Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Sistem Pelayanan Kesehatan dan Sistem Rujukan Kesehatan Masyarakat

Di susun Oleh :

Kelompok 5

1) Alliskha Septiyani Ismail


2) Amoriza Umaternate
3) Faija M. Saleh
4) Maria Abd. Rahman
5) Nadira Farha Soamole
6) Nurbaya Khalid
7) Ririn Ariyanti Abaela
8) Susriyana Ruslan
9) Sustitin Salam

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TERNATE

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa melimpahkan
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan Mahasiswa dan Dosen dalam rangka
melaksanakan proses belajar mengajar pada mata kuliah KESEHATAN MASYARAKAT.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan makalah ini
memberikan manfaat, Aamiin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
A Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5
C Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
A Konsep dasar sistem pelayanan Kesehatan. ................................................................................ 6
B Konsep pelayanan primer di bidang Kesehatan .......................................................................... 8
C Pelayanan Kesehatan ...................................................................................................................... 9
D Syarat pokok pelayanan Kesehatan ............................................................................................ 13
E Sistem pelayanan Kesehatan di Indonesia .................................................................................. 14
F Definisi Rujukan ........................................................................................................................... 15
G Bentuk pelayanan rujukan........................................................................................................... 17
H Alur Rujukan ................................................................................................................................ 18
I Langkah dalam meningkatkan rujukan .................................................................................... 19
J Total Quality Managemen............................................................................................................ 19
K Kepuasan Pelanggan ..................................................................................................................... 20
L Masalah pelayanan Kesehatan .................................................................................................... 22
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 24
A Kesimpulan .................................................................................................................................... 24
B Saran .............................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Sistem kesehatan suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) & orang yang
menggunakan pelayanan tersebut di setiap wilayah (WHO, 1996).

Pelayanan kesehatan setiap upaya yg diselelnggarakan sendiri atau secara bersama dlm suatu
organisasi utk memelihara, meningkatkan, mencegah & menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, kelompok dan masyarakat (Depkes RI, 2009).

Sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah : pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasarannya masyarakat.

Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan kesehatan yang melaksanakan


pelimpahan tanggung jawab yang timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti unit-unit yang setingkat kemampuannya.

Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan harus ke mana seseorang yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan masalah kesehatannya. Sistem ini diharapkan
semua memperoleh keuntungan. Misalnya:

• Pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy maker), manfaat yang akan
diperoleh di antaranya, membantu penghematan dana dan memperjelas sistem pelayanan
kesehatan.
• Masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan akan meringankan biaya pengobatan karena
pelayanan yang diperoleh sangat mudah.
• Pelayanan kesehatan (health provider), mendorong jenjang karier tenaga kesehatan, selain
meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan, serta meringankan beban tugas.
• Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan
kebutuhan medis.

Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama, peserta dapat berobat ke fasilitas kesehatan primer
seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga/praktek mandiri yang tercantum pada kartu peserta
BPJS Kesehatan. Apabila peserta memerlukan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis, maka
peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua atau fasilitas kesehatan sekunder, dalam
hal ini FKTL.

B Rumusan Masalah
1) Bagaimana Konsep dasar sistem pelayanan Kesehatan ?
2) Bagaimana Konsep pelayanan primer di bidang Kesehatan ?
3) Bagaimana Pelayanan Kesehatan ?
4) Apa saja Syarat pokok pelayanan Kesehatan ?
5) Bagaimana Sistem pelayanan Kesehatan di Indonesia ?
6) Apa Definisi Rujukan ?
7) Bagaimana Bentuk pelayanan rujukan ?
8) Bagaimana Alur Rujukan ?
9) Apa saja Langkah dalam meningkatkan rujukan
10) Ap aitu Total Quality Managemen ?
11) Bagaimana Kepuasan Pelanggan ?
12) Apa saja Masalah pelayanan Kesehatan ?

C Tujuan
1) Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep dasar sistem pelayanan Kesehatan
2) Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep pelayanan primer di bidang Kesehatan
3) Untuk Mengetahui Bagaimana Pelayanan Kesehatan
4) Untuk Mengetahui Apa saja Syarat pokok pelayanan Kesehatan
5) Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem pelayanan Kesehatan di Indonesia
6) Untuk Mengetahui Apa Definisi Rujukan
7) Untuk Mengetahui Bagaimana Bentuk pelayanan rujukan
8) Untuk Mengetahui Bagaimana Alur Rujukan
9) Untuk Mengetahui Apa saja Langkah dalam meningkatkan rujukan
10) Untuk Mengetahui Apa itu Total Quality Managemen
11) Untuk Mengetahui Bagaimana Kepuasan Pelanggan
12) Untuk Mengetahui Apa saja Masalah pelayanan Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A Konsep dasar sistem pelayanan Kesehatan.
Teori sistem menyebutkan bahwa sistem terbentuk dari sub sistem yang saling berhubungan
dan saling memengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output, dampak, umpan balik
dan lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan saling memengaruhi. Pelayanan

kesehatan sebagai suatu sistem terdiri dari sub sistem pelayanan medik, pelayanan
keperawatan, pelayanan rawat inap, rawat jalan dan sebagainya. Keberhasilan sistem pelayanan
kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan di
antaranya perawat, dokter atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang.
Sistem ini akan rnernberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai
yang ada di masyarakat.

Sistem pelayanan kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan Kesehatan \(supply
side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah serta
negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun
material. Pengertian pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat.

Bagian dalam sistem tersebut antara lain:

1) Input (masukan)
Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan, maka masukan dapat berupa potensi
masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lainnya.
2) Proses
Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan
sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem
pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam
pelayanan kasehatan.
3) Output (keluaran)
Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat
berupa pelayanan kesehatan berkualitas, efektif, dan efisien, serta dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat sehingga pasien cepat sembuh dan sehat optimal.
4) Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan dari output (keluaran), yang terjadi relatif lama
waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, maka
dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan
kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
5) Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling memengaruhi. Umpan balik dalam sistem
pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat
menjadikan input yang selalu meningkat.
6) Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat memengaruhi
pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, lingkungan yang
dimaksud dapat berupa lingkungan strategis, atau situasi kondisi sosial yang ada
di masyarakat seperti institusi diluar pelayanan masyarakat.

Pelayanan kesehatan masyarakat sangat kompleks dan tidak hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah sehingga dapat mengikut sertakan masyarakat dengan menggali
potensi yang ada di masyarakat. Menggalang potensi masyarakat melalui:
• Potensi masyarakat dalam arti komunitas, misal: masyarakat RT, RW, kelurahan.
Partisipasi masyarakat mengadakan dana sehat, iuran PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) untuk balita, kader kesehatan.
• Menggalang potensi masyarakat melalui organisasi masyarakat seperti LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat). Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh LSM merupakan
bentuk partisipasi masyarakat.
• Menggalang potensi masyarakat melalui perusahaan swasta sehingga akan
membantu meringankan beban pelayanan kesehatan masyarakat.
B Konsep pelayanan primer di bidang Kesehatan
1) Definisi Pelayanan Kesehatan Primer

Pelayanan Kesehatan Primer adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat
minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan
yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih,
yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya diri
sendiri disertai partisipasi masyarakat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.

Primary HealthCare/PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada


metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan
biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setaip tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib
sendiri (self Detemination).

2) Tinjauan Sejarah PHC

Gerakan PHC dimulai resmi pada tahun 1977, ketika sidang kesehatan WHO ke 30. pada
konferensi internasional 1978 di Alma Alta (Uni Soviet) pada tanggal 12 september 1978,
ditentukan bahwa tujuan agar menemukan titik temu dengan PHC. resolusi dikenal dengan Health
For All by the Year 2000 (HFA 2000) atau sehat untuk semua ditahun 2000 adalah merupakan
target resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam WHO.

Pada tahun 1981 setelah diidentifikasi tujuan kesehatan untuk semua dan strategi PHC untuk
merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator global untuk pemantauan dan evaluasi yang
dicapai tentang sehat untuk semua pada tahun 1986. indikator tersebut adalah :

• Perkembangan sosial dan ekonomi


• Penyediaan pelayanan kesehatan status kesehatan
• Kesehatan sebagai objek atau bagian dari perkembangan sosial ekonomi.

Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha perawatan PHC adalah Dr.
Amelia Maglacas pada tahun 1986. Konsep pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan
essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam
masyarakat. fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai
aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan
dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut seerta mencapai
tujuan umum kesehatan yang lebih baik (Mubarak,2006).

3) Tujuan PHC
a. Tujuan Umum
Menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan sehingga
akan dicapai tingkat kepuasaan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
b. Tujuan Khusus
• Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
• Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dialami
• Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
• Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya lain
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

C Pelayanan Kesehatan
Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menurut pendapat Levey dan Loomba
(1973), Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun masyarakat.

1. Macam Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services). Jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts dan
Cascio (1983) adalah :
• Pelayanan kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri
atau secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialaha untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk
perseorangan dan keluarga.
• Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialah untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk
kelompok dan masyarakat.

Bentuk Pelayanan Kesehatan Secara umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu sakit ringan
(mild), sakit sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang menuntut bentuk pelayanan
kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni:

• Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary health care): Pelayanan kesehatan ini
diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan
kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Pelayanan yang diperlukan pada jenis ini bersifat
pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan
primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini seperti Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Balkesmas.
• Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services): Pelayanan kesehatan ini
diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit
tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
• Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services): Pelayanan kesehatan ini
diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasiaen yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan kesehatan ini sudah komplek, dan memerlukan
tenaga-tenaga super spesialis. Contohnya Rumah sakit bertipe A dan B.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Pelayanan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Oleh karena ruang lingkup pelayanan
kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan
pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai bagian atau porsi yang besar.
Namun karena keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali
atau diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Mengalang potensi masyarakat mencakup 3 dimensi, yaitu:
• Potensi masyarakat dalam arti komunitas (misalnya masyarakat RT, RW, Kelurahan dan
sebagainya). Bentuk-bentuk partisipasi dan penggalian potensi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan masyarakat seperti adanya dana sehat, iuran untuk PMT (Pembinaan
Makanan Tambahan), untuk anak balita, dan sebagainya.
• Menggalang potensi masyarakat melalui organisasi-organisasi masyarakat atau sering
disebut Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penyelenggaraan pelayanan-
pelayanan kesehatan masyarakat oleh LSM-LSM pada hakikatnya merupakan bentuk
partisipasi masyarakat dalam system pelayanan kesehatan masyarakat.
• Menggalang potensi masyarakat melalui perusahaan-perusahaan swasta yang ikut
membantu meringankan beban penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat
(Puskesmas, Balkesmas, dan sebagainya).

Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, antara lain:

• Penanggung jawab; pengawasan, standar pelayanan, dan sebagainya dalam pelayanan


kesehatan masyarakat baik pemerintah (Puskesmas) maupun swasta (Balkesmas) berada di
bawah koordinasi penanggung jawab seperti Departemen Kesehatan.
• Standar pelayanan; pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta
harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah ditetapkan
oleh Departemene Kesehatan, dengan adanya "Buku Pedoman Puskesmas"
• Hubungan kerja; dalam hal ini harus ada pembagian kerja yang jelas antara bagian satu
dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan harus mempunyai struktur organisasi yang
jelas yang menggambarkan hubungan kerja baik horizontal maupun vertical.
• Pengorganisasian potensi masyarakat; keikutsertaan masyarakat atu pengorganisasian
masyarakat ini penting, karena adanya keterbatasan sumber sumber daya penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat.

3. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat, maka
berikut ini akan dipaparkan beberapa program pelayanan kesehatana masyarakat.
1) Puskesmas
Usaha kesehatan masyarakat terutama dilakukan melalui peningkatan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan Puskesmas direncanakan terutama
ditujukn kepada golongan ibu, anak, tenaga kerja, dan masyarakat berpenghasilan rendah
baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Puskesmas akan dikembangkan menjadi pusat pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Pemerataan upaya kesehatan Puskesmas akan diusahakan, baik melalui
peningkatan fungsi Puskesmas maupun peran serta masyarakat dengan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
2) Keluarga Berencana
Kegiatan kelurga berencana diarahkan pada pengembangan keluarga sehat sejahtera, yaitu
dengan makin diterimanya Norma Keluaga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
melalui kegiatan penyuluhan dan motivasi pada pasangan usia subur, generasi muda serta
pelayanan medic KB. Pelaksanaan program KB dilaksanakan secara bertahap, mula-mula
program mempunyai orientasi klinis.
3) Kesejahteraan Ibu dan Anak
Pelayanan dan monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu menyusui ditingkatkan
melalui pemeriksaan kehamilan, imunisasi, identifikasi risiko tinggi kehamilan dan tindak
lanjutnya, pelayanan ibu menyusui dan pertolongan oleh tenaga terlatih. Pelayanan bayi
dan anak prasekolah termasuk murid Taman Kanak kanak dilakukan melalui penelitian dan
pengamatan dari pertumbuhan dan perkembangan secara berkala, imunisasi, identifikasi
risiko tinggi dengan tindak lanjutdan pencegahan dehidrasi. Peran serta masyarakat
ditingkatkan melalui penyuluhan yang terutama ditujukan kepada ibu dan dukun
beranakserta guru TK. Penyuluhan juga dilakukan melalui PKK.
4) Kesehatan Sekolah
Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat ditingkatkan derajat kesehatan
dan kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah pada tingkat Sekolah Dasar dan
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), SMP, dan SMA termasuk pondok pesantren melalui
upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan sehingga mempunyai
dampak terhadap penurunan angka absensi karena sakit.
5) Kesehatan Gigi dan Mulutj
Dalam memperluas jangkauan, pemerataan dan peningkatan suatu pelayanan kesehatan
gigi dan mulut dilakukan kegiatan-kegiatan :
• Pelayanan kesehatan gigi pada unit kelurga terutama ibu hamil, ibu menyusui dan anak
pra sekolah.
• Pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara paripurna di sekolah dasar, kegiatan
promotif dan preventif di SD.
• Pelayanan medic dasar kedokteran gigi dilakukan di puskesmas.
6) Kesehatan Jiwa
Tujuan pokok kesehatan ini adalah mencegah meningkatnya angka penderita berbagai
gangguan jiwa, seperti psikonerotik, psikomatik, retardasi mental, kelainan perilaku dan
penyalahgunaan narkotik, alcohol, obat, dan bahan berbahaya lainnya. Pelayanan
kesehatan jiwa dilakukan berdasarkan pendekatan yang menyeluruh dan mendalam dari
berbagai segi yang saling berkaitan, dan melakukan pembinaan sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan jiwa, terutama untuk dapat mendeteksi secara dini
berbagai gangguan kesehatan jiwa.
7) Laboratorium sederhana
Sasaran pokok kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan pemeriksaan sediaan, untuk
mencapai ini dilakukan penataran tenaga laboratorium. Kegiatannya adalah melaksanakan
pelayanan rutin, penyuluhan dan pengiriman sediaan penyakit dalam rangka pengamatan
kejadian penyakit.
8) Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
PKMD diselenggarakan oleh masyarkat sendiri yang pengelolaan di lapangan
memanfaatkan sumber-sumber setempat dalam penyelenggaraan secara terus-menerus
serta terorganisir hingga ikut merangkaikan hasil-hasil kegiatannya.

D Syarat pokok pelayanan Kesehatan


Syarat pokok pelayanan kesehatan yang dimaksud (Azwar, 1996) adalah :

1) Tersedia dan berkesinambungan


Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus
tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya
semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai
oleh masyarakat.
2) Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang dapat diterima
(acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3) Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai
(accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari
sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka
pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.
4) Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah dijangkau (affordable)
oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian
keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan
seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya
kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5) Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality).
Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan.

E Sistem pelayanan Kesehatan di Indonesia


Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan kesehatan masyarakat dikembangkan
sejalan dengan tanggung jawab Pemerintah "Melindungi masyarakat Indonesia dari gangguan
kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945, beberapa
catatan penting dibawah ini baik sebelum maupun sesudah Indonesia merdeka dapat dijadikan
tonggak sejarah perkembangan program kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1924 pengembangan program pendidikan kesehatan masyarakat mulai dirintis untuk
peningkatan sanitasi lingkungan di wilayah pedesaan.

Tahun 1952 pengembangan balai ibu dan anak mulai dirintis didirikannya Direktorat KIA
dilingkungan kemenkes RI

Tahun 1956 proyek UKS mulai diperkenalkan di wilayah Jakarta Tahun 1959 program
pemberantasan penyakit malaria dimulai dengan adanya bantuan WHO

Tahun 1960 UU pokok kesehatan dirumuskan

Tahun 1969 1971 rencana pembangunan lima tahunan (Repelita)

Indonesia mulai dibahas Depkes dengan menata kembali strategi pembangunan kesehatan jangka
panjang melalui :

• Rakernas 1 Dilangsungkan untuk merumuskan rencana pembangunan kesehatan jangka


panjang sebagai repelita awal 1
• Konsep Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) mulai diperkenalkan.

F Definisi Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu
strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.6

1) Jenis rujukan
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni :
c. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk
pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Rujukan kesehatan dibedakan atas
tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional. Rujukan kesehatan yaitu
hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih
mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini
mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional.
d. Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan
kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik ini
dibedakan atas tiga macam yakni rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan
pemeriksaan. Menurut Syafrudin (2009), rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab
secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal
kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medik
antara lain:
• Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif dan lain-
lain.
• Transfer of specimen
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
• Transfer of knowledge / personal.
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan
setempat.

2) Manfaat rujukan
Dikutip dari Lestari (2013), Menurut Azwar (1996), beberapa manfaat yang akan diperoleh
ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai berikut:
• Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan Kesehatan (policy maker),
manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana, karena tidak perlu
menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan;
memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai
sarana kesehatan yang tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada
aspek perencanaan.
• Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health consumer),
manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat
dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang dan mempermudah masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana
pelayanan kesehatan.
• Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
(health provider), manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas jenjang karir tenaga
kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan
dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni melalui kerjasama
yang terjalin memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

G Bentuk pelayanan rujukan


1) Bentuk pelayanan rujukan Kesehatan
• Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan paripurna
melalui sistem rujukan.
• Rujukan di bidang upaya kesehatan perorangan dalam bentuk pengiriman pasien,
spesimen, dan pengetahuan tentang penyakit dengan memperhatikan kendali mutu dan
kendali biaya, serta rujukan di bidang upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan secara
bertanggung jawab oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang serta sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2) Bentuk pelayanan rujukan kesehatan masyarakat
• Sistem rujukan pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan secara berjenjang dari
desa/kelurahan, puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Dinas Kesehatan
Provinsi.
• Dinas dalam penerimaan rujukan pemeriksaan sampel makanan minuman dan
lingkungan yaitu tanah, air, udara, dan spesimen lainnya, secara teknis dilaksanakan
oleh UPT Laboratorium Kesehatan.
• Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta berkewajiban melaksanakan Upaya Kesehatan
Masyarakat dan berkordinasi dengan Dinas.
H Alur Rujukan
Alur Sistem Rujukan :

1) Pelayanan kesehatan rujukan menerapkan pelayanan berjenjang yang dimulai dari


puskerrnas, kemudian kelas C, kelas D selanjutnya rumah sakit kelas B dan akhirnya ke
rumah sakit kelas A.
2) Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan dan rawat inap yang
diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter disertai surat rujukan, dilakukan atas
pertimbangan tertentu atau kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien atau
keluarga pasien.
3) Rumah sakit kelas C/D dapat melakukan rujukan ke rumah sakitkelas B atau rumah
sakit kelas A antar atau lintas kabupaten/kota yang telah ditetapkan.

Yang dimaksud dengan "antarkabupaten/kota" adalah pelayanan ke RS


kabupaten/kota yang masih dalam satu region yang telah ditetapkan. Sedangkan
yang dimaksud dengan "lintas kabupaten/kota" adalah pelayanan ke rumah sakit
kabupaten/kota diluar wilayah region yang telah ditetapkan. Misalnya, RS A merujuk
pasiennya ke RS B karena pertimbangan waktu, jarak atau karena pertimbangan
lainnya yang disepakati antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien.

I Langkah dalam meningkatkan rujukan


1) Peningkatan mutu pelayanan di puskesmas dalam rujukan puskesmas pembantu dan pos
kesehatan lain dari masyarakat.
2) Mengadakan pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangantambahan untuk 10
tempat tidur perawatan gawat darurat darurat dilokasi strategis.
3) Peningkatan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan.
4) Penyediaan puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentukkendaraan roda 4 atau
perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi.
5) Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukanmedik maupun
rujukan kesehatan.
6) Peningkatan upaya dana sehat masyarakat untuk membantu pelayanan kesehatan

J Total Quality Managemen


1) Definisi Total Quality Management
Menurut Ishikawa dalam Tjiptono dan Diana (2003:4) Total Quality Management diartikan
sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan
semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas,
teamwork, produktivitas, kepuasan pelanggan.
Menurut Gani (2014:27) total quality management suatu filsafat dan budaya organisasi
yang menekankan kepada upaya menciptakan komitmen manajemen mutu melalui setiap
aspek dalam kegiatan organisasi dengan membutuhkan komitmen manajemen yang
mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisasi dapat memberikan kontribusi
semaksimal mungkin kepada organisasi yang menjadi tanggung jawad bersama seluruh
anggota dalam organisasi tersebut. Jadi, Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality
Management adalah suatu konsep yang jauh lebih luas, yang tidak hanya menekankan pada
aspek hasil tetapi juga kualitas manusia dan kualitas prosesnya.
2) Prinsip-Prinsip Total Quality Management
Penerapan total quality management pada Rumah Sakit Siloam GMIM Sonder dapat
dicapai apabila prinsip-prinsip yang sudah diterapkan dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang dapat dilaksanakan dengan benar serta berpegang kepada
beberapa prinsip Total Quality Management.
Menurut Hensler dan Brunell (dalam Tjiptono dan Diana, 2003: 14-15) ada empat prinsip
utama dalam total quality management, yaitu :
• Kepuasan Pelanggan, Konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak
hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut
ditentukan oleh pelanggan
• Respek Terhadap Setiap Orang. Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik
dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan
• Manajemen Berdasarkan Fakta, setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan
sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini. Pertama,
prioritasi yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek
pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu
dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan
usahanya pada situasi tertentu yang vital.
• Perbaikan Berkesinambungan, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan
3) Penerapan Total Quality Management Pada Rumah Sakit
Dalam institusi pelayanan kesehatan, pasien dapat digolongkan sebagai konsumen
sedangkan institusi ibaratnya sebuah perusahaan dengan segenap pegawai dan dokter yang
digolongkan sebagai pelaku usaha dalam bidang kesehatan. Total Quality Management
(TQM) dalam bidang kesehatan haruslah mengutamakan pemenuhan kebutuhan kualitas
pelayanan dalam bidang kesehatan dengan cara mengadakan perbaikan terus- menerus
terhadap seluruh aspek yang ada pada rumah sakit. Bidang utama yang sangat perlu
diperhatikan adalah menyangkut dengan kegiatan mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

K Kepuasan Pelanggan
1) Definisi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah puas yang berarti merasa senang:
perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat
diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa
(Poerwodarminto, 2003).
Kepuasan pelanggan/pasien dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan ketika kebutuhan,
keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.
(Juliana, 2008).
Pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap pelayanan kesehatan
cenderung mematuhi nasihat, setia, atau taat terhadap rencana pengobatan yang telah
disepakati, namun jika yang terjadi sebaliknya maka pasien tersebut akan beralih ke dokter
atau pengobatan lain. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka
masyarakat akan kecewa namun bila kinerja sesuai harapan ataupun melebihi harapan,
masyarakat akan sangat puas. (Imbalo, 2006).
Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan
adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa
atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total
bukanlah hal yang mudah. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara
harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi (Kotler,
2008).
2) Mengukur Tingkat Kepuasan Pasien/Klien
Jika kita akan melakukan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, pengukuran tingkat
kepuasan pasien ini mutlak diperlukan. Melalui pengukuran tersebut, dapat diketahui
sejauh mana dimensi-dimensi mutu layanan kesehatan yang telah diselenggarakan telah
memenuhi harapan pasien.Perubahan dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan
tidak akan dapat berhasil tanpa melakukan pengukuran kepuasan pasien. Karena hasil
pengukuran pasien akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung sistem layanan
kesehatan yang harus handal dan dapat dipercaya. (Imbalo, 2006).
Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan
pelayanan yang lebih baik, efisien dan lebih efektif. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan merupakan faktor penting yang mengembangkan suatu sistem penyediaan
pelayanan yang tanggap terhadap keluhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta
memaksimalkan dampak pelayanan terhadap pasien. (Imbalo, 2006)
Menurut Hidayat (2009), pengukuran kepuasan dapat dilakukan dengan menggunakan
Skala Likert, dengan kategori sebagai berikut:
Skor jawaban
• Sangat puas (SP) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan
melalui jawaban kuesioner diskor 4.
• Puas (P) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui
jawaban kuesioner diskor 3.
• Tidak puas (TP) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan
melalui jawaban kuesioner diskor 2.
• Sangat tidak puas (STP) jika responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kuesioner
yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 1.

Cara untuk memberi interpretasi terhadap skor individual adalah membandingkan skor yang
didapat dengan skor total dan dikalikan 100% dengan kriteria sebagai berikut:.

• Sangat puas (76-100%)


• Puas (51-75%)
• Tidak puas (26-50%)
• Sangat tidak puas (0-25%)

L Masalah pelayanan Kesehatan


1) Konektivitas
Kendala konektifitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan digital (E-Health) di
Indonesia tidak berkembang, terutama di daerah-daerah terpencil yang seharusnya butuh
akses kesehatan yang sama dengan masyarakat kota.
2) Kejelasan Regulasi
Menurut sebuah survei dari Deloitte Indonesia, Bahar, dan Chapter, sebesar 15,6 persen
pengguna masih merasa tidak puas dengan adanya layanan kesehatan digital.
Ketidakpuasaan ini terjadi karena pengguna mengkhawatirkan keamanan data yang diinput
ke dalam layanan kesehatan digital tersebut. Pun belum adanya aturan tentang tata cara
pengantaran obat agar tidak terkontaminasi benda lain hingga sampai kepada pasien.
3) Bonus Demografi
Populasi Indonesia merupakan populasi ke-4 terbesar di dunia, yang banyak didominasi
oleh usia muda dan masyarakat ekonomi kelas menengah. Bonus demografi ini menjadi
kekuatan untuk Indonesia untuk bersaing di kancah global. Sayangnya, bonus demografi
ini tak dibarengi dengan pelayanan kesehatan yang baik. Anak muda dan masyarakat yang
dianggap mampu memajukan Indonesia justru jadi tak terlindungi karena tidak ada
pelayanan kesehatan yang baik.
4) Negara Kepulauan
Menjadi negara kepulauan, memang sangat berpengaruh besar terhadap potensi ekspor
Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Indonesia terkenal dengan beragam SDA dan
keindahan alam yang mampu menarik wisatawan berkunjung. Apalagi secara bisnis, rumah
sakit swasta tidak serta merta ingin membangun cabangnya di tempat terpencil. Akhirnya
investor maunya investasi di daerah-daerah yang punya impact banyak sehingga ada
disparitas di sini.
5) Pelayanan Rendah
Tingkat pelayanan rumah sakit di Indonesia relatif rendah. Ini tercermin dari kendala
masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di beberapa rumah sakit.
6) Teknologi Tak Dimanfaatkan dengan Baik
Teknologi yang ada tak dimanfaatkan dengan baik untuk pelayanan kesehatan. Padahal,
penggima internet di Indonesia paling tinggi ketimbang negara lain.
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yangtujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat. Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembagakesehatan,
juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagikonsumen (pasien dan
keluarganya) yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendorong untuk bekerja sama, berperan aktif
dalam kegiatan sosial lembaga kesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga kesehatan
tersebut.

Sedangkan syarat-syarat pokok system pelayanan kkesehatan yang primayaitu tersedia dan
berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai/ accessible, mudah dijangkau/
affortable dan bermutu/ quality. Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
yangmelaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadapsuatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unityang terkecil atau
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal
dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.

B Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu sertakualitas dari
pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalandengan efektif, itu semua dapat
dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada dimasyarakat, dan diharapkan perawat dapat
memberikan pelayanan dengankualitas yang bagus dan baik.Untuk itu, kita sebagai mahasiswa
keperawatan hendaknya mempersiapkansecara matang baik dari segi kemampuan, sikap maupun
pengetahuan yangoptimal guna menjadi generasi tenaga keperawatan penerus yang
dapatdiandalkan yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan
Sosial Nasional. Pusat Promosi Kesehatan: Kementerian Kesehatan.
Anonim. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Bekerja Sama dengan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal Posyandu).
Lunaigh dan Carlson. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
Majalah Ayo ke Posyandu, tahun 2012. Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Mubarak. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Konsep, dan Aplikasi dalam Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai