidak seharusnya menjadi
tanggung jawab kepada Pemohon, sedemikian sehingga koreksi Terbanding
seharusnya dibatalkan;

Menurut Terbanding

- Bahwa pokok sengketa adalah koreksi terhadap Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan karena konfirmasi negatif dengan rincian berikut:

- Bahwa pada proses uji bukti Pemohon Banding memperlihatkan dan menyerahkan
dokumen yang terdiri dari:

1. Rincian Pengujian Arus Barang dan Arus Uang PPN Masukan Masa Februari 2016,

2. Dokumen asli invoice dan asli bukti transfer atas transaksi a.n PT Jasa Bina
Husada dengan nomor faktur 010.030-16.84519989,

3. Asli invoice dan bukti transfer atas transaksi a.n CV Tiga Putra untuk nomor faktur
010.000-15.97055111,

4. Dokumen asli invoice dan asli bukti transfer atas transaksi a.n PT Speedmark
Logistik Indonesia dengan nomor faktur 010.001-16.17407856,

5. Dokumen asli invoice dan asli bukti transfer atas transaksi a.n PT Indonesia
Speedmark Logistik dengan nomor faktur 040.001-16.17408094,

6. Dokumen asli invoice dan asli bukti transfer atas transaksi a.n PT Speedmark
Logistik Indonesia dengan nomor faktur 040.001-16.17408082,

7. Dokumen asli invoice dan asli bukti transfer atas transaksi a.n PT Speedmark
Logistik Indonesia dengan nomor faktur 040.001-16.17407819,

8. Dokumen asli invoice dan asli bukti transfer atas transaksi a.n PT Speedmark
Logistik Indonesia dengan nomor faktur 040.001-16.17408083,

9. Dokumen asli invoice dan asli bukti transfer atas transaksi a.n PT Speedmark
Logistik Indonesia dengan nomor faktur 040.001-16.17408081,

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
10. Pemohon Banding tidak menyampaikan dokumen pembuktian atas transaksi
dengan PT Multikon Indrajaya Terminal dengan nomor faktur 010.003-
15.92946604,

- Bahwa pada proses uji bukti diketahui fakta sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan antara nilai transaksi dengan PT Jasa Bina Husada yang
tercantum di nomor faktur 010.030-16.84519989 dengan bukti transfer.
Menurut keterangan Pemohon Banding perbedaan tersebut dikarenakan sistem
pembayarannya digabungkan dengan faktur pajak lain yang diterbitkan oleh PT
Jasa Bina Husada. Pemohon Banding memberikan daftar faktur yang digabung
pembayarannya berikut juga bukti invoice asli atas faktur-faktur yang digabung
pembayarannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, arus barang dan arus uang
untuk transaksi dengan PT Jasa Bina Husada dengan nomor faktur 010.030-
16.84519989 telah sesuai dan Terbanding berpendapat transaksi tersebut
dapat dibuktikan oleh Pemohon Banding,

2. Terdapat perbedaan antara nilai transaksi dengan CV Tiga Putra yang tercantum
di nomor faktur 010.000-15.97055111 dengan bukti transfer. Menurut
keterangan Pemohon Banding perbedaan tersebut dikarenakan sistem
pembayarannya digabungkan dengan faktur pajak lain yang diterbitkan oleh CV
Tiga Putra. Pemohon Banding memberikan daftar faktur yang digabung
pembayarannya berikut juga bukti invoice asli atas faktur faktur yang digabung
pembayarannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, arus barang dan arus uang
untuk transaksi dengan CV Tiga Putra dengan nomor faktur 010.000-
15.97055111 telah sesuai dan Terbanding berpendapat transaksi tersebut
dapat dibuktikan oleh Pemohon Banding,

3. Terdapat perbedaan antara nilai transaksi yang tercantum di Faktur Pajak


010.001-16.17407856 dengan bukti transfer. Menurut keterangan Pemohon
Banding perbedaan tersebut dikarenakan pembayaran atas Faktur Pajak
tersebut digabungkan dengan Faktur Pajak lain, antara lain yang nomor faktur
040.004-15.63847224, 010.001-16.17407833, 010.001-16.17407878
dikreditkan di masa Januari 2016. Pemohon Banding memberikan daftar faktur
yang digabung pembayarannya berikut juga bukti invoice asli atas faktur-faktur
yang digabung pembayarannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, arus barang
dan arus uang untuk transaksi PT Speedmark Logistik Indonesia dengan nomor
faktur 010.001-16.17407856 telah sesuai dan Terbanding berpendapat
transaksi tersebut dapat dibuktikan oleh Pemohon Banding,

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
4. Terdapat perbedaan antara nilai transaksi yang tercantum di Faktur Pajak
040.001-16.17408094, 040.001-16.17408082, 040.001-
16.17407819, 040.001-16.17408083, 040.001-16.17408081 dengan bukti
transfer. Menurut keterangan Pemohon Banding perbedaan tersebut
dikarenakan pembayaran atas Faktur Pajak. Pemohon Banding tidak dapat
menunjukkan dokumen asli faktur yang digabung pembayarannya berikut juga
bukti invoice asli atas faktur-faktur yang digabung pembayarannya. Berdasarkan
penjelasan tersebut, arus uang untuk transaksi PT Speedmark Logistik Indonesia
dengan nomor faktur 040.001-16.17408094, 040.001-16.17408082, 040.001-
16.17407819, 040.001-16.17408083, 040.001-16.17408081 tidak dapat
dibuktikan oleh Pemohon Banding dan Terbanding berpendapat transaksi
tersebut tidak terbukti,

5. Pemohon Banding tidak menyampaikan dokumen pembuktian atas transaksi


dengan PT Multikon Indrajaya Terminal dengan nomor faktur 010.003-
15.92946604,

6. Bahwa berdasarkan proses uji bukti, Terbanding berpendapat pengkreditan


Pajak Masukan yang dapat dibuktikan oleh Pemohon Banding adalah sebesar
Rp16.201.541,00;

Bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap dokumen/bukti-bukti, mendengarkan


penjelasan para pihak, serta mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, Majelis berpendapat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Bahwa Terbanding melakukan koreksi positif atas Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
sebesar Rp16.673.328,00 karena jawaban konfirmasi dijawab "Tidak Ada" dan berdasarkan
hasil klarifikasi diketahui bahwa Faktur Pajak tersebut belum dilaporkan oleh PKP Penjual dan
KPP domisili PKP Penjual belum menerbitkan SKPKB/SKPKBT atas Faktur Pajak yang belum
dilaporkan PKP Penjual tersebut sehingga Faktur Pajak tersebut tidak dapat dikreditkan;

Bahwa Pemohon Banding telah melakukan pembayaran atas PPN yang terutang kepada
supplier, dengan demikian tidak seharusnya Pemohon Banding dimintakan
pertanggungjawaban secara renteng atas kesalahan atau kelalaian supplier terkait Faktur
Pajak dimaksud;

Bahwa menurut Majelis, tidak ada mekanisme yang dapat digunakan oleh Pemohon Banding
untuk melakukan pengecekan atau pengujian mengenai apakah lawan transaksi telah
melaporkan SPT Masa PPN-nya dengan benar kepada Terbanding;

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Bahwa tanggung jawab pelaporan SPT Masa PPN atas Faktur Pajak yang telah dikreditkan
oleh Pemohon Banding berada pada pihak PKP Penjual dan bukan pada Pemohon Banding
sebagai pembeli dan bahwa hal ini berdasarkan pada Pasal 3A Undang-Undang PPN 1984
yang mengatur bahwa pengusaha yang melakukan penyerahan BKP/JKP wajib untuk
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, memungut, menyetorkan dan
melaporkan PPN terutang yang di dalamnya termasuk kewajiban untuk menerbitkan Faktur
Pajak;

Bahwa berdasarkan Pasal 16F Undang-Undang PPN 1984 diatur bahwa prinsip beban
pembayaran pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah adalah pada pembeli atau konsumen barang atau penerima jasa, sehingga
sudah seharusnya apabila pembeli atau konsumen barang dan penerima jasa bertanggung
jawab renteng atas pembayaran pajak yang terutang apabila ternyata bahwa pajak yang
terutang tersebut tidak dapat ditagih kepada penjual atau pemberi jasa atau pembeli atau
penerima jasa tidak dapat menunjukkan bukti telah melakukan pembayaran pajak kepada
penjual;

Bahwa berdasarkan Berita Acara Uji Bukti yang disampaikan dalam persidangan, Pemohon
Banding dapat menunjukkan Faktur Pajak Penjual, bukti-bukti pembayaran berupa bukti
transfer dan rekening koran sehingga dapat diyakini bahwa transaksi dengan pihak lawan
transaksi benar-benar terjadi dan Pemohon Banding telah membayar PPN kepada lawan
transaksinya tersebut, kecuali atas transaksi dengan PT Multikon Indrajaya Terminal (nomor
faktur 010.003-15.92946604) dengan nilai sebesar Rp34.227,00 Pemohon Banding tidak
dapat menyampaikan dokumen pembuktiannya;

Bahwa berdasarkan konsep dasar pertanggungjawaban Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana dimaksud Pasal 16F Undang-Undang PPN dan oleh karena Pemohon Banding
terbukti telah melakukan pembayaran atas Pajak Pertambahan Nilai yang terutang sesuai
harga barang kepada Penjual/Penerbit Faktur Pajak, maka Majelis berpendapat, tidak
seharusnya Pemohon Banding dibebani tanggung jawab renteng atas Pajak Pertambahan
Nilai yang belum dilaporkan dan disetorkan oleh PKP Penerbit Faktur Pajak;

Bahwa dengan demikian Majelis berkesimpulan:

- Terhadap koreksi Terbanding atas Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan karena
jawaban konfirmasi dijawab "Tidak Ada" dengan jumlah sebesar Rp16.639.101,00,
Pemohon Banding telah membuktikan melakukan pembayaran atas Pajak
Pertambahan Nilai yang terutangnya,

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
- Terhadap koreksi Terbanding atas Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan karena
jawaban konfirmasi dijawab "Tidak Ada" dengan nilai sebesar Rp34.227,00, Pemohon
Banding tidak dapat menyampaikan dokumen pembuktiannya;

Bahwa selanjutnya Majelis berpendapat koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
dengan jumlah sebesar Rp16.673.328,00, sebesar Rp16.639.101,00 tidak dapat
dipertahankan dan sebesar Rp34.227,00 tetap dipertahankan;

Menimbang bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk
mengabulkan sebagian Pajak yang harus dibayar atas banding Pemohon Banding, sehingga
Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan dihitung kembali sebagai berikut:


Menimbang bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi
Administrasi;

Mengingat, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan
ketentuan Perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang
berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI
Menyatakan mengabulkan sebagian permohonan Banding Pemohon Banding terhadap
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-04239/KEB/WPJ.07/2018 tanggal 28 November
2018 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Februari 2016 Nomor 00108/207/16/055/17
tanggal 4 September 2017, atas nama: PT TVS Motor Company Indonesia, NPWP 01.869.683.1-
055.000, beralamat di Gedung Wirausaha Lt.3, JI. H.R. Rasuna Said Kav.C-5, Jakarta 12920,
sehingga penghitungan menjadi sebagai berikut:

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan
dicukupkan pada hari Rabu tanggal 22 Juli 2020 oleh Hakim Majelis XB Pengadilan Pajak dengan
susunan Majelis sebagai berikut:
Drs. Haryono, Ak. sebagai Hakim Ketua,
Muhammad Firdaus Wahidi, S.E., M.E. sebagai Hakim Anggota,
Dr. Mohammad Wangsit Supriyadi, S.E., M.A.B. sebagai Hakim Anggota,
dengan dibantu oleh
Mustakin, S.H., M.M. sebagai Panitera Pengganti,

Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Rabu
Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id
https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021
tanggal 3 Februari 2021, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti,
namun tidak dihadiri oleh Pemohon Banding maupun Terbanding.

Hakim Ketua,
ttd
Drs. Haryono, Ak.

Hakim Anggota, Hakim Anggota,


ttd ttd
Muhammad Firdaus Dr. Mohammad Wangsit
Wahidi, S.E., M.E. Supriyadi, S. E., M.A.B.

Panitera Pengganti,
ttd
Mustakin, S.H., M.M.

Salinan sesuai dengan


aslinya,
Panitera

Dendi Agung Wibowo, S.H.,
M.H.
NIP 197312071998031001

Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id


https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/putusan/put-001643-162019ppm-xb-tahun-2021

Anda mungkin juga menyukai