Anda di halaman 1dari 36

PENILAIAN RISIKO

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
(SK 300/KA/IX/2019)

Pusdiklat, , 10-14 Agustus 2020

Sunarto
AGENDA

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
2
www.batan.go.id 2020
Pengalaman

QA Nuclear Project 1986 s/d 1988


QC Nuclear Project (NDT) 1988 s/d 1991
QC Company (NDT)  1995 s/d 1997
QA ISO 17025/17020/  1997 s/d Skrg
QA QMS (Iso 9002/9003)  1997 s/d 2001
QA QMS/OHSAS 2001 s/d 2008
QA QMS/OHSAS/Nuclear  2008 s/d skrg
QA ISPO (SMK3), Integrasi  2011 s/d skrg
QA ISO 17024/17065  2012 s/d Skrg
Audit Teknologi  2018 (Dalam penjajakan)
Tim Perumus HIRADC BATAN

narto@batan.go.id

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020 3
 Ditetapkan 2 September 2019 dalam SK 300/KA/IX/2019

 Pedoman untuk Penilaian Risiko K3 sesuai amanat dalam


Sistem Manajemen BATAN (SMB)

 Dirumuskan oleh Tim Perumus Standar BATAN Bidang


Administrasi Manajemen dan Organisasi berdasarkan Surat
Keputusan Kepala PSMN Nomor 33/SMN/SMN/VIII/2018,
pada forum konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 13
November 2018 di Jakarta.

 Untuk dilaksanakan oleh seluruh organisasi dilingkungan


BATAN

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
4
www.batan.go.id 2020
Pedoman ini merupakan pelengkap untuk
Manual Sistem Manajemen BATAN ( SMB )
Klausul 6.1.3 (Risiko K3).
Berisi persyaratan yang melibatkan semua
aspek
- unsur manajemen,
- personel
- bahan produksi,
- kondisi dan lingkungan kerja.

Pedoman ini merupakan revisi dari SB


006.1-BATAN:2012 ( Perka 020/KA/I/2012)
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
5
www.batan.go.id 2020
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
6
www.batan.go.id 2020
Identifikasi Analisis Pengendalian
bahaya Risiko Risiko

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
7
www.batan.go.id 2020
Harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga
tidak ada potensi bahaya yang terlewatkan atau tidak
teridentifikasi.

3.2.1 Tahapan Identifikasi Bahaya


pengenalan kegiatan
pengenalan bahaya dan akibat kerja kecelakaan kerja & PAK
pengukuran potensi bahaya
Membuat Daftar bahaya

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
8
www.batan.go.id 2020
Sumber bahaya di tempat kerja dapat berasal dari
bahan/material, alat/mesin, proses, lingkungan kerja,
metode kerja, cara kerja, maupun produk. Target yang
mungkin terpapar/terpengaruh sumber bahaya
adalah pekerja, peralatan/fasilitas, proses, produk,
lingkungan, dan lain lain
(Lampiran B  Sumber Potensi bahaya)

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
9
www.batan.go.id 2020
 Mesin  Pesawat Angkat  Radiasi/bahan
 Press  Crane radioaktif
 Bor  Derek  Kontaminasi
 Gerinda  Dongkrak  Paparan
 dll  dll  Sinar Ultra
 Dll
 Pompa  Perkakas.
 Motor Bakar  Pahat  Alat Tulis kantor.
 Kompresor  Palu  Filling Cabiner
 Kipas angin  Pisau  Pisil runcing
 Pompa air  dll  Cutter
 Blower  Kertas
 dll  dll

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
10
www.batan.go.id 2020
 Lingkungan kerja  Ergonomik  Biologi
 Akses  Akibat interaksi  Bakteri
 Penyegar udara pekerja dengan  Jamur
 Temperatur ekstrim mesin/alat,  Virus
 Pencahayaan  Tugas kerja  Parasit
 Tekanan mental  Kondisi kerja.
 Kimia
 Energi  Fisik.  Mudah meledak
Elektrik  Mudah terbakar
  Kebisingan,
 Gravitasi  Kontak kulit,mata
 Radiasi pengion
 Kinetik  Korosif, Iritatif
dan/atau non-
 Radiasi pengion,
 Bahaya psiko-sosial
 Getaran  Getaran.
 Akibat interaksi
 Kebisingan
sosial antar sesama
pegawai dan sistem
manajemen

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
11
www.batan.go.id 2020
ERGONOMIK

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
12
www.batan.go.id 2020
Informasi Identifikasi Bahaya
Untuk mengenali tahapan kegiatan dan bahaya yang ditimbulkan, diperlukan
beberapa informasi kunci seperti dalam Tabel 1 berikut :

Parameter yang perlu diketahui Cara mendapat informasi

 Tempat pekerjaan dilakukan  Denah lokasi pekerjaan/lay out

 Personel yang melakukan pekerjaan  Data pekerja, observasi

 Peralatan dan bahan yang digunakan  Daftar alat dan bahan yang digunakan,
MSDS, dan lain-lain

 Tahapan/urutan pekerjaan  Diagram alir/ prosedur/instruksi kerja

 Tindakan Kendali yang telah ada  Laporan Kecelakaan dan/atau PAK

 Peraturan terkait yang mengatur  Peraturan perundang-undangan, standar,


dan pedoman
 Wawancara, inspeksi, audit dan lain-lain

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
13
www.batan.go.id 2020
Dilakukan dengan cara menentukan kegiatan utama pokok
dalam pekerjaan.
 dianalisis masing-masing bahaya yang muncul dari setiap kegiatan
utama pokok tersebut.

Hasil identifikasi bahaya


 informasi tahapan pokok kegiatan utama,
 Potensi Bahaya dan Akibat Kecelakaan (PAK).

Rekaman hasil identifikasi bahaya harus dipelihara.


( Lampiran C Formulir Identifikasi bahaya)

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
14
www.batan.go.id 2020
Identifikasi Bahaya

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
15
www.batan.go.id 2020
CONTOH
FORMULIR IDENTIFIKASI BAHAYA (Lamp. C)

Akibat
Tahapan
No Potensi Bahaya kecelakaan
Pokok Kegiatan dan/atau PAK
1 2 3 4

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
16
www.batan.go.id 2020
Analisis risiko
Dilakukan dengan mengkombinasikan antara
peluang/ probabilitas (sebagai bentuk kuantitatif dari
faktor ketidakpastian) dan konsekuensi/ dampak dari
terjadinya suatu risiko.

Perhitungan terhadap peluang, konsekuensi dan risiko.

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
17
www.batan.go.id 2020
Peluang

• Peluang/probabilitas merupakan kemungkinan


terjadinya suatu kecelakaan/kerugian ketika
terpapar dengan suatu bahaya
• Pengukuran peluang dilakukan dengan melihat
jenis kegiatan, yaitu:
• Kegiatan rutin yang berulang setiap waktu atau
dengan hasil kegiatan yang sama atau hampir sama,
atau
• Kegiatan non-rutin yang tidak berulang yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu dengan hasil kegiatan
yang tidak sama.

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
18
www.batan.go.id 2020
Sifat
Skala
Rutin Non-rutin
1 Secara teori bisa terjadi, tetapi belum Secara teori bisa terjadi, tetapi yakin tidak
pernah mengalami atau pernah akan terjadi selama pekerjaan
mendengar terjadi berlangsung

2 Pernah terjadi 1 (satu) kali pada suatu Bisa terjadi tetapi sangat kecil kemungkinan
waktu yang tidak diketahui dengan akan terjadi 1 (satu) kali selama
pasti, di atas 5 (lima) tahun pekerjaan berlangsung

3 Pernah terjadi dalam waktu 5 (lima) Bisa terjadi paling banyak 1 (satu) kali
tahun terakhir selama pekerjaan berlangsung

4 Pernah terjadi dalam waktu 3 (tiga) Bisa terjadi 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali
tahun terakhir selama pekerjaan berlangsung

5 Pernah terjadi dalam waktu 1 (satu) Bisa terjadi lebih dari 3 (tiga) kali selama
tahun terakhir pekerjaan berlangsung
19
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
Pengukuran konsekuensi (akibat)

Pengukuran konsekuensi dimaksudkan untuk menentukan


tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari
suatu kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada.

Seluruh kegiatan harus dilakukan pengukuran


konsekuensi sebagai berikut:
- Skala konsekuensi ditentukan berdasarkan 3(tiga) sub
konsekuensi yaitu Dampak K3 (K1), Penerimaan dosis
individu (K2), dan Kerugian finansial (K3).
- Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala konsekuensi
berbeda, maka yang digunakan adalah skala konsekuensi
tertinggi.

20
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
Penentuan Skala Konsekuensi

21
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
1 Kerugian finansial (f) dihitung berdasarkan prosentase dari
nilai aset terakhir yang terdampak setelah dikurangi nilai
penyusutan.

2 Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang merupakan


pelaksanaan tupoksi unit kerja baik yang dilaksanakan
didalam daerah unit kerja maupun diluar unit kerja.

22
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
Perhitungan risiko

Risiko dihitung dengan mengalikan nilai skala peluang


dengan nilai skala konsekuensi
sesuai dengan persamaan berikut:

23
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
Pemeringkatan Risiko

24
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
Catatan
Langkah terakhir untuk mendapatkan profil unit kerja
dilakukan dengan cara:

 Mengumpulkan semua rating risiko yang


didapatkan (A, B, C, D, dan E).
 ditetapkan dengan memilih peringkat dengan
skala risiko yang tertinggi.

Hasil penilaian risiko untuk kegiatan dalam satu unit


kerja atau kelompok kegiatan sebaiknya dirangkum
dalam satu dokumen penilaian risiko yang memuat
informasi seperti yang tercantum dalam Lampiran D.
25
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
Contoh Formulir Penilaian Risiko

26
PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
www.batan.go.id 2020
Pengendalian risiko
Pengendalian risiko harus dilakukan terhadap tingkat risiko
yang tidak dapat diterima (unacceptable risk) sehingga
mencapai tingkat risiko yang dapat diterima (acceptable
risk).

Jika suatu batas risiko masih dapat diterima, risiko tersebut


harus tetap dipantau secara berkala, didokumentasikan dan
rekamannya harus dipelihara.

Tingkat risiko yang dapat diterima akan bergantung kepada


penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi berdasarkan
tindakan pengendalian yang telah ada, sumber daya
(finansial, SDM, fasilitas, dan lain-lain), regulasi/standar yang
berlaku serta rencana keadaan darurat .

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
27
www.batan.go.id 2020
Hirarki Pengendalian Risiko

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
28
www.batan.go.id 2020
Pengendalian

Jika langkah pengendalian dengan satu jenis


tindakan belum memadai, sebaiknya pengendalian
dikombinasi dari poin a) sampai dengan poin e)
sehingga diperoleh tingkat risiko yang dapat
diterima. Contoh pengendalian risiko sebagaimana
tersebut dalam Lampiran E.

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
29
www.batan.go.id 2020
Pengendalian risiko dilakukan dengan:

Eliminasi: 

Substitusi 

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
30
www.batan.go.id 2020
Pengendalian risiko

Rekayasa Teknis 

Rekayasa Administratif 

Alat Pelindung Diri.

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
31
www.batan.go.id 2020
TERIMA KASIH

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
32
2020
S M B Klausul 6.1.3

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
33
www.batan.go.id 2020
SK Ka BATAN
PERBAN No 5 tahun 2019 Pencabutan Peraturan Kepala Badan Tenaga
Nuklir Nasional Nomor 020/KA/I/2012 Tentang Pedoman Penilaian Risiko
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Standar Batan Bidang Administrasi,
Manajemen Dan Organisasi)

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
34
www.batan.go.id 2020
Perka BAPETEN
 PERKA BAPETEN Nomor 4 Tahun 2013 Tentang proteksi dan keselamatan
radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir

 Penetapan pembatas dosis dalam penentuan skala konsekuensi pada SB


006-1-BATAN:2019 mengacu kepada Perka Bapeten No 4 tahun 2013.

 Nilai Batas Dosis (NBD) : Dosis terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN yang
dapat diterima oleh Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka
waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti
akibat Pemanfaatan Tenaga Nuklir

 Pembatas Dosis : batas atas Dosis Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat
yang tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis yang digunakan pada
optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk setiap Pemanfaatan
Tenaga Nuklir

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
35
www.batan.go.id 2020
Pembatas Dosis
Pembatas Dosis meliputi Pembatas Dosis untuk:

a. Pekerja Radiasi; dan

b. anggota masyarakat.

 Pembatas Dosis untuk Pekerja Radiasi ditetapkan oleh Pemegang Izin dengan
persetujuan Kepala BAPETEN

 Pembatas Dosis untuk anggota masyarakat ditetapkan tidak melebihi 0,3 mSv
(tiga persepuluh miliSievert) pertahun

PUSDIKLAT, 10 - 14 AGUSTUS
36
www.batan.go.id 2020

Anda mungkin juga menyukai