Anda di halaman 1dari 8

IONTech Vol.

03(01) : 42-49 (Februari 2022)


e-ISSN : 2745-7206
http://iontech.ista.ac.id/index.php/iontech

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP


PELAYANAN INFORMASI OBAT DALAM PEMBELIAN OBAT
SECARA ONLINE PADA APOTEKMART ONLINE BERDASARKAN
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
Ekadipta1*, Febri Hidayat 1, Dede Komarudin1, Della Ayuni1
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal
Jl. Raya Kedoya Al Kamal No.2, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk Jakarta 11520
*e-mail : ekadipta@gmail.com
Received: 8 December 2021, Revision: 19 February 2022, Accepted: 22 February 2022

Abstrak
Teknologi yang berkembang begitu pesat di zaman sekarang ini mengakibatkan perubahan ekonomi dan
lingkungan pasar melahirkan suatu kompetisi yang begitu ketat khususnya dalam dunia perdagangan online
atau berbasis e-commerce. Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
pasien terhadap pelayanan informasi obat (PIO) dalam pembelian obat secara online di Apotekmart online
berdasarkan komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara survey. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan
metode purposive dan quota sampling yaitu digunakan untuk menentukan sampel dari 320 populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sehingga diperoleh 100 sampel dengan kriteria inklusi pasien dengan usia
produktif menurut WHO (18-64 tahun), pasien Apotekmart online yang baru membeli obat secara online, dan
pasien yang baru petama kali membeli obat secara online akan tetapi tidak menentukan obat yang digunakan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu sikap yang ramah serta sopan petugas dalam memberikan informasi
mengenai obat (93%) dan penggunaan bahasa yang baik (86%) mendapat respon terbaik dalam hal komunikasi
PIO kepada pasien. Semantara pemberian informasi mengenai cara mengunakan obat (87%) memiliki
tanggapan terbaik dalam kategori pemberian informasi. Pada edukasi cara penyimpanan obat 76% pasien dapat
menjawab dengan benar. Pada pasien yang terlewat waktu minum obat, 71% pasien akan meminum obat
mereka sekaligus (ditambahkan dosis yang terlupa).

Kata kunci: Komunikasi, Informasi, Edukasi, PIO, Pengetahuan

Abstract
Technology that is developing so rapidly in this day and age has resulted in changes in the economy and market
environment resulting in very tight competition, especially in the world of online marketing or e-commerce-
based. The purpose of this study was to describe the level of patient knowledge of drug information services
in purchasing drugs online at Apotekmart online based on communication, information, and education. The
research method used was descriptive, qualitative with survey data collection techniques. Sampling in this
study used purposive and quota sampling methods, which were used to determine samples from 320
populations that had certain characteristics so that 100 samples were obtained with the inclusion criteria in this
study were patients of productive age according to WHO (18-64 years), online Apotekmart patients who had
just bought drugs online, and patients who had purchased drugs online for the first time but did not specify
which drugs to use. The results obtained from the study, namely the friendly and polite attitude of the officers
in providing information about drugs (93%) and the use of good language (86%) got the best response in terms
of PIO communication to patients. While providing information on how to use drugs (87%) had the best
response in the category of providing information. In education on how to store drugs, 76% of patients can
answer correctly. In patients who missed taking their medication, 71% of patients would take their medication
all at once (plus the missed dose).

Keywords: Communication, Information, Education, PIO, Knowledge

42
Ekadipta et al. 2022 IONTech Vol. 01(01) : 42-49 (Februari 2022)

PENDAHULUAN terkait dengan resep, dan obat


Teknologi yang berkembang begitu merupakan produk kesehatan yang
pesat di zaman sekarang ini dalam penggunaannya harus mengikuti
mengakibatkan perubahan ekonomi dan tata cara dan persyaratan. Dalam
lingkungan pasar melahirkan suatu penggunaannya harus berdasarkan resep
kompetisi yang begitu ketat khususnya dokter dan pihak yang memberikan obat
dalam dunia perdagangan online atau harus memiliki izin sebagai apoteker
berbasis e-commerce. Perbedaan antara (Kementerian Kesehatan Republik
transaksi perdagangan dengan Indonesia, 2017).
menggunakan teknologi e-commerce Apotek yang memperjualbelikan
atau online dengan transaksi obat-obatannya secara online salah
perdagangan nyata atau langsung satunya adalah Apotekmart online.
terletak pada aspek pelayanannya Salah satu pelopor apotek online di
(Aldughayfiq & Sampalli, 2021). Indonesia, dengan pengalaman 7 tahun
Seiring dengan tuntutan konsumen yang apotek offline atau konvensional, kami
beragam, para pelaku bisnis kemudian ingin peningkatkan pelayanan kepada
mulai melirik sektor pangan yang customer kami secara professional,
mencakup makanan dan minuman, inovatif, cepat dan aman. Instansi yang
hingga obat-obatan yang sekarang ini bergerak dalam bidang kesehatan
sedang populer diperjual-belikan kegiatan operasionalnya menyediakan
menggunakan teknologi e-commerce dan menjual barang berupa obat–obatan,
(Wolf, 2007). Sedangkan obat-obatan dan alat–alat kesehatan yang dapat
dalam praktiknya di Indonesia tidak memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
dapat diperjuabelikan secara bebas oleh hal kesehatan. Apotekmart online
para pelaku bisnis dan sampai saat ini menjual obat bebas, obat bebas terbatas,
belum memiliki regulasi resmi terkait obat tradisional, obat herbal dan obat
dengan penjualan obat melalui media suplemen kesehatan. Apotekmart online
online (Ariyulinda, 2018). dalam penyelenggaraannya tidak hanya
Obat-obatan tidak dapat diperjual- melayani pembelian secara langsung,
belikan secara bebas disini diartikan namun juga menerapkan sistem online
bahwa setelah memenuhi syarat-syarat yang memungkinkan konsumen dapat
atau ketentuan yang telah diundangkan lebih mudah membeli obat-obatan yang
di dalam hukum positif Indonesia diproduksi tanpa harus datang langsung
khususnya bidang kesehatan, barulah keapotek tersebut (Galanter et al., 2010).
suatu obat-obatan dapat diperjual- Sistem penjualan online yang disediakan
belikan. Sedangkan Indonesia dari segi Apotekmart online dalam
hukum positifnya belum secara tegas memperjualbelikan obat-obatannya
melegalkan praktik apotek online ini, tergolong sebagai transaksi elektronik
baik itu di dalam Undang-Undang penuh.
Kesehatan di Indonesia maupun didalam Dalam pembelian obat secara
peraturan-peraturan tambahan seperti online, Apotekmart online dengan
Peraturan Menteri Kesehatan yang konsumen sama sekali tidak terjadi
berlaku saat ini. Sebagaimana diketahui pertemuan secara langsung dan hanya
bahwa kefarmasian pada dasarnya selalu menggunakan media perantara yang

43
Ekadipta et al. 2022 IONTech Vol. 01(01) : 42-49 (Februari 2022)

berupa jaringan internet, mulai dari dengan teknik pengumpulan data secara
tahap pemilihan barang hingga tahap survey (Sartika, 2012). Populasi dalam
pembayaran oleh konsumen, serta tahap penelitian ini adalah pasien yang
penyerahan atau pengiriman oleh pihak membeli obat secara online di
kurir dan ekspedisi. Jaringan internet Apotekmart online selama periode
tersebut diaplikasikan kedalam bentuk Januari–Maret 2020 dengan jumlah
website yang bernama populasi sekitar 320 pasien online
Apotekmartonline.com dan App periode Januari-Maret 2020 dan tidak
apotekmart.com di android, tidak hanya semua populasi ini akan dijadikan objek
diaplikasikan dalam bentuk website saja penelitian, sehingga perlu dilakukan
tetapi dalam bentuk marketplace juga pengambilan sampel lebih lanjut.
seperti shopee, blibli.com, bukalapak, Pengambilan sampel menggunakan
tokopedia, dan lazada. metode purposive dan quota sampling
Pelayanan informasi obat dalam yaitu digunakan untuk menentukan
apotek online sangat diperlukan, karena sampel dari 320 populasi yang
25% kesembuhan pasien diharapkan mempunyai ciri-ciri tertentu, sehingga
diperoleh dari kenyamanan serta diperoleh 100 sampel yang memenuhi
baiknya pelayanan apotek, sedangkan kriteria inklusi yaitu pasien dengan usia
75% berasal dari obat yang digunakan produktif menurut WHO (18-64 tahun),
pasien (Abha, 2009). Pentingnya pasien Apotekmart online yang baru
pelayanan informasi obat di apotek membeli obat secara online, dan pasien
didasari oleh informasi penggunaan obat yang baru petama kali membeli obat
yang berdasarkan KIE (Komunikasi, secara online akan tetapi tidak
Informasi, dan Edukasi. Jumlah dan menentukan obat yang digunakan.
jenis obat yang tersedia di sebagian Sedangkan kriteria ekslusinya adalah
besar negara melebihi dari yang pasien berusia di luar rentang usia pada
diperlukan secara medis akan inklusi, pasien yang tidak bersedia
mempersulit pemahaman orang tentang menjadi responden, dan pasien yang
obat, informasi obat pada pasien sudah pernah membeli obat secara
sekurang-kurangnya meliputi cara online.
pemakaian obat, cara penyampaian obat, Teknik pengambilan data
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta dilakukan dengan meminta izin terlebih
makanan dan minuman yang harus dahulu kepada pihak Apotekmart online
dihindari selama terapi (Ifroh et al., untuk dilakukannya penelitian terhadap
2019). Tujuan dari penelitian in adalah pasien dengan menggunakan kuisioner
untuk mengetahui gambaran tingkat online (Google Forms) yang di buat
pengetahuan pasien terhadap pelayanan berdasarkan informasi penggunaan obat
informasi obat (PIO) dalam pembelian sesuai dengan KIE (Maisyarah et al.,
obat secara online di Apotekmart online 2021). Kuisioner di sebar kepada
berdasarkan KIE. customer online dengan melalui chat
online untuk mengetahui tingkat
METODE pengetahuan pasien terhadap informasi
Metode penelitian yang penggunaan obat dalam pembelian obat
digunakan adalah deskriptif kualitatif

44
Ekadipta et al. 2022 IONTech Vol. 01(01) : 42-49 (Februari 2022)

secara media online di Apotekmart


Online. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil Tabel.1 dalam mempengaruhi pikiran seseorang.
didapatkan data penelitian bahwa Pendidikan yang diperoleh pasien dapat
sebagian besar pasien customer online menjadikan pasien lebih berpikir dengan
sebagai pembeli obat secara media pelayanan yang diberikan dan
online di Apotekmart Online adalah diterimanya (Handayani, 2017).
wanita sebanyak 62%, kemudian diikuti Berdasarkan pada hasil Tabel.1
oleh responden berjenis kelamin pria didapatkan data penelitian bahwa
38%. Jenis kelamin merupakan salah sebagian besar pasien customer online
satu satu faktor yang dapat sebagai pembeli obat secara media
mempengaruhi individu dalam online di Apotekmart Online dengan
menyikapi suatu produk jasa pelayanan kategori usia remaja 18-25 tahun dengan
(Ekadipta et al., 2021). Mengetahui jenis persentase 67%, sedangkan dalam
kelamin, maka akan mempengaruhi kategori orang tua usia 46 tahun keatas
pendapat atau penilaian seseorang yaitu usia dengan persentase sedikit
mengenai sesuatu. Dalam hal ini yaitu 6%. Usia merupakan salah satu
menunjukan penilian informasi faktor dalam menentukan penilaian
penggunaan obat dalam pembelian obat seseorang. Berdasarkan usia seseorang,
secara media online di Apotekmart dapat ditentukan penilaian konsumen,
Online, berdasarkan jenis kelamin pria karena dengan pengetahuan, pandangan
kurang peduli dibandingkan perempuan dan pengalaman pada masa lalu akan
terhadap kesehatan, sehingga jenis mempengaruhi penilaian atau persepsi
kelamin memiliki pengaruh pada seseorang dalam mendapatkan
pandangan terhadap jasa yang di berikan pelayanan yang memuaskan terhadap
(Adi & Pramono, 2019). Hal ini sesuatu (Djawaria;, 2016).
menunjukkan bahwa wanita lebih Sikap yang ramah serta sopan
mengikuti jaman pada saat ini dan aktif petugas dalam memberikan informasi
dalam membeli secara online. mengenai obat (93%) dan penggunaan
Tingkat pendidikan terbanyak bahasa yang baik (86%) mendapat
yang yang menjadi customer online respon terbaik dalam hal komunikasi
sebagai pembeli obat secara media PIO kepada pasien. Keramahan dan
online di Apotekmart Online penggunaan bahasa yang dapat
berpendidikan SMK/SMA dengan dimengerti oleh pasien menadakan
persentase 57%, sedangkan pendidikan komunikasi yang baik dapat
SMP memiliki persentase terendah yaitu memudahkan seseorang dalam
4%. Tingkat pendidikan yang semakin menangkap penjelasan dengan baik
tinggi akan berpengaruh terhadap (Suharti, 2016). Komunikasi yang baik
Pengetahuan, daya tangkap, juga mampu meningkatkan kualitas PIO
informasi atau pilihan sehingga dengan sehingga pasien akan mendapatkan
pendidikan yang tinggi diharapkan akan informasi yang dibutuhkan mengenai
memberikan penilian yang obyektif obat yang diterima (Ekadipta et al.,
(Pratiwi et al., 2020). Pendidikan 2019).
merupakan hal yang sangat penting

45
Ekadipta et al. 2022 IONTech Vol. 01(01) : 42-49 (Februari 2022)

Informasi mengenai cara aturan pakai menjadi sangat penting agar


mengunakan obat (87%) memiliki obat yang diminum mejadi lebih efektif
tanggapan terbaik dalam kategori sehingga pasien bisa mendapatkan
pemberian informasi. Hal ini manfaat yang diinginkan (Zulkarni et al.,
menunjukan bahwa petugas mampu 2020). Masih banyak pasien masih
memberikan informasi dengan baik memiliki pengetahuan yang rendah
sehingga pasien mampu mengerti cara mengenai apa yang harus di lakukan bila
penggunaan obat dengan benar pasien tersebut terlewat waktu minum
(Muharni et al., 2015). Selain itu obat, pada hasil penelitian 71% pasien
keakuratan memberikan informasi akan meminum obat mereka sekaligus
(80%) dan pencantuman informasi (ditambahkan dosis yang terlupa).
mengenai obat yang di jual pada Meminum obat sekaligus bila terdapat
halaman web atau aplikasi (79%) juga dosis yang terlupa justru akan
dapat menambah pengetahuan kepada menyebakan pasien menjadi overdosis
pasien mengenai obat yang di beli. yang menyebabkan pasien mengalami
Keakuratan dan pemberian informasi muntah-muntah, diare, pusing, dan
mengenai obat yang lengkap mampu bahkan dapat menyebabkan kerusakan
meningkatkan keberhasilan pada beberapa fungsi organ (Leny
penyembuhan serta menghindari Nopitasari et al., 2019).
kesalahan dalam pemakaian obat
(Muharni et al., 2015). KESIMPULAN
Edukasi mengenai obat dalam Sikap yang ramah serta sopan
PIO dapat mengurangi bahkan petugas dalam memberikan informasi
mencegah terjadinya kejadian yang tidak mengenai obat (93%) dan penggunaan
diharapkan pada pasien. Pada edukasi bahasa yang baik (86%) mendapat
cara penyimpanan obat 76% pasien respon terbaik dalam hal komunikasi
dapat menjawab dengan benar. Setiap PIO kepada pasien. Pemberian
jenis obat memiliki cara penyimpanan informasi mengenai cara mengunakan
yang berbeda, oleh karena itu perlu obat (87%) memiliki tanggapan terbaik
edukasi dan informasi yang baik dalam kategori pemberian informasi.
bagaimana menyimpan obat yang baik Pada edukasi cara penyimpanan obat
agar obat yang mereka konsumsi tidak 76% pasien dapat menjawab dengan
rusak (Zulkarni et al., 2020). benar. Sedangkan pada pasien yang
Berikutnya terdapat bagaimana terlewat waktu minum obat, ada
waktu minum obat yang baik (75%) dan sebanyak 71% pasien akan meminum
aturan pakai obat (67%). Edukasi obat mereka sekaligus (ditambahkan
mengenai apakah waktu minum obat dan dosis yang terlupa).

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik Pasien Jumlah Persentase %

46
Ekadipta et al. 2022 IONTech Vol. 01(01) : 42-49 (Februari 2022)

Jenis Kelamin
Pria 38 38%
Wanita 62 62%
Total 100 100%
Pendidikan
SD 0 0%
SMP 4 4%
SMK/SMA 57 57%
D3 10 10%
S1 24 24%
S2 5 5%
Total 100 100%
Usia

Remaja: usia 18-25 tahun 67 67%

Dewasa: usia 26-45 tahun 27 27%

Orang Tua : usia 46 tahun keatas 6 6%

Total 100 100%

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Pasien Berdasarkan KIE

Pilihan Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
Komunikasi
Petugas bersikap ramah serta sopan dalam memberikan informasi obat ? 93% 7%
Apakah pelayanan informasi obat menggunakan bahasa yang bisa di mengerti pasien ? 86% 14%
Apakah harga obat sejenis yang lebih murah dan terjangkau ? 64% 36%
Informasi
Sebelum menggunakan syrup apakah dikocok terlebih dahulu ? 87% 13%
Apakah informasi obat yang diberikan akurat serta bisa di pertanggung jawabkan ? 80% 20%
Adanya informasi obat yang dicantumkan pada halaman web obat ? 79% 21%
Petugas memberi informasi aktivitas apa saja yang perlu dihindari berkaitan dengan
77% 23%
penggunaan obat ?
Adanya jaminan jika terjadi kesalahan dalam pelayanan informasi obat ? 67% 33%
Apakah 1 sendok takar obat sama dengan 1 sendok teh yang ada di rumah anda ? 64% 36%
Adakah pelayanan informasi obat yang diberikan terhadap pasien ? 60% 40%
Petugas menyampaikan tentang efek samping yang timbul setelah minum obat ? 61% 39%

Apakah obat syrup yang sudah dipakai boleh disimpan sampai waktu Expired date
49% 51%
(kadaluarsa) ?

Edukasi
Mengetahui penyimpanan obat yang anda konsumsi ? 76% 24%

47
Ekadipta et al. 2022 IONTech Vol. 01(01) : 42-49 (Februari 2022)

Apakah anda mengerti waktu minum obat yang di terapkan dalam obat tersebut seperti
75% 25%
di minum sebelum makan atau sesudah makan ?
Apakah anda mengetahui aturan pakai obat, misalnya 3 x sehari artinya di minum saat
67% 33%
pagi, siang, dan malam tiap 8 jam ?
Apakah anda mengetahui cara penggunaan obat tetes mata yang benar ? 62% 38%
Apakah anda membersihkan luka pada kulit sebelum menggunakan salep ? 62% 38%
Apakah boleh menggunakan obat orang lain dengan gejala sakit yang sama ? 54% 64%
Apakah anda mengetahui cara menyimpan obat salep/krim yang benar ? 44% 56%
Apakah anda mengetahui obat tetes mata dapat disimpan lebih dari 1 bulan setelah
43% 57%
segel terbuka ?
Jika anda terlupa minum obat, boleh diminum sekaligus, (ditambahkan dosis yang
29% 71%
lupa) ?

DAFTAR PUSTAKA Ekadipta, E., Sadikin, M., & Yusuf, M. R.


Abha, A. (2009). Medication errors: (2019). Kualitas Pemberian Informasi
prevention using information Obat pada Pelayanan Resep Berdasarkan
technology systems. British Journal of Kepuasan Pasien BPJS Puskesmas
Clinical Pharmacology, 67(6), 681–686. Kecamatan Cilandak. PHARMACY:
Adi, H., & Pramono, S. W. (2019). Faktor Jurnal Farmasi Indonesia
Yang Berpungaruh Terhadap Keputusan (Pharmaceutical Journal of Indonesia),
Pembelian Obat Di Apotek. Sustainable 16(2), 244.
Competitive Advantage (SCA), 9(1). Galanter, W. L., Hier, D. B., Jao, C., & Sarne,
Aldughayfiq, B., & Sampalli, S. (2021). D. (2010). Computerized physician
Digital Health in Physicians’ and order entry of medications and clinical
Pharmacists’ Office: A Comparative decision support can improve problem
Study of e-Prescription Systems’ list documentation compliance.
Architecture and Digital Security in International Journal of Medical
Eight Countries. OMICS A Journal of Informatics, 79(5), 332–338.
Integrative Biology, 25(2), 102–122. Handayani, L. T. (2017). Analisis Jalur
Ariyulinda, N. (2018). Urgensi pembentukan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
regulasi penjualan obat melalui media Dengan Kepuasan Terhadap Kinerja
online. Jurnal Legislasi Indonesia, Perawat Dalam Memberikan Asuhan
15(1), 37–48. Keperawatan Di Rs Di Jember. The
Djawaria;, D. P. A. (2016). Faktor Penyebab Indonesian Journal of Health Science,
Perilaku Penjualan dan Pembelian 9(1), 43–54.
Antibiotik Tanpa Resep Dokter di Ifroh, R. H., Susanti, R., Permana, L., &
Apotek kota Surabaya. Calyptra, 5(2), Noviasty, R. (2019). Peran Petugas
1046–1064. Promosi Kesehatan Dalam Penggunaan
Ekadipta, E., Hidayat, F., Komarudin, D., & Media Komunikasi Informasi Dan
Mahmudah, S. A. (2021). Kualitas Edukasi Di Kalimantan Timur. Jurnal
Pelayanan Informasi Obat Kepada Ilmu Kesehatan, 7(2), 281.
Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Rumah Sakit Setia Mitra Jakarta Selatan. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
ISTA Online Technologi Journal, 2(2), Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
34–40. 2017 tentang Apotik.

48
Ekadipta et al. 2022 IONTech Vol. 01(01) : 42-49 (Februari 2022)

Leny Nopitasari, B., Adikusuma, W., Komunikasi, Informasi, dan Edukasi


Qiyaam, N., Fatmala, A., Artikel, R., Gizi terhadap Perilaku Sarapan Siswa
Kunci, K., & primer Amlodipin Tekanan Sekolah Dasar. Kesmas: Jurnal
Darah Kepatuhan Ketepatan waktu ----- Kesehatan Masyarakat Nasional
-----, H. (2019). Pengaruh Kepatuhan (National Public Health Journal), 7(2),
dan Ketepatan Waktu Minum Obat 76–82.
Terhadap Tekanan Darah Pasien Suharti, S. (2016). Efektivitas KIE
Hipertensi Primer. Jurnal Ulul Albab, (Komunikasi, Informasi Dan Edukasi)
23(1), 28–32. Terhadap Penggunaan KB IUD (Intra
Maisyarah, M., Salman, S., Sianturi, E., Uterine Devices) Di Wilayah Kerja
Widodo, D., & Djuwadi, G. (2021). Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan
Dasar Media Komunikasi, Informasi, Percut SEI Tuan Kabupaten Deli
Edukasi ( KIE ) Kesehatan -- Google Serdang. Jurnal Ilmiah Kebidanan
Books. Yayasan Kita Menulis. Imelda, 2(2), 86–93.
Muharni, S., Aryani, F., & Mizanni, M. Wolf, Z. R. (2007). Pursuing safe medication
(2015). Gambaran Tenaga Kefarmasian use and the promise of technology.
Dalam Memberikan Informasi Kepada Medsurg Nursing : Official Journal of
Pelaku Swamedikasi di Apotek-Apotek the Academy of Medical-Surgical
Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Jurnal Nurses, 16(2), 92–100.
Sains Farmasi & Klinis, 2(1), 47–53. Zulkarni, Z., Syofyan, S., & Triyanda, Z.
Pratiwi, A. I., Wiyono, W. I., & Jayanto, I. (2020). Gambaran Perilaku Keluarga
(2020). Pengetahuan Dan Penggunaan dalam Menyimpan dan Membuang Obat
Antibiotik Secara Swamedikasi Pada Antibiotik di Kecamatan Pariangan,
Masyarakat Kota. 12(28), 176–185. Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Sains
Sartika, R. A. D. (2012). Penerapan Farmasi & Klinis, 7(2), 172–179.

49

Anda mungkin juga menyukai