OLEH :
Diketahui oleh :
Dosen pembimbing
Disetujui oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Dengan Judul :
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TB
PARU TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAPAS
DALAM DI RS IMELDA PEKERJA INDONESIA
TAHUN 2021
Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim
Penguji
Pada Tanggal 19 Oktober 2021
Penguji I : Rostinah Manurung, S.Kep, Ns,
M.Kes ( )
Penguji II : Sarmaida Siregar, S.Kep,
M.KM ( )
Disahkan :
Ketua Program Studi
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Dahlina Rosinta Ritonga
Tempat/Tgl Lahir : Simpang Pardomuan,
12 September 2000
Suku/Kebangsaan : Mandailing/Indonesia
Agama : Islam
Anak Ke : 4 dari 4 bersaudara
Status : Mahasiswa D-III- Keperawatan
Universitas Imelda Medan
Alamat : Simpang Pardomuan Kec. Bilah
Barat Kab. Labuhan Batu
Email : sintatonga2000@gmail.com
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : aham Ritonga
D
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Raudah Hasibuan
Alamat : Simpang Pardomuan Kec. Bilah Barat
Kab. Labuhan Batu
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2006 – 2012 : SDN 114380 Padang Laut
Tahun 2012 - 2015 : SMPS Imelda Tanjung
Medan
Tahun 2015 - 2018 : SMAS Imelda Tanjung
Medan
Tahun 2018 - 2021 : D-III Keperawatan
Universitas Imelda Medan
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
ABSTRAK
TBC (Tuberkulosis) adalah suatu penyakit infeksi
menular yang disebabkan Mycobacterium
tuberkulosis. Dapat menyerang paru-paru
(tuberkulosis paru), tulang, kelenjar getah bening
(KGB) dan orang tubuh lainnya (Tuberkulosis ekstra
paru). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan
yang besar di dunia. Dalam 20 tahun World Health
Organitation (WHO) dengan Negara-negara yang
tergabung di dalamnya mengupayakan untuk
mengurangi TB paru. Tuberkulosis paru adalah suatu
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi
menular oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif
melalui percik renik dahak yang
dikeluarkannya.Penyakit ini apabila tidak segera
diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat
menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.
Jenis Penelitian ini adalah kualitatif dengan metode
penelitan deskriptif. Tujuan Penelitian: untuk
mengetahui Gambaran Pengetahuan pasien TB paru
tentang teknik relaksasi nafas dalam di RSU Imelda
Pekerja Indonesia Medan. Instrumennya adalah
lembar kuesioner. Sampel yang diambil dengan teknik
Non Probalitity jenis Accident Sampling yaitu 32
orang. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas
pengetahuan pasien TB Paru Tentang Tehnik
Relaksasi Napas Dalam Dengan Kategori Baik yaitu
sebanyak 16 responden (50%) dan minoritas dengan
kategori Kurang yaitu sebanyak 7 responden (21,8%).
peneilitian ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat khususnya responden yaitu menjadi
masukan bahwa terapi Tehnik Relaksasi Napas Dalam
dapat dijadikan alternatif pengobatan terbaru dalam
menangani masalah TB Paru.
KATA PENGANTAR
edan, 19 Oktober
M
2021
Peneliti
(Dahlina Rosinta
Ritonga)
1814401012
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Pengetahuan 7
2.1.1 Defenisi
Pengetahuan 7
2.1.2 Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengetahuan 9
2.1.3 Cara Memperoleh
Pengetahuan 11
2.1.4 Kriteria
Pengetahuan 12
2.2 Konsep Tuberkulosis
Paru 12
2.2.1 Defenisi
Tuberkulosis
Paru 12
2.2.2 Penyebab
Tuberkulosis 13
2.2.3 Gejala
Tuberkulosis 13
2.2.4 Cara Penularan
Tuberkulosis 14
2.2.5 Faktor Yang
Mempengaruhi Resiko
Penularan
TB 15
2.2.6 Faktor Resiko
Terjadinya
TB 16
2.3 Konsep Tehnik Relaksasi
Napas Dalam 18
2.3.1 Defenisi Teknik
Relaksasi Nafas
Dalam 18
2.3.2 Tujuan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam
pada pasien TB
paru 18
2.3.3 Manfaat Relaksasi
Napas Dalam pada
pasien TB
paru 19
2.3.4 Efek Teknik
Relaksasi NaPas
Dalam 20
2.3.5 Prosedur Tehnik
Relaksasi Napas
Dalam 20
2.4 Kerangka
Konsep 22
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian 23
3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian 23
3.2.1 Waktu
Penelitian 23
3.2.2 Tempat
Penelitian 23
3.3 Populasi dan
Sampel 23
3.3.1
Populasi 2
3
3.3.2 Sampel 24
3.4 Teknik Pengumpulan
Data 24
3.4.1 Data
Primer 24
3.4.2 Data
Skunder 25
3.4.3 Data
Tersier 25
3.5 Variabel dan Definisi
Operasional 25
3.5.1 Variabel 2
5
3.5.2 Defenisi
Operasional 25
3.6 Teknik
Pengukuran 26
3.6.1
Variabel 26
3.7 Pengelolaan
Data 27
3.7.1 Editing 27
3.7.2 Coding 27
3.7.3
Processing/entry
27
3.7.4 Cleaning 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
29
4.2 Pembahasan 32
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Konsep 22
DAFTAR LAMPIRAN
3. Bagi responden
Penelitian ini dapat memacu pengetahuan pasienTB paru tentang teknik
relaksasi napas dalam.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan atau referensi untuk
peneliti selanjutnya, agar penelitian selanjutnya lebih baik lagi.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya (Menurut Thomas
2007, dalam Nursalam 2011). Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan,
tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan
berulang dan banyak tantangan (Frich 1996 dalam Nursalam, 2011).
e. Jenis Kelamin
Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-
laki maupun perempuan yang dikontruksikan secara sosial maupun
kultural.
2. Faktor eksternal
a. Informasi
Menurut Long (1996) dalam Nursalam dan Pariani (2010) informasi
merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas.
Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi tingkat
pengetahuan terhadap suatu hal.
b. Lingkungan
Menurut Notoatmodjo (2010), hasil dari beberapa pengalaman dan hasil
observasi yang terjadi di lapangan (masyarakat) bahwa perilaku seseorang
termasuk terjadinya perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman-
pengalaman seseorang serta adanya faktor eksternal (lingkungan fisik dan
non fisik)
c. Sosial budaya
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial seseorang maka
tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi pula.
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) terdapat beberapa
cara memperoleh pengetahuan, yaitu:
1. Cara kuno atau non modern
Cara kuno atau tradisional dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan statistik dan
logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi:
a. Cara coba salah (trial and error)
Cara ini dilakukan dengan mengguanakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak bisa dicoba
kemungkinan yang lain.
b. Pengalaman pribadi Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan.
c. Melalui jalan fikiran
Untuk memeperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia harus
menggunakan jalan fikirannya serta penalarannya.Banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak.Kebiasaan-kebiasaan
seperti ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi
berikutnya.Kebiasaan-kebiasaan ini diterima dari sumbernya sebagai
kebenaran yang mutlak.
2. Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis,
dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer
disebut metodologi penelitian, yaitu:
a) Metode induktif
Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam
atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan astu
diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.
b) Metode deduktif
Metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dengan bagian-bagiannya yang khusus.
2.1.4 Kriteria Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang
dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala
yang bersifat kualitatif, yaitu:
1. Baik, bila subyek menjawab benar 76%-100% seluruh pertanyaan.
2. Cukup, bila subyek menjawab benar 56%-75% seluruh pertanyaan.
3. Kurang, bila subyek menjawab benar <56% seluruh pertanyaan.
a. Demam
b. Lemas
c. Berat badan menurun
d. Tidak nafsu makan
e. Nyeri dada
f. Berkeringat di malam hari
Jika infeksi tuberkulosis pada paru telah
menyebabkan kerusakan pada paru, akan timbul gejala
sesak nafas. Bakteri TB bisa saja bersifat tidak aktif
saat masuk ke dalam tubuh, tetapi seiring dengan
berjalannyanwaktu, akhirnya menyebabkan
kemunculan gejala-gejala TB paru.
2.2.4 Cara Penularan Tuberkulosis
a. Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung
kuman TB dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet
nuclei / percik renik). Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup
udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk
dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung
kuman sebanyak 0-3500 M.tuberkulosis. Sedangkan jika bersin dapat
menegeluarkan sebanyak 4500-1.000.000 M.tuberkulosis ( Kemenkes RI,
2017).
b. Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah
65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26%
sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatf dan foto Toraks positif
adalah 17%.
c. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung
percik renik dahak yang infeksius tersebut.
d. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei/ percik renik). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. ( Direktur Jenderal PP dan
PL, Kementrian Kesehatan RI,2014)
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Resiko
Penularan TB
Ada beberapa fator yang mempengaruhi
kemungkinan seorang yang terpajan dengan kuman
TB menjadi terinfeksi, yaitu:
a. Konsentrasi droplet-infeksius di udara. Ini dipengaruhi oleh jumlah droplet-
infeksius yang dikeluarkan oleh pasien TB maupun keadaan ventilasi di
area pajanan.
b. Lamanya pajanan tersebut terjadi.
Jika seorang hidup atau tidur sekamar dengan
pasien TB maka mereka mempunyai risiko besar
untuk menghirup droplet yang infeksius.Hanya droplet
halus yang dapat mencapai alveoli paru. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
meningkatnya risiko penularan pasien TB:
1) Lokasi penyakitnya (di paru, saluran napas atau laring).
2) Terdapatnya batuk atau tenaga yang mendorong kuman tersebut keluar.
3) Dahak BTA positif.
4) Terdapatnya kavitas paru.
5) Pasien tidak menutup mulut dan hidung pada waktu batuk atau bersin.
Biasanya setelah pengobatan TB dimulai maka
dalam waktu singkat pasien TB menjadi tidak menular
(sekitar 2 minggu). Jadi, seorang petugas kesehatan
dapat dikatakan turut berkontribusi pada penularan
TB, bila:
a. Terlambat memulai pengobatan pada pasien TB.
b. Tidak memberi pengobatan TB dengan panduan obat yang memadai.
c. Melakukan prosedur yang dapat merangsang batuk (misalnya bronkoskopi
atau induksi sputum) tanpa memperhatikan pengamanan perorangan.
Faktor-faktor lingkungan yang dapat meningkatkan
penularan adalah:
a. Pajanan terjadi di ruangan yang relatif kecil dan tertutup.
b. Kurangnya ventilasi untuk mengalirkan udara sehingga terjadi pengenceran
dan pembungan droplet infeksius.
Jadi, maka dekat dan makin lama seorang kontak
dengan pasien TB yang menular (pasien TB paru BTA
positif yang belum diobati) maka makin besar resiko
yang bersangkutan terinfeksi TB (Direktur Jenderal
dan PL, Kementerian Kesehatan RI,2014).
2.2.6 Faktor Resiko Terjadinya TB
a. Kuman Penyebab TB
1) Pasien TB dengan BTA positif lebih besar resiko menilbulkan penularan
dibandingkan dengan BTA negatif.
2) Makin tinggi jumlah kuman dalam percikan dahak, makin besar risiko
terjadi penularan.
3) Makin lama dan makin sering terpapar dengan kuman, makin besar
risiko terjadi penularan.
: Hubungan Variabel
3.3.2 Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktristik
yang dimilki oleh populasi dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Sugiyono, 2010). Tehnik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah tehnik sampel jenuh yaitu tehnik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Berdasarkan tehnik penelitan diatas
maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 32
reponden.
Tabel 3.1
Interval Jawaban Kategori Pengetahuan
No Kriteria Skore jawaban Persentase (%)
1 Baik 17-24 71-100
2 Cukup 9-16 37-66
3 Kurang 0-8 0-33
23
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PERSETUJUAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
di Tempat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kel :
Alamat :
Menyatakan bersedia untuk menjadi responden
peneliti dari:
Nama : Dahlina Rosinta Ritonga
NIM : 1814401012
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Alamat : Jl. Bilal No.24 Pulo Brayan
Kecamatan Medan Timur
Dengan judul penelitian “Gambaran Pengetahuan
Pasien TB Paru Tentang Teknik Relaksasi Napas
Dalam Di Rumah Sakit Umum Imelda Medan”.
Prosedur penelitian ini tidak akan menimbulkan resiko
dan ketidaknyamanan pada responden.
Dengan ini saya menyatakan kesanggupan untuk
dilakukan penelitian dengan sebenar-benarnya.
Medan, Juli
2021
(
)
LEMBAR KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TB PARU TENTANG TEHNIK
RELAKSASI NAPAS DALAM DI RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
TAHUN 2021
I. Petunjuk Pengisian :
1. Isilah data ini dengan lengkap
2. Responden diharapkan bersedia menjawab setiap pertanyaan yang telah
tersedia dengan memberikan tanda ceklis ( √ ) pada kotak yang telah di
sediakan.
3. Semua pertanyaan di isi dengan satu jawaban
4. Semua pertanyaan harus di jawab.
5. Bila kurang mengerti dapat di tanyakan pada peneliti.
II. Data Umum Responden
➢ Identitas Responden
1. Nama :
2. Tempat dan tanggal lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Usia :
5. Alamat :
:
6. Pendidikan
Tamat SD Tamat
SMA
Tamat SMP Sarjana
7. Pekerjaan
Petani PNS
Buruh Karyawan Swasta
IRT Lain – lain, ………..
8. Dari mana klien mengetahui tentang Tehnik Relaksasi Napas Dalam ?
(boleh dipilih lebih dari satu)
Petugas kesehatan
Media cetak
Media elektronik
Anggota keluarga
Tetangga
DiketahuiOleh :
Penguji I
(Rostinah Manurung,
S.Kep., Ns., M.Kes)
BUKTI REVISI
Benar telah melakukan revisi Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Pasien Tb Paru Tentang Tehnik Relaksasi Napas Dalam Di
RSU Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2021”.
DiketahuiOleh :
Penguji II
BUKTI REVISI
DiketahuiOleh :
Penguji III
47