DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
Jl. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima
Izin Operasional No. 63 / I / 2018
Email : rsud.kotabima@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD KOTA BIMA
NOMOR : 817/021/RSUD-KOTA/2019
TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
BIMA TENTANG PEDOMAN PERLINDUNGAN HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN/KELUARGA
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pasien dan keluarganya adalah pribadi yang unik dengan sifat, sikap, perilaku yang
berbeda – beda, kebutuhan pribadi, agama, keyakinan, dan nilai – nilai pribadi.
Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien untuk
memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial, serta nilai spiritual setiap pasien.
Hasil pelayanan pada pasien akan meningkat bila pasien dan keluarga yang tepat
atau mereka yang berhak mengambil keputusan diikutsertakan dalam pengambilan
keputusan pelayanan dan proses yang sesuai dengan harapan, nilai, serta budaya.
Untuk mengoptimalkan hak pasien dalam pemberian pelayanan yang berfokus pada
pasien dimulai dengan menetapakan hak tersebut, kemudian melakukan edukasi pada pasien
serta staf tentang hak dan kewajiban tersebut. Para pasien diberi informasi tentang hak dan
kewajiban mereka bagaimana harus bersikap. Para staf dididik untuk mengerti dan
menghormati kepercayaan , nilai – nilai pasien , dan memberikan pelayanan dengan penuh
perhatian serta hormat guna menjaga martabat dan nilai-nilai pasien.
B. TUJUAN
1. Agar pemimpin rumah sakit memberikan arahan kepada kelompok staf medis (KSM)
dan staf klinis lainnya di unit pelayanan untuk memastikan semua staf di rumah sakit
ikut bertanggung jawab melindungi hak-hak ini.
2. Rumah sakit melindungi hak dan kewajiban pasien, serta dalam banyak hal menghomati
keluarga pasien , terutama hak untuk menentukan informasi apa saja yang dapat
disampaikan kepada keluarga atau pihak lain terkait asuhan pasien.
3. Semua staf memperoleh edukasi dan memahami tentang hak serta kewajiban pasien dan
keluarga , juga dapat menjelaskan tanggung jawabnya melindungi dan pasien.
4. Agar pasien dan keluarga mengutahui hak dan kewajibannya serta dapat berpartisipasi
dalam membuat keputusan ,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Ruang lingkup
1) HAK PASIEN
Setiap pasien mempunyai hak :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standard prosedur oprasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhidar dari kerugian
fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas layanan yang didapatkan.
7) Memilih dokter, dokter gigi dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
memiliki surat ijin pratek (SIP) baik dalam maupun di luar rumah sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data
medisnya.
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12) Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
13) Menjalani ibadah sesuai agama ataukepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya
14) Memperoleh keamanan dan keselamatandirinya selama berada dalam perawatan
rumah sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
2) KEWAJIBAN PASIEN
a. Standar HPK. 1
Ada regulasi bahwa rumah sakit bertangguang jawab dan mendukung hak
pasien dan keluarga selama dalam asuhan.
Rumah sakit memberi tahu pasien tentang tanggung jawab rumah sakit
terhadap barang milik pasien dan batas-batasannya. Rumah sakit bertanggung
jawab terhadap barang milik pasien yang dibawa masuk ke rumah sakit sesuai
dengan batasan. Rumah sakit memiliki proses untuk mengidentifikasi dan
melindungi barang milik pasien yang dititipkan atau pasien tidak dapat
menjaganya untuk memastikan agar baeang tidak hilang atau dicuri. Proses ini
berlaku untuk pasien di unit darurat, pasien pelayanan satu hari (one day care) ,
rawat inap, pasien yang tidak mampu menjaga barang miliknya, dan mereka yang
tidak mampu membuat keputusan tentang barang miliknya.
Pasien yang rentang terhadap kekerasan fisik serta kelompok pasien yang
beresiko diidentifikasi dan dilindungi.
1) Area public yang terbuka untuk umum seperti area parker, rawat jalan, dan
penujang pelayanan.
2) Area tertutup yang hanya bias dimasuki orang tertentu dengan ijin khusus
dan pakaian tertentu, misalnya kamar oprasi.
3) Area semi terbuka, yaitu area yang terbuka pada saat-saat tertentu dan
tertutup pada saat yang lain , misalnya rawat inap pada saat jam berkunjung
menjadi area terbuka, tetapi diluar jam berkunjung menjadi area tertutup
untuk itu pengunjung di luar jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi, dan
menggunakan identitas pengunjung.
a. Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung
partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses asuhan pasien.
Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang
direncanakan atau tidak meneruskan pelayanan atau pengobatan setelah
kegiatan dimulai. Rumah sakit memberitahukan paien dan keluarga tentang hak
mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. Pasien dan
keluarganya diberitahu tentang alternative pelayanan dan pengobatan.
Nyeri merupakan hal yang banyak dialami pasien dan nyeri yang
tidak berkurang menimbukan dampak yang tidak diharapkan kepada pasien
secara fisik maupun psikilogis. Respon pasien terhadap nyeri sering kali
berada dalam konteks norma social, budaya, dan spiritual. Pasien didorong
dan didukung melaporkan rasa nyeri. Rumah sakit diminta untuk mengakui
hak pasien terhadap nyeri dan tersedia proses melakukan asesmen serta
manajemen nyeri yang sesuai.
a. Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya
tentang proses untuk menerima, menaggapi , dan menindaklanjuti bila ada pasien
menyampaikan keluhan, konflik, serta perbedaan pendapat tentang pelayanan
pasien. Rumah sakit juga menginfomasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi
dalam proses ini.
a. Standar HPK 4
Semua pasien diberi tahu tentang hak serta kewajiban dengan metode dan
bahasa yang mudah dimengerti.
Proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran pasien rawat jalan
rumah sakit dapat membingungkan atau menakutkan bagi pasien. Keadaan ini
menjadikan pasien atau keluarga sulit bersikap sesuai dengan hak dan
kewajibannya. Rumah sakit menyiapkan keterangan tertulis tentang hak dan
kewajiban pasien yang diberikan pada saat mereka diterima sebagai pasien rawat
jalan. Keterangan tersebut tersedia di setiap kunjungan atau tersedia selama tinggal
di rumah sakit. Pernyataan dipasang atau disimpan difasilitas yang mudah dilihat
oleh public.
Keterangan tertulis diberikan disesuaikan dengan usai dan bahasa pasien.
Jika komunikasi tertulis dengan pasien tidak efektif atau tidak tepat maka pasien
dan keluarga diberi tahu tentang hak serta kewajibannya dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh mereka.
a. Standar HPK 5
Pada saat pasien diterima waktu mendaftar rawat jalan dan setiap rawat
inap, diminta menandatangani persetujuan umum (general consent). Persetujuan
umum (general consent)harus menjelaskan cakupan dan batasannya.
6. STANDAR HPK 6
Rumah sakit yang melakukan penelitian / uji klinis (clinical trial) yang
melibatkan manusia sebagai subjek menyediakan keterangan kepada pasien dan
keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses aktivitas tersebut bila
relevan dengan kebutuhan pengobatannya. Bila pasien diminta untuk
berpartisipasi, merka memerlukan penjelasan yang dapat dijadikan dasar untuk
mengambik keputusan mereka. Informasi tersebut meliputi
a) Manfaat yang diharapkan
b) Kemungkinan/potensi yang diharapkan
c) Alternative yang dapat menolong mereka
d) Prosedur yang harus diikuti.\
a. Standar HPK 7
Rumah sakit mempunyai sebuah komite etik penelitian untuk melakukan
pengawasan atas semua penelitian di ruamah sakit tersebut yang melebatkan
manusia/pasien sebagai subjeknya.
8. STANDAR HPK 8
8.1 STANDAR HPK 8.1, MAKSUD DAN TUJUAN HPK 8 DAN HPK 8.1
C. TATA LAKSANA
1. Pada Saat Pendaftaran
Pada saat pendaftaran, baik dirawat jalan maupun rawat inap, petugas
administrasi memberikan penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang mudah
dimengerti mengenai 16 butir hak pasien berdasarkan peraturan mentri kesehatan no. 4
tahun 2018 tentang rumah sakit selama pasien dirawat di RSUD KOTA BIMA. Pasien
diberi pemahaman bahwa pasien sesungguhnya adalah PENENTU keputusan tindakan
medis bagi dirinya sendiri. Seperti yang tertera pada PERMENKES NO.4 tahun 2018
tentang rumah sakit, dimana permenkes ini bertujuan untuk “memberikan perlindungan
kepada pasien”,”mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis” dan
“memberikan kepastian hukum bagi pasien dan dokter”. Adanya hak pasien membantu
meningkatkan kepercayaan pasien dengan memastikan bahwa system pelayanan di
RSUD KOTA BIMA bersikap cukup adil dan mendorong pasien untuk mengambil
peran aktif serta kritis dalam meningkatkan kesehatan mereka, selain itu, hak dan
kewajiban juga dibuat untuk menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien dengan
dokter.
D. Dokumentasi