Anda di halaman 1dari 93

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT


ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO
2022

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Oleh :
Nama : Rafginda Manoppo
Nim : 19330101096

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRINITA
MANADO
2022
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT
ROBERT WOLTER MONGISIDI MANAO
2022

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Profesional


Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb)
Pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Trinita

Oleh :
Rafginda Manoppo
NIM : 19330101096

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTASILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRINITA
MANADO
2022

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah
yang saya buat dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado”
adalah hasil dari karya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar dari berbagai Pendidikan di perguruan tinggi. Dengan ini
pula saya menyatakan penggandaan software computer untuk pembuatan Karya
Tulis Ilmiah yang dilakukan oleh saya, berikut ini konsekuensi hukum yang
mungkin timbul karnanya, menjadi tanggung jawab penuh dari saya, dan jika ada
gugatan hukum/ sanksi dikemudian hari saya siap menanggung resikonya.

Saya yang menyatakan :

Nama : Rafginda Manoppo


Nim : 19330101096
Program Pendidikan : D III Kebidanan Trinita Manado

Manado, 17 November 2022


Saya yang menyatakan,

Rafginda Manoppo

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah : Manajemen Asuhan Kebidanan Pada ibu


Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah
Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado 2022
Yang ditulis oleh,
Nama : Rafginda Manoppo
NIM : 19330101096
Terdaftar/ T.A : 2019/2020
Disetujui untuk di pertahankan dalam Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) di hadapan
Tim Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Trinita Program Studi
Kebidanan pada hari, Tanggal 17 November 2022

Manado, 17 November 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Indri Marasing,S.Tr. Keb, M.Keb Glendy Ariando Salomon, SKM,M.Kes


NIDN/NIP : 163119501 NIDN/NIP : 094119314

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah : Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu


Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini di
Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi
Manado

Yang di tulis oleh,


Nama : Rafginda Manoppo
Nim : 19330101096
Terdaftar T/A : 2019/2020
Telah di periksa dan di sahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Program Studi DIII
Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Trinita Manado Pada 17 November
2022
Tim Penguji,
1. Indri Marasing,S.Tr. Keb M.Keb (.....................................)
2. Glendy Ariando Salomon,SKM, M.Kes (....................................)
3. Octavia Rompis,S.Tr. Keb, M.Kes (....................................)

Mengetahui
Dekan Ketua
Universitas Trinita Program Studi Kebidanan

Rolef Rumondor,S.Si.,M.Si Risna Ayu Ramadani,SST,M.Kes


NIDN : 0905088706 NIDN : 0910039302

v
MOTO

“Karena sesungguhnya, dengan kesulitan akan ada


Kemudahan. (QS. Al Insyirah : 5)”
“Sungguh, Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. Ali Imran : 37)”

DEDIKASI:

QS AL-Baqarah Ayat 153 dan Artinya : Wahai orang-orang yang beriman,


Mohonlah pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sungguh Allah
beserta orang-orang yang sabar
Papa Mama
Kakak, Kakak tercinta
Keluarga tercinta Manoppo Manese

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
RahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di
Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado Tahun 2022” di susun dalam
memenuhi salah satu untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Di
Universitas Trinita Manado.
Penulis menyadari bahwa penulisan Usula penelitian ini terdapat kekurangan,
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
melengkapi kekurangan yang ada.
Ucapan terimakasih penulis menyampaikan kepada :
1. Bapak Apriano Ade Saerang, ST, SE, M.Si, selaku ketua Pembina
Yayasan Prisma Sulawesi Utara yang telah mendirikan Pendidikan
Diploma Kebidanan dan mengembangkan Pendidikan Kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan selalu turut serta dalam memberikan
arahan selama ini.
2. Ibu Merry J.J Langi, SE, M.Si, selaku Ketua Yayasan Prisma Sulawesi
Utara yang telah membuka program Pendidikan Diploma III di Universitas
Trinita Manado
3. Bapak Demsi R. Sasewa, S.Sos, SE, M.Si, selaku Rektor Univesitas
Trinita Manado yang telah memeberikan kesempatan kepada saya untuk
menimba ilmu selama di Universitas Trinita Manado
4. Bapak Rolef Rumondor, S.Si, M.Si, selaku Dekan fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Trinita yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
menimba ilmu selama di Universitas Trinita
5. Ibu Risna Ayu Rahmadan, SST, M.Kes, selaku Kepala Program Studi
Kebidanan Universitas Trinita yang telah memebrikan kesempatan kepada
saya untuk menimba ilmu selam di Universitas Trinita
6. Ibu Indri Marasing, S.Tr.keb, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

vii
bimbingan, arahan serta masukan kepada saya dalam penyusunan Usulan
penelitian ini
7. Bapak Glendy Ariando Salomon, SKM, M.Kes, selaku Dosen
Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan, arahan serta masukan kepada saya dalam
penyusunan Usulan Penelitian ini.
8. Ucapan Terimakasih saya ucapkan kepada Rumah Sakit Robert Wolter
Mongisi Manado, yang telah mengijinkan saya dalam penelitian.
9. Ucapan Terimakasih saya ucapakan kepada mama, papa, dan kakak-kakak,
tercinta dan seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan
selama penyusunan Usulan Penelitian ini.
10. ucapan Terimakasih juga untuk teman-teman saya christa,frenita yang
telah berjuang sama-sama dalam penelitian ini.

Manado, 17 November 2022

Penulis

viii
KURICULUM VITAE

A. IDENTITAS
Nama : Rafginda Manoppo
Tempat/Tgl Lahir : Bitung 21 April 1999
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Bitung, Wangurer Barat, Kec Madidir
B. PENDIDIKAN
1. Tahun 2005-2011 : SD Cokro Aminoto Pateten I
2. Tahun 2011-2014 : SMP N 12 Bitung
3. Tahun 2014-2017 : SMK Baramuli Airmadidi
4. Tahun 2019- 2022 : Universitas Trinita Manado

ix
Manoppo, R, 2022. Manajemen Ashan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Rober Wolter Mongisidi Manado 2022.
(Pembimbing I Inri Marasing, S.Tr.keb, M.Keb, Pembimbing II Glendy
Ariando Salomon, SKM. M.Kes).

ABSTARK
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulai adanya
tanda-tanda persalinan, yang dapat ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm pada
primipara atau 5 cm pada multipara. Ketuban pecah dini dapat disebabkan
kurangnya kekuatan selaput ketuban atau tekanan intra uteri yang meningkat.
yang dapat terjadi pada kehamilan aterm maupun preterm. Tujuan penulisan untuk
menerapkan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini.
Metode yang digunakan peneliti adalah deskriptif dengan pendekatan studi
kasus dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan SOAP yaitu
pengumpulan data dasar, mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial,
mengidentifikasi kebutuhan, mengidentifikasi keluhan yang memerlukan
Tindakan segera ,merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi apa yang sudah
dilaksanakan.
Hasil penelitian pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang
menggunakan penerapan manajemen asuhan kebidanan dan SOAP berpotensial
terjadi infeksi, perdarahan bagi ibu dan gawat janin, hipoksia dan asfiksia
neonatorum bagi janin dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas dan dapat di
tangani dan dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG. Hasil evaluasi ibu bisa
melewati denga naman dan selamat.
Kesimpulan karena dilakukan secara komprehensif dan bertahap sesuai
dengan Langkah-langkah asuhan kebidanan, jadi masalah dapat diatasi dan tidak
terjadi komplikasi sehingga ibu dan bayi dalam keadaan baik dan dilanjutkan
dengan perawatan ibu dan bayi di ruang nifas.

Kata kunci : Manajemen Asuhan Kebidanan, Ibu Bersalin,


Ketuban Pecah Dini

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN........................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... vi

KATA PENGANTAR................................................................................ vii

CURRICULUM VITAE............................................................................ viii

ABSTRAK.................................................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 7

2.1 Kehamilan ................................................................................ 7

2.2 Ketuban Pecah Dini.................................................................. 25

2.3. Manajemen Asuhan Kebidanan................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 43

3.1 Jenis Penelitian.......................................................................... 43

3.2 Definisi Operasional................................................................. 43

xi
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 43

3.4 Subjek Penelitian........................................................................ 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 44

3.6 Jalannya Penelitian..................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 46

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 46

B. Pembahasan ............................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 72

A. Kesimpulan ............................................................................... 72

B. Saran .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 74

LAMPIRAN 1.............................................................................................

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulai

adanya tanda-tanda persalinan, yang dapat tandai dengan pembukaan serviks 3

cm primipara atau 5 cm pada multipara ( Maryunani, 2013). Ketuban pecah

dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda mulainya

persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu (Manuaba, 2009).

Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau yang sering disebut

Premature Rupture Of The Membrane (PROM) ini dapat terjadi pada

kehamilan preterm, pada kehamilan ini terjadi resiko infeksi ibu dan anak

yang meningkat.

World Health Organization (WHO), Angka Kematian Ibu (AKI) pada

tahun 2019 tercatat sekitar 4.266 kasus, dari setiap 100.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2020 berjumlah 4.627

kematian ibu dari 4.740.342 kelahiran hidup. Kematian ibu tersebut beberapa

disebabkan dari perdarahan (29%), hipertensi dalam kehamilan (24%), infeksi

(5%), gangguan system peredaran darah (5%), gangguan metabolic (3%),

jantung (0,7%), covid -19 (0,1%) dan lain-lain (34%) (Kementrian Kesehatan

RI, 2021). Sementara berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN), Indonesia ditargetkan menekan angka kematian ibu

menjadi 183 kematian per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2024. Saat ini

1
perbandingan kematian ibu kurang lebih 305 kematian per 100.000 kelahiran

hidup. Terdapat kematian terbesar terjadi di rumah sakit sekitar 77%. Ibu yang

tidak dapat diselamatkan salah satunya karena ibu dirujuk ke rumah sakit

sudah dalam kondisi komplikasi yang berat (kemenkes, 2021).

Pada keadaan normal 8-10% perempuan yang hamil aterm akan

mengalami KPD. Ketuban pecah dini sangat berpengaruh pada kehamilan dan

juga persalinan. Jarak pecahnya ketuban dan permulaan persalinan dapat

periode laten atau dengan sebutan Lag period. Ada beberapa perhitungan yang

mengukur Lag period, diantaranya 1 jam atau 6 jam sebelum inpartu, dan

diatas 6 jam setelah ketuban pecah. Jika periode laten terlalu Panjang dan

ketuban sudah pecah, maka dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan juga bayi

( Fujiyarti, 2016). Penyebab ketuaban pecah dini belum diketahui secara pasti

namun kemungkinan yang menjadi factor predisposisi adalah infeksi yang

secara langsung pada selaput ketuban atau asenden dari vagina atau serviks.

Selain itu fungsi selaput ketuban yang abnormal, serviks inkompetensia,

kelainan letak janin, umur, paritas, merokok, keadaan sosial ekonomi,

pendarahan anterpartum, Riwayat abortus, Riwayat ketuban pecah dini,

ketegangan Rahim yang berlebihan, kesempitan panggul, kelelahan ibu

bekerja, trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam

amnionitis (Prawirohardjo, 2014).

KPD biasanya dapat terjadi pada usia kehamilan sangat awal yaitu usia

kehamilan sebelum 28 minggu atau di trimester ketiga (antara 28 minggu

hingga 34 minggu), biasanya di sebabkan apabila leher Rahim tertutup atau

2
melebar. Kemungkinana yang menjadi factor predisposisi pada KPD adalah

paritas, kelainan selaput ketuban, usia ibu, serviks yang pendek, indeks,

serviks yang inkompeten, trauma, gemelli, hidramnion, kelainan letak,

alcohol, dan merokok.

Penelitian yang dilakukan Panjaitan,& andini,T, (2018) menjelaskan

bahwa Ketuban pecah dini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh

sebelum waktunya melahirkan, dimana terdapat hubungan antara Paritas, Usia

dan pekerjaan ibu bersalin dengan KPD di Rumah Sakit Martha Friska.

Komplikasi pada ketuban pecah dini yang paling sering terjadi bagi ibu

bersalin yaitu infeksi dalam persalinan, infeksi masa nifas, partus lama, dan

juga perdarahan post partum sehingga dapat meningkatkan kasus bedah

Caesar, dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal. Sedangkan

komplikasi yang paling sering terjadi bagi janin yaitu prematuritas, penurunan

tali pusat, hipoksia dan asfiksia, sindrom deformitas janin dan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas, solusi yang di lakukan dalam mengatasi ketuban

pecah dini pada kehamilan yakni pemeriksaan antenatal yang teratur dan

bermutu serta teliti mengenali sedini mungkin tanda-tanda ketuban pecah dini.

Maka dalam manajemen kebidanan adalah proses penyelesaian masalah atau

pemecahan masalah ibu yang khusus dilakukan oleh bidan, hal ini juga

sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya terdiri dari:

pengumpulan data dasar, intrepretasi data, identifikasi diagnosa atau masalah

potensial, identifikasi dan penetapan kebutuhan yang memerlukan penanganan

3
segera, perencanaan asuhan secara menyeluruh, pelaksanaan perencanaan dan

evaluasi.

Angka Kematian Ibu berdasarkan data Provinsi Sulawesi Utara 2020

angka kematian ibu berjumlah 48 kasus kematian dari 4.496 kelahiran hidup.

yang disebabkan oleh 13 kasus perdarahan, 15 kasus hipertensi, dan kasus

lainya total 20 kasus. Pada saat Survey awal data yang peroleh diperoleh oleh

peneliti di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado pada tahun 2021

terdapat 78 kasus KPD dari jumlah 542 persalinan, dan di tahun 2022 dari

bulan januari sampai bulan juli 2022 terdapat 206 kasus KPD dari 284

persalinan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Rumah Sakit Robert

Wolter Mongisidi Manado, dan data di atas jumlah dari kasus ketuban pecah

dini. Maka itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul"Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Ketuban

Pecah Dini di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado 2022 “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan

masalah pada studi kasus ini yaitu “ Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Robert Wolter

Mongisidi Mando 2022”.

4
1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Kebidanan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di Rumah Sakit

Robert Wolter Mongisidi Manado.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data dasar pada ibu bersalin dengan ketuban

pecah dini

b. Melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnose atau

masalah pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini

c. Melakukan identifikasi masalah potensial pada ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini

d. Melakukan identifikasi Tindakan segera pada ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini

e. Melakukan identifikasi rencana asuhan pada ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini

f. Melakukan identifikasi pelaksanaan rencana asuhan yang telah

ditetapkan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini

g. Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini

5
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Peneliti Secara Teoritis

Hasil penilitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk

mengidetifikasi berbagai pemecahan masalah yang berkaitan dengan

ketuban pecah dini di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado

1.4.2 Peneliti Secara Praktis

1. Bagi Penulis

Dapat memberikan pengalaman yang berharga serta menambah

pentahuan bagi penulis

2. Bagi Institusi

Sebagai ilmu tambahan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan

kebidanan dan terkhususnya dalam penanganan pada ibu bersalin

dengan ketuban pecah dini serta sebagai bahan yang dapat

dijadikan informasi bagi pembaca perpustakaan dan dapat

dijadikan sebagai referensi lanjutan

3. Bagi Lahan Praktek

Dapat dijadikan bahan acuan dalam kerja lapangan untuk

meningktakna pamahaman pada ibu bersalin dengan ketuban pecah

dini di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado

4. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman oleh bidan

melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban

pecah dini.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KEHAMILAN

1. Konsep Dasar Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.

Setiap perempuan yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang sudah

mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang

pria yang sehat maka kemungkinan akan terjadi kehamilan. Awal masa

kehamilan dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280

hari atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Kehamilan itu sendiri terbagi dalam 3 trimester yaitu: trimester pertama

dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, trimester kedua dari bulan

keempat sampai enam bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh hingga

Sembilan bulan. (Nelly,Nugrawati & Amriani. 2021).

a. Tanda-Tanda Kehamilan

Kehamilan dari ferilisasi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal

adalah 9 bulan 7 hari atau 40 minguu. Tanda awal kehamilan sering

mengecoh karena mirip dengan tanda-tanda menstruasi, seperti payudara

terasa membengkak, timbul flek dan rasa kram diperut. Jika sang ibu

tidak segera mengetahui dengan pasti bisa saja ibu tidak dapat

mengubah kebiasaan sehari-hari yang dapat membahayakan kehamilan.

7
1) Gejala Kehamilan (dugaan hamil)

a) Terlambat menstruasi

b) Mual dan muntah

c) Ngidam

d) Mudah Lelah

e) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri karena pengaruh

ekstrogen dan progesterone

f) Keram perut & Bercak Merah muda

g) Sering buang air kecil

h) Konstipasi

i) Hipersaliva

j) Pigmentasi kulit karena pengaruh hormone Kartikosteroid

plasenta,

2) Tanda-Tanda kemungkinan Hamil

a) Perut yang membesar

b) Tanda Hegar

Terjadi pada kehamilan 6-12 minggu, adanya uterus segmen

bawah Rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain

c) Tanda Chadwick

Terdapat perubahan warna serviks dan vagina yang menjadi

kebiru-biruan

8
d) Tanda Piscaeck

Adanya tempat kosong di rongga uterus karena embrio yang

biasanya terletak di atas, dengan bimanual akan teraba benjolan

yang asimetris.

e) Kontraksi-Kontraksi kecil pada uterus bila di rangsang (Braxton

Hicks)

f) Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk besar dan

konsistensi dari Rahim

g) Teraba Ballotement

Janin yang bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan

oleh tangan. ( Nelly, N & Amriani. 2021).

2. Fisiologi Kehamilan

a. Fertilisasi

1) Ovum

a) Dapat dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis

b) Dikeluarkan oleh ovarium pada saat fase ovulasi, satu kali tiap

siklus haid dan akan habis jika sudah masuk fase menopause

c) Ovum mempunyai waktu 24-48 jam setelah dikeluarkan dari

ovarium

d) Mempunyai lapisan pelindung yaitu sel-sel granulosa dan zona

pellusida yang harus bisa di tembus oleh sperma agar dapat

terjadi suatu kehamilan.

9
2) Sperma

a) Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematanganya dapat

disebut spermatogenis.

b) Jumlahnya dapat berkurang, tetapi tidak akan habis seperti

pada ovum dan tetap berproduksi meskipun pada lansia

c) Kapasitas fertilsasi selama 2-4 hari, rata-rata 3 hari.

d) Terdapat 100 juta sel sperma setiap militer air mani yang

diproduksi, rata-rata 3cc tiap ejakulasi.

e) Mengeluarkan enzim hailuronidase untuk dapat melunakan

korona radiata atau sel-sel granulosa.

f) Mempunyai morfologi yang sempurna, yaitu kepala:

berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), diliputi

lagi oleh alkorosom dan membrane plasma. Leher:

menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor:

Panjangnya < 10 kali dari bagian kepala dan dapat bergetar

sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.

3) Fertilitas

Proses kehamilan dimlai dari fertilitas yaitu bertemunya sel

telur dan sel sperma. Daerah ampula tub yaitu tempat

bertemunya sel sperma dan ovum. Sebelum sel sperma dan

ovum bertemu, terjadi tiga fase yaitu sebagai berikut.

a. Tahap penembusan korona radiata

b. Penembusan zona pellusida

10
c. Tahapan bersatunya oosit dan membrane sel sperma

b. Konsepsi

Nidasi/impantasi yaitu tertanamnya sel telur yang sudah

dibuahi (pada stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada

awal kehamilan. Blastula akan mudah masuk ke dalam desidua, yang

dapat menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup

lagi. Itulah sebabnya, terkadang saat nidasi terjadi sedikit pendarahan

akibat luka desidua (Tanda Hartman). Biasanya nidasi dapat terjadi

pada dinding depan atau pun belakang Rahim (korpus) dekat fundus

uteri.(Lusiana,dkk. 2021).

3. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

janin akan tumbuh dan berkembang di dalam Rahim ibu selama

kurang lebih Sembilan bulan. Setiap bulan janin mengalami proses

perkembangan yang berbeda-beda untuk tumbuh dan berkembang dengan

baik, sang ibu membutuhkan asupan makanan dengan gizi tertentu.

Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor dan subfactor antara lain :

a. Faktor ibu

b. Faktor janin

c. Faktor plasenta

1). Faktor ibu

a). Keadaan kesehtan ibu saat hamil

b). Penyakit yang menyertai kehamilan

11
c.) Penyulit kehamilan

d). Kelainan pada uterus

e). Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet

f). Kebiasaan ibu, merokok, alcohol, kecanduan

2). Faktor janin

a). Jenis kelamin janin

b).Penyimpangan genetic : kelaian kongenital, pertumbuhan

abnormal

c). Infeksi intrauterine

3). Faktor plasenta

Plasenta yaitu akarnya janin untuk bisa tumbuh dan berkembang

dengan baik di dalam Rahim. Sebab itu plasenta sangat penting

yang artinya untuk menjamin Kesehatan bagi janin dalam Rahim,

a. Perkembangan janin dalam kandungan

1. 4 minggu

Panjang fetus 7,5-10 mm, Rudimen mata, telinga dan hidung.

2. 8 minggu

Panjng fetus 2,5 cm, hidung, telinga, jari jemari mulai dibentuk.

Kepala menekuk ke dada, daun telinga lebih jelas, kelopak mata

melekat, leher mulai terbentuk, genetalia eksterna berbentuk tetapi

belum berdiferensiasi.

12
3. 12 minggu

Panjang fetus 9 cm, daun telinga lebih jelas, kelopak mata melekat,

leher mulai terbentuk, genetalia eksterna terbentuk tetapi belum

berdiferensiasi.

4. 16 minggu

Panjang fetus 16-18 cm, genitalia eksterna membentuk dan dapat

dikenal, kulit tipis dan warna merah.

5. 20 minggu

Panjang fetus 25 cm, kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh di

kepala, dan rambut halus (lanugo) tumbuh dikulit

6. 24 minggu

Panjang 30-32 cm, kedua kelopak mata ditumbuhi alis dan bulu

mata serta kulit keriput. Kepala besar. Jika lahir,

7. 28 minggu

Panjang fetus 35 cm, kulit berwarna merah dan ditutupi verniks

kaseosa. Jika janin lahir dapat bernafas, menangis pelan dan lemah.

Bayi imatur.

8. 32 minggu

Panjang fetus 40-43 cm, kulit merah dan keriput. Jika janin lahir,

akan tampak seperti orang tua kecil (littleold man)

9. 36 minggu

Panjang fetus 46 cm, muka berseri tidak keriput. Bayi premature

10. 40 minggu

13
Panjang fetus 50-55 cm, bayi cukup bulan, kulit licin, verniks

kasesosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ baik.

Pada janin pria testis sudah berada dalam skrotum, sedangkan pada

janin wanita, labia mayora telah berkembang baik. Tulang-tulang

kepala menulang. Pada 80% kasus, telah berbentuk pusat

penulangan pada epifisis tibia proksimal.(Rr,

Wulandari,Catur,Leny, Dkk. 2021).

4. Perubahan Fisiologi Pada Organ Dan Sistem Lainya Selama Kehamilan

a. Perubahan system kardiovaskular

System kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan

terhadap beberapa perubahan yang terjadi. Meskipun perubahan sistem

kardiovaskular terlihat pada awal trimester pertama kehamilan,

perubahan pada system kardiovaskular terus berlanjut ke trimester

kedua dan ketiga (Desiyani Nani, 2018). Menurut hasil penelitian,

system imun hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi

hemodinamik. Perubahan hemodinamik yang paling penting pada

sirkulasi selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan

kardio ouput serta penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan

yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung, meningkat dari 70 ml

menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III. Desiran sistol dan

diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada

Wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu

14
kelainan, namun pada Wanita hamil darah pada katup trikuspidal

(Irianto,koes. 2014).

b. Perubahan Sistem Respirasi

Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan

biokimia. Diafragma dapat lebih naik sampai 4 cm dan diameter

melintang pada dada menjadi 2 cm. perubahan ini menyebabkan

perubahan system pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh

karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.

Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dispone dan

merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi Ketika duduk

di bawah. Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk

mengoptimalkan oksigenasi ibu dan janin serta memfasilitasi

perpindahan produk sisa CO2 dari jani ke ibu.

Pada masa kehamilan konsumsi oksigen dan ventilasi semenit

meningkat secara progresif. Volume tidak dalam angka lebih kecil laju

pernafasan meningkat. Pada ater, konsumsi oksigen akan meningkat

sekitar 20-50 % dan ventilasi sement meningkat hingga 50%. PaCO2

menurun sekitar 28-32 mmHg. (Wulandari,C,L.dkk.2021).

c. Perubahan Metabolisme

Biasanya pada masa kehamilan menyebabkan efek metabolisme,

maka dari itu ibu hamil harus makan makanan yang bergizi dan juga

sehat.

15
1) Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada Wanita

hamil meningkat hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir

2) Keseimbangan asam-alkali (acic-base balance) sedikit mengalami

perubahan konstentrasi alkali

3) Untuk perkembangan fetus, alat payudara dan badan ibu sehingga

dapat mempersiapkan laktasi.

4) Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu

makan kuat sering kencing, dan kadang kala di jumpai glucosuria

yang meningkat kita pada diabetes melitus, dalam kehamilan,

pengaruh kelenjar endokrin agak terasa seperti somatomamotopin,

plasma insulin, dan hormone-hormon adrenal ketosteroid.

5) Metabolism lemak juga terjadi. Hormone somatomammotropin

deposit lemak lainya terdapat di badan, perut, paha, dan pada

lengan

6) Metabolisme mineral (kalsium, fosfor, zat besi,dan air).

7) Berat badan Wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. yang

disebabkan oleh :

a). Janin, uri, air ketuban, uterus

b). Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan terensi

air

8). Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi

(Yuliana, Dkk. 2021).

16
d. Rahim atau uterus

Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram

dapat mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga beratnya

menjadi 1000 gram pada saat akhir kehamilan. Otot rahim

mengalami hiperplasia dan hipertrofi sehingga jadi lebih besar,

lunak, dan dapat mengikuti besarnya rahim karena ada pertumbuhan

janin. Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Masa kehamilan 16 minggu, tinggi rahim yaitu setengah dari

jarak simfisis dan pusat

2. Masa kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari

dibawah pusat, sedangkan pada masa 24 minggu, tepat di tepi

atas pusat.

3. Masa kehamilan 28 minggu, tinggi fundus sekitar 3 jari diatas

pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.

4. Masa kehamilan 32 minggu, tinggi fundus yaitu setengah jarak

prosesus xifoideus dan pusat.

5. Masa kehamilan 36 minggu, tinggi fundus sekitar satu jari di

bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu

atas panggul

e. Vagina

Vagina dan vulva dapat mengalami peningkatan pembuluh

darah karena pengaruh hormone estrogen sehingga tampak makin

17
berwarna merah dan kebiru-biruan yang disebut dengan tanda

Chadwicks.

f. Ovarium

Terjadinya kehamilan, ovarium yang mengandung korpus

luteum gravidarum dapat meneruskan fungsinya sampai dengan

terbentuknya plasenta sempurna sampai pada usia kehamilan 16

minggu.

g. Payudara

Perkembangan payudara terjadi karena pengaruh hormone

ekstrogen, progesterone dan somatromatropin pada masa kehamilan,

h. Sirkulasi darah ibu

Dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Dapat meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin.

2. Hubungan langsung antar arteri dan vena pad sirulasi

retropalsenter

3. Dampak dari hormon estrogen dan progesteron semakin

meningkat.

Dampak dari faktor tersebut ditemukan beberapa perubahan pada

peredaran darah :

1) Volume darah

Meningkatnya serum darah dan terjadinya pengenceran darah pada

puncaknya pada masa kehamilan 32 minggu.

18
2) Sel darah

Bertambahnya sel darah yang tidak seimbang dengan meningkat

volume darah sehingga dapat terjadinya hemodilusi yang juga

disertai dengan anemia fisiologis.

3) Sistem respirasi

Untuk memenuhi kebutuhn oksigen terjadi juga perubahan.

4) Sistem pencernaan

Karena pengaruh dari estrogen, jadi pengeluaran asam lambung

meningkat dan dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang

berlebih, daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan muntah

yang disebut morning sickness.

5) Traktus urinarus

Karena penurunan kepala janin sehingga terjadinya miksi dalam

bentuk sering berkemih.

6) Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi.

Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum, areola mamae,

papilla mamae, linea nigra, pipi (cloasma gravidarum).

7) Metabolisme

Metabolisme tubuh terjadi perubahan dan kebutuhan nutrisi makin

tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan ASI.

19
i. Plasenta

Plasenta merupakan akar janin untuk menghisap nutrisi dan ibu

dalam bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke

janin dan membuang sisa metabolisme janin dan CO2 (Manuaba, dkk.

2009).

5. Perubahan Psikologis ibu hamil

a. Trimester I

1) Ibu menganggap tidak sehat dan kadang juga benci dengan

kehamilannya.

2) Sesekali ada penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.

3) Ibu terus mencari tanda untuk menyakini dirinya bnar-benar hamil.

4) Karena perutya masih kecil, ibu mungkin diberitahukannya kepada

orang lain atau malah mungkin dirahasiakan.

5) dorongan untuk melakukan hubungan seksual berbeda pada tiap

wanita, tetapi kebanyakan ibu akan mengalami penurunan.

b. Trimester II

1) Ibu merasakan sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar

hormon yang tinggi.

2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

3) Merasakan gerakan anak

4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran

5) Libido meningkat

6) Menuntut perhatian dan cinta

20
7) Intelerasi sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada

orang lain yang baru menjadi ibu

8) Tertariknya dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,

dan persiapan untuk peran baru.

c. Trimester III

1) Perasaan tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik

2) Ibu Merasa tidak senang ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Ibu membayangkan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

4) Ibu merasa khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak

normal,

5) Ibu merasa sendiri sebab akan terpisah dari bayinya

6) Ibu merasa kehilangan perhatian

7) Perasaan sensitif

8) Libido menurun merasa bahwa bayi sebagai individu yang

merupakan bagian dari dirinya (Sulistyawati, 2012).

6. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

a. Asam folat

Konsumsi asam folat pada masa pre dan prekonsepsi dapat menurunkan

risiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensefalus.

Minimal konsumsi asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi

21
dan berlanjut sampai 3 bulan pertama kehamilan. Dengan dosis asam

folat preventif adalah 500 mikrogram, atau 0,5-0,8mg.

b. Energi

Kebutuhan energi ibu hamil yaitu 285 kalori jika dalam proses tumbuh

kembang janin.

c. Protein

Dalam ‘pembentukan jaringan baru janin dan tubuh ibu dibutuhkan

protein 910 gram. Dan 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan 12 gram

protein sehari untuk ibu hamil.

d. Zat besi

Memberikan suplemen zat besi secara rutin yaitu untuk membangun

cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Ibu hamil

minimal mengkonsumsi 90 tablet zat besi selama kehamilan.

e. Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. ibu hamil membutuhkan

kalsium sebesar 400mg hari.

f. Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok yang berisiko

penyakit seksual (IMS)

g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme

(Nugroho T,2014).

h. Oksigen

Kebutuhan oksigen meningkat 20%. Disebabkan karena diafragma

tertekan akibat membesarnya rahim. Maka sebaiknya ibu hamil tidak

22
boleh berada di tempat ramai dan penuh sesak. Karena akan mengurangi

masukan oksigen.

i. Nutrisi

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada ibu hamil :

1) Hindari makanan daging/ayam mentah dan ikan mentah seperti sushi

(setengah matang)

2) Hindari telur mentah dan makanan yang mengandung mayones dan

jangan minum susu sapi, kambing atau biri-biri yang tidak

dipasteurisasi.

3) Cuci buah-buahan dengan seksama, sayuran dan salad.

4) Buang makanan yang berjamur dan kentang yang sudah berakar

j. Personal hygiene

Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi, dan ganti pakaian minimal 2x.

Menjaga kebersihan alat genital dan pakaian dalam. Menjaga kebersihan

payudara. Karena kebersihan diri adalah hal yang penting untuk dijaga

oleh seorang ibu hamil (Nugroho T, 2014).

k. Pakaian

Memakai pakain yang nyaman dan tidak mengangu kegiatan fisik

ibu.

l. Eliminasi

Mengkonsumsi makanan yang tinggi serat dan banyak minum air

putih agar tidak terjadi konstipasi. (Sulistyawati, 2014).

23
m. Seksual

Selama tidak menganggu kehamilan Wanita dapat berhubungan seksual

dengan suaminya.

n. Mobilisasi, Body mekanik

Mobilisasi untuk ibu hamil harus memperhatikan cara yang benar seperti

melakukan latihan/senam hamil agar otot-otot tidak kaku. Tidak boleh

melakukan gerakan tiba-tiba dan jangan mengangkat secara langsung

benda yang cukut berat. Ketika bangun tidur ibu hamil sebainya miring

dulu kemudian bangkit dari tempat tidur.

o. Exercise/senam hamil

Calon ibu untuk mempersiapkan persalinan. senam hamil adalah terapi

latihan Senam hamil merupakan suatu program latihan fisik yang sangat

penting bagi gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau

mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan.

p. Istirahat/tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/tidur yang cukup sehingga

dapat membuat ibu menjadi rileks,bugar dan sehat. Jika ingin tidur

miring kekiri, bantal ditaru sedemikian rupa sehingga ibu nyaman tidur

dengan posisi miring kekiri.

q. Imunisasi

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum ibu diberikan imunisasi

Tetanus Toxoid (TT).

24
r. Persiapan laktasi

Bidan memiliki peran penting dalam penatalaksanaan pemberian ASI.

Sebagian besar aspek penatalaksanaan pemberian ASI adalah dasarkan

pada pemahaman atas perubahan anatomis dan fisisiologi yang terjadi

pada Wanita post partum. (Sulfianti.dkk.2020)

2.2 KETUBAN PECAH DINI

1. Definisi Pengertian

Ketuban atau cairan amnion merupakan cairan yang memenuhi

Rahim yang diproduksi oleh sel-sel trofoblas. Cairan amnion merupakan

sumber makanan janin di dalam kandungan. Sejak berusia 12 minggu,

janin mulai minum air ketuban dengan mengeluarkanya melalui air seni.

Cairan itu berada dalam kantung, yang disebut kantung ketuban, yang

terdiri dari jaringan tipis kurang dari 1 milimiter (Sunani, T. 2014). Pada

dinding kantung ketuban tidak terdapat pembuluh darah sehingga tidak

terjadi perdarahan Ketika pecah. Pada usia kehamilan yang semakin tua,

dinding ketuban semakin tipis namun cukup kuat untuk menahan tekanan

yang semakin besar dari janin, sampai saat waktu persalinan. Bahkan ada

dinding ketuban yang hraus dipecahkan oleh dokter atau bidan bila saat

persalinan ketuban belum pecah (Sunani, T. 2014).

Menurut Prawirohardjo (2014) KPD atau disebut juga ketuban pecah

sebelum waktunya (KPSW) didefiniskan sebagai pecahnya ketuban

sebelum waktunya melahirkan. Ada pun teori yang menghitung durasi

25
waktu pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu, misalnya 1 atau 6 jam

sebelum inpartu. Ada juga yang menyatakan dalam ukran pembukaan

serviks pada kala I, misalnya pada primigravida ketuban pecah sebelum

pembukaan 3 cm dan kurang dari 5 cm pada multigravida (Agustina, wiw.

2020). Sedangkan menurut Sastrawinnata (2011) KPD adalah pecahnya

selaput ketuban yang dibuktikan dengan adanya kebocoran air ketuban

(amniorrhexis) sebelum persalinan yang terjadi setelah umur kehamilan 22

minggu. KPD juga dapat terjadi pada umur kehamilan preterm dan atrem.

Bila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut

ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Prawirohardjo. 2014).

Menurut Manuaba (2009), KPD atau premature rupture of the membranes

(PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelun adanya tanda-tanda

persalinan.

Gambar 1 : ketuban pecah dini (manuaba, 2009)

26
2. Insidensi

Insidensi KPD berkisar antara 8-10 % dari semua kehamilan. Pada

kehamilan aterm, kejadiannya bervariasi antara 6-19 %. Sedangkan pada

kehamilan preterm, insidensinya 2 % dari semua kehamilan. Hampir KPD

pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan

terjadi dalam satu minggu setelah ketuban pecah. Sekitar 85 % mordibitas

dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematuritas. KPD berhubungan

dengan penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40 % (Marni

dkk, 2016 : 103 ) .

3. Etiologi

Penyebab dari KPD masih belum diketahui secara pasti. Beberapa

laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD,

namun factor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Yang

menjadi faktor predisposisinya adalah :

a. Infeksi dapat terjadi secara langsung pada selaput ketuban atau pun

asenderen dari vagina sehingga infeksi pada cairan ketuban bisa

menyebabkan terjadinya KPD.

b. Serviks yang inkompetensia, kanalis servikalis yang selalu terbuka

karena kelainan pada serviks uteri (akibat dari persalinan dan kuretase)

c. Tekanan intra uterin yang meningkat secara berlebihan (overditensi

uterus) misalnya trauma, hidromnian,gemelli.

27
d. Trauma yang didapat dari hubungan seksual, pemeriksaan dalam,

maupun amniosintesis bisa menyebabkan terjadinya KPD karena

biasanya diserati dengan infeksi.

e. Kelainan letak, seperti sungsang, sehingga tidak ada bagian rendah

yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi

tekanan terhadap membrane bagian bawah.

f. Keadaan social ekonomi

g. Factor lain :

1. Factor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang

tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan

2. Termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban

3. Factor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu CPD)

4. Factor multi graviditas, merokok dan perdarahan anterpartum

5. Defisienzi gizi dari tembaga atau asam askorbat vitamin C

(Nugroho, 2011 :2).

4. Mekanisme pecahnya selaput ketuban

Dalam persalinan ketuban pecah secara umum disebabkan oleh

kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena

terjadinya perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior

rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat

keseimbangan antara sintes dan degrasi ekstraselular matriks. Peralihan

struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen bisa menyebabkan aktivitas

kolagen berubah dan dapat menyebabkan selaput ketuban pecah.

28
5. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes

melalui vagina. Aroma air ketuban yang berbau amis dan tidak seperti bau

amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan

ciri pucat bergaris warna darah. Cairan ini tidak dapat berhenti atau pun

kering karena akan terus diproduksi sampai kelahiran. Tapi bila ibu duduk

atau berdiri, kepala janin yang sudah berada dibawah biasanya

‘mengganjal’ atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Tanda-tanda

infeksi yaitu demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut

jantung janin bertambah cepat.

6. Diagnose

Menegakan diagnose KPD secara tepat sangat penting. Karena

diagnopsa yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti

melahirkan bayi terlalu awal atau seksio yang sebetulnya tidak ada

indikasi. Sebaliknya di diagnose yang negative palsu berarti akan

membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan

mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Maka itu diperlukan

diagnose yang cepat dan tepat.

7. Anamnesa

Ibu merasakan basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang

banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan bebau khas, dan perlu di

perhatikan warna, keluarnya cairan tersebut his belum teratur atau

belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah.

29
8. Inspeksi

Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan

dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih

banyak, pemneriksaan ini akan lebih jelas.

9. Pemeriksaan dengan speculum

Pemeriksaan dengan speculum pada KPD akan tampak keluar

dari orifusium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar,

fundus uteri di tekan, penderita di minta batuk, atau bagian terendah

digoyangkan, sperti keluar cairan dari ostium uteri dan berkumpul pada

fornik anterior.

10. Pemeriksaan dalam.

Dapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada

lagi.Mengenai pemeriksaan dalam vagina dengan toucher perlu

ditimbangkan, pada kehamilan yang kurang bulan dan belum dalam

persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu

pemeriksaan dalam, jari pemeriksaan akan mengakumulasi segmen

bawah Rahim dengan flora vagina normal. Mikroorganisme tersebut

biasa dengan cepat menjadi pathogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya

dilakukan kalau KPD yang sudah dalam persalinan atau dilakukan

induksi persalinan dan dibatasi sedikit mungkin.

7. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

30
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi,

bau, pHnya. Dengan kertas nitrazin tidak terjadi perubahanS warna,

tetap kuning. 1.a tes lakmus (tes nitrazinzzz0, jika kertas laknus merah

berubah jadi biru menunjukan adanya air ketuban (alkalis). pH air

ketuban 7-7,5, darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang

postif palsu. 1.b Mikroskopik (tes pakis), dengan menetaskan air

ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan

mokroskopik menunjukan gambaran daun pakis.

b. Pemeriksaan ulstrasonografi (USG)

Yaitu untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum. Pada kasus

dengan KPD terlihat jumlah cairan ketuban sedikit. Namun sering

kesalahan pada penderita oligohidramnnion. Walaupun pendekatan

diagnosis KPD sudah bisa di diagnose dengan anamnesa dan

pemeriksaan sederhana. (Nur,R.Yini,W. 2022

8. Komplikasi

Komplikasi paling sering terjadi KPD sebelum usia kehamilan 37

minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40 %

bayi baru lahir. Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu

hamil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan

terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnio). Selain itu

kejadian keluarnya tali pusat dapat terjadi pada KPD. Dapat menyebabkan

resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.

Hypoplasia paru adalah komplikasi fatal yang terjadi pada KPD pretem.

31
Kejadianya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada

usia kehamilan kurang dari 23 minggu.

9. Penatalaksanaan

Ketuban pecah dini termasuk dalam kehamilan berisiko tinggi.

Kesahatan dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya

angka mordibitas ibu maupun bayinya. Penatalaksanaan KPD masih

dilema bagi sebagian besar ahli kebidanan, selama masih beberapa

masalah yang masih belum terjawab, kasus KPD yang cukup bulan, kalau

segera mengakhiri kehamilan akan menaiki insiden bedah sesar, dan kalau

menunggu persalinan spontan akan menaiki insidensi chorimnionitis.

Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif

harus di pastikan bahwa tidak terjadi RDS, dan kalau menempuh cara

konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus

bisa memantau keadaan janin infeksi yang akan memperjelas prognosis

janin. Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur

kehamilan tidak diketahui secara pasti akan segera dilakukan pemeriksaan

(USG) untuk bisa mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Dampak

yang lebih sering terjadi pada KPD dengan janin kurang bulan perlu

evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan.

Pada kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru-paru sudah matang,

choirioamnionitis morbiditas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi

janin berlangsung berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban

atau lamanya periode laten. Kebanyakan penulis sepakat mengambil sikap

32
2 faktor yang harus dipertimbangkan dalamn mengambil sikap atau

Tindakan terhadap penderita KPD yaitu umur kehamilan dan ada tidaknya

tanda-tanda infeksi pada ibu.

a) Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (lebih dari 37

minggu).

Pada hakekatnya kulit ketuban yang pecah akan menginduksi

persalinan dengan sendiri. Kurang lebih 70-80 % kehamilan genap

bulan dapat melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban

pecah, bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban pecah belum terdapat

tanda-tanda persalinan maka akan dilakukan induksi persalinan, dan

bila gagal akan dilakukan bedah Caesar. Memberikan antibiotic

profilaksis dapat menurunkan resiko infeksi pada ibu. Walaupun

antibiotic tidak berfaedah terhadap janin dalam uterus namun

pencegahan terhadap choriomnitis lebih penting dari pada

pengobatanya sehingga pemberian antibiotic profilaksi perlu

dilakukan. Dalam pemberian antibiotic sebaiknya di berikan segera

setelah diagnosis KPD ditegakan dengan pertimbangan : tujuan

profilaksis, lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah terjadi, proses

persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam. Beberapa penulis

menyarankan bersikap aktif ( induksi persalinan) segara di berikan

atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan sendirinya. Dengan

mempersingkat periode laten durasi KPD dapat di perpendek

33
sehingga resiko infeksi dan trauma obstetric karena partus Tindakan

dapat dikurangi.

Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat

ketat terhadap keadaan janin, ibu dan jalanya proses persalinan

berhubungan dengan komplikasinya. Observasi yang kurang baik

dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi dan ibunya (his

terlalu kuat). Induksi dilakukan dengan memperhatikan bioshop

score jika lebih 5 induksi dapat dilakukan sebaliknya kurang 5,

dilakukan pematangan serviks, jika tidak berhasil akhir persalinan

dengan seksio Caesare.

b) Pentalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (kurang dari 37

minggu).

Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang

bulan tidak di jumpai tanda-tanda infeksi, pengelolaanya bersifat

konservatif dengan disertai pemberian antibiotic yang adekuat

sebagai profilaksi. Penderita perlu dirawat di rumah sakit, ditidurkan

dalam posisi tredelenberg. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam

untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan diushakan bisa

mencapai 37 minggu, obat-obatan uteronelaksen atau tecolitic agent

diberikan juga tujuan menunda proses persalinan. Tujuan dari

pengelolaan konservatif dengan pemberian kortikpsteroid pada KPD

kehamilan kurang bulan adalah agar tercapainya pematangan paru,

jika selama menunggu atau melakukan pengelolaan konservatif

34
tersebut muncul tanda-tanda infeksi, maka langsung dilakukan

induksi persalinan tanpa memandang umur kehamilan.

Kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselasikan dengan

tindakaan bedah Caesar. Seperti halnya pada pengelolaan KPD yang

cukup bulan, Tindakan bedah Caesar hendaknya dikerjakan bukan

semata-mata karena infeksi intrauterine tetapi yanya ada indikasi

obstetric yang lalu, misalnya kelainana letak, gawat janin, partus tak

maju. Selain dari masalah yang dapat terjadi akibat Tindakan aktif.

pengelolaan konservatif juga dapat menyebabkan komplikasi yang

berbahaya, maka perlu dilakukan pengawasan ketat. Sehingga ikatan

pengelolaan konservatif adalah menunggu dengan penuh

kewaspadaan terhadap kemungkinan infeksi intrauterine. Sikap

konservatif meliputi pemeriksaan leukosit darah tepi setiap hari,

pemeriksaan tanda-tanda vital terutama temperature setiap 4 jam,

pengawasan denut janin, pemebrian antibiotic mulai saat diagnosis

ditegakan dan selanjutnya setiap 6 jam.

Pemberian kortikosteroid pada preterm KPD telah dilaporkan

secara pasti dapat menurunkan kejadian RDS. (The National

Institues Of Health INIH) sudah merekomendasikan penggunaan

kartikosteroid pada preterm KPD pada usia kehamilan 30-32 minggu

yang tidak ada infeksi intra amnion. Sediaan terdiri atas betametason

2 dosis masing-masing 12 mg intramuscular tiap 24 jam atau

dexametason 4 dosis masing-masing 6 mg tiap 12 jam.

35
10. Pencegahan

Sementara preventif dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti

cukup efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan

ketiga dianjurkan. Ada 3 macama bentuk solusio berdasarkan jumlah

plasenta yang terlepas plasenta parsoialis. Dan bila hanya sebgaian kecil

pinggir plasenta disebut puture sinus marginalis.

2.3 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

Menurut Helen varney (1997), manajemen kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan Tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemua-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis

untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien. Bertepatan

dengan perkembangan pelayanan kebidanan, maka bidan targetkan lebih

kritis dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk

mengambil keputusan. Menurut Helen Varney, ia telah mengembangkan

proses manajemen kebidanan ini dari 5 langkah menjadi 7 langkah yaitu

mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi.

Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah

secara sistematis mulai dari pengkajian, analis data, diagnosis kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dan juga Manajemen kebidanan

36
adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang

khusus dilakukan oleh bidan dalam memberiksan asuhan kebidanan

kepada individu, keluarga dan masyarakat.

Varney (1997) mempertimbangkan beberapa hal yang penting yang

disempurnakan. Misalnya seorang bidan dalam manajemen yang

dilakukan perlu lebih kritis untuk mengantisipasi masalah atau diagnose

potensial. Dengan kemampuan yang lebih kritis untuk mengantisipasi

masalah atau diagnose potensial. Dengan kemampuan yang lebih dalam

untuk melakukan Analisa kebidanan dan akan menemukan diagnose atau

masalah potensial ini. Kadang kala bidan juga harus segera bertindak

untuk menyelasaikan masalah tertentu dan mungkin juga harus

melakukan kolaborasi, konsultasi, bahkan mungkin juga harus merujuk

klienya (Riny Natalina, 2019).

2. Proses Manajemen kebidanan

a. Langkah I : Pengumpulan data dasar

Merupakan langkah dengan melakukan pengkajian melalui

proses pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan pasien secara lengkap seperti riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, peninjauan catatan

terbaru atau catatan sebelumnya, data laboratorium dan

membandingkan hasil studi. Semua data yang dikumpulkan dari

sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien. Pengumpulan

data dimulai saat klien masuk dan dilanjutakan secara terus

37
menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data yang

dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, baik sumber primer

(klien) ataupun sumber sekunder (anggota keluaraga ataua tenaga

Kesehatan lain). Bidan mengumpulkan data dasar dengan lengkap.

Apabila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan

kepada dokter dalam manajemen kolaborasi, bidan akan melakukan

konsultasi. Karena data yang diperlukan diambil dari hasil

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostic lainya.

Kadang-kadang bidan perlu memulai manajemen dari Langkah 4

untuk mendapatakna data dasar awal yang perlu disampaikan

kepada dokter.

b. Langkah II : Interpretasi data dasar

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara

benar terhadap masalah kebutuhan pasien. Data dasar yang sudah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditentukan masalah atau

diagnose yang spesifik. Kata masalah dan diagnose keduanya

digunakan digunakan karena beberpa masalah tidak dapat

diselesaikan seperti diagnose, namun membutuhkan penanganan

yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap

klien.Masalah adalah kesenjangan yang diharapakan dengan

fakta/kenyataan. Selain itu, sudah terpikirkan perencanaan yang

dibutuhkan terhadapa masalah. Sebgai contoh maalah yang

menyertai diagnose kemungkinan perempuan hamil tersebut masuk

38
trimester III. Masalah yang kemungkinan dapat muncul adalah

takut tidak termasuk ke dalam kategori “diagnose nomenklatur”

tetapi akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan

pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk

mengurangi rasa takut.

c. Langkah III : Identifikasi diagnose atau masalah potensial

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau

diagnose potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan

diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses

pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan

tindkana segera. Contoh diagnose kebidanan : kehamilan normal,

partus normal, abortus,dll. Pada Langkah ini perlu sekali untuk

melakukan asuhan yang aman . misal pada persalinan dengan bayi

besar, bidan sebaiknya juga mengantispasi dan bersiap-siap

terhadap kemungkinana terjadinya dystocia bahu sehingga perlu

disiapkan kebutuhan untuk resusitasi.

d. Langkah IV : Identifikasi dan pentapan kebutuhan yang

memerlukan penangan segera

Pada tahap ini akan dilakukan oleh bidan dengan melakukan

identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnose

dan masalah ditegakkan. Tindakan bidan pada tahap ini adalah

konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan. Beberapa data

39
menunjukan situasi emergency di mana bidan perlu melakukan

asuhan yang aman. Misalnya pada persalinan dengan bayi besar,

dan beberapa sementara menunggu instruksi dokter, mungkin juga

memerlukan konsultasi dengan tim Kesehatan lain. Bidan perlu

memperkirakan situasi setiap klien untuk menentukan asuhan

pasien yang paling tepat.

e. Langkah V : Perencanaan Asuhan secara Menyeluruh

Setelah bebarapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan

perencanaan menyeluruh terhadap masalah dan diagnose yang ada.

Saat proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan

identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan

dapat dilakukan secara menyeluruh dapat teratasi. Rencana asuhan

yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau masalah yang berkaitan, tetapi

juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap perempuan

tersebut apa yang dipekirakan akan terjadi berikutnya. Setiap

rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan

agar dapat dilaksanakan asuhan kebidanaan secara menyeluruh

harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan

teori yang sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak

akan dilakukan oleh pasien .

f. Langkah VI : Pelaksanaan Perencanaan

40
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana

sebelumnya, baik terhadap masalah pasien maupun diagnose yang

ditegakan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara

mandiri maupun kolaborasi dengan tim Kesehatan lainya. Jika

bidan tidak melakukan sendiri tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaanya. Bidan berkewajiban agar

terlaksananya rencana asuhan Bersama yang menyeluruh.

g. Langkah VII : Evaluasi

Ialah tahap akhir dari manajemen kebidanan, yaitu dengan

melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang

dilakukan oleh bidan. Evaluasi sebagai bagian dengan kondisi atau

kebutuhan klien. Evaluasi efektif dari asuhan yang telah diberikan

meliputi memenuhan kebutuhanakan bantuan apakah telah

terpenuhi sesuai dengan apa yang diidentifikasi dalam masalah dan

diagnose. Rencana tersebut bisa dianggap efektif jika memang

efektif pelaksanaanya, ada kemungkinan bahwa sebagaian rencana

tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

3. Data Perkembangan

Pencatatan adalah pencatatan asuhan secara lengkap, akurat,

singkat, jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, ditulis dalam bentuk

catatan perkemban/ Subjektif, Objektif, Assesment dan Planning

(SOAP) Notes. Pendokumentasian yang benar adalah pengumpulan

mengenai asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien.

41
Menurut Varney, didalamnya terkandung proses berfikir bidan yang

sitematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai Langkah-langkah

manajemen kebidanan maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP

yaitu :

a. S (Data Subjektif)

Yaitu mengambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien dari anamnesa

b. O (Data Objektif)

Yaitu mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, dan hasil laboratorium

c. A (Asessment)

Yaitu mengambarakan hasil pendokumentasian dari hasil Analisa

dan intervensi data subjektif dalam suatu identifikasi. Dalam

assessment memuat diagnose atau masalah serta antisipasi diagnose

lain atau masalah potensial

d. P (Planning)

Mengambarkan pendokumentasian dari perencanan dan evaluasi

berdasarkan assessment (Anjar Astuti, 2021).

42
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan

penerapan manajemen asuhan kebidanan yaitu 7 langkah varney.

3.2 Definisi Operasional

1. Ketuban pecah dini

KPD adalah pecahnya selaput ketuban sebelum kehamilan 37 minggu atau

pecahnya ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.

2. Manajemen Asuhan Kebidanan

Metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu yang khusus dilakukan

oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga

dan masyarakat. Hal ini juga sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan

selanjutnya. Kegiatan yang berdasarkan tanggung jawab peneliti dalam

memberikan pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan ketuban pecah dini di kamar bersalin Rumah Sakit Robert

Wolter Mongisidi Manado.

3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang kamar bersalin Rumah Sakit Robert

Wolter Mongisidi Manado

43
2. Waktu Penelitian

Penelitian ini rencanya dilakukan bulan September 2022

3.4 Subjektif Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian adalah individu yang ikut serta dalam riset. Informasi

atau data yang telah dikumpulkan dari atau tentang individu untuk

membantu menjawab pertanyaan yang sedang dipelajari. Terkadang

subjek riset disebut sebagai manusia, partisipan, atau sukarelawan studi,

Sampel penelitian adalah satu kasus bersalin dengan ketuban pecah dini di

RS Robert Wolter Mongisidi Manado.

3.5 Teknik Pengumpalan Data

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh melalui tinjauan langsung yaitu dengan

wawancara dan observasi dengan menggunakan format manajemen

varney.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui status pasien, catatan

atau laporan yang ada di ruangan kamar bersalin RS Robert Wolter

Mongisidi Manado.

3.6 Jalannya Penelitian

Jalannya Penelitian

1. Pembuatan prosposal

44
2. Mendapatkan masalah sebagai subjek penelitian melalui fakta, data

informasi dari berbagai media masa dan instansi yang lain.

3. survey awal dilokasi penelitian

4. pengumpulan buku sumber dan mencari data informasi dari internet.

5. Menyusun usulan penelitian

6. Seminar

Tahap pelaksanaan

a. Pengumpulan data rekam medis yang memenuhi kriteria penelitian

b. Melakukan interpretasi data atau mengidentifikasi diagnose

c. Melakukan identifikasi masalah potensial

d. Melakukan identifikasi tindakan

e. Melakukan identifikasi rencana

f. Mengidentifikasi pelaksanaan

g. Melakukan evaluasi

h. Pengolahan data

45
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografi

Nama Rumah Sakit : Robert Wolter Mongisidi Manado

Pemilik Rumah Sakit : Kakesdam XIII/Merdeka, Panglima

Kodam XIII/Merdeka.

Pembina Rumah Sakit : Kesdam XIII/Merdeka

Alamat Rumah Sakit : Jln. 14 Februari No. 27 teling Atas Kec.

Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara

Telepon : (0431) 842340

Website : www.rsmongisidi.com

b. Visi dan Misi Rumah Sakit Robert Wolter Mongisid Manado

1) Visi

Menjadi Rumah Sakit Trauma center di Indonesia Bagian

Timur

2) Misi

a) Tertib administrasi, manajemen dan rekam medis

b) Pelayanan medis yang optimal

c) Pelayanan gawat darurat yang handal

d) Pelayanan perawatan yang professional

46
e) Keselamatan pasien yang prima

c. Pelayanan medik

1) IGD 24 jam

2) POLI SPESIALIS terbagi dalam : Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Saraf,

Paru, THT, Rehabilitasi Medik, Mata, Gigi/Mulut, Jantung, Bedah

Tulang, Kandunga/Kebidanan.

3) CATH LAB

4) RADIOLOGI

5) LABORATORIUM

6) APOTEK 24 JAM

7) UNIT TRANFUSI DARAH

d. Fasilitas pelayanan terdiri dari : Ruang kamar, Peralatan canggih, Proses

pemeriksaan mudah, BPJS Kesehatan.

e. Ketenagaan

1) Ruang Bersalin/VK

Dokter SPOG : 5 orang

Bidan : 15 orang

2) Ruang Melati/Nifas

Dokter SPOG : 5 orang

Bidan : 10 orang

47
2. Manajemen Asuhan Kebidnana

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT ROBERT

WOLTER MONGISIDI MANADO

No Reg : 23-31-82

Tanggal Masuk : 23-10-2022

Tanggal pengkajian : 23-10-2022 Pukul : 11.00 am

Biodata

Nama ibu : Ny. F. D

Umur : 16 Tahun

Suku/Bangsa : Gorontalo

Agama : Kristen

Pendidikan : SMP

Alamat : Bitung, Karangria Link 3

Nama Suami : Salma Musa

Umur : 17 Tahun

Suku/Bangsa : Gorontalo

Agama : Kristen

Pendidikan : SMP

Alamat : Bitung, Karangria Link 3

48
I. PENGKAJIAN DATA/ PENGUMPULAN DATA DASAR

A. Data Subjektif

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah serta

mengeluarkan cairan dari jalan lahir dan adanya pengeluaran lendir

bercampur darah pada tanggal 23 oktober jam 06.00 am

2. Riwayat perkawinan

Kawin 1 kali, pernikahan ke :1 ,umur saat menikah :15 tahun, lamanya

pernikahan :8 bulan

3. Riwayat Menstruasi

Menarche pada usia : 14 tahun Siklus : 28 hari

Teratur/ tidak : teratur ,lama : 7 hari

Disminorhee : tidak

Banyaknya : 3-4 cc/ 24 jam

HPHT : ? -januari-2022 ,HPL : ?-oktober-2022

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : Tidak ada ( G1 P0A0)

5. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

6. Riwayat Kesehatan

a. Penyakit sistematik, menurun, menular, yang pernah/ sedang di derita

( Jantung, asma, TBC, ginjal, DM, malaria, HIV/AIDS ) : Ada DM,

Hipertensi di orang tua (ibu)

b. Riwayat yang pernah/ sedang diderita keluarga : Tidak

c. Riwayat operasi : Tidak

49
d. Riwayat kembar, cacat : Tidak

7. Riwayat Persalinan Terakhir : Tidak

8. Kebutuhan Fisik

a. Nutrisi : 3x/ hari

b. Eliminasi : BAK : + 6 x/hari

BAB : 1x/hari

c. Istirahat : + 7 jam

d. Personal Hygine : mandi 2x/hari

9. Keadaan psikologis, Sosial dan Spiritual

a. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi, ibu merasa cemas

b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi, keluarga

mendukung atas kelahiran bayi

c. Tanggapan ibu terhadap masa nifas

d. Orang yang tinggal serumah dengan ibu

e. Ketaatan ibu beribadah

10. Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi : tidak

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : cukup ,Kesadaran : compos mentis

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah :110/70 mmHg ,Suhu : 36o C

Respirasi :20x/menit ,Nadi :71x/menit

c. TB : 158 cm

50
d. BB : 59 Kg

e. Lila : 24 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Rambut : bersih, tidak mudah rontok

Wajah : muka tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma

gravidarum

Mata : kelopak mata tidak cekung, konjungtiva merah mudah,

sclera putih

Hidung : bersi, tidak ada secret

Telinga : bersih, tidak ada serumen

Mulut : bersih, tidak ada caries gigi

b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada

pembengkakan vena jugularis

c. Dada (Payudara ) : simetris, putting menonjol, hyperpigmentasi aerola

mammae, colostrum belum keluar, benjolan tidak ada

d. Abdomen

Linea : tidak ada

Striae : tidak ada

Bekas luka op : tidak ada

Leopold I : TFU 32 cm, fundus teraba bulat lunak tidak melinting

(bokong)

51
Leopold II : sebelah kanan teraba keras memanjang seperti papan

( punggung) dan sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil

janin (ekstremitas)

Leopold III : bagian terendah teraba bulat keras dan melenting (kepala)

dan sudah masuk PAP

DJJ : 144x/m

e. Genitalia : vulva vagina tidak ada kelaianan, tidak oedema dan tidak merah

ada pengeluaran lendir bercampur darah sisa cairan ketuban dari jalan lahir

warna jernih, pemeriksaan dalam portio lembek, pembukaan 2 cm ketuban

(-) pp kepala hodge I-II UUK kanan melintang

f. Anus (haemoroid) : tidak ada

g. Ekstremitas ( Atas dan Bawah) : atas : simetris, bawah : tidak ada oedema

, tidak ada varices reflex patella +/+

3. Pemeriksaan penunjang : leukosit : - ,golda : O

II. INTERPETASI DATA DASAR

Ny. F.D umur 16 tahun G1P0A0 hamil 38-39 minggu janin intra uterin

tunggal hidup presentasi kepala inpartu kala I dengan ketuban pecah dini

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIOAL

Potensial terjadi infeksi, perdarahan post partum

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA

Pemasangan infus RL 28 tetes/menit

Kolaborasi dengan dokter SpOG

52
V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 23-10-2022 pukul : 11.20 am

1. Informasikan hasil pemeriksaan

2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan ibu saat ini

3. Lakukan kolaborsi dengan dokter spesialis

4. Lakukan inform concent atas Tindakan yang akan dilakukan

5. Pasang infus dan berikan antibiotic

6. Lakukan persiapan Tindakan induksi oxytosin

7. Anjurkan ibu untuk berkemih bila rasa ingin BAK tapi tidak boleh

berjalan ke toilet lakukan menggunakan pispot wanita

8. Siapkan peralatan dan perlengkapan persalinan serta kebutuhan ibu dan

bayi

9. Observasi TTV dan kemajuan persalinan

VI. IMPLEMENTASI

1. Menginformasikan hasil pmeriksaan KU baik, kesadaran composmentis,

TD : 124/82 mHg, N: 71x/menit ,R: 21x/menit ,S:36 oC , tinggi fundus

uteri 32 cm, kepala Sebagian kecil sudah masuk pintu atas panggul

kontraksi Rahim 4xdalam 10 menit lamaya <20 detik, keadaan janin

baik DJJ 144x/menit , pemeriksaan dalam pembukaan serviks 2 cm

ketuban (-) pp kepala Hodge I-II UUK kanan melintang sisa air ketuban

jernih dan tidak berbau

2. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan ibu saat ini mengalami ketuban

pecah dini yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membrane

53
selaput ketuban atau meningkatnya tekanan intra uterine, tetapi ibu tidak

perlu takut dan cemas karena ibu akan ditangani oleh tenaga dokter dan

bidan dan menjelaskan kepada ibu rasa sakit atau mules ibu merupakan

hal yang wajar dalam persalinan karena kontraksi

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter

Anjuran :

Observasi kemajuan persalinan

cefadroxil 3x500 gram mencegah infeksi

Pasang infus RL

4. Melakukan informed concent untuk Tindakan yang akan dilakukan

lakukan

5. Jam 14.00 memasang infus RL. 28 tetes/menit

6. Melakukan persiapan induksi oxytocin

7. Menganjurkan ibu untuk berkemih bila rasa BAK dengan pispot Wanita

8. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan persalinan serta kebutuhan ibu

dan bayi seperti :

a. Partus set

1 buah ½ koher

1 buah gunting tali pusat

2 klem tali pusat

1 buah gunting tali pusat

2 buah bengkok

1 buah bak instrument

54
b. Heacting set

1 buah nalfoder

1 buah pingset anatomi

1 buah pingset cirugis

1 buah gunting benang

Jarum otot/kulit

Rovidone iodine

Catgut chromic

Bak instrument

c. Perlengkapan

Spuit 1,3,5 dan 10 cc

Handskoon steril ½ pasang

Penjepit tali pusat/ benang tali pusat

Kasa steril

Kateter

d. Obat-obatan

Set infus + cairan RL

1 ampul oxitosin

1 ampul metil ergometrim

1 ampul lidocaine

1 ampul injeksi vitamin K1

1 botol aquades

55
e. Kebutuhan ibu dan bayi

Ibu : bau-baju ibu, pembalut, underpad, kain dan pakaian dalam

Bayi : baju bayi, kaos kaki dan sarung tangan, popok, topi dan

loyor

9. Mengobsevasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan

Kontra

ksi

dalam Pembuka penurun

10 DJ an an

Tgl/Jam Td N R SB menit J serviks kepala

110/

23/10/ 70

11. mmH 80x/ 20x/ 36,40 2x10>2 14 2 cm

11.00 g menit menit C 0 0 ket(-)  4/5

110/

73

mmH 80x/ 20x/ 36,40 2x10/2 14 3 cm

12.00 g menit menit C 0 0 ket(-)  4/5

12.30 110/ 80x/ 20x/ 36,40 3x10/3 14 3 cm  4/5

70 menit menit C 0 0 ket(-)

mmH

56
g

110/

70

mmH 80x/ 20x/ 36,40 3x10/3 14 3 cm

14.00 g menit menit c 0 4 ket(-)  4/5

121/

80

mmH 80x/ 20x/ 36,40 3x10/3 14 3 cm

14.30 g menit menit C 0 4 ket(-)  4/5

121/

80

mmH 80x/ 20x/ 3x10/3 14

15.00 g menit menit 360C 0 4 4 cm  4/5

121/

80

mmH 80x/ 20x/ 14

15.30 g menit menit 360C 3x10/3 0 5 cm  4/5

120/

80

mmH 80x/ 20x/ 3x10/3 14

16.00 g menit menit 360C -40 0 6 cm  4/5

16.30 120/ 80x/ 20x/ 360C 3x10/4 14 6 cm  4/5

80 menit menit 0 0

mmH

57
g

120/

80

mmH 80x/ 20x/ 4x10/4 14

17.00 g menit menit 360C 0 4 6 cm  3/5

120/

80

mmH 80x/ 20x/ 4x10/4 14

17.30 g menit menit 360C 0 4 6 cm  3/5

117/

80

mmH 80x/ 20x/ 5x10/4 14

18.00 g menit menit 360C 0 4 6 cm  3/5

110/

80

mmH 80x/ 20x/ 5x10/4 14

19.00 g menit menit 360C 0 4 10 cm  1/5

110/

80

mmH 80x/ 20x/ 5x10/4 14

20.00 g menit menit 360C 0 4 10 cm  0/5

VII. EVALUASI

1. Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan

58
2. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

3. Kolaborasi dengan dokter dan dokter sudah memberikan instruksi

4. Infomed concet sudah dilakukan dan sudah di tanda tangani

5. Pasien sudah dipasang infus RL 28 tetes/menit dan obat-obatan sudah

diberikan sesaui instruksi dokter

6. Memasukan oxytocin ke spuit 3 cc dan masukan Kembali ke dalam partus

set

7. Ibu sudah berkemih setiap rasa BAK

8. Peralatan, perlengkapan persalinan sudah disiapkan

9. Sudah melakukan observasi TTV dan kemajuan persalinan telah

dilakukan, hasilnya terlampir partograph

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH

SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO

TANGGAL 23 OKTOBER 2022

59
Tanggal : 23-10-2022 Pukul : 22.00 pm

Tempat pengkaji : Ruang VK

Pengkaji : Rafginda

A. Subjektif

1. Keluhan utama

a. Ibu mengatakan perutnya masih terasa sakit

b. Ibu mengatakan masih merasa lemas, dan keluar darah pervaginam

berwarna merah (lochea rubra)

c. Ibu sudah BAK

2. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Ibu telah makan 2 kali setelah melahirkan dengan menu bergizi

seimbang, minum +5 gelas

b. Pola eliminasi

Ibu sudah BAK setelah melahirkan

Ibu sudah BAB setelah melahirkan

c. Pola tidur dan istirahat

Ibu bisa tidur setelah melahirkan

d. Personal hygine

Ibu belum mandi setalah melahirkan, ibu sudah menganti pembalut

dan pakaian dalam 1x

B. Objektif

60
1. Keadaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadraan : composmentis

Keadaan emosional : stabil

2. Tanda-tanda vital

TD :110/70 mmHG

N :80x/m

R :20x/m

S :36oc

3. pemeriksaaan fisik

muka : tidak ada oedema

mata : simetris,sclera putih, kongjungtiva merah muda

dada : payudara simetris, putting susu menonjol,ASI (+/+)

abdomen : tidak ada luka bekas operas, striae (+), TFU 2 jari dibawah

pusat, kontraksi uterus keras (baik), kandung kemih

kosong

Ekstremitas: Atas : simetris dan tidfak ada oedema

Bawah : simetris dan tidak ada oedema, refleks patelaa

(+/+) dan tidak ada varices

Genitalia : tidak ada luka jahitan dan pendarahan pervaginam (lochea

rubra) dan haemoroid tidak ada

C. Analisa Data

61
1. Diagnose kebidanan : Ny. F.D umur 16 tahun P1A0 post pasrtum 2

jam dengan Riwayat KPD

2. Masalah : ibu merasa Lelah, cemas dan perut ibu masih terasa sakit

3. Kebutuhan :KIE

4. Diagnose potensial : infeksi, perdarahan

5. Tindakan segera : kolaborasi dengan dokter SpOG

D. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan bahwa bayi lahir jam 20.45 WITA jenis kelamin

perempuan, BB : 2500 gram, PB ;: 46 cm, A/S 6-7, anus + dan jam 20.

55 WITA plasenta lahir lengkap.

2. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu

dalam kondisi yang baik, proses pemulihan setelah melahirkan

berjalan dengan baik, tekanan darah ibu normal, kandung kemih

kosong

3. Mendiskusikan dengan ibu penyebab rasa sakit pada perut ibu terjadi

karena masih ada kontraksi dan memotifasi ibu agar tidak perlu

khawatir

4. Menganjurkan pada ibu senam nifas

5. Melakukan konseling pada ibu dan keluaraga mengenai kebutuhan ibu

nifas yaitu :

ASI ekslusif

Teknik menyusui

Kebutuhan istirahat

62
Mobilisasi dini

Tanda dan bahaya nifas

6. Jam 21.30 melakukan kolaborasi dengan dokter Advis terapi antibiotic

(cefadroxil 3x 500 gram) analgesic ( Asam mefenamat 3x500 gram)

7. Memberikan obat sesaui jadwal

8. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SAOP

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH

SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO

TANGGAL 24 OKTOBER 2022

63
Tanggal : 24-10-2022 pukul : 08.00

Tempat pengkaji : Ruang Melati

Pengkaji : Rafginda

A. Subjektif

1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa

2. Riwayat Laktasi

Ibu mengatasi sering menyusui bayinya kapanpun saat

meninginkanya

3. Polam kebiasaan sehari-hari

Ibu makan 3x sehari dengan menu bervariasi. Ibu minum + 9

gelas perhari dengan jenis air putih.

4. Pola eliminasi

BAB : ibu mengatakan telah BAB konsentrasi feses lembek

dan tidak ada keluhan

BAK : ibu mengatakan BAK sudah lancar + 5-6 kali sehari

dengan warna jernih, tidak ada keluhan

5. Pola istirahat

Ibu mengatakan sering bangun dimalam hari untuk menyusui

bayinya dan tidur siang jika bayinya tidur

6. Personal hygine

Ibu mandi 2x/hari, ganti pembalut 3-4x/ hari

B. Objektif

64
1. Keadaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Keadaan emosional : stabil

2. Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/m

R :20x/m

S :36oc

3. Pemeriksaan fisik

Kepala : rambut tidak rontok, bersih

Muka : tidak oedema

Mata : simetris, sclera putih, kongjungtiva merah mudah

Dada :payudara simetris, putting susu menonjol,ASI (+/+)

tidak ada benjolan

Abdomen : tidak ada bekas operasi, TFU 2 jari dibawah pusat,

kontraksi uterus baik, kandung kemih tidak penuh

Ekstremitas : atas : tidak ada oedema

Bawah : tidak terdapat oedema, tidak ada varices

Genitalia : vulva tidak ada oedema, lochea rubra

C. Analisa Data

1. Diagnose kebidanan :Ny. F.D umur 16 tahun, P1A0 post

partum hari pertama dan Riwayat KPD

65
2. Masalah : ibu merasa takut saat mengendong bayi untuk

menyusui

3. Kebutuhan :KIE

4. Diagnose potensial : tidak ada

5. Tindakan segera : tidak ada

D. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan

keluarganya bahwa perkembangan proses pemulihan ibu pasca

berjalan baik

2. Memberikan pujian kepada ibu dan keluarga ats komtmenya

memberekina ASI pada bayi

3. Melakukan konseling pada ibu dan keluarga mengenai

kebutuhan inu nifas

a. Gizi ibu nifas meliputi tambahan kalori, proyein, vitamin

Adan tablet tambah darah, untuk makanana tidak ada

pentangan

b. personal hygine, meliputi mandi, ganti pakaian, dan ganti

pembalut, kebersihan daerah genitalia dan pakian meliputi

pakaian longgar, menyerap keringata, elastic dan pemakaian

BH yang menyangga payudara

c. pemberian ASI secara on demand dan tidak terjadwal

d. mengajari posisi yang baik dan nyaman saat menyusui

e. kebutuhan istirhat

66
f. pemenuhan kebutuhan seksual ibu nifas

g. pola istirahat dan tidur

h. tanda-tanda bahaya ibu nifas, seperti mudah Lelah, demam,

payudara terasa bengkak, merah, sakit dan panas, perdarahan

banyak, perdarahan dari jalan lahir berbau, sakit kepala yang

hebat

i. pentingnya imunisasi pada bayi

4. Melakukan vulva hygine dan perawatan luka perineum

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter, advis dokter pulang

6. Melakukan pendokumentasian SOAP

7. Jam 13.00 WITA pasien pulang

B. PEMBAHASAN

Sesuai hasil penelitian yang membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan KPD di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado.

Langkah awal yang dilakukan yaitu studi pendahulan dan pengumpalan data

dasar yang berkaitan dengan keadaan ibu. Pengumpulan data diperoleh melalui

67
wawancara, olbservasi, pemeriksaan fisik, dokumentasi dan status pasien serta

laporan darei tenaga Kesehatan tentng status Kesehatan pasien.

1. Pengumpulan data dasar

Ibu masuk kamar bersalin tanggal 23 oktober 2022 jam 11.00 WIB dengan

keluhan sakit perut bagian bawah serta mengeluarkan cairan dari jalan lahir

dan adanya pengularan lender bercampur darah pada tanggal 23 oktober 2022

jam 06.00 WIB. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang diperoleh TB: 158 cm,

BB : 60 kg, TD : 110/70 mmHg, N : 80x/m, R : 20x/m, S : 36 oc, muka tidak

pucat, aerola mammae coklat kehitaman, tampak keluar colostrum, striae

albicans, abdomen tidak ada bekas operas, palpasi TFU 32 cm, PUKA,

presentasi kepala, sudah masuk PAP, covergen, DJJ : 144x/m dan kuat, PD :

portio lunak, pembukaan 2-3 cm, ketuban -, Hodge II, His 2x dalam 10 menit

lamanya 30-35 detik. Pada langkah ini penulis tidak dapat perbedaan antar

teori dan praktek.

2. Interpretasi data dasar

Berdasarkan data yang sudah dikumpulakan dilakukan identifikasi segingga

dapat memutuskan diagnosa adalah G1P0A0 hamil 38-39 minggu janin intra

uterin, tunggal hidup, letak kepala inpartu kala I dengan ketuban pecah dini,

masalah yang terjadi ibu mengatakan cemas karena pertama kalinya

melahirkan,dan kebutuhan yang dilakukan komunikasi terapeutik, dukungan

emosional, informasi mengenai persalinan dengan ketuban pecah dini dan

posisi nyaman. Jadi pada langkah ini penulis tidak terdapat perbedaan antar

teori dan praktek.

68
3. Diagnosa potensial

Pada Langkah ini perlu mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan

diagnose atau masalah yang sudah diidentifikasi. Pada Langkah ini butuh

antisipasi bila mungkin lakukan pencegahan. Diagnose potensial dengan

dasar yaitu berpotensi terjadi infeksi dan perdarahan. Pada tahap ini penulis

tidak apat menemukan tanda-tanda infeksi atau komplikasi yang mungkin

terjadi pada ibu dan janin karena penangan yang dilakukan dengan

pemasangan infus dan pemberia obat antibiotic karena sesuai dengan dosis

sehingga tidak ada diagnose potensial dan perbedaan antara teori dan praktek.

4. Tindakan segera

kolaborasi dengan dokter SpOG, karena masalah yang ditangani bisa tepat

dan aman.

5. Perencanaan

Perencanaa yang disusun oleh peneliti berdasarkan asuhan persalinan pada

ibu bersalin dengan masalah ketuban pecah dini yaitu informasikan hasil

pemeriksaan, jelaskan pada ibu tentang keadaan ibu saat ini, lakukan

kolaborasi dengan dokter spesialis, lakukan inform conset atas Tindakan yang

dilakukan, pasang infus dan berikan obat antibiotic, anjurkan ibu untuk

berkemih bila rasa ingin BAK tapi tidak boleh berjalan ke toilet lakukan

menggunakan pispot Wanita, siapkan peralatan dan perlengkapan persalinan

serta kenutuhan ibu dan bayi, dan observasi TTV dan kemajuan persalinan.

Dalam tahap ini rencakan Tindakan asuhan kebidanan pada Ny. F.D tidak ada

perbedaan antar teori dan praktek

69
6. Pelaksanaan

Perencanaan yang diberikan pada Ny. F. D G1P0A0 dengan ketuban pecah

dini : observasi keadaan umumm dan vital sign, observasi kemajuan

persalinan, DJJ, dan His, beri informasi pada ibu dan keluarga tantan keadaan

ibu dan janin, informasikan pada suami mengenai Tindakan yaitu induksi

persalinan dan meminta persetujuan dengan mendatangani surat lembar

persetujuan Tindakan medis, beri motivasi dan support mental pada ibu untuk

mengurangi rasa cemas, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian

terapi cefadroxil 3x1 500 gram, dexametason 1 ampul IV, oxytosin 10 iu.

Pada tahap ini penulis tidak mendapat hambatan karena ada kerja sama,

penerimaan baik dari keluara dan klien.

7. Evaluasi

Pada kasus Ny. F. D G1P0A0 asuhan persalinan menggunakan metode

pendekatan asuhan kebidanan menurut varney dan menggunakan

pendokumentasian soap (subjektif, objektif, Analisa data dan

pentalaksanaan). Pada tanggal 23-10-2022 kala I terjadi 14 jam, keadan ibu

dan janin baik, tidak terdapat komplikasi pada ibu dan bayi. Kala II bayi lahir

spontan pada tanggal 23-10-2022 jam 20.45 WITA dengan BB 2500 gram,

PB 46 cm, seluruh badan merah, frekuansi jantung < 100, meringis,

ekstremitas sedikit fleksi, usaha bernafas pelan sedikit teratur. Kala III

plasenta lahir lengkap 20.55 WITA, perdarahan 200 cc, kontraksi baik, TFU

setinggi pusat. Kala IV kontraksi baik, perdarahan 200 cc, kandung kemih

kosong, ibu dan bayi dalam keadaan baik. Evaluasi dari kala I-IV berlangsung

70
normal karena asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan wewenang

dari dokter dan bidan dan tidak terdapat perbedaan antar teori dan praktek.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

71
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada Ny. F.D G 1P1A0 hamil 38-

39 minggu, janin intra uteri, tunggal hidup, letak kepala inpartu kala

1 fase laten dengan menggunakan metode asuhan kebidanan menurut

varney maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengumpulan data dasar diagnosis yang ditegakkan

adalah G1P1A0 hamil 38-39 minggu, janin intra uteri tunggal

hidup, letak kepala dengan inpartu kala I fase laten. Masalah

yang ditemukan ketuban pecah dini

2. Pengidentifikasi diagnose/masalah pada Ny F.D dengan ketuban

pecah dini Mongisidi berpotensi terjadi infeksi dan perdarahan

bagi ibu sedangkan untuk janin berpotensi hipoksia dan asfiksia

neonaturum

3. Perencanan disusun berdasarkan kebutuhan ibu dan asuhan

persalinan dengan masalah ketuban pecah dini tetapi pada

pelaksanaan masih ada kesenjangan yaitu pada kala III dibawa

bokong ibu diletakan nierbeken untuk mengobservasi perdarahan

dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu

4. Evaluasi yang dilakukan secara komprehensif dan bertahap

sesuai Langkah-langkah asuhan kebidanan, sehingga masalah

dapat dilatasi dan tidak terjadi komplikasi sehingga ibu dan bayi

dalam keadaan baik dan dilanjutkan dengan perawatan ibu dan

bayi di ruang nifas. Dalam kasus ini tidak ada perbedaan antara

teori dan praktek.

72
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Tempat Penelitian

Pelaksanna asuahan kebidanan sudah baik, namun lebih di

tingkatkan lagi untuk asuhan kebidanan dengan masalah ketuban

pecah dini

2. Bagi Institusi Pendidikan

Meningkatakan kualitas Pendidikan bagi mahasiswa melalui

penyediaan fasilitas dan sarana praktek laboratorium dan

kelengkapan buku sumber diperpustkaan.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan agar mampu dan terampil dalam menerapkan

manajemen asuhan kebidanan khusus pada ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini

4. Bagi Klien Dan Keluarga

Meningkatkan pemahaman tentang persiapan proses persalinan

dan ada pendamping dari keluarga sehingga pelayanan

kebidanan secara komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina,Wiwi. “Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal patologi pada


NY “M” dengan persalinanketuban pecah dini (KPD) di RSUD
Syekh yusuf Gowa tanggal 18 juli 2020” http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/id/eprint/12958 , ( Diakses Tanggal 23 Agustus
2020). (hlm 1).

73
Anjar Astuti, R. K. (2021). MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
STANDAR, INDIKATOR DAN PENILAIAN. Jakarta: Yayasan
kita menulis

Buku Register Ruang Bersalin Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi


Manado 2022.

Desiyani, Nani. 2018. FISIOLOGI MANUSIA SIKLUS REPRODUKSI


WANITA. Jakarta : Pebar Swadaya Grup.

Fujiyarti. 2016. “ Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini dengan Asfiksia


Neonatorum”. http://hdl.handle.net/123456789/3021 , (Diakses
Tanggal 21 Agustus 2022). (hlm 3).

Irianto, Koes. (2014). Epidemologi Penyakit Menular & Tidak Menular.


Bandung : CV. Alfabeta.

Kementrian Kesehatan RI (2021) Profil Kesehatan Indonesia Tahun


2020.Jakarta :

Lusiana,Gulrom & Julietta,Hatabarat. 2021. ASUAHAN KEBIDANAN


KEHAMILAN. Sidoarjo : Fatimah Jawara

Manuaba, Dkk. 2009. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk


penelitian Bidan. 2012. Jakarta : EGC

Manuaba. I. B. G. 2009. BUKU AJAR PATOLOGI OBSTETRI. Jakarta :


EGC

Marni,dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : PustakaPelajar

Maryunani, Anik. 2013. KETUBAN PECAH DINI. Jakarta : ETN

Nelly, Nugrawati & Amriani. 2021. BUKU AJAR ASUHANA


KEBIDANAN PADA KEHAMILAN. Indramayu : Penerbit ADAB

Nugroho, T. 2011. Obstetri. Jakarta : Medical Book.

Nur. R & Yuni, W. 2018 “ Ketuban Pecah Dini Di rumah Sakit Umum
Daerah Ungaran” http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia ,

74
( Diakses Tanggal 23 Agustus 2022) . (hlm 24).

Panjaitan, I. M., & Tarigan, A. M. (2018). Hubungan Karakteristik Ibu


Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Martha Friska.
Jurnal Bidan Komunitas.
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk/article/view/3938 . 1(2),
67-75.

Prawirohardjo, S. 2014. ILMU KEBIDANAN. Jakarta : Bima Pustaka


Sarwolu Prawirohardjo

Profil Kesehatan 2020


https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf

Riny Natalina, S. (2019). MANAJEMEN PELAYANAN, MODUL


PRAKTIK, 1/33. Diambil Kembali dari MODUL PRAKTIK.

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsisi Obstetri. Jakarta : EGC.

Rr, Wulandari, Leny,Catur, Dkk. 2021. ASUHAN KEBIDANAN


KEHAMILAN. Bandung : PENERNIT MEDIA SAINS
INDONESIA

Sastrawinata, A. 2011. Asuhan kebidanann Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Sulfianti.Indryani.purba, Daesy, dkk. 2020. ASUHAN KEBIDANAN


PADA PERSALINAN. Medan : Yayasan Kita Menulis.

Sulistyawati A, Nugrahenny E. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.


Jakarta : Salemba Medika.

Sunani,Tahir. 2014. FAKTOR DETERMINAN KETUBAN PECAH DINI.


Bandung : Media Sains Indonesia.

SUNARTI, Sunarti. Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny “R”


Gestasi 37-38 Minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUD
Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Tahun 2017. 2017. PhD Thesis.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/id/eprint/6758 (Diakses Tanggal 20 Agustus 2022).
(hlm 12-16)

Varney, Hellen. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.

75
Wulandari, C, L. Dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung :
Media Sains Indonesia.

Yuliani, Diki, Retno. Dkk. 2021. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN.


Medan : Yayasan Kita Menulis.

Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN
INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini, adalah bertindak sebagai diri saya/ orang
tua/ suami/ keluarga dari klien :

76
Nama : Ny. F.D
Umur : 16 Tahun
Alamat : Tuminting
Menyutujui untuk menjadi klien dalam Asuhan kebidanan Ibu Bersalin dengan
Ketuban Pecah Dini dan menyetujui jika terdapat Tindakan medis yang dilakukan
oleh :
Nama : Rafginda Manoppo
NIM : 193301010096
Pendidikan : DIII Kebidanan
Kegiatan : Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Dengan
Ketuban Pecah Dini
Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa tersebut, bersama
dengan ini saya menyatakan tidak keberatan untuk menjadi klien dan akan
memberikan jawaban yang sebenar-benarnya sebagaimana yang diperlukan.
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak
manapun, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Manado, 23 Oktober 2022
Responden

( )

PETA LOKASI PENELITIAN

77
DOKUMENTASI PENELITIAN

78
79
80
81

Anda mungkin juga menyukai