Anda di halaman 1dari 4

Munculnya Apoteker “Gaib” di Era Digital

A. Pendahuluan
Di era digital telah banyak bermunculan penggunaan teknologi di
segala aspek kehidupan salah satunya adalah munculnya e-commerce di
bidang kesehatan. Electronic Commerce atau e-commerce adalah segala
aktivitas jual beli yang dilakukan melalui media elektronik.

Internet memiliki banyak kegunaan antara lain untuk tempat


mencari informasi dengan mudah, berbincang-bincang menggunakan
email, bertukar file hingga untuk melakukan transaksi jual beli
(Ramadhan, 2005). Orang melakukan transaksi jual beli barang maupun
jasa tanpa harus bertemu antara pembeli dan penjual namun cukup
melakukan kesepakatan terlebih dahulu kemudian barang dan jasa tersebut
dapat di kirim kan melalui bantuan layanan kiriman paket dan fasilitas
antar (Loekamto, 2012).
E-commerce menjual berbagai kebutuhan sandang, produk
kecantikan, makanan hingga obat. Potensi pasar apotek di Indonesia masih
sangat terbuka lebar. Dengan populasi masyarakat Indonesia yang
mencapai lebih dari 245 juta jiwa dan tersebar di 34 provinsi menjadikan
Indonesia sebagai pasar yang potensial salah satunya untuk apotek.
Seiring perkembangan digital semakin banyak apotek atau orang yang
menjual obat secara online melalui web seperti apotek jaringan (Apotek
K24 dan Apotek Kimia Farma), apotek milik pribadi
(www.goapotik.com, www.farmaku.com, www.klik-apotek.com)
menggunakan aplikasi seperti go-med, ProSehat, Obat24, ApotikAntar,
MedicaStore, ApotekMart, Mediv) serta menjual menggunakan
marketplace yang telah tersedia di Indonesia. Konsumen lebih tertarik
untuk membeli produk atau jasa melalui online dikarenakan lebih praktis
dan cepat.
Untuk itulah bisnis apotek dengan jaringan modern berbasis digital
dirasa tepat sebagai pilihan saat ini. Dengan berkembangnya bisnis digital
diperlukan inovasi dalam industri penjualan obat-obatan. Pada tahun 2017
pertumbuhan Kimia Farma hanya 11 % yang turun dari tahun sebelumnya
dan rata rata industri bisnis apotek hanya menyentuh 2-3 %
(www.swa.co.id diakses pada tanggal 24 Maret 2018) suatu pertanda
bahwa usaha di bidang kefarmasian juga harus mengikuti jaman digital
bila ingin tetap eksis. Contohnya aplikasi Obat24 milik apotek K24 yang
ada sejak 2014 telah diunduh sebanyak 1000 kali hingga Januari 2016
(www.id.techinasia.com diakses pada tanggal 24 Maret 2018). Dengan
membeli secara online pembeli tidak perlu keluar serta menunggu antrian
untuk membeli obat serta produk produk yang tersedia di apotek (seperti
supplemen, kecantikan, alat kesehatan, produk bayi, personal care, health
aids, obat herbal, obat langkah). Ini sangat memudahkan pasien yang
biasanya dalam kondisi yang tidak sehat serta orang yang sibuk sehingga
layanan ini membantu konsumen mendapatkan obatnya segera tanpa harus
keluar. Obat langkah yang susah didapat di toko biasa juga dapat dibeli di
apotek online dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu sehingga
konsumen tidak perlu susah mencari ke apotek offline.
B. Isi
 Fakta-Fakta yang Terjadi dilapangan
Beberapa fakta menunjukkan bahwa tidak semua apoteker
melakukan pelayanan kefarmasian sesuai standar di apotek. Sering
dijumpai bahwa apoteker tidak berada pada tempat prakteknya yaitu
Apotek. Masyarakat lebih mengenal apoteker di apotek sebagai penjual
obat. Pada penelitian-penelitian di kota Surabaya Timur, pasien sering
dilayani oleh asisten apoteker (42,21%), pegawai apotek (24,30%), baru
kemudian apoteker (13,20%), dan lain-lain. Menurut penelitian Herman
dkk, 2003, bahwa sebanyak 64% apoteker hanya mengandalkan petugas di
apotek dan 3% apotek yang pelayanan kefarmasiannya belum optimal dan
pelayanan kefarmasian sebagian apotek dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian bukan apoteker. Selain itu sebagian besar peran apoteker telah
diambil alih oleh e-commerce yang sudah lengkap penyelenggarakan jual
beli obat secara online. E-commerce hadir mengambil alih peran apoteker
di masyarakat. Dengan cukup melelui e-commerce masyarakat dengan
mudah membeli obat.
 Munculnya Fenomena Apoteker “GAIB”
Dilandasi oleh kesejahteraan Apoteker yang memprihatinkan inilah
timbul fenomena apoteker “GAIB”. Apoteker gaib adalah apoteker yang
keberadaan nya tidak pernah berada dia apotek namun SIK nya
terpampang sebagai apoteker penanggung jawab apotik. Ditengah
santernya pemerintah menggalakan peran apoteker dengan praktik
apoteker di apotik yang mewajibkan apoteker datang tiap hari ke apotek
untuk melakukan pharmaceutical care tidak diiringi dengan mengimbangi
gaji / sellery apoteker. Lagi-lagi kejadian ini dikarenakan hadirnya e-
commerce yang mengambil alih profesi apoteker sebagai pemberi
konsultasi tentang obat-obatan. Seorang apoteker semakin lalai akan
perannya. Dari kasus ini seorang apoteker dikatakan “Gaib”.
Banyaknya kendala yang terjadi tersebut harus dilakukan
perubahan agar eksistensi Apoteker tetap bertahan dan citra farmasi
Apoteker di masyarakat tidak buruk. Beberapa solusi yang dapat dilakukan
adalah 1) Meningkatkan kesejahteraan apoteker dengan mengikutsertakan
apoteker di dalam e-commerce; 2) Meningkatkan frekuensi kehadiran
apoteker di e-commerce agar dapat melakukan pelayanan kefarmasian
yang nyata; 3) Meningkatkan kualitas apoteker dari segi kompetensi /
kemampuan dan keterampilan serta komunikasi sehingga apoteker mampu
melakukan pharmaceutical care (konseling).
C. Kesimpulan
Kesimpulan Fenomena apoteker “Gaib” sampai saat ini belum
terpecahkan, namun penulis berharap dengan ditulisnya essay ini ada
harapan yang lebih baik untuk profesi apoteker dengan kesejahteraan yang
mumpuni, perlu adanya peraturan dari pemerintah yang mengatur tentang
upah/gaji Apoteker baik bekerja secara offline maupun online (e-
commerce), atau mengeluarkan kebijakan untuk pemilik sarana apotek
baik apotek offline maupun online (e-commerce) untuk kesejahteraan
apoteker.
Daftar Pustaka

Maulidia, R. (2020). E-Commerce: Pasar Digital dan Barang Digital.


(https://www.researchgate.net/publication/346059842_E
Commerce_Pasar_Digital_dan_Barang_Digital )

Sopana, D. H., Muhammad, F., Ernawati, Hadijah, S., Simangunsong, P. A., &
Indriyantika, V. (2018). Fenomena Apoteker "GAIB".
(https://osf.io/cqab6/download)

Anda mungkin juga menyukai