Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PENILAIAN RISIKO AKIBAT DAMPAK RENOVASI ATAU

KONSTRUKSI

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
TAHUN 2019
PANDUAN PENILAIAN RISIKO AKBAT DAMPAK RENOVASI ATAU
KONSTRUKSI

BAB I

DEFINISI

Penilaian Risiko Akibat Dampak Renovasi atau Konstruksi yang dikenal


sebagai Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah suatu proses
terdokumentasi yang dilakukan sebelum memulai kegiatan pemeliharaan,
perbaikan, pembongkaran, konstruksi maupun renovasi untuk mengetahui
risiko dan dampaknya terhadap kualitas udara dengan mempertimbangkan
potensi pajanan pada pasien.

Sistem HVAC (heating, ventilation, air conditioning) adalah system pemanas,


ventilasi dan pendingin udara di sarana pelayanan kesehatan yang dirancang
untuk a) menjaga suhu udara dan kelembaban dalam ruangan pada tingkat
yang nyaman untuk petugas, pasien, dan pengunjung, b) control bau, c)
mengeluarkan udara yang tercemar, d) memfasilitasi penanganan udara untuk
melindungi petugas dan pasien dari pathogen airborne, dan e) meminimalkan
risiko transmisi pathogen udara dari pasien infeksi. Sistem HVAC mencakup
udara luar inlet filter, mekanisme modifikasi kelembaban (misalnya control
kelembaban musim panas, kelembaban musim dingin), pemanas dan
pendingin peralatan, exhaust, diffusers, atau lisi-kisi untuk distribusi udara.
Penurunan kinerja system fasilitas kesehatan HVAC, inefisiensi filter,
pemasangan yang tidak benar, dan pemeliharaan yang buruk dapat
berkontribusi pada penyebaran infeksi airborne.
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penilaian criteria risiko akibat dampak renovasi atau


konstruksi menggunakan metode ICRA adalah:

2.1. Melakukan identifikasi Tipe Proyek konstruksi

2.2. Melakukan identifikasi Kelompok Pasien Berisiko yang dapat


terkena dampak konstruksi.

2.3. Menentukan Kelas Kewaspadaan

2.4. Melakukan identifikasi area di sekitar area kerja dan menilai


dampak potensial lainnya.

2.5. Menentukan intervensi PPI berdasarkan kelas kewaspadaan.


BAB III
TATA LAKSANA

3.1. Identifikasi tipe proyek konstruksi

Tahap pertama dalam kegiatan ICRA adalahmelakukan identifikasi tipe


proyek konstruksi dengan menggunakan Tabel 3.1.1. Tipe proyek
konstruksi ditentukan berdasarkan banyaknya debu yang dihasilkan,
potensi aerosolisasi air, durasi kegiatan konstruksi, dan sistem sharing
HVAC.

Tabel 3.1.1. Tipe Proyek Konstruksi

Kegiatan pemeriksaan konstruksi dengan resiko


rendah, namun tidak terbatas hanya pada:
Pemindahan plafon untuk pemeriksaan
a. visual (debu minimal)
TIPE Pengecatan (bukan
A b. pemlesteran)
Merapikan pekerjaan listrik, pemasangan pipa kecil, dan
c aktifitas lain yang tidak menimbulkan debu
atau mengakses ke langit-langit selain
untuk pemeriksaan visual
Kegiatan non invasif skala kecil, durasi pendek dengan risiko
debu minimal, namun tidak terbatas hanya
pad
a
TIPE Instalasi kabel untuk telepon dan
B a. komputer
Mengakses "chase
b. spaces"
Pemotongan dinding atau plafon dimana
c. penyebaran debu dapat dikontrol
TIPE Kegiatan pembongkaran gedung dan perbaikan gedung yang
C menghasilkan debu tingkat tinggi dengan
risiko sedang sampai tinggi, namun tidak
terbatas hanya pada
Pemlesteran dinding untuk pengecatan
a. atau melindungi dinding
Pemindahan untuk pemasangan
b. lantai dan plafon
c. Konstruksi dinding
baru
Pekerjaan pipa kecil atau pemasangan
d. listrik diatas plafon
Kegiatan pemasangan kabel
e. besar
Kegiatan tipe A,B, or C yang tidak dapat
f. diselesaikan dalam satu shift kerja
Kegiatan pembangunan proyek konstruksi dan
pembongkaran gedung dengan skala besar
Kegiatan yang menuntut pembongkaran
a. gedung secara besar-besaran
TIPE
Adanya kegiatan
D
pemasangan/pemindahan system
b. perkabelan
Konstruksi baru atau pembangunan
c. gedung baru

3.2. Identifikasi Kelompok Pasien Berisiko

Selanjutnya Identifikasi Kelompok Pasien Berisiko (Tabel 3.2.1) yang


terkena dampak konstruksi. Bila tercatat lebih dari satu kelompok
pasien berisiko, pilih kelompok berisiko yang paling tinggi. Pada semua
kelas konstruksi, pasien harus dipindahkan saat pekerjaan dilakukan.

Tabel 3.2.1. Kelompok Pasien Berisiko

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi


a a a a Area untuk
. Area . Area TPP . IGD . pasien
Perkantora b Area rawat b POLI immunocompromi
n/ . jalan . UMUM zed
Administra c Semua b Perawatan Luka
si . pasien c. Poli bedah . bakar
b yang tidak d c
. Area publik disebutkan . Radiologi . Cath Lab
pada
kelompok R.Isolasi tekanan
risiko e. High Care . negatif
tinggi dan d
sangat f. Fisioterapi . R.Operasi
g Laboratoriu
tinggi . m
h Dapur
.
.

3.3. Menentukan Kelas Kewaspadaan dan Intervensi PPI

Kelas Kewaspadaan ditentukan melalui pencocokan Kelompok Pasien


Berisiko (R,S,T,ST) dengan Tipe Proyek Konstruksi (A,B,C,D)
berdasarkan matriks pencegahan dan pengendalian infeksi.

Tabel 3.3.1. Kelas Kewaspadaan

Kelompok
Pasien Tipe Proyek Konstruksi
Berisiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
Rendah I II II III/IV
Sedang I II III IV
Tinggi I II III/IV IV
Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV

3.4. Menentukan intervensi berdasarkan kelas Kewaspadaan

Penentuan intervensi PPI dilakukan setelah Kelas Kewaspadaan


diketahui (Tabel 3.5.1). Apabila kelas kewaspadaan berada pada kelas III
dan IV, maka diperlukan Perizinan Kerja dari Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi dan dilakukan identifikasi dampak lain di daerah
sekitar area proyek.

Tabel 3.4.1. Intervensi PPI berdasarkan Kelas Kewaspadaan

Selama Proyek Konstruksi


Setelah Proyek Konstruksi
Lakukan pekerjaan Pembersihan
konstruksi dengan metode lingkungan
Kelas I

1 debu minimal 1 kerja


Segera mengganti
plafon yang digunakan
2 untuk
pemeriksaan
visual
Bersihkan
Menyediakan sarana permukaan kerja
aktif untk mencegah dengan
1 penyebaran 1 pembersih/
debu ke udara disinfeksan
Memberikan kabut air
pada permukaan kerja Letakkan limbah konstruksi
2 untuk 2 dalam wadah yang tertutup
mengendalikan rapat
debu saat sebelum
memotong dibuang
Menyegel pintu yang
Kelas II

tidak terpakai dengan Lakukan pengepelan basah


3 lakban 3 dan/atau vakum dengan HEPA
filter sebelum
Menutup ventilasi meninggalkan
4 udara area kerja
Letakkan dust mat (keset
debu) di pintu masuk Setelah pekerjaan selesai,
5 dan keluar 4 rapikan kembali sistem HVAC
area kerja
Menutup sistem HVAC
6 (healing,ventilation, air
conditioning) di area
dimana pekerjaan sedang
dilakukan
Mengisolasi sistem HVAC
di area kerja untuk Pembatas area kerja harus tetap
1 mencegah 1 dipasang sampai proyek
selesai diperiksa
kontaminasi oleh komite K3,
sistem saluran KPPI, dan
dilakukan
Kelas III

Siapkan pembatas area pembersihan oleh


kerja atau terapkan metode petugas
2 kontrol kebersihan
kubus (menutup area
kerja dengan plastik dan Lakukan pembongkaran bahan-
menyegel 2 bahan pembatas area
dengan vakum HEPA kerja dengan hati-hati untuk
untuk menyedot debu meminimalkan penyebaran
keluar
sebelum kotoran dan
konstruksi puing-puing
dimulai konstruksi
Menjaga tekanan udara Vakum area kerja
negatif dalam tempat kerja dengan penyaring
3 dengan 3 HEPA
menggunkan unit
penyaringan udara Lakukan pengepelan basah
HEPA 4 dengan pembersih/disinfektan
Letakkan limbah
konstruksi dalam wadah Setelah pekerjaan selesai,
4 yang tertutup rapat 5 rapikan kembali sistem HVAC

sebelum dibuang
Tutup wadah atau
gerobak transportasi
5 limbah
Mengisolasi sistem HVAC
di area kerja untuk Pembatas area kerja harus tetap
1 mencegah 1 dipasang sampai proyek
kontaminasi selesai dieriksa oleh komite K3,
sistem saluran KPPI, dan dilakukan
Siapkan pembatas area pembersihan oleh
kerja atau terapkan metode petugas
2 kontrol kebersihan
kubus (menutup area
kerja dengan plastik dan Lakukan pembongkaran bahan-
menyegel 2 bahan pembatas area
dengan vakum HEPA
Kelas IV

untuk menyedot debu kerja dengan hati-hati untuk


keluar) meminimalkan penyebaran
sebelum kotoran dan
konstruksi puing-puing
dimulai konstruksi
Menjaga tekanan udara
negatif dalam tempat kerja Letakkan limbah konstruksi
3 dengan 3 dalam wadah yang tertutup
menggunakan unit rapat
penyaringan udara sebelum
HEPA dibuang.
4 Menyegel lubang, 4 Tutup wadah
pipa dan saluran atau gerobak
transportasi
limbah
Membuat anteroom dan Vakum area kerja
mewajibkan semua dengan penyaring
5 personel untuk 5 HEPA
melewati ruangan ini
sehingga mereka dapat Lakukan pengepelan basah
disedot 6 dengan pembersih/disinfektan
menggunakan vacuum
cleaner HEPA sebelum Setelah pekerjaan selesai,
meninggalkan 7 rapikan kembali sistem HVAC
tempat kerja atau
mereka bisa memakai
pakaian kerja
yang lepas setiap kali
mereka meninggalkan
tempat kerja
Semua personil
memasuki tempat kerja
6 diwajibkan untuk
memakai penutup
sepatu. Sepatu harus
diganti setiap kali
keluar dari area
kerja

3.5. Identifikasi area disekitar area kerja dan menilai dampak potensial

Pada Kelas Kewaspadaan III dan IV, perlu dilakukan identifikasi daerah
sekitar area proyek dan tingkat risiko lokasi tersebut. Identifikasi
dampak potensial lain dapat diketahui dengan mengisi Tabel 3.5.1.

Tabel 3.5.1. Identifikas area disektiar area kerja dan dampak potensial

Melakukan identifikasi area dengan aktifitas khusus, misalnya kamar


pasien, ruang obat-obatan, dll

Melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan ventilasi, pipa air,


dan kemungkinan pemadaman
listrik akibat
konstruksi

Melakukan identifikasi tindakan pembatasan, menggunakan


penilaian sebelumnya.
apakah jenis pembatas yang digunakan? (misalnya,
dinding pembatas solid)
Apakah HEPA filter diperlukan? (Catatan: Area renovasi/konstruksi harus
diisolasi dari area sekitarnya)

Pertimbangkan potensi risiko kerusakan air. Apakah ada risiko akibat


perubahan struktur?
(misalnya, dinding,
plafon, atap)

Apakah pekerjaan dapat dilakukan


diluar jam perawatan pasien

Apakah perencanaan memungkinkan jumlah kamar isolasi/tekanan


udara negatif yang cukup?

Apakah perencanaan memungkinkan jumah dan jenis washtafel


untuk cuci tangan?

Apakah PPI menyetujui jumlah minimal


washtafel untuk proyek ini?

Apakah PPI setuju dengan rencana relatif terhadap bersih dan


kotor kamar utilitas?

Lakukan perencanaan untuk membahas masalah pembatasan


dengan tim proyek.
Misalnya, arus lalu lintas, rumah tangga, pembuangan puing
(bagaimana dan kapan)
BAB IV

PENDOKUMENTASIAN

Pencatatan penilaian criteria risiko akibat dampak renovasi atau konstruksi


dengan menggunakan metode ICRA dilakukan oleh IPSRS dan dilaporkan ke
KPPI bila terdapat pryek pemeliharaan, perbaikan, pembongkaran, konstruksi,
maupun renovasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pada Kelas
Kewaspadaan III dan IV, petugas konstruksi harus mendapatkan persetujuan
izin kerja (Infection Control Work permit) dari KPPI.

Pelporan pemantaua penilaian criteria risiko akibat dampak renovasi atau


konstruksi dilakukan oleh KPPI dan dilaporkan ke Direktur Utama setiap 6
bulan sekali.
Persetujuan Izin Kerja dari KPPI
Izin No:
Lokasi konstruksi: Tanggal mulai proyek:
Koordinator proyek: Perkiraan durasi:
Pekerjaan konstruksi: Tanggal kadaluarsa:
Supervisor: Telephone:
Tida Y Tida KELOMPOK
Ya k AKTIFITAS KONSTRUKSI a k BERISIKO
TIPE A: Inspeksi, aktifitas non Kelompok 1: Risiko
invasive rendah
TIPE B: Skala kecil, durasi Kelompok 2: Risiko
pendek, tingkat sedang
sedang-tinggi
TIPE C: Kegiatan yang Kelompok 3: Risiko
menghasilkan debu tinggi
tingkat sedang sampai tinggi,
membutuhkan waktu
penyelesaian
lebih dari 1 shift
TIPE D: Kegiatan konstruksi Kelompok 4: Risiko
level tinggi Sangat tinggi
Membutuhkan waktu
penyelesaian yang
Panjang
KELAS I 1 Lakukan pekerjaan konstruksi dengan metode
debu minimal
2 Segera mengganti plafon yang digunakan untuk
pemeriksaan visual
KELAS II 1 Letakkan limbah
Menyediakan sarana aktif konstruksi dalam wadah
(peralatatan lengkap) 6 yang
untuk mencegah tertutup rapat sebelum
penyebaran debu ke udara dibuang
2 Memberikan kabut air Lakukan pengepelan basah
pada permukaan kerja 7 dan/atau vkum dengan
untuk mengendalikan HEPA filter sebelum
debu saat proses meninggalkan area kerja
Pemotongan
3 Menyegel pintu yang tidak Letakkan dust mat (keset
terpakai dengan 8 debu) di pintu masuk
Lakban dan keluar area kerja
4 Menutup ventilasi udara 9 Isolasi sistem HVAC
didaerah dimana pekerjaan
5 Bersihkan permukaan sedang dilakukan, rapikan
kerja dengan pembersih/ kembali setelah
Disinfektan pekerjaan selesai
KELAS III 1 Memperoleh perizinan dari Vakum area kerja dengan
KPPI sebelum 6 penyaring HEPA.
kegiatan konstruksi Lakukan pengepelan basah
dimulai 7 dengan pembersih/
2 Mengisolasi sistem HVAC
di area kerja untuk disinfektan
untuk mencegah Lakukan pembongkaran
kontaminasi pada sistem 8 bahan-bahan pembatas
area kerja dengan hati-hati
Saluran untuk meminimalkan
3 Siapkan pembatas area penyebaran kotoran dan
kerja atau terapkan puing-puing konstruksi.
Letakkan limbah
metode kontrol kubus konstruksi dalam wadah
(menutup area kerja 9 yang
dengan plastik dan
menyegel dengan vakum tertutup rapat sebelum
HEPA dibuang.
untuk menyedot debu 1 Tutup wadah atau gerobak
keluar) sebelum 0 transportasi limbah.
1 Setelah pekerjaan selesai,
konstruksi dimulai 1 rapikan kembali
4 Menjaga tekanan udara
negatif dalam area kerja sistem HVAC.
dengan menggunakan unit
penyaringan udara
HEPA
Tangg 5 Pembatas area kerja harus
al: tetap dipasang sampai
Paraf: proyek selesai diperiksa
oleh komite K3,KPPI
dan dilakukan
pembersihan oleh petugas
kebersihan
Kelas IV 1 Memperoleh perizinan dari Semua personil yang
KPPI sebelum kegiatan 7 memasuki area kerja
diwajibkan untuk memakai
konstruksi dimulai penutup sepatu.
2 Mengisolasi sistem HVAC sepatu harus diganti setiap
di area kerja untuk kali keluar dari area
mencegah kontaminasi kerja. Pembatas area kerja
sistem saluran harus tetap dipasang
3 Siapkan pembatas area sampai proyek selesai
kerja atau terapkan diperiksa oleh komite
metode kontrol kubus K3, KPPI, dan dilakukan
(menutup area kerja pembersihan oleh
dengan plastik dan
menyegel dengan vakum
HEPA petugas kebersihan.
untuk menyedot debu Vakum area kerja dengan
keluar) sebelum 8 penyaring HEPA.
Lakukan pengepelan basah
konstruksi dimulai 9 dengan pembersih/
4 Menjaga tekanan udara
negatif dalam tempat kerja disinfektan
dengan menggunakan unit 1 Lakukan pembongkaran
penyaringan udara 0 bahan-bahan pembatas
area kerja dengan hati-hati
HEPA untuk meminimalkan
5 Menyegel lubang, pipa, dan penyebaran kotoran dan
saluran puing-puing konstruksi
6 Letakkan limbah
Membuat anteroom dan 1 konstruksi dalam wadah
mewajibkan semua 1 yang
personel untuk melewati tertutup rapat sebelum
ruangan ini sehingga dibuang
Tanggal: mereka dapat disedot
menggunkan vacuum 1 Tutup wadah atau gerobak
cleaner 2 transportasi limbah
HEPA sebelum
meninggalkan tempat kerja 1 setelah pekerjaan selesai,
atau 3 rapikan kembali sistem
Paraf: mereka bisa memakai
pakaian kerja yang lepas HVAC
setiap kali mereka
meninggalka tempat kerja

Persyaratan tambahan

Tanggal Pengecualian/
Tanggal: Paraf: : Paraf: Penambahan
izin dicatat pada
memorandum
terlampir
Permintaan izin oleh: Pemberian izin oleh:
Tanggal: Tanggal:

Anda mungkin juga menyukai