Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN TERNAK POTONG


KOMODITAS : KAMBING POTONG
JENIS USAHA : PENGGEMUKAN KAMBING POTONG
“LIBERTY FARM”
KANGKUNG, KENDAL

Disusun oleh:
Kelompok I

Farah Faiha Fathimah 23010118120067 Kelas C


Zulfikar Ilham Tentrawinata 23010118130150 Kelas B
Rizza Pahlevi 23010118130167 Kelas C
Sylviana Mei Cantika 23010118130220 Kelas C

S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
1. Identitas Peternakan

a. Nama peternakan : a. Liberty Farm a. – a. – - –

b. Nama pemilik : b. Muhammad b. – b. – - –


Husni Thamrin
c. – c. – - –
c. Alamat : c. Jalan Raya
Soekarno Hatta d. Luas lahan 1000 d. - - -
21 B Kecamatan m2 sudah cukup
Kangkung, digunakan untuk e. - e. Menurut Kementan (2001) jarak
Kendal menampung minimal bangunan peternakan
ternak yang f. dengan yang bukan peternakan
d. Luas lahan peternakan : d. 1000 m2 dimiliki - - adalah 25 meter.
f.
e. Jarak dengan pemukiman : e. 500 m e. Jarak dengan - -
pemukiman sudah - -
f. Suhu dan kelembaban f. sesuai dengan - Menurut Hamdan
- Mikro - Mikro: 27oC dan standart sehingga et al., (2018) nilai - -
86% tidak THI terlalu tinggi
- Makro mengganggu dapat diturunkan - Menurut Hamdan et al., (2018)
- Makro: 29 C dan
o
aktivitas dengan ternak kambing nayamn pada suhu
- Thermal Humidity Index 80% masyarakat memperhatikan 25-30ºC dengan nilai THI normal
(THI) : kualitas <74.
- Heat Tolerance - 81,7 f. Topografi di pemberian pakan -
Coefficient (HTC) : peternakan sudah seperti konsentrat
- 80 (index sesuai dengan dengan tujuan
benezra) suhu lingkungan menjamin
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
yang tidak terlalu ketersediaan g. -
panas. nutrient bagi
mikrobia rumen. h. -
g. Tinggi tempat : g. 11 mdpl g. Sudah sesuai
- - i. –
h. Sumber air : h. sumur h. Sudah sesuai
karena dengan g. - j. -
i. Jumlah tenaga kerja : i. 4 orang orang menggunakan air
sumur dapat h. -
j. Gaji pegawai : menekan biaya
j. Rp2.100.000/ yang dikeluarkan i. -
bulan
i. Tenaga kerja j. -
sudah cukup
untuk merawat
ternak

j. Sudah sesuai
dengan UMR
daerah Kendal
2. SejarahPeternakan
a. Memulai usaha : a. Tahun 2000 a. Usaha sudah
b. Tempat pertama kali merintis didirikan sejak a. - a. -
usaha : b. Rumah tahun 2000, awal
mulanya hanya b. - b. -
c. Modal awal : c. Rp. 10.000.000 ada 5 ekor
kambing dan saat c. - c. …
d. Alasan memilih d. Disesuaikan ini sudah
dengan Modal berkembang d. - d. …
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
dengan baik
karena memiliki e. - e. …
e. Jumlah ternak yang kambing potong
dipelihara pada awal e. 5 ekor sebanyak 10 ekor
pemeliharaan : dan beberapa f. Ketika musim f. Menurut Kurniawan et al., (2015)
komoditas ternak penghujan, tujuan pembuatan silase yaitu untuk
f. Kendala usaha : f. Belum lainnya. sebaiknya mengawetkan serta mengurangi
menemukan sebagian hijauan terjadinya kehilangan nutrient pada
pakan yang b. Tempat pertama diolah menjadi hijauan agar dapat dimanfaatkanuntuk
cocok kali merintis silasi sehingga pakan pada masa mendatang.
dilakukan di dapat
halaman belakang memperpanjang
rumah agar daya simpan.
menghemat biaya
namun kurang
sesuai dengan
standar karena
masih berdekatan
dengan rumah
warga

c. Modal sebesar Rp
10.000.000 sudah
cukup untuk
digunakan
membeli ternak

d. Memilih kambing
potong karena
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
disesuaikan
dengan modal
yang dimiliki

e. Jumlah ternak
yang dipelihara
awalnya 5 ekor
dan sudah cukup
baik untuk
dilanjutkan
karena masih
awal dalam
merintis usaha.

f. Pakan yang
diberikan
terkadang belum
cocok karena
pembuatan pakan
pakan dilakukan
sendiri oleh pihak
farm sehingga
sulit menemukan
formulasi ransum
yang tepat
3. Perkandangan
a. Layout perkandangan
(lampiran) a. - a. - a. - a. -
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]

b. Posisi kandang menghadap b. Timur ke barat b. Sudah sesuai b. – b. Menurut Sandi dan Purnama (2017)
ke c. Individu karena kandang kandang yang baik menghadap kea rah
c. Tipe kandang : yang menghadap timur dan tidak terhalangi oleh
d. 15 ekor dari timur ke bangunan lain.
d. Kapasitas kandang : barat akan
e. mendapat sinar
e. Bahankandang Atap : Genteng matahari dan
k. Atapkandang : sirkulasi udara
Lantai : Papan Kayu dengan baik. c. – c. –
l. Lantai kandang :
Dinding : Bambu c. Sesuai karena
m. Dindingkandang : untuk kambing
f. … potong d. – d. –
f. Ukurankandang Panjang : 2 m
n. Panjang kandang : d. Sudah sesuai
Lebar : 1.25 m dengan ukuran
o. Lebarkandang : bangunan e. - e. Menurut Sasono et al., (2010) atap
Tinggi : 1.5m kandang kandang terbuat dari genting dapat
p. Tinggikandang : menyerap panas dengan baik
g. Head to head e. – Atap dari
g. Penempatanternak : genteng cocok
head to head h. - digunakan karena
h. Bangunan penunjang : - dapat meyerap
panas dengan baik

Papan kayu sudah


cukup kokoh
untuk dijadikan
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
sebagai lantai
kandang
Dinding dari
bambu baik untuk f. …
digunakan
f. -
f. Ukuran sudah
sesuai dengan
standar yang
dibutuhkan
karena sirkulasi g. …
udara di dalam
kandang sudah g. … h. …
baik
h. …
g. Model kandang
head to head
cocok dilakukan
pada usaha ini
karena dapat
memudahkan
petugas kandang
dalam memberi
pakan ternak.

h. -
4. Produktivitas Ternak

a. Bangsa ternak : a. PE dan a. - a. - a. …


Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
Jawarandu
b. Asal ternak : b. - b. - b. -
b. Pasar Sukorejo
c. Jumlah ternak : c. … c. - c. …
c. 10
d. Kriteria pemilihan bakalan : d. Sudah sesuai d. - d. Menurut Untung (2016) kriteria bakalan
d. Umur ±6-8 bulan, karena pemilihan kambing potong adalah betubuh besar,
e. Harga bakalan : bobot 25-35 kg bakalan tidak terlalu gemak, punggung lurus,
memperhatikan kaki kuat dan lurus, gigi seri tetap, buah
f. Umur bakalan : e. 1.8 – 3 juta bangsa ternak, zakar normal dan memiliki libido tinggi
umur dan bobot
f. 6-8 bulan badan.
g. Jenis kelamin : e. -
e. Harga bakalan e. –
h. Bobot awal bakalan: g. jantan yang dipilih
sesuai dengan
i. Bobot akhir (target jual): h. 25 – 35 kg harga pasar pada
umumnya.
j. Lama pemeliharaan yang i. 45 – 55 kg f. Menurut Untung (2016) kriteria umur
direncanakan peternak: f. Bakalan yang f. Seharusnya umur kambing potong adalah sekitar >1.5
j. 3 bulan baik sudah sesuai bakalan yang ideal tahun.
dengan umur sekitar >1.5 tahun
yang ditentukan
sehingga
pertumbuhan
ternak diharapkan
dapat optimal.
g. -
g. Bakalan jantan g. -
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
dipilih dengan
tujuan untuk
penggemukan
h. Menurut Untung (2016) bobot badan
h. Bobot badan awal h. Seharusnya ideal bibit kambing potong adalah 15
sudah sesuai membeli bakalan kg.
standart dengan bobot
kurang dari 25 kg. i. -
i. Bobot badan awal
sudah sesuai i. - j. Menurut Rostini et al., (2017) lama
standart pemeliharaan untuk kambing
j. Lama j. - penggemukan sekitar 3-4 bulan
pemeliharaan tergantung dari umur kambing yang
kambing potong dipelihara.
kurang lama
(seharusnya 4 –
6bulan karena
kambing potong
siap panen umur
1-1.5 taun)
5. SistemPemeliharaan : intensif Sudah sesuai karena Menurut Rostini et al., (2017) sistem
dengan sistem pemeliharaan yang baik adalah secara
pemeliharaan intensif intensif.
ternak dapat dipantau
dengan mudah karena
lokasinya yang juga
dekat dengan rumah
pemilik.
6. Pakan(lampiran …)
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]

a. Jenis pakan yang diberikan : a. a. Sudah sesuai a. … a.


q. Pakan A: karena pakan
konsentrat konsentrat wajib
r. Pakan B: hijauan diberikan ke
ternak
b. Jumlah pemberian bahan b. b. Pemberian bahan b. Menurut Rostini et al., (2017) bahwa
segar (BS) : s. Pakan B= 0.415 b. Sudah sesuai segar disesuaikan pakan yang baik adalah pakan yang
(selama praktikum) kg/hari dengan NRC memenuhi kebutuhan nutrisi kambing
sesuai dengan NRC, limbah kelapa
sawit dapat meningkatkan kualitas dan
konsumsi pakan pada kambing.

c. …
c. Konsumsibahankering (BK) c. Pakan A= 0.816 c. Sudah sesuai c. …
pakan : kg/hari
(selama praktikum)
d. Pemberian pakan
d. 3 kali/hari, d. Sudah sesuai, hal 2x dalam sehari d. Menurut Daning dan Martiningsih
d. Frekuensipemberian : hijauan 1x, ini dilakukan agar lebih efektif (2021) frekuensi pemberian pakan
(selamapraktikum) konsentrat 2x supaya untuk kambing adalah 2 kali dalam
pertumbuhan sehari dengan pakan yang cukup
e. ternak dapat memenuhi gizi.
e. Asal pakan : t. Pakan A optimal
(Konsentrat) e. e. …
Pakan konsentrat e. Sudah sesuai guna
terdiri dari menekan biaya
f. Harga pakan : bekatul, produksi
molases, ampas f. … f. …
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
kelapa, bungkil f. Sudah baik karena
sawit, bungkil meskipun
kedelai, gaplek, menyesuaikan
tepung janggel harga pasar tetap g. …
jagung dan kulit memperhatikan
kopi. Pakan nutrisi yang
konsentrat dibutuhkan
diproduksi ternak.
sendiri oleh
pihak farm dan
bahan pakan
didatangkan dari
daerah Kendal
dan Yogyakarta.

u. Pakan B
(Hijauan)
Hijauan diperoleh
dari lahan milik
pribadi

g. Konsumsi air minum : f. Cenderung


berubah, namun
tetap
menyesuaikan
standart nutrisi
pakan yang
dibutuhkan
g. pemberian air
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
g. Adlibitum minum sudah sesuai g. Menurut Sembiring (2019) pemberian
yaitu dengan cara ad minum air untuk kambing dilakukan
libitum secara ad libitum.

7. Evaluasi Produksi(lampiran
…)
a. 31 - 35 kg a. Sudah sesuai a. - a. -
a. Bobot awal(selama
praktikum) : b. 33 - 36 kg b. Sudah mencapai b. - b. -
target yang
b. Bobot akhir(selama c. 14 hari diinginkan c. - c. -
praktikum) : pembeli

c. Lama pemeliharaan(selama d. 0,064 c. Sudah sesuai d. - d. -


praktikum) :
e. kons. BK/PBB d. Sudah sesuai
d. Pertambahan Bobot Badan 0,816 / 0,064= karena PBBH e. - e. -
Harian (PBBH) : 12,5 kambing potong
berkisar antara f. Meningkatkan f. Menurut Sarimoet al., (2019) bahwa
e. Konversi pakan : f. 1,32 0,05 – kualitas pakan konversi pakan kambing yang baik
0,4g/ekor/hari bernilai 3.00
f. Kecukupan pakan : g. Rp. 45.230/kg
e. Belum sesuai
karena nilai g. -
standart PBBH g. -
g. Feed Cost per Gain (FC/G) : kambing potong
berkisar antar
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
6,38 – 8,02.

f. Sudah sesuai

g. Belum sesuai,
untuk kambing
potong standart
FC/G yang
dibutuhkan
berkisar antara
Rp 16,465 – Rp
88,150
8. Kondisi Abnormal Pada
Ternak
a. - a. - a. - a. -
a. Penyakit ternak : -
b. pemilik b. Belum sesuai b. - b. -
b. Siapa yang menentukan karena untuk
ternak tersebut sakit apa? memastikan c. -
c. diberi obat yang ternak sakit lebih c. -
c. Penanganan : sesuai baik memanggil d. –
dokter hewan. d. -
d. Siapa yang menangani : d. pekerja kandang
c. Sudah sesuai e. – e. Menurut Widiarso dan Mubarokah
e. Pengobatan : e. obat cacing (2019) angka kematian pada kambing
d. Sudah sesuai dapat ditekan dengan memberikan
f. Vaksin : f. - pengobatan dan penanganan yang tepat
e. Disesuaikan apabila ternak terkena penyakit.
g. Desinfektan : g. - dengan penyakit
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
ternak f. - f. -
h. Pencegahan : h. -
f. - g. - g. -
i. Ciri-ciri : i. -
g. - h. Melakukan h. Menurut Detta, (2019) sanitasi kandang
sanitasi kandang merupakan kegiatan meliputi
h. - kebersihan kandang dan lingkungan
bersih karena dengan keadaan kandang
i. - serta lingkungan bersih maka kesehatan
i. - ternak dan pemilik akan terjamin
j. - i. -

j. -
9. Sanitasi dan Penanganan
Limbah
a. Penyapuan a. sudah sesuai a. - a. -
a. Sanitasi : lantai kandang
b. sudah sesuai b. - b. Menurut Trivana dan Pradhana (2017)
b. Jenis limbah : b. Kotoran padat karena jenis bahwa kotoran kambing dapat
dan sisa pakan limbah yang c. - dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.
c. Penanganan limbah : berasal dari
c. Kotoran padat kotoran ternak c. -
dikumpulkan sisa pakan dapat d. –
diolah menjadi d. -
d. Harga limbah : d. Rp 1500/Kg pupuk e. -
e. -
e. Cara pengolahan : e. ditunggu hingga c. sudah sesuai,
kering lalu sebelum diolah f. -
digiling menjadi pupuk f. -
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
f. Ketersediaan tenaga kerja f. 4 orang pekerja maka kotoran
untuk mengolah limbah : ternak g. -
dikumpulkan g. -
g. Waktu pengolahan : g. 1 minggu terlebih dahulu.

d. Sudah sesuai

e. Sudah sesuai

f. Sudah sesuai

g. Pengolahan
limbah minimal
membutuhkan
waktu 1 minggu
1 Pemasaran
0.
a. Jenis produk : a. Ternak hidup a. Sesuai karena
ternak dijual a. - a. -
b. Tempat pemasaran : b. Pembeli datang dalam keadaan
ke farm hidup b. -
b. -
c. Cara pemasaran :
c. Datang ke b. Sesuai karena c. -
d. Alat transportasi : kandang dan pembeli harus c. -
jual pasar memastikan
e. Harga jual kondisi ternak d. -
d. -
d. 3,6 – 4,4 juta sebelum dibeli
c. Sudah sesuai, hal
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
e. Kambing dengan ini supaya ternak e. - e. -
bobot badan 35kg dapat dilihat
dijual dengan harga langsung oleh
Rp 2.625.000 pembeli

d. Disesuaikan
dengan lokasi
tujuan

e. Sesuai dengan
harga pasar
1 Analisis Efisiensi Usaha
1. a. Laba : a. Rp 2.625.000 – a. Sudah sesuai
Rp 1.500.000 = karena
b. Benefit Cost Ratio Rp 1.125.000 mendapatkan a. - a.
(B/C) : keuntungan
b. 1,1
c. Break Even Point b. Sudah sesuai, b. - b.
(BEP) : c. Rp 21.250.700 B/C ratio >1
menunjukkan
d. Return On Investment d. 7,4% bahwa usaha c. - c.
(ROI) : layak dilanjutkan
e. 1,8 tahun
e. Payback Period (PP) : c. Sudah sesuai d. - d.
karena BEP yang
dihasilkan lebih
tinggi dari harga e. - e.
jual sehingga
dapat menghitung
Evaluasi (sesuai
atau tidak dengan Solusi
Perencanaan dan atau Referensi
perencanaan dan [diisi solusi praktis
N Kondisi [diisi perencanaan awal dan atau
Aspek atau teori) yang dapat
o Sebenarnya pendapat pada literature terpercaya
[disertai penjelasan diterapkan pada
(jurnal / buku)]
mengapa sesuai peternakan tersebut]
atau tidak sesuai]
keuntungan

d. Sudah sesuai,
dianggap cukup
menguntngkan
karena nila
pengembalian
investasi cukup
besar.

e. Sudah sesuai,
perusahaan dapat
mengembalikan
modal setelah 1,8
tahun
DAFTAR PUSTAKA

Daning, D. R. A. dan A, Martiningsih. 2021. Ketersediaan pakan kambing pada musim hujan dan kering di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

J. Nutrisi Ternak Tropis. 4(1): 40 – 48.

Detta, N. 2019. Hubungan Sanitasi Kandang Ternak Sapi Dengan Kepadatan Lalat Didesa Jono Kecamatan Temayang Kabupatenbojonegoro (Doctoral

dissertation, stikes bakthi husada mulia madiun).

Hamdan, A., Kalsel, B. B., Purwanto, B. P., Kalsel, B. P. T. P., Astuti, D. A., Atabany, A. dan Taufik, E. 2018. Respon kinerja produksi dan fisologis

kambing Peranakan Ettawa terhadap pemberian pakan tambahan dedak halus pada agroekosistem lahan kering di Kalimantan Selatan. J.

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 21(1): 73 – 84.

Hariyati, S., N. K. Laya dann U. A. Rokhayati. 2019. Pengaruh penambahan sumber protein nabati bungkil kelapan terhadap pertambahan bobot badan

ternak kambing Peranakan Ettawa (PE). J. Peternakan. 2(1): 13 – 16.

Kementrian Pertanian. 2001. Keputusan Mentri Pertanian RI : Pedoman Budidaya Ternak Kambing/Domba yang Baik. Jakarta (ID) : Kementrian Pertanian.

Kurniawan, D., Erwanto, E dan Fathul, F. 2015. Pengaruh Penambahan Berbagai Sterter pada Pembuatan Silase terhadap Kualitas Fisik dan Ph Silase

Ransum Berbasis Limbah Pertanian. J. Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(4) : 191 – 195.

Mustika, L. M. dan Hartutik. 2021. Kualitas Silase Tebon Jagung (Zea mays L,) Dengan Penambahan Berbagai Bahan Aditif Ditinjau Dari Kandungan

Nutrisi. J. Nutrisi Ternak Tropis 4 (1) : 55 – 59

Rostini, T., I. Zakir dan R. E. Hidayah. 2017. Peningkatan produktivitas kambing di kelompok ternak kambing Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru

Kalimantan Selatan. J. Al Ikhlas. 3(1): 22 – 29.


Saisa dan M. Sabrina. 2017. Produksi Bioetanol Dari Limbah Kulit Kopi Menggunakan Enzim Zymomonas mobilis dan Saccharomyces Cerevisiae. J.

Serambi Engineering. 10 (1) : 2018.

Sandi, S dan P. P. Purnama. 2017. Menajemen perkandangan sapi potong di Desa Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. J. Peternakan

Sriwijaya. 6(1) : 12 – 19.

Sasono A., Rosdiana R.F dan Setiawan B.S. 2010. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Septian, M. H., P. Bayuaji, M. Sihite, R. N. Aeni dan W. Romadon. 2020. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Air, SIfat Fisik dan Organoleptik

Bekatul Beras Merah. J. Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan.

Susilo, E., L.K. Nuswantara dan E. Pangestu. 2019. Evaluasi Bahan Pakan Hasil Samping Industri Pertanian Berdasarkan Parameter Fermentabilitas

Ruminal secara In Vitri. J. Sain Peternakan Indonesia. 14 (2) : 128 – 136.

Syafrudin, A. I., E. Pangestu dan M. Christiyanto. 2020. Nilai Total Digestible Nutrient Bahan Pakan By-Product Bahan Industi Pertanian Sebagai Pakan

Kambing yang Diuji Secara In Vitro. J. Sains Peternakan Indonesia. 15 (3) : 302 – 307.

Syamsi, A. N., M. Ifani, H. S. Widodo, R. A. Rahayu dan C. L. Meilinda. 2020. Nutrisi dan Indeks Sinkronisasi Protein-Energi Beberapa Jenis Bungkil

Pengolahan Pangan untuk Pakan Sapi Perah. Prosiding Seminar Nasional dan Call For papers, Purwokerto: 6 -7 Oktober 2020. Hal. 202 –

209.

Trivana, L. dan A. Y. Pradhana. 2017. Optimalisasi waktu pengomposan dan kualitas pupuk kandang dari kotoran kambing dan debu sabut kelapa dengan

bioaktivator promi dan orgadec. J. Sains Veteriner. 35(1): 136 – 144.

Untung. 2016. Kualitas bibit kambing pada kelompok tani ‘Dadi Akeh’di Kampung Wadio Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabir. J. Fapertanak. 1(2): 1 – 8.
Wati, N. E., J. Achmadi dan E. Pangestu. 2012. Degradasi Nutrien Bahan Pakan Limbah Pertanian Dalam Rumen Kambing Secara In Sacco. J. Animal

Agriculture. 1 (1) : 485 - 498

Widiarso, B. P. dan W. W. Mubarokah. 2019. Respon peternak terhadap pencegahan dan pengobatan penyakit cacing Gastrointestinal pada kambing di Desa

Klopo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang. J. Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis. 9(2): 76 – 82.
LAMPIRAN

Lampiran 1. PerhitunganBahanKering (BK), Total Digestible Nutrients (TDN), dan Protein Kasar (PK)Pakan

Tabel 1. Konsumsi PakanTernak (Bahan Segar)


PemberianPakan (kg) Sisa Pakan (kg) Konsumsi BS (kg)
Ternak Pakan A Pakan B Pakan A Pakan B Pakan A Pakan B
(Konsentrat) (Hijauan) (Konsentrat) (Hijauan) (Konsentrat) (Hijauan)
1 0,98 0,41 0,35 0,09 0,63 0,32
2 0,95 0,44 0,28 0,13 0,67 0,31
3 0,92 0,47 0,31 0,09 0,61 038
4 0,98 0,41 0,31 0,11 0,67 0,3
5 0,93 0,46 0,33 0,05 0,6 0,41
6 0,89 0,50 0,29 0,08 0,6 0,42
7 0,97 0,42 0,30 0,13 0,67 0,29
8 0,95 0,44 0,29 0,07 0,66 0,37
9 0,98 0,41 0,34 0,1 0,64 0,31
10 0,94 0,45 0,28 0,12 0,66 0,33
0,97/10 =
Rata-rata 9,49/10 = 0,95 4,41/10 = 0,44 3,08/10 = 0,3
0,1

Tabel 2. Kandungan Nutrien Bahan Pakan


KandunganNutrienPakan
BahanPakan BahanKering (BK) Total Digestible Nutrients (TDN) Protein Kasar (PK)
------------------------------------- % -------------------------------------
Bekatul 90,86%a 47,73%e 9,69% a
Molases 64,12% a
75,01% f
1,29% a
Ampas Kelapa 85,42%c 86,84% d 20,5%b
Bungkil Sawit 91,13% c
73,66% d
1,46% b
Bungkil kedelai 89,47% c 72,34% d 2,85% b
Gaplek 87,56% a
74,58% f
3,61% a
Tepung Janggel Jagung 89,83% c 69,86%b 6,96%b
Kulit kopi 92,35% c
57,20% g
10,25% b
Sumber : a: Mustika dan Hartutik (2021)
b: Syafrudin et al.,(2020)
c: Susilo et al., (2019)
d: Syamsi et al., (2020)
e: Septian et al., (2020)
f: Wati et al., (2012)
g: Saisa dan Sabrina (2017)

Tabel 3. Konsumsi BK, TDN, dan PKPakan


Kandungan Nutrien Bahan Konsumsi
Konsumsi BK Konsumsi TDN Konsumsi PK
BahanPakan Pakan(dari Tabel 2) BS(rata-rata
BK TDN PK dariTabel 1) (Kand. BK x Kons. BS) (Kand. TDN x Kons. BK) (Kand. PK x Kons. BK)
-------- % -------- --- kg --- ----------------------------------- kg -----------------------------------
90,86
Bekatul 47,73% 9,69% 3,08 2,79 1,33 0,27
%
64,12
Molases 75,01% 1,29% 0,42 0,26 0,19 0,0033
%
85,42
Ampas Kelapa 86,84% 20,5% 0,7 0,5 0,43 0,10
%
91,13
Bungkil Sawit 73,66% 1,46% 2,8 2,55 1,87 0,03
%
89,47
BungkilKedelai 72,34% 2,85% 1,82 1,62 1,17 0,04
%
87,56
Gaplek 74,58% 3,61% 1,4 1,22 0,90 0,04
%
89,83
Tepung Janggel 69,86% 6,96% 2,66 2,38 1,66 0,16
%
92,35
Kulit kopi 57,20% 10,25% 1,12 1,03 0,59 0,10
%
Total KonsumsiPakan 11,85 8,14 0,74
Lampiran 2. PerhitunganEvaluasiProduksiTernak

PendugaanBobotBadanTernak
Pendugaan BB Ternak (kg)
(dari rumus winter
Ternak BCS Umur BentukBadan Panjang Badan (cm) Tinggi Ternak (cm)
disempurnakan
Arjodarmoko)
1 3 >1 tahun 69 73 33,8
2 3 >1 tahun 67 69 31,4
3 4 >1 tahun 70 72 34,7
4 4 >1 tahun 69 71 34,2
5 4 >1 tahun 71 70 35,3
6 3 >1 tahun 69 70 32,8
7 3 >1 tahun 68 69 33,7
8 4 >1 tahun 70 72 34,7
9 4 >1 tahun 69 69 34,2
10 4 >1 tahun 71 72 35,2

Tabel 4. Data Produksi Ternak


Bobot Badan Awal Bobot Badan Akhir Bobot Badan Rata-rata
Ternak
---------------------------------- kg ----------------------------------
1 33,8 34,3 34,1
2 31,4 33,4 32,4
3 34,7 35,3 35
4 34,2 35,2 34,7
5 35,3 36,3 35,8
6 32,8 34,2 33,5
7 33,7 34,3 34
8 34,7 35,3 35
9 34,2 34,8 34,5
10 35,2 35,8 35,5
Rata-rata 34 34,9 34,5
Perhitungan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)(selamapraktikum) (data dari rata-rata Tabel 4)

Bobotbadanawal (kg) = 34 kg

Bobotbadanakhir (kg) = 34,9 kg

Lama pemeliharaan (hari) = 14 hari

PBBH (kg/hari) = (34,9 – 34) : 14


= 0,064kg

Perhitungan Kebutuhan Ternak (Bahan Kering (BK), Total Digestible Nutrients (TDN), dan Protein Kasar (PK))
Berikut adalah beberapa contoh perhitungan kebutuhan ternak (cukup pilih salah 1)

Contoh1. Kebutuhan Kambing dengan BB 36 kg PBBH 130 g


Tabel 5. KebutuhanTernak
BobotBadan (kg) PBBH (g) Kebutuhan BK (kg) Kebutuhan TDN (kg) Kebutuhan PK (kg)
30 130 0,64 0,53 0,161
36 130 X Y Z
40 130 1,19 0,79 0,121
Sumber :Kearl, 1982.

Kebutuhan BK Kebutuhan TDN Kebutuhan PK

= = =

= = =
10 X - 6,4 = 3,3 10 Y - 5,3 = 1,56 10 Z - 1,61 = -0,24
X = 0,97 kg Y = 0,69 kg Z = 0,137 kg

Contoh 2.
Tabel 5. Kebutuhan Ternak
Jenis Ternak Umur Ternak Kebutuhan BK (kg) Kebutuhan TDN (kg) Kebutuhan PK (kg)
Kambing Jawarandu (jantan) >6 bulan 0,787 0,443 0,068
Sumber :Purbowatiet al., 2015.

Tabel 6. Evaluasi Kecukupan Pakan


Evaluasi
Kebutuhan (dari Tabel 5) Konsumsi (dari total Tabel 3)
(Kebutuhan – Konsumsi)
Ternak
BK TDN PK BK TDN PK BK TDN PK
----------------------------------------------------- kg/hari-----------------------------------------------------
0,97 0,69 -0,24 11,85 8,14 0,74 -10,88 -7,45 -0,98

Perhitungan Konversi Pakan

Konversi pakan =
= 11,85
0,064
= 185,15

PerhitunganFeed Cost per Gain (FC/G)


Bahan Pakan Harga Pakan (Rp/kg) Pemberian Pakan BS (kg)(rata2 dariTabel 1)
Pakan A Konsentrat 3000 0,95
Pakan B Hijauan 2000 0,44
Total
Feed Cost per Gain =

= (3000 × 0,95) – (2000 × 0,44)


0,064
= Rp 30.781,25
Lampiran 3. Analisis Usaha

1. B/C (Benefit Cost Ratio)

Jumlah pendapatan selama 1 bulan


v. penjualan ternak rata rata bobot @35 kg
Harga per kilo 75.000, jumlah ternak 10 ekor : Rp. 26.250.000
w. penjualan pupuk : Rp. 1.500.000
x. penjualan karung : Rp. 125.000
Total : Rp. 27.875.000

Jumlah Biaya Produksi 10 ekor kambing


y. Pembelian bakalan 10 ekor : Rp. 15.000.000
z. Pakan : Rp. 1.050.000
aa. Obat : Rp. 315.000
bb. Tenaga kerja 4 orang @ Rp.2.100.000 : Rp. 8.400.000
Total : Rp. 24.765.000

B/C Ratio
Rp. 27.875.000 / Rp. 24.765.000
= 1,1

B/C ratio >1 artinya usaha masih dapat dilaksanakan

2. BEP (Break Even Point Unit)

Biaya Tetap
cc. Kandang = Rp. 3.250.000
dd. Instalasi op = Rp. 12.000.000
Total = Rp. 15.250.000

Biaya Variabel per unit


ee. Pembelian bakalan 1 ekor : Rp. 1.500.000
ff. Pakan per bulan : Rp. 1.050.000
gg. Obat : Rp. 350.000
hh. Tenaga kerja 4 orang @ Rp.2.100.000 : Rp. 8.400.000
Total Rp. 11.300.000

Harga jual barang per unit


Kambing 35 kg = 2.625.000

Biaya Tetap / (Biaya Variabel – Harga jual Barang per unit)


: 15.250.000 / (11.300.000 – 2.625.000)
: 15.250.000 / 8.675.000
: 1,75
Jadi Liberty Farm mampu balik modal jika menjual produk (kambing) minimal 2 pada 1 bulan

BEP ; Biaya tetap / (kontribusi margin per unit - biaya variable per unit) / harga per unit
: 15.250.000 / ((11.300.000 – 2.625.000) /11.300.000)
: 15.250.000 / 0,7
: 21.250.700
Dengan demikian liberty farm dapat mencapai BEP ketika angka penjualanya mencapai Rp. 21.250.700, jika melewati angka
tersebut maka sudah balik modal dan bisa menghitung keuntungan.

3. ROI (Return Of Investmen)


Pendapatan selama 1 bulan = Rp. 27.875.000, selama 1 tahun = 334.500.000
Modal = Rp. 39.850.000
ROI = ((Pendapatan yang dihasilkan) : modal yang ditanam) x 100%
= (334.500.000 – 39.850.000) : 39.850.000 x 100%
= 7,4%
ROI yang akan didapatkan dari hasil investasi uang pada usahanya adalah sebesar 7,4% dari modal awalnya yang ditanamkan, investasi ini
dianggap menguntungkan karena nilai pengembalian investasi cukup besar.

4. PP (Payback Periode)
Besaran modal : 39.850.000
Besaran arus kas : 20.000.000 *perumpamaan

PP = (Besaran investasi Awal : Besaran arus kas) x 1 tahun


= (39.850.000 : 20.000.000) x 1 tahun
= 1,8 tahun

Periode pengembalian modal yang diperoleh sido lancer farm usai menginvestasikan sejumlah dana ialah 1,8 tahun, hai ini bermakna
bahwa uang yang tertanam di dalam suatu aktiva ialah Rp. 39.850.000 dan dapat diambil kembali dalam kisaran waktu 1,8 tahun
Lampiran 4. Denah Perkandangan

Keterangan:

A
A: Kandang Kambing

B: Tempat pembuatan
pakan

C: Kantor

D: Gudang pakan

C
D

Anda mungkin juga menyukai